Share

MDTM II 05

Author: nic-taurus
last update Last Updated: 2023-07-01 15:46:55

Sudah dua minggu berlalu setelah acara lamaran malam. Clara dengan berat hati mau nggak mau harus menerimanya ketika sang papa justru menyetujui lamaran tersebut. Rencananya acara pertunangan akan dilakukan setelah kepulangan pria bernama Georgino Kanigara kembali ke Jakarta.

Di pagi hari yang cerah, suasana di Kanigara University sudah terlihat ramai berdatangan mahasiswa yang berlalu lalang mengisi kawasan kampus tersebut.

Ada yang sudah memulai aktivitas belajar mengajarnya, ada juga yang masih menunggu kehadiran sang dosen yang belum kunjung hadir ke ruang kelas belajar mereka.

“Anjir, pagi-pagi gue udah dibuat olahraga sama nih kampus.”

Clara tampak sedang menaiki tangga menuju lantai tiga gedung fakultas Ekonomi Bisnis.

“Untung kelas gue ada di lantai tiga.”

“Pakai lift napa sih. Masa di gedung sebelah udah dibuat liftnya. Dasar tuh petinggi-petinggi kampus pilih kasih banget.”

Sepanjang menaiki tangga, Clara terus mengomel. Tak hanya itu, sesekali Clara juga menyempat diri untuk menyapa mahasiswa yang berpapasan dengannya dan tentunya yang ia kenali saja.

Selesai menapaki tiap-tiap anak tangga, akhirnya di ujung tangga Clara dapat melihat ruang belajarnya.

Sepertinya dosen yang mengajar di kelas itu belum datang, terlihat dari beberapa teman yang seruangan dengannya masih ada yang berkeliaran di depan kelas.

Sementara di dalam ruang kelas, Tasya dan Karina berbarengan menoleh ke arah pintu dan melihat Clara yang kehadirannya mereka tunggu sudah datang.

“Kenapa lama sekali?”

“Iya, biasanya lo yang duluan datang sebelum kami,” timpal Tasya.

“Semalam aku bergadang, jadi tadi bangunnya kebablasan deh,”

Clara meletakkan tasnya di kursi pilihannya.  Kali ini mereka memilih duduk di barisan kedua paling depan.

Sudah seperti biasanya kalau sebelum dosen masuk mereka akan memilih kursi yang akan mereka duduki secara random.

Biasanya kursi jajaran paling depan akan diduduki oleh mahasiswa pintar dan aktif. Jadi Clara sudah bisa tandai siapa-siapa aja yang duduk di barisan paling depan, apalagi yang belakang.

Clara tipekal yang netral selalu memilih duduk di kursi bagian kedua atau tiga biar tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan dosen.

Saat Clara ingin membuka suara mengobrol dengan kedua temannya, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara dari arah pintu.

“Woy Feli cepatan. Itu rombongan anak BEM mau keluar dari ruangan 306.”

Sontak mahasiswi yang bernama Felicia itu langsung berdiri histeris dan turun menuju pintu ruangan.

Sudah tidak heran lagi bagi teman-teman kelas mereka jika Felicia sangat terobsesi dengan seseorang yang bergabung di BEM Universitas Kanigara tersebut.

“Si gatal mulai beraksi lagi nih,” ujar Clara sembari menatap geli pada Feli dari tempat duduknya.

***

Hari sudah semakin siang, di tempat lain sebuah mobil mewah berwarna hitam memasuki gerbang kediaman yang terdapat ada tulisan ‘Kediaman Kanigara Family’

Mobil itu akhirnya berhenti ketika sudah mereka sampai tujuan. Seseorang keluar dari dalam mobil dan disusul oleh sopirnya yang keluar untuk membawa koper milik tuannya.

Saat pintu utama terbuka, dua orang paruh baya berbeda gender terlihat menyambut kedatangannya. “Welcome home Georgino,” teriak Carissa penuh semangat.

Reinard datang mendekat dan segera memeluk putranya sembari berkata. “Selamat datang nak.”

Georgino tersenyum hangat membalas ucapan papanya lalu menyalam tangan papanya. Kemudian ia beralih mendekati mamanya dan juga menyalam tangannya.

