Share

Kencan?

Author: Handira Rezza
last update Last Updated: 2021-11-23 13:19:47

Hanna masih sibuk membereskan barang milik Velope yang dibawa ke lokasi syuting hari ini. Sesaat, dia menghentikan gerakan dan menjawab pertanyaan bosnya, “Tuan Leon sudah mengonfirmasi kalau sebentar lagi akan menuju Kafe Magenta.”

“Terima kasih, Hanna. setelah kau selesai merapikan barangku, kita berangkat.” Velope duduk di bangku untuk meluruskan kakinya.

Sesaat kemudian, Hanna selesai merapikan barang bawaan Velope. Mereka berdua berangkat menuju Kafe Magenta untuk mengobrol santai bersama Leon. Di tempat lain, pada waktu yang sama, Leon sudah rapi ingin segera berjumpa dengan sang idola. Sedari tadi, dia mengganti pakaian yang akan dia gunakan untuk menemui Velope. Entah ini sudah yang ke berapa kali pakaian yang dia keluarkan dari lemari.

“Kau mau ke mana, anakku?” tanya Nyonya Atmaja.

“Mama, coba pilihkan! Warna kemeja mana yang bagus untukku?” Kedua tangan Leon menenteng kemeja beda warna.

“Jawab dulu pertanyaan Mama. Kau mau ke mana?” tanya Nyonya Atamja sekali lagi.

Leon menjawab kalau dia akan bertemu dengan Velope. Kepada sang mama, dia menceritakan segalanya, jujur dari dalam hati yang paling dalam. Tidak ada yang ditutupi sama sekali karena dari kecil, Leon sangat dekat dengan mamanya. Sampai saat ini, tempat paling nyaman baginya mencurahkan segala keluh kesah adalah kepada Nyonya Atmaja.

“Pakailah pakaian yang membuatmu nyaman. Karena wanita tidak melihat kau memakai baju apa, tapi melihat seberapa nyaman berada di dekatmu,” jawab Nyonya Atmaja.

“Terima kasih, Mama. Aku akan memakai pakaian yang membuatku nyaman ketika memakainya. Oh, iya.  Kenapa Mama tidak marah saat tahu Leon akan menemui Velope?” tanya Leon.

Setiap orang mempunyai kebebasan untuk memilih. Lagi pula, Leon sekarang sedang masanya menyukai lawan jenis. Tidak ada salahnya untuk dekat dengan wanita mana pun, asal masih dalam batas wajar. Nyonya Atmaja juga pernah muda, dia tentu akan mengizinkan.

“Ingat, Leon! Jangan pulang larut malam karena papamu pasti akan marah. Selamat bersenang-senang,” ucap Nyonya Atmaja.

“Sekali lagi terima kasih, Mama. Leon berangkat dulu, ya,” ucap Leon dengan hati yang bahagia karena mengantongi izin dari sang mama.

Leon melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh seperti biasanya. Maklumlah, anak muda selalu mengebut di jalanan jika sudah menyangkut urusan kekasih.

Tepat pukul tujuh malam, Velope sudah berada di Kafe Magenta, sesuai perjanjiannya dengan Leon. Dia duduk di kursi sendirian, di sudut ruangan menunggu datangnya seorang fans yang telah menolongnya beberapa saat lalu.

“Nona Velope, maafkan aku datang telat! Apakah kau sudah menunggu lama?” tanya Leon yang baru saja sampai.

“Tidak, aku baru sampai satu menit yang lalu,” jawab Velope singkat.

“Nona Velope, terima kasih telah mewujudkan mimpiku untuk duduk berdua, makan malam denganmu seperti ini,” ucap Leon.

“Makan malam ini sebagai ucapan terima kasihku padamu karena telah menolongku pada saat yang tepat. Silakan, pesan makanannya!” pinta Velope.

