Menikahi adik iparnya sendiri, memang terdengar sangat brengsek, tetapi Biantara Dhirendra benar-benar melakukannya. Bukan tanpa sebab, lelaki berusia 30 tahun itu nekat menikahi adik angkat sang istri hanya untuk membalas dendam pada Asyila yang telah mengkhianati pernikahan mereka. Lantas mengapa harus adik iparnya? Bukankah Biantara bisa menikahi wanita lain di luar sana? Ikuti kelanjutan kisahnya dalam mengungkap fakta-fakta dalam rumah tangga Biantara!
Lihat lebih banyak"Bagaimana, tidak terjadi apa-apa, bukan? Aku sudah katakan, aku hanya ingin berdamai dengan keadaan, aku sedang berusaha menerima kamu yang ternyata bukan hanya adik angkatku, tetapi juga adik maduku. Walaupun ini berat, tetapi demi Mas Bian aku rela melakukan ini," ucap Asyila sesaat setelah memberikan minum kepada Arisha.Arisha terdiam sembari memegang gelas di tangannya."Kamu seorang perempuan kamu pasti tahu rasanya dimadu dengan seorang wanita yang sudah dianggap keluarga sendiri," ungkap Asyila."Maafkan aku, Kak. Bukan aku senang melakukan ini, tetapi aku juga tidak bisa menolaknya, Mas Bian akan menghancurkan hidupku dan Kakak jika aku menolak pernikahan ini," ucap Arisha menatap sang kakak yang duduk di hadapannya.Asyila mengangguk. "Untuk itu bekerja samalah denganku, berbagi Mas Bian denganku. Aku lebih berhak atasnya, tetapi justru aku tidak bisa tidur dengan suamiku sendiri. Aku tidak ingin menguasai Mas Bian sendirian, aku minta kamu juga tidak menguasai Mas Bian.""
"Kenapa panas sekali? Aku baru saja mandi," ucap Biantara.Asyila tersenyum, ia tahu apa yang dirasakan Biantara karena dirinya pun merasakan hal sama. Rasa panas yang menjalar ke seluruh tubuh, ditambah ada hasrat yang ingin segera terpenuhi. Asyila mencium bibir Biantara dan memeluknya."Mas, malam ini aku milik kamu." Asyila berisik di telinga Biantara dengan gayanya yang sensual.Biantara menelan kasar liurnya dan mendorong Asyila ke ranjang. "Apa yang kamu taruh ke dalam minumanku, Syila?""Mas, nikmati saja malam ini. Aku juga menginginkannya." Asyila bergerak gelisah di bawah kungkungan Biantara, tangannya meremas pakaian sang suami.Hasrat ingin disentuh, kian menguasai raga Asyila. Namun, Biantara tidak kunjung menunjukkan aksinya. Tangan Asyila mendekap tubuh kekar di atasnya."Mas sentuh aku! Aku tidak tahan lagi," ucap Asyila.Biantara tersenyum kecil, kini ia tahu minumannya telah dimasukkan obat perangs*ng. Biantara menarik dirinya dan berdiri di sisi ranjang, ia senang
“Kamu tidak apa-apa, Ari?” Biantara menelusuri wajah Arisha dan merapikan rambut wanita itu.Biantara menatap Asyila dengan rahang yang mengeras. Ia sangat marah karena mengingat kondisi Arisha sedang hamil anaknya, yang tentu saja anak itu hal yang paling dinantikan Biantara. Beruntung ia kembali masuk ke dalam karena ponselnya tertinggal.“Apa yang kamu lakukan pada Ari?” bentak Biantara pada Asyila.“Bian! Jangan keterlaluan sikap kamu sama Asyila, sekarang kamu juga bersalah karena menikahi adik angkat istrimu sendiri. Jadi, jangan merasa benar sendiri dan paling tersakiti, kamu dan Asyila tidak ada bedanya,” ujar Anin terpancing emosi karena putrinya dibentak oleh suaminya sendiri hanya karena membela seorang madu.“Jangan samakan aku dengan kelakuan murahan Asyila!” Biantara tentu tidak senang disamakan dengan Asyila.Anin menatap Asyila yang hanya diam tanpa mengatakan apa pun. “Bicara Asyila! Apa kamu tuli? Kamu masih berharap sama Bian? Dua orang ini sudah mengkhianati kamu!”
