Share

Nasehat untuk Angie

Preman bayaran yang Angie sewa itu menyetujui apa yang diperintahkan olehnya karena Angie berani membayar harga tinggi untuk satu pekerjaan yang telah disepakati kedua belah pihak.

“Baik nona asalkan harga cocok kami akan segera membereskan wanita itu,” ucap ketua preman bayaran.

“Aku tunggu kabar dari kalian, malam ini juga Velope harus kehilangan citra baiknya,” kata Angie dengan api cemburu yang membara di hatinya.

Selesai menelepon preman bayaran Angie kembali berkumpul bersama teman-temannya. Di tempat lain dengan waktu yang sama Leon merasakan suatu firasat buruk yang akan terjadi, ia memikirkan cara agar bisa mengawasi Velope malam ini. Hatinya entah kenapa tidak bisa tenang, “Velope, bisakah malam ini aku menjagamu, maksudku …”

“Kau mau melakukan apa padaku tuan?” tanya Velope sedikit ketakutan.

“Maafkan aku Velope, aku tidak bermaksud seperti apa yang kau pikirkan,” jawab Leon yang kebingungan akan menjelaskan kepada Velope mulai darimana.

Leon melirik kearah kaca spion mobilnya, sedari tadi dia merasa ada satu mobil yang mengikutinya ia melirik ke arah Velope dan mengatakan padanya jika mungkin ada kelompok yang menyadari bahwa seorang aktris papan atas sedang keluar malam-malam sendirian tanpa pengawal, karena tadi sopir dan asistennya pulang lebih dulu.

“Ya ampun untung tadi aku tidak naik taxi sendirian, sekali lagi kamu menyelamatkan nyawaku tuan Leon, aku akan segera menelepon bantuan.” Velope menagmbil ponsel dan meminta bantuan.

“Maafkan aku yang tidak bisa berbuat banyak nona Velope,” jawab Leon.

Leon menyetir mobilnya dengan sangat cepat, pikirannya jadi campur aduk ia menduga bahwa mobil yang mengikutinya adalah orang suruhan papanya. Begitu cepatnya tuan Atmaja menemukan keberadaannya, ia harus menyelamatkan Velope terlebih dahulu.

“Nona Velope aku sengaja menghentikan mobil di tempat keramaian, kau turunlah lebih dulu dan segera kirim lokasi terkini ke teman-temanmu, aku akan menghadapi orang yang mengikuti kita,” ucap Leon.

“Baik tuan Leon, aku akan segera turun ke tempat aman dan mencari bantuan,” ucap Velope.

Leon turun dari mobil ia memperhatikan sekitar sepertinya memang benar ada orang yang sengaja mengikutinya. Sebuah mobil yang tadi mengikutinya terparkir di depan halaman restoran yang tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Leon masih memperhatikan sekitar jika itu utusan dari sang papa pasti sudah turun dan memintanya untuk segera pulang. Sebenarnya siapa yang membuntuti mobilnya. Leon masih penasaran.

“Nona Angie mereka berhenti di apotik mungkin sedang membeli sesuatu, apakah kami harus mengikuti mereka?” tanya seorang preman yang di utus Angie dari sambungan telepon.

“Apotik? Untuk apa mereka pergi ke apotik, aku tidak rela jika mereka malam ini menghabiskan waktu bersama, kalian harus mencari cara untuk memisahkan mereka.” Pikiran Angie menjadi kemana-mana dan hatinya menjadi panas terbakar api cemburu.

Leon yang sengaja mendekat ke arah mereka dan bersembunyi di balik meja pengunjung lainnya mendengar dengan jelas apa yang mereka bicarakan dari sambungan telepon. “Angie yang melakukan semua ini, sejak kapan dia berani mencampuri urusanku?”

Leon menerima kabar bahwa Velope sudah bertemu dengan asisten, sopir dan beberapa pengawal yang bekerja untuknya, Leon memberi jawaban agar Velope segera pulang karena akan sangat berbahaya jika harus menemuinya lagi. Ia meminta maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan ini.

[Tuan Leon, kalau begitu aku pulang lebih dulu, tolong kabari aku jika kau sudah berhasil pulang sampai rumahmu]

[yang penting adalah keselamatanmu, Velope] balas Leon.