“Kenapa lama sekali?”  tanya Carissa heran. Pasalnya Georgino tiba di rumah telat satu jam dari waktu yang sudah dijanjikan oleh putranya di telpon tadi pagi.

“Tadi Gino ada urus sesuatu, terus singgah beli ini untuk mama,” ucap pria itu lalu memberikan sebuket bunga lily kesukaan mamanya.

Carissa terlihat senang dan menerima buket itu. “Terima kasih sayang,” seru Carissa.

“Mama senang kamu kembali dan kamu terlihat semakin tampan saja,” ucapnya sembari menatapi wajah Georgino.

“Mama bisa aja.”

Georgino jadi salah tingkah dibuat oleh mamanya.

“Mah biarin dia masuk dulu,” saran Reinard. Putranya baru saja melakukan perjalanan jauh, pasti terasa sangat melelahkan.

“Papa benar, mama keasikan bicara jadi kelupaan. Ayo masuk.”

“Oh ya nanti malam kita kedatangan tamu. Jadi siap minum teh kamu langsung istirahat ya,” titah Carissa pada putra sulungnya.

“Siapa?” Georgino terlihat penasaran.

“Calon istrimu. Untuk beberapa hari ini dia akan menginap di sini karena orang tuanya ada urusan ke Batam.”

Georgino tampak tidak memberi respon apapun. Kini mereka sudah sampai  di ruang keluarga dan duduk di sofa empuk itu.

Lalu Carissa menyajikan teh untuk mereka, kemudian membuka penutup makanan ringan yang sudah disiapkan olehnya sebelum kedatangan Georgino.

“Kenapa dia menginap di sini?”

Setelah menyesap tehnya. Georgino pun kembali membuka suara untuk mempertanyakan lagi mengenai kedatangan gadis yang akan dijodohkan dengannya.

“Salah rupanya?”

“Kan yang pergi itu orang tuanya bukan rumahnya. Jadi kenapa harus menginap di sini?”

“Hei, mama yang mengajaknya. Nanti dia sendirian di rumahnya.”

“Dia sudah besar, nggak anak kecil lagi.”

“Entahlah, mama lelah berdebat dengan kamu Gino. Tapi mama nggak butuh pendapatmu, intinya mama yang mengajak Clara menginap ke sini. Jadi jangan ada yang bantah.”

Georgino  tidak menjawab.

“Kalian itu memang tidak bisa ya buat mama ngerasain punya anak perempuan itu gimana.” omelnya pada kedua pria yang duduk bersamanya.

Sementara Reinard dibuat bingung oleh ucapan istrinya. Sejak kapan dirinya menolak keinginannya. Lainnya dengan Georgino. Pria itu terlihat penasaran akan seperti apa sosok gadis yang sudah berhasil membuat mamanya jadi terobsesi pada calon istrinya itu.

“Yaudah boleh-boleh deh. Jadi maafin Gino udah buat mama jadi sedih gini.”

Carissa tidak menjawab. Wanita itu hanya senyum-senyum sendiri karena akhirnya Georgino gagal debat dengannya.

‘Aku jadi nggak sabar nunggu malam. Awas kau.’

Georgino kembali meminum tehnya lalu memikirkan rencana untuk membuat kejutan untuk calon istrinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 58

    “Baiklah, besok aku akan pergi ke sana.” Clara menutup panggilan telponnya. Clara menoleh ketika pintu kamarnya terbuka. Ada Georgino yang berdiri di sana lalu berjalan pelahan memasuki kamar.Seperti tidak ada niat untuk menyambut kepulangan sang suami, dia melangkah acuh menuju kasur dan duduk ditepi ranjang kemudian memainkan ponselnya.Georgino di dekat meja untuk meletakkan tas kerjanya di sana.“Apa masih sakit?”Clara tidak menjawab, dia sibuk memainkan ponselnya. Georgino mendekat, "Hei", panggil Georgino. "Aku sedang berbicara denganmu.”"Oh. Kau memanggilku— sorry, saking sibuknya dengan ponsel.” Clara berpura-pura seakan-akan tidak mendengarnya tadi.Clara mengalihkan pandangannya dan jadi salah tingkah karena Georgino hanya diam namun terus memandangnya dengan tajam. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” Clara tidak tahan lagi saat ditatap seperti itu oleh Georgino.Pria itu mengabaikannya, Georgino masih menatap Clara dengan intens. "Apa masih sakit?" Georgino kembali bert