Pagi ini, usai Biantara, Arisha, Asyila dan Anin selesai sarapan. Kini, Biantara berpamitan dan mencium kening Arisha. Perlakuan Biantara tentu saja menjadi pusat perhatian Asyila dan Anin, Asyila berharap ia juga diperlakukan sama dengan Arisha karena tidak ingin merasa kalah dari Arisha. Namun, kenyataannya Biantara beranjak pergi setelah memperlakukan Arisha sangat baik.“Mas.” Asyila mengejar Biantara. “Apa aku tidak penting lagi untuk Mas Bian? Aku sudah memutuskan hubunganku dengan Bayu, kami tidak ada hubungan apa pun lagi.”“Lalu? Apa maumu?” tanya Biantara berhenti tepat di hadapan Asyila membuat langkah wanita itu berhenti mendadak.Asyila berjalan dan berdiri di hadapan Biantara. “Aku mau kita mengulang semuanya dari awal, aku benar-benar menyesal.”“Kamu yakin, tidak akan menyesali keputusanmu ini?” tanya Biantara dengan satu alis yang terangkat.Asyila mengangguk. “Aku yakin, aku ingin kita kembali baik seperti dulu. Aku rindu diperlakukan manja, aku rindu semua yang ada
Biantara memutuskan sambungan telepon saat tidak ada jawaban dari Arisha. Wajahnya memerah, ia tidak ingin apa yang pernah dilakukan Asyila kembali diulang oleh Arisha. Biantara tidak ingin dikecewakan oleh kakak beradik itu.“Siapa Brian itu?” Di perjalanan, Biantara tidak tenang memikirkan hal itu. Ia sampai harus mengurungkan niatnya saat seharusnya ia masuk ke dalam restoran.“Aku tidak akan membiarkanmu menjalin hubungan dengan lelaki lain. Kamu hanya harus patuh terhadapku, Ari!” Biantara mencengkram kuat setirnya.Setelah beberapa menit, ia sudah sampai di apartemen dan segera masuk ke dalamnya. Ia melihat Arisha sudah berganti pakaian, tidak seperti sebelumnya saat ia berangkat ke restoran. Biantara mendekat pada Arisha.“Mas Bian?” Arisha terkejut melihat kedatangan Biantara.“Mau ke mana kamu? Mau bertemu Brian?” tanya Biantara tempat di hadapan Arisha.Biantara menggeleng. “Ari tidak mungkin melakukan itu, terpikirkan saja tidak.”“Lalu siapa Brian itu? Kenapa kamu mengatak
“Untuk apa kamu melakukan hal bodoh seperti ini, Asyila. Apa sekarang kamu menyesal karena Biantara lebih memilih wanita lain?” Anin tentu saja sangat menyayangkan perilaku Asyila yang seolah menyepelekan Biantara, lelaki yang selama ini sudah mendukung penuh biaya kehidupan mereka.“Kalau Mas Bian berselingkuh dengan wanita lain, aku tidak akan sesakit ini. Mas Bian menikahi Ari, bocah ingusan yang dulu Ibu tampung karena orang tuanya meninggal! Ari benar-benar menusuk kita!” ucap Asyila, wajahnya sudah memerah mengingat Biantara dan Arisha sudah menikah di belakangnya.Anin memejamkan matanya. “Ibu tidak menyangka Ari akan seperti ini, ibu tidak berharap dia balas budi, tapi kenapa dia tidak bisa menghargai keluarga ini?”“Itu karena Ibu terlalu memanjakan dia dan mengagung-agungkan dia. Sekarang dia jadi besar kepala dan tidak tahu diri, tapi aku tidak tinggal diam. Aku sudah berbuat sesuatu dan aku jamin Ari akan tertekan dan akan pergi dari kehidupan Mas Bian!” tutur Asyila.Ani
