Share

MENIKAHI ADIK IPAR (MEMBALAS PENGKHIANATAN ISTRI)
MENIKAHI ADIK IPAR (MEMBALAS PENGKHIANATAN ISTRI)
Author: Buna Faeyza

1. Pengkhianatan Istri

“Tenang saja. Dari ujung kaki sampai kepala, semuanya milik kamu. Milik orang yang paling aku cintai,” ucap Asyila menatap layar ponsel.

Jantung Biantara seakan berhenti berdetak, saat menyaksikan istrinya yang hanya mengenakan handuk sedang bermesraan dengan lelaki lain di sambungan video. Tangan Biantara mengepal kuat, hatinya benar-benar terluka dengan kenyataan di depan mata. Pantas saja, selama dua tahun terakhir, Asyila selalu memasang wajah kesal ketika memberikan haknya sebagai seorang suami.

Tidak hanya itu, Biantara selalu mendapatkan penolakan saat mengutarakan keinginan untuk memiliki anak, dengan alasan jika Asyila belum siap. Biantara mencoba memahami Asyila meskipun di usia mereka yang sudah hampir menginjak kepala tiga. Namun, saat ini Biantara sudah mendapatkan jawaban dari ketidaksiapan Asyila tersebut.

“Ternyata selama ini kamu selingkuh di belakangku. Aku akan buat kamu merasakan sakit hati, lebih dari apa yang aku rasakan, Syila.” Biantara segera menjauh dari kamarnya.

Biantara terpaksa pergi dari rumah meskipun ia baru saja kembali dari pekerjaannya. Biantara mencengkram erat setir mobilnya, matanya memerah mengingat Asyila berselingkuh. Ia juga melihat jelas lelaki yang menjadi selingkuhan Asyila.

“Tega kalian mengkhianatiku!”

Tidak pikir panjang, Biantara segera mengarahkan mobilnya menuju kampus Arisha, adik angkat Asyila. Entah kenapa Biantara berpikir jika Arisha mengetahui semuanya mengenai perselingkuhan sang istri. Biantara tidak akan tinggal diam jika terbukti semua orang yang ia percaya berkhianat di belakangnya.

Setelah setengah jam menunggu di depan kampus, Biantara mendapati Arisha sudah keluar dari gerbang. Lelaki itu pun membuka kaca mobil dan memperhatikan Arisha. Beruntung saat yang bersamaan, Arisha sadar dengan kehadirannya di sana.

“Mas Bian di sini? Ada urusan di kampus Ari ya?” tanya Arisha saat sudah berada di sisi mobil Biantara.

Biantara menanggapi pertanyaan Arisha dengan wajahnya yang datar dan berkata, “Masuklah, ada yang ingin aku bicarakan dengan kamu.”

Arisha terdiam sejenak, kemudian mengitari mobil bagian depan Biantara dan masuk ke dalamnya. “Ada apa, Mas?”

Hal yang wajar jika Arisha bertanya-tanya dengan kehadiran Biantara di sana. Tidak biasanya, kakak iparnya tersebut menjemput ia di kampus. Namun, melihat raut wajah Biantara saat ini, Arisha menduga jika sedang terjadi masalah dengan Biantara.

“Maaf Mas, apa Ari melakukan kesalahan?” tanya Arisha.

“Sudah sejauh mana kamu tahu mengenai hubungan Asyila dengan Bayu?” tanya Biantara langsung pada intinya.

Arisha tergemap mendengar pertanyaan yang dilontarkan Biantara. Seketika wajahnya memucat, bibirnya bungkam dalam sekejap. Arisha tidak berani menatap wajah Biantara.

Biantara tersenyum getir dan berkata, “Aku anggap diammu menyimpan banyak rahasia. Tega kalian semua menghianatiku dan kamu menyembunyikan rahasia sebesar ini!”

“Maaf Mas, Ari tidak bisa mengatakan apa pun … Mas Bian tahu dari mana?” tanya Arisha.

“Jelas kamu tidak bisa mengatakannya, kamu memang sengaja menutupinya. Aku melihat langsung dengan mata kepalaku sendiri, Asyila bermesraan dengan Bayu di panggilan video!” tutur Biantara.

Biantara melihat Arisha begitu ketakutan, tetapi ia justru semakin kesal saat mengetahui kenyataan Arisha sengaja menutupi darinya. Saat itu juga Biantara menambah kecepatan mobilnya, ia benar-benar merasa harus membalas semua perbuatan Asyila terhadapnya. Berkali-kali Biantara memukul setir untuk melampiaskan kekesalannya.

“Maafkan Ari, Mas,” ucap Arisha semakin ketakutan saat melihat Biantara menyetir dengan wajah yang sangat marah.