Walaupun Velope terkesan masih bersikap dingin, Leon tidak menghiraukannya. Dia tetap bahagia bisa melihat wajah Velope dalam waktu yang cukup lama. Dia berharap, akan ada kesempatan seperti ini lain kali. Leon terus menatap wajah Velope sambil menunggu makanan tersaji di meja.

“Ada apa, Tuan Leon? Kenapa menatapku seperti itu?” tanya Velope yang merasa risi.

“Tidak ada! Aku hanya masih tidak percaya kalau aku memiliki kesempatan kencan denganmu,” ucap Leon.

Velope menggelengkan kepala. Ini bukan kencan, melainkan makan malam biasa. Kenapa bisa Leon menganggapnya sebagai kencan? Velope sudah tak sabar ingin selesai makan dan meninggalkan Leon karena merasa risi dengan apa yang dia dengar.

“Kau sungguh percaya diri sekali mengucapkan kata kencan, Tuan Leon,” ucap Velope.

“Tak apa walaupun ini  sekadar makan malam sebagai ucapan terima kasih darimu, aku tetap menganggap kita sedang kencan,” jawab Leon penuh percaya diri.

Velope tertawa sedikit melihat tingkah Leon. Tak terasa jantung Leon berdegup kencang dan wajahnya memerah melihat paras cantik Velope yang tersenyum di hadapannya. Sejenak Leon jadi salah tingkah, ingin mengucap sesuatu, tetapi takut Velope menjadi benci padanya. Akhirnya, dia hanya bisa menggelengkan kepala dan menopang kepalanya di atas tangan kanan.

“Kau ini sungguh konyol, Tuan Leon,” ucap Velope.

“A-aku terpesona melihat senyuman indahmu secara langsung, Velope,” jawab Leon terbata.

“Sudah banyak pria menggombal seperti itu, Tuan Leon.”Velope tersenyum kembali.

Jantung Leon makin berdetak lebih cepat melihat sekali lagi senyuman sang idola yang begitu mempesona baginya. Apa yang harus dia lakukan untuk menyembunyikan rasa kagumnya ini. Leon meremas kemeja bajunya, berharap dia bisa mengendalikan diri, tidak melakukan apa pun terhadap Velope karena saat ini pikirannya dipenuhi hal negatif.

“Tuan Leon, makanan sudah tersaji. Ayo, dimakan selagi masih hangat,” ucap Velope menyadarkan Leon kembali.

“Mari kita makan, Nona Velope.” Leon menyendok makanannya.

Velope memperhatikan sedikit wajah Leon yang rupawan, matanya tak luput dari semua barang yang melekat di tubuh Leon. Semua barang yang dia kenakan adalah barang mahal. Dia makin takut jika Leon punya tujuan lain. Dunia orang kaya itu memang susah ditebak. Dia tidak mau dijadikan wanita simpanan atau mainan bagi mereka. Setelah pertemuan ini, Velope berharap tidak akan pernah lagi bertemu dengan Leon.

“Tuan Leon, sekali lagi, aku ucapkan terima kasih telah datang hari ini. Maafkan aku jika mengganggu waktumu malam ini,” ucap Velope.

“Apa kau sudah akan pulang sekarang, Velope? Aku akan mengantarmu pulang jika kau tidak keberatan,” kata Leon.

Velope mengatakan bahwa ia akan naik taxi saja, tetapi bahaya sekali jika seorang Velope naik taxi sendirian. Leon tidak tega melihat gadis idolanya naik kendaraan umum sendirian tanpa pendamping. Dia menawarkan tumpangan untuk mengantarnya pulang.

“Nona Velope, jika naik taxi sendirian, itu tidak aman untukmu. Kalau tidak keberatan, aku bisa mengantarmu pulang,” ucap Leon.

“Tidak usah! Aku tidak memakai pakaian yang mencolok. Cukup pakai masker, topi dan kaca mata hitam, tidak akan ada orang yang mengenaliku, bukan?” tanya Velope.

