Share

I Miss You

Menunggu adalah sebuah hal yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak, ketika kita menunggu kita pasti di hadpkan pada banyak sekali masalah. Entah itu rasa bosan, atau yang lain.

Pagi ini, Raidi dan keluarganya sedang sibuk gotong royong membersihkan istana kecil mereka. Mereka berbagi tugas agar pekerjaan cepat selesai.

Pak Ridwan dan Dimas bertugas untuk membersihkan pekarangan rumah, sedangkan Raidi dan Isda bertugas membersihkan bagian dalam rumah.

Sedangkan Bu Nana bertugas untuk pergi ke pasar membeli kebutuhan sehari hari. 

"Ayah, ibu belum pulang ya?" Tanya Raidi.

"Sebentar lagi, kan pasarnya jauh. Tunggu saja," jawab pak Ridwan sambil terus membersihkan.

"Ia ayah, Rai lanjut dukuh membersihkan ya," jawab Rai lalu kembali melanjutkan tugasnya.

Tidak lama setelah itu, Bu Nana pulang dari pasar dan di sambut senang oleh anak anaknya. 

"Yeeeeyyy ibu sudah pulang," sorak Isda gembira. Bagaimana tidak setiap Bu Nana pulang dari pasar, dia selalu membelikan cemilan untuk anak anaknya. Ya walaupun hanya ala kadarnya saja, tapi bisa membuat semua gembira. 

Bukan kemewahannya, yang penting niat dan ikhlas, pasti semua akan terasa nikmat.

"Ibu bawah apa?" Tanya Isda ketika Bu Nana sudah duduk.

"Seperti biasa, ada beras, ikan kering, serta lain lain," jawab Bu Nana sambil tersenyum.

"Waaaa terima kasih Bu, aku sayang ibu," ucap Isda sambil mengambil sebuah kerupuk lalu duduk memakannya.

"Ya sudah, bagi bagi sama kakakmu dan yang ini berikan pada ayah," ucap Bu Nana sambil memberika roti untum di kasih ke suami tercinta.

"Ibu mau masak duluh, kalian istirahat duluh ya. Pasti kalian capek sehabis membersihkan," ucap Bu Nana samb berlalu ke dapur.

Raidi dan Isda tidak tinggal diam, mereka berdua mengikuti ibunya untuk membantu memasak. Bagaimanapun, Bu Nana juga capek sehabis berjalan jauh dari pasar membeli kebutuhan untuk semua.

"Ehhh kenapa kalian tidak istirahat, kalian pasti capek setelah membersihkan rumah," kata Bu Nana pada kedua anaknya.

"Kita mau bantu ibu. Kan ibu juga capek pulang dari pasar," jawab Raidi.

"Ya sudah, kalian bersihkan ikan, ibu mau masak nasi duluh," ucap Bu Nana lagi.

"Siap laksanakan komandan," jawab Raidi dan Isda bersamaan.

*****

Setelah makan siang telah siap, keluarga kecil itu pun berkumpul untuk menikmati berkat Tuhan hari ini. 

Sungguh bahagianya kehidupan, ketika kita selalu bersama orang orang yang kita kasihi dan sayangi. Tidak ada kehidupan yang lebih indah dari hidup bersama mereka yang terkasih.

Ketika kita selalu berada di dekat mereka, dunia ini serasa nyaman sekali. Tapi, ketika kita sudah berada jauh dari mereka dan memulai hidup mandiri, dunia serasa kejam sekali.

Begitulah hidup, tidak ada yang abadi. Semua bisa berubah dan bisa menghilang.

****

Setelah makan siang, keluarga kecil bahagia itu pun beristirahat di teras sambil menikmati damainya suasana pedesaan. Bercengkrama bersama, berbagi cerita dan canda bersama. Sungguh, sebuah kehidupan yang sangat di dampakan semua orang. Hidup dengan damai dan tenang bersama orang orang yang kita sayangi, berbagi suka duka bersama dalam rumitnya sebuah hidup.

Di saat mereka sedang asyik bercerita, tiba tiba ada sebuah mobil yang parkir di halaman mereka. Mereka semua saling berpandangan dan terlihat jelas raut keheranan di wajah mereka.

"Siapa yang datang ya?" Kata pak Ridwan masih dengan ekspresi heran.

"Ibu juga tidak tau. Ibu rasa ada orang yang salah alamat pak," jawab Bu Nana dengan ekspresi yang sama.

Sedangkan ketiga bersaudara itu masih betah dengan ekspresinya yang entah bagaimana cara menjelaskannya. Soalnya lucu sekelai, hehehehe.

Tidak lama kemudian, turunlah seorang pria, kira kira seumuran dengan pak Ridwan, lalu di susul oleh seorang perempuan yang seumuran juga dengan Bu Nana.

Ekspresi pak Ridwan dan Bu Nana tambah jadi ketika yang turun dari mobil adalah kawan lamanya ketika masih mudah duluh.

Tidak lama setelah itu, turunlah juga pemuda tampan yang mempesona. Ekspresi Raidi dua kali lipat kagetnya ketika tahu yang ada di depan matanya adalah orang yang selama ini ia rindukan dan tunggu kehadirannya.

"Rino," teriak Raidi tidak sadar ketika melihat Rino. Rino pun melihat kearah Raidi dan dia pun sama kagetnya ketika ia tahu bahwa dia sudah berada di depan orang yang selalu ia rindukan.

"Rai," ucap Rino ketika melihat Rai.