Leon bersyukur Velope sudah pulang dengan aman dan ia juga segera menuju mobilnya untuk pulang ke rumah, selanjutnya tinggal memikirkan cara untuk memberikan peringatan kepada Angie yang sudah berani ikut campur kehidupannya.

Preman bayaran yang di sewa Angie melaporkan bahwa Leon pulang ke rumah keluarga Atmaja usai berhenti di apotik. Angie semakin kesal dengan apa yang didengarnya, tidak mungkin Leon berani membawa pulang seorang wanita yang bukan pilihan papanya. Tuan Atmaja pasti akan marah karena Leon pulang bersama wanita yang tidak jelas asal-usulnya seperti itu.

“Leon kau sudah pulang, bagaimana acara kencanmu malam ini?” tanya nyonya Atmaja yang mengetahui putranya sudah pulang.

“Aku cukup senang, tapi ada seorang yang mencoba mengganggu kesenanganku,” jawab Leon dengan nada kesal.

Nyonya Atmaja melambaikan tangannya, ia meminta Leon untuk duduk bersamanya dan menceritakan apa yang terjadi saat ia sedang pergi kencan dengan wanita yang disukainya itu. Leon bercerita dari awal sampai akhir apa yang dialaminya malam ini.

“Jadi seperti itu nak, hari sudah malam kau lebih baik tidur dulu,” ucap Nyonya Atmaja beliau takut suaminya akan mendengar kejadian ini.

“Baiklah mama, aku akan istirahat dulu,” jawab Leon dengan patuh.

Leon sudah masuk kamarnya, Nyonya Atmaja menyusun rencana untuk bertemu dengan Angie besok siang. Sepertinya Angie harus diberi nasihat karena seorang wanita dari kelas atas tidak memiliki perilaku yang kurang terpuji seperti dia.

Keesokan harinya di tempat yang sudah ditetapkan oleh Nyonya Atmaja untuk bertemu dengan Angie.

“Nyonya Atmaja, apakah anda sudah menunggu lama?” tanya Angie dengan senyuman manisnya.

“Aku sudah menunggu lama, duduklah ada yang ingin aku sampaikan padamu.” Jawab Nyonya Atmaja.

Nyonya Atmaja memberi teguran kepada Angie atas apa yang terjadi semalam, bagaimana mungkin seorang wanita terhormat dari kalangan terpelajar melakukan tindakan yang memalukan hanya karena menyukai seorang lelaki yang belum bisa membuka hati untuknya.

“Ma-maksud Nyonya Atmaja apa? Saya tidak mengerti!” ucap Angie.

“Jangan berpura-pura bodoh, kau mempunyai sebuah rencana mencelakai orang, ingat Angie jika kau benar-benar menyukai Leon putraku, rebut hatinya dengan menggunakan pesona yang kau miliki, bukan dengan cara yang memalukan!” Seru Nyonya Atmaja.

Angie tidak berani menjawab pernyataan dari Nyonya Atmaja. Iya lebih memilih mengangguk dengan arti menyetujui apa yang dikatakan calon mertuanya itu, kenapa bisa rencananya ketahuan secepat ini. Mau tidak mau Angie harus mengubah rencananya.

“Apa yang kau pikirkan Angie? jangan mencoba mencari siasat baru untuk mencelakai orang, sekali lagi aku ingatkan padamu, rebut hati pria yang kau sukai dengan pesona dan kharisma yang kau miliki!” tegas Nyonya Atmaja.

“Baik Nyonya Atmaja, aku akan mengingat nasihat yang anda berikan ini,” jawab Angie pelan.

Selesai memberi nasehat pada Angie, Nyonya Atmaja pamit pulang, suaminya boleh memilih calon menantu untuk sang putra tetapi harus wanita yang memiliki kriteria yang bagus untuk bisa menjadi maenantu keluarga Atmaja. Bukan seorang wanita yang memiliki tempramen kasar dan ceroboh seperti Angie.

“Sial kenapa Nyonya Atmaja mengetahui rencanaku, apakah gerak-gerikku diawasi olehnya?” tanya Angie pada dirinya sendiri.

“Lain kali kau harus berhati-hati nona Angie,” ucap seseorang yang mengagetkan Angie.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status