Setelah tiga puluh menit menempuh perjalanan yang tidak searah dengan rumah. Kini Biantara sudah berada di hotel dengan Arisha. Sejak mula check in, ia terus menarik lengan Arisha.

“Cepat ceritakan! Sejauh mana hubungan Asyila dengan Bayu!” pinta Biantara dengan tatapan yang nyalang dan menghempaskan tubuh Arisha di ranjang.

“Mas ….” Arisha tidak pernah melihat Biantara semarah ini.

Arisha menangis ketakutan. Jika waktu bisa ia putar, Arisha tidak ingin mengetahui apa pun tentang perselingkuhan kakaknya. Arisha terpaksa harus tutup mulut karena dengan itu, ia bisa tetap kuliah tanpa harus memikirkan biaya.

Biantara geram saat Arisha hanya menangis. Ia naik ke atas ranjang dengan mencengkram rahang Arisha. Biantara tahu tidak seharusnya ia melampiaskan kemarahannya pada Arisha, tetapi Biantara merasa harga dirinya sangat terluka.

“Cepat katakan!” ucap Biantara, kemudian melepaskan cengkraman tangannya.

Arisha mulai mengatur napasnya dan berkata, “Sebenarnya Mas Bayu adalah mantan kekasih Kak Asyila 5 tahun yang lalu. Mereka berpisah karena Kak Asyila memilih untuk menerima lamaran Mas Bian, dua tahun lalu kembali bersama.”

“Kenapa saat itu Asyila bisa memilihku?” tanya Biantara penasaran.

Arisha menundukkan kepalanya. “Ka–karena … saat itu hanya Mas Bian yang bisa Kak Asyila manfaatkan untuk biaya kehidupan kami bersama Ibu.”

“Kamu tutup mulut karena itu?” tanya Biantara mendongakkan wajah Arisha dengan satu telunjuknya di dagu wanita tersebut.

Dengan rasa takut, Arisha mengangguk pelan. “Maaf ….”

“Sialan!”

Biantara mengendurkan dasinya dan membuka kancing bagian atas kemejanya. “Kalau begitu kamu harus bantu aku membalas perbuatan Asyila!”

“Apa maksud Mas Bian?” tanya Arisha ketakutan.

Biantara mendorong tubuh Arisha dan membuat Arisha rebah. Dengan sigap, tangan Biantara mengunci kedua tangan Arisha di atas kepala wanita itu. Biantara mendekatkan wajahnya pada Arisha, saat itu juga tatapan keduanya saling terpaut.

“Sial! Aku tidak suka hubungan kotor!” umpat Biantara menarik dirinya dan duduk di samping Arisha.

Biantara benar-benar kacau, wajah frustasinya tampak dengan jelas. Ia menoleh pada Arisha yang menangis di sampingnya. Biantara memang kasihan melihat Arisha saat ini, tetapi ia yakin bahwa Arisha orang yang tepat untuk membalaskan sakit hatinya terhadap Asyila.

“Berhentilah menangis! Aku akan mengantarmu pulang,” ucap Biantara, kemudian turun dari ranjang.

“A–Ari bisa pulang sendiri ….”

“Jangan bernegosiasi denganku! Satu Minggu dari sekarang, aku akan menyiapkan untuk pernikahan sederhana kita di luar kota,” kata Biantara tanpa menatap Arisha.

Arisha tersentak mendengar penuturan Biantara. “Pernikahan? Apa maksud Mas Bian?”

“Aku akan membalas dan membuat Asyila menyesal telah mempermainkanku,” kata Biantara.

“Tolong jangan Ari yang menjadi tempat pelampiasan kemarahan Mas Bian pada Kak Asyila,” ujar Arisha memohon.

“Saat ini cuma kamu orang yang tepat untuk membantuku. Aku pastikan dia akan merasa terkhianati jika mengetahui aku menikahi adiknya sendiri. Aku juga akan membuatmu hamil dan menunjukkan padanya bahwa aku bisa memiliki anak tanpa dia!” seru Biantara.

Arisha menggeleng tidak percaya, rasa sakit yang dialami Biantara mampu merubah sikap Biantara 180 derajat. “Tolong pikirkan baik-baik, hubungan Mas Bian dan Kak Asyila masih bisa diperbaiki. Ari tidak mau terlibat di dalamnya.”

Biantara memutar tubuhnya menghadap Arisha dan menatapnya dalam-dalam. “Sejak kamu menutupi kebusukan Asyila, kamu sudah terlibat, Ari. Jangan naif dan sok polos di depanku!”

Biantara menarik Arisha untuk keluar kamar. Namun, saat mereka sampai di depan pintu, tiba-tiba saja langkah Biantara terhenti. Matanya memerah, pegangan tangannya terhadap Arisha terlepas.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yanti Wijaya
Wow sungguh menegangkan.Menerik sekali untuk di ikuti kisahnya. like it...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status