Pak Ridwan dan Bu Nana turun dari rumahnya untuk menyambut kawan lamanya itu. Maklum, rumah mereka kan rumah panggung, warisan dari kuarganya turun temurun. Walaupun sudah berumur tua, tapi rumah mereka sangat kokoh dan masih nyaman di tempati. Corak rumahnya juga masih kelihatan indah walaupun sudah termakan usia.

"Hahaha rupanya kalian, saya kira siapa yang datang dengan mobil mewahnya. Waaa selamat ya, kalian berdua sudah sukses dan berhasil," ucap pak Ridwan menyambut tamunya itu.

"Ahhhh kamu bisa ajah Wan," jawab pak Hartono

"Selamat bertemu kembali Rini dan Hartono. Sudah lama ya kita tidak berjumpa. Ayo silahkan masuk, masak kita berdiri saja di sini," ucap Bu Nana menimpali.

"Hei selamat bertemu kembali Nana dan Ridwan. Hahahaa jadi kangen jaman duluh," jawab Rini yang di sambut tawa dari suami dan sahabatnya itu. Sedangkan anak anak mereka entah bagaimana ekspresi nya melihat keakraban orang tuanya itu.

Tak lama kemudian, mereka pun masuk, eh bukan masuk ya tapi naik ke rumah. Soalnya kan rumah panggung.

Lalu duduk di teras sambil menikmati pemandangan yang masi asri dan sejuk. Bu Nana pergi ke dapur untuk membuatkan minum bagi tamunya itu.

Dimas dan Isda duduk bersama tamunya itu, sedangkan Raidi dan Rino malah pergi berdua.

Biasalah, temu kangen pada kawan lama, hehehe.

"Oh ia, bagaimana kehidupan kamu sekarang Wan?" Tanya pak Hartono Pada pak Ridwan.

"Ya begitulah, tapi apapun keadaannya kita harus tetap bersyukur. Oh ia, anak kamu mana?" Tanya pak Ridwan kembali.

"Eh ia ya, tadi kan dia ikut tapi entah kemana dia pergi," jawab Bu Rini.

"Oh ia, perkenalkan ini anak saya. Yang pertama namanya Dimas, yang kedua namanya Raidi, dan yang ketiga namanya Isda. Eh Raidi mana?" Ucap pak Ridwan sambil mencari anaknya.

"Entahlah ayah, mungkin pergi kali," jawab Dimas.

"Waaaa anak anakmu sudah pada besar besar ya sekarang. Mereka lanjut sekolah di mana Wan?" Tanya pak Hartono.

"Dimas sekarang tidak lanjut, tidak ada biaya. Sedangkan Raidi baru tamat SMA dan ingin sekali lanjut kuliah, tapi ya begitulah terhalang oleh biaya juga. Sedangkan yang terakhir baru kelas 3 SMP," jawab pak Ridwan dengan sedih.

Tidak lama, muncullah Bu Nana dari dapur sambil membawa cemilan.

"Silahkan dinikmati," ucap Bu Nana mempersilahkan.

"Terima kasih ya Nana," jawab pak Hartono dan Bu Rini bersamaan, di sambut senyuman hangat dari kedua kawan lamanya itu.

***

Sementara di pinggir sungai, sepasang kawan lama hanya diam tak bersuara. Entah mengapa mereka memilih diam, padahal sudah lama mereka saling merindukan.

"Kenapa kamu datang?" Tanya Raidi tiba tiba.

"Haaaa begitu cara kamu menyambut teman lama? Bukannya di peluk atau apa kek, kok malah bertanya seperti itu. Emanga kamu tidak rindu apa? Aku kangen banget sama kamu tau nggak," jawab Rino lesuh.

"Ya emang ada yang salah gitu dengan pertanyaan aku?" Ucap Raidi tanpa merasa bersalah.

"Oh jadi kamu nggak suka ya aku kembali? Ya sudah, aku akan pulang," jawab Rino kesal dengan ucapan Raidi. Tidak tahu apa, orang sudah kangen kangennya malah di sambut dengan kata kata seperti itu. Siapa yang tidak marah coba.

"Ehhh bukan itu maksud aku," ucap Raidi merasa bersalah.

"Terus apa?" Jawab Rino sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Raidi. Raidi yang mendapat perlakuan seperti itu sangat kaget dan jantungnya hampir melompat dari tempatnya.

"Aku juga rindu," jawab Raidi dengan suara yang sangat kecil, tapi masih bisa di dengar oleh Rino.

"Tadi kamu ngomong apa? Aku nggak dengar," jawab Rino sambil senyum senyum.

"Aku juga merindukanmu," ucap Raidi sekali lagi dengan muka yang kini bagaikan kepiting rebus. Rino pun mengangkat wajah Raidi untuk melihat kembali wajah yang selama ini ia rindukan. Alhasil mereka saling berpandangan. Tiba tiba, Rino mencium pipi Raidi dan langsung memeluknya dengan erat saking kangennya.

"I Miss you bidadari ku," bisik Rino di telinga Raidi yang membuatnya senyum senyum sendiri.

"I Miss you too," jawab Raidi.

Mereka pun melepaskan pelukannya dan memutuskan untuk pulang ke rumah Raidi.

"Kita pulang yuk, nanti di cari lagi," ucap Raidi.

"Ok tuan Putri ku," jawab Rino sambil menggandeng tangan Raidi lalu pulang.

Bertemu dengan teman lama meruoakan suatu hal yang sangat membahagiakan. Apalagi orang yang kita tunggu dengan segenap hati. Bertemua adalah sebuah hal yang sangat membahagiakan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status