Leon terus membujuk Velope agar mau diantar pulang olehnya. Selain nyaman, dia juga bisa memastikan Velope sampai rumah dengan aman, daripada harus naik kendaraan umum sendirian. Akhirnya, Velope mau diantar pulang, setelah memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi di jalanan.

“Angie, lihat arah sana! Bukankah itu adalah Leon? Siapa wanita yang ada di sampingnya itu?” tanya teman Angie yang kebetulan mereka juga ada di kafe yang sama.

“Mungkin kalian salah lihat. Itu bukan Leon tunanganku,” jawab Angie dengan senyuman.

Angie menyembunyikan marahnya di depan teman-temannya. Padahal dalam hatinya, banyak sumpah serapah yang dia ucapkan untuk seorang perempuan yang sedang bersama Leon. Hatinya terbakar cemburu, jangan sampai cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Dia meminta izin ke toilet kepada teman-temannya.

“Cepat cari tahu siapa wanita yang bersama Leon malam ini! Jika benar itu adalah Velope, lakukan seperti apa yang aku perintahkan sebelumnya! Dia harus menerima akibatnya karena mencoba merebut priaku!” perintah Angie kepada seorang dari sambungan telepon.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Akhir Yang Bahagia

    Leon masih bercengkrama dalam teleponnya. Dalam waktu lima belas menit barulah ia mematikan telepon dan terlihat bahagia. Tepat pukul lima sore Leon meninggalkan kantor.Leon menegndarai mobilnya untuk menjemput Velope kesayangannya. Ia akan membawanya ke rumah keluarga Atmaja."Velope apa kau sudah siap bertemu dengan kedua orang tuaku?" tanya Leon."Aku sudah siap, walaupun nanti banyak pertanyaan yang tertuju padaku aku sungguh siap sekali," jawab Velope dengan wajah yang sumringah.Leon menggandeng Velope menuju ruang tamu, disana sudah ada orang tuanya nenek dan bibinya yang sungguh manja dan dicap benalu olehnya serta keluarga pamannya yang ia undang untuk memperkenalkan calon istri Leon."Selamat malam semuanya," sapa Leon."Selamat malam seluruh keluarga tuan besar Atmaja." sapa Velope sambil membungkukkan sedikit badannya.Telepon yang Leon angkat tadi dari orang tuanya. mereka mengundang Velope untuk makan malam dirumah. Sek

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Baik-baik Saja.

    Semuanya baik-baik saja tidak ada yang memutuskan kontrak. Mereka hanya ingin lihat perkembangan kasus dulu barulah memberikan tindakan."Sejauh ini tidak ada, aku harap setelah konferensi pres semuanya akan baik-baik saja," jawab Meri."Bagus kalau begitu, ayo bekerja lagi," ajak Velope.Meri menemani Velope ke tempat kerja. Ini untuk berjaga-jaga kalau ada paparazi atau apapun itu yang mengganggu kerja Velope. Ia akan memasang badan untuk menjaqab karena ia tak ingin artisnya mendapatkan masalah lebih lanjut."Velope fokuslab bekerja, aku akan menunggu di sini," ucap Meri."Baik Meri terima kasih ya," balas Velope.Velope bekerja sedangkan Meri masih kontek dengan bosnya. Akhir-akhir ini Velope dan Leon memang sering bersama. Meri jadi kepikiran sesuatu kalau mereka memang menjalin kisah asmara. Tapi status mereka berbeda bagaimana mungkin bisa bersama."Leon apa kau mau memaafkan papamu?" tanya tuan Atmaja."Untuk apa aku te