Biantara gegas mengangkat tubuh Asyila dan segera membawanya ke mobil. Arisha mengikut pada Biantara, ia khawatir dengan keadaan Asyila. Akan tetapi, ada yang membuat hatinya seolah teriris, Biantara terlihat begitu khawatir dengan Asyila.Arisha duduk di kursi penumpang belakang. Memperhatikan jelas bagaimana wajah khawatir dan gelisah milik Biantara. Terlebih Asyila terus merintih.“Biarkan aku mati, Mas. Aku tidak mau dimadu, Mas,” kata Asyila.Biantara masih terdiam, lelaki itu enggan merespon ucapan Asyila. Ia melajukan mobil dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di rumah sakit. Ia juga memperhatikan Arisha dari spion tengah.“Ari, kamu tidak perlu ikut cemas. Aku tidak suka,” ucap Biantara.“Mas, ceraikan Ari,” ujar Asyila.Setelah beberapa menit perjalanan, mereka semua tiba di rumah sakit. Asyila segera dibawa ke IGD untuk ditangani. Sementara itu, Biantara dan Arisha menunggu di luar.“Seharusnya kamu istirahat di rumah,” kata Biantara.“Mas Bian terlihat khawatir sekali
“Mas Bian.” Asyila segera menyembunyikan semua pakaian yang berserakan di lantai.“Tidak perlu ditutupi, aku sudah mengetahui sejak lama. Kamu bener-bener memiliki sandiwara yang bagus. Selama ini aku tertipu dengan sikap kamu yang seolah sangat mencintaiku, ternyata yang kamu inginkan hanyalah hartaku,” kata Biantara.“Aku minta maaf, Mas. Aku khilaf, semua ini aku lakukan juga untuk mencukupi kebutuhan ibuku dan Ari,” kata Asyila.Biantara tersenyum tipis. Asyila masih saja mencari alasan untuk menutupi kebusukannya. Biantara berlalu ke kamar mandi, ia merasa jijik melihat kamarnya sendiri.Asyila menggeram kesal, ia memasukan semua pakaian kotor ke keranjang, setelahnya keluar dari kamar dan menuju kamar Arisha. Ia masih belum bisa menerima jika dipoligami dengan adik angkatnya sendiri. Menurutnya, Arisha benar-benar tidak tahu berterima kasih, sudah dibiayakan kehidupannya, kini justru menikung Asyila.“Buka Ari!” Asyila menggedor pintu dengan sangat kuat.Arisha pun membukanya. “
“Sayang, ayo kita pulang ke rumahmu! Aku akan tanggung jawab dengan janin yang kamu kandung, seharusnya kamu tidak menyembunyikan kehamilanmu dariku. Aku ayah dari janinmu,” ucap Bayu sembari menggenggam tangan Arisha.Arisha berusaha melepaskan tangan Bayu. “Mas lepas! Mas Bayu ini bicara apa?”“Ada apa ini?” Biantara menarik Arisha dari Bayu.“Mas?” Asyila sempat terkejut dengan apa yang Biantara lakukan, tetapi setelahnya ia melanjutkan apa yang sudah Bayu rencanakan. “Mas Bian lepaskan Arisha, dia harus pulang ke rumah.”Biantara menatap Asyila dan Bayu bergantian. “Untuk apa kamu datang ke sini?”“Sebelumnya maaf kalau kehadiran saya mengejutkan Bapak, saya datang ke karena ingin bertanggung jawab pada apa yang sudah saya lakukan. Saya dan Arisha memiliki hubungan,” kata Bayu. Lelaki itu terpaksa beralasan akan bertanggung jawab karena tidak memiliki alasan lain dan tidak ingin terbongkar hubungannya dengan Asyila.Asyila mengangguk meskipun ia kesal dengan alasan gila dari Bayu.
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.