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Bukti Kejahatan

    Velope mendekati tuan Handoko dan putrinya ia membisikkan kalimat ke telinga tuan Handoko dengan lantang dan jelas. Kalau besok akan ada klarifikasi dan jumpa pres yang diadakan oleh Velope tentu saja tuan Handoko dan putrinya harus datang."Aku akan menjawab dalam konferesni pers besok pagi, kalian siap-siap saja datang ya," ucap Velope sambil mengibaskan rambutnya."Velope ayo kita pulang, aku tidak sudi lama-lama di sini," ucap Leon.Mereka pergi bergandengan tangan orang sampai melihat mereka dengan tatapan melongo Velope yang mereka kenal apakah memang orang yang seperti itu. Merebut tunangan orang dan menyiksa gadis tunangan pria tampan itu."Aku tidak menyangka Velope orang yang seperti itu tega merebut tunangan gadis lain bahkan memberikan trauma kepada tunangan pria tampan itu," bisik pwngunjung kafe."Aku juga tak mengira kalau idola kita seperti itu," balas pengunjung satunya.Keesokan harinya Meri sudah panas dan marah kepa

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Kumpul Keluarga

    Leon mengiyakan apa yang ditanyakan oleh mamanya, ia berjanji akan datang ke tempat yang di tentukan oleh nyonya Atmaja saat ini Leon memang sudah selesai kerja tapi ada urusan yang harus ia selesaikan terlebih dahulu."Baik ma atur saja tempatnya hari ini apkaah bisa jam sembilan malam saja ketemunya, soalnya nanti pukul tujuh malam Leon baru kelar urusan," pinta Leon."Oke mama tentukan dulu tempat yang asyik untuk kita mengobrol biar lebih nyaman," ucap Nyonya Atmaja.Tuan besar Atmaja sedang menguping pembicaraan istri dan putranya. Beliau sedang ketar ketir takut Leon tidak mau memaafkannya. Saat nyonya Atmaja mematikan teleponnya ia segera mendekat dan bertanya, "Bagimana jawaban Leon?""Kita siapkan tempat untuk bertemu dengannya, kau juga jangan lupa untuk mengabari keluarga Handoko!" seru nyonya Atmaja.Tuan Atmaja segera memberitahu tuan Handoko dan putrinya untuk datang ke pertemuan yang diadakan oleh Tuan Atmaja dan istrinya malam

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Memaafkan

    Nyonya Atmaja mengatakan pasti putranya mau memaafkan jika ia tulus meminta maaf dan tidak mengulangi lagi perbuatan yang membuatnya kesal atau tidak suka. Biarkan Leon menjalani apa yang sudah dia inginkan."Cukup untuk mendukung Leon menjadi apa yang dia inginkan dan juga kau tuus dalam meminta maaf," ucap nyonya Atmaja."Kalau begitu aku akan berangkat kerja dulu, nanti tolong temani aku untuk berbicara dengan anakmu," ucap tuan Atmaja.Nyonya Atmaja mengangguk tanda setuju dan tersenyum melihat tuan Atmaja yang bisa dinasehati olehnya. Beliau sangat senang dengan perubahan sikap suaminya yang keras kepala itu. Nyonya Atmaja melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai.***"Tuan muda tamu kita sudah berada di ruang meeting," ucap Haris menyambut kedatangan Leon."Baik terima kasih." balas Leon yang segera masuk ke ruang meeting disusul oleh Haris dari belakang.Leon memimpin jalannya meeting kali ini. Kliennya yang hari ini ia temu

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Nasehat Untuk Tuan Atmaja

    Nyonya Atmaja menasehati suaminya, sebagai kepala rumah tangga dan panutan seharusnya ia bisa menepati janjinya. Tidak mengingakri janji juga membuat perjanjian nikah sepihak dengan keluarga yang kurang jelas adat istiasatnya."Kau sudah membuatku kecewa Atmaja, aku akan keluar dari rumah ini dan meminta semua aset juga saham atas nama milikku!" gertak nyonya Atmaja."Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja hanya ingin memberikan nasehat kepada suaminya agar tidak semena-mena dan juga berbuat semaunya. Sudah membuat perjanjian dengan sang putra tapi dia mengingkari sungguh membuatnya kesal saja."Karena kau sudah tidak menganggapku ada disisimu lebih baik aku pergi, kau merencanakan perjodohan putraku tanpa melibatkan aku," balas nyonya Atmaja."Bukan seperti itu, kau memihak Velope gadis yang bekerja di entertaimen itu, aku kesal sekali jadinya," ucap Tuan Atmaja.Nyonya Atmaja menggebrak meja, Velope gadis yang baik b

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Makan Malam

    Velope masih saja bingung ingin makan apa. Leon menggelengkan kepala karena perempuan itu sungguh rumit, tinggal makan saja mereka harus memikir sampai lama. Tinggal pilih saja makan apa tidak usah ribet kenapa para wanita itu selalu merepotkan diri sendiri pikir Leon sambil menyetir mobilnya."Apa kau sudah menemukan tempat makan malam yang enak Velope?" tanya Leon."Belum sayang, kamu tidak punya keinginan untuk makan apa ya?" jawab Velope.Leon menghela nafas agar tidak emosi karena lapar. Akhirnya ia hanya ingin makan mie isntan rebus pakai telur dan cabai di warung warmindo pinggir jalan. Velope ternyata menyetujuinya mereka memarkir mobil di pinggiran jalan dan masuk warmindo."Enak juga ya menikmati kesederhanaan seperti ini," ucap Velope."Sesekali kita juga harus menikmati makanan pinggir jalan seperti ini," sahut Leon.Aroma mie instan yang menggoda di tampah potongan cabai juga saus pedas membuat Velope dan Leon tampak tak sabar m

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Sampai Tua Nanti

    Henri ingin sampai tua nanti tetap bersahabat dengan Leon. Walau ia sudah menemukan istri dan memiliki anak. Mereka harus tetap bersahabat sampai tua nanti."berjanjilah padaku kita akan menjadi sahabat sampai tua nanti," ucap Henri."Tentu saja," jawab Leon singkat.Leon juga ingin sampai tua nanti masih tetap memiliki Henri di sampingnya. Meski Henri adalah anak bungsu tapi dia bisa menjadi seorang kakak bagi Leon. Mereka selalu bertukar pikiran apapun itu. Tentang perusahaan juga soal asmara."Ehem. Aku juga ingin hidup sampai tua denganmu," ucap Velope."Kau juga bagian hidupku, aku harap kau bisa sabar dengan hubungan kita yang masih rumit ini," balas Leon.Velope menagngguk kemudian melirik Henri yang tertawa karena melihat Velope cemburu padanya. Mereka sudah kenal sejak kecil dan hanya sahabat sepanjang usia."Kau tak perlu cemburu padaku Velope. Kami tidak mungkin akan menjalin kasih juga kan," ucap Henri sambil tertawa

  • MENGEJAR CINTA IDOLA   Kejutan

    Leon marah karena yang mengangkat telepon Velope adalah seorang lelaki entah siapa orang itu. Haris semakin ketakukan karena mungkin Leon akan marah sepanjang hari dna berdampak padanya. Haris membaca doa supya ini hanya salah paham."Kalau aku bilang aku adalah kekasih Velope kamu percaya tidak tuan Leon?" tanya seorang yang berada di seberang sana."Kau jangan main-main denganku, aku akan membunuhmu!" seru Leon.Henri tersenyum dan mengatakan bahwa Leon adalah orang yang bodoh. terlalu emosi sampai tidak bisa berpikir jernih, ia sampai lupa dengan suara sahabatnya sendiri yang sudah bersama bertahun-tahun. Cemburu mengalahkan segalanya. seharusnya Leon berpikir jernih sehingga bisa menebak suara siapa itu."Leon aku pikir kau adalah orang paling cerdas seindonesia raya, tapi ternyata cemburu mengalahkan segalanya," tegas Henri."Siapa kau sebenarnya kenapa mengenalku bahkan sampai menghinaku?" tanya Leon lagi.Sahabat Leon itu menertawakan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status