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 57

    “Ra, bisa diam napa, gue jadi pusing lihat lo mondar-mandir gitu.”Karina menoleh menghadap Tasya lalu menatap Clara lagi. “Betul tuh. Apa udah nggak sakit lagi. Lo kan baru siap coblos semalam?”Keduanya sedari tadi sibuk memperhatikan Clara yang mondar-mandir seperti setrika sejak mereka memberitaukan bahwa Georgino bersama Kiara diperpustakaan.‘Sial. Udah dapat enaknya aja, berani juga dia asik-asik’an dengan si Kiara itu.’“Kalian tidak berbohong, kan? Mereka nggak ngapa-ngapain, kan?” tanyanya yang tidak tahan lagi karena penasaran di dorong rasa cemburu. Maybe.“Tadi sih nggak ada. Cuma Kiara aja nabrak kak Darian habis itu dia pergi, makanya kami bisa bertemu dengan pak Gino.” sahut Karina.“Tapi bisa aja, kan pas kita pergi dia jumpai pak Gino lagi.” timpal Tasya membuat Karina terlebih Clara menatap heran ke arah gadis itu.“Lo kok gitu sih Sya.” Karina memukul kakinya Tasya.Tasya terkekeh ditempatnya melihat Clara yang sudah meringkuk di sofa panjang di depannya. Dari waj

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 56

    Clara sudah berada di dalam kamarnya lagi tengah berbaring memeluk gulingnya dengan erat sembari memikirkan sesuatu yang membebani pikirannya.“Kenapa ya? Heran aja gitu, tumben-tumbenan aja dia mau balik ke sini. Biasa juga harus dipaksa dulu, itupun kalau boleh dihitung biasanya cuma setahun sekali, udah kayak anniversary aja.” Clara bergumam pelan.Suara ketukan pintu membuat Clara menoleh ke arah pintu. “Siapa?” Clara bertanya pada dirinya sendiri. “Mama kan baru pergi lagi? Apa bibi? Tapi ngapain?”Meski merasa malas, Clara memaksa dirinya berjalan membuka pintu kamar. Saat pintu terbuka, Clara dengan wajah melongoh terkejut melihat kehadiran kedua sahabatnya.“Hai.” sapa Karina.“Kalian sejak—Maksudku ngapain kalian kesini?”Karina tidak menjawab, dia tersenyum-senyum sendiri karena sikap Clara yang sangat menggemaskan saat ini. Clara terlihat lucu dimatanya kalau sedang dalam mode blo-on“Gila. Rumah suami lo besar juga ya. Rumah orang tua gue nggak ada apa-apanya.” decak Karin

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 55

    “Semoga tim kak Darian menang. Sayang kita nggak bisa datang, mana si Clara juga ijin nggak masuk lagi.” tutur Karina.“Katanya sih sakit.” timpal Tasya. “Tapi sumpah deh aku jera kalau mau ngajak dia ke bar lagi. Tatapan pak Gino waktu itu seram. Untung si Clara bertingkah, jadi bisa ngalihin perhatian dia.”“Masa sih.” seru Karina tidak percaya.“Kau mah nggak tau. Kan kau lagi mabuk juga waktu itu.”Di kampus, Tasya dan Karina sudah berjalan keluar dari gedung fakultas mereka. Untuk hari ini mereka hanya satu jadwal matkul saja. Jadi setelah tidak memiliki kegiatan lagi.“Kita mau kemana?”“cari makan dulu, siap itu kita pergi lihat Clara.”“Memang kau tau dia tinggal dimana?”“Kan bisa ditanya nanti sama Clara lewat telpon, kalau nggak sharelock.”Langkah keduanya mendadak terhenti ketika melihat sosok pria yang sangat dia kenal.“Pak Gino.”Tasya dan Karina saling tatap-tatapan. Sepertinya pikiran mereka saling terhubung hingga tanpa dikomando terlelebih dahulu, baik Karina dan

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 54

    “Apa yang kau kau lakukan di dalam sana? Udah lumutan aku gara-gara nungguin kalian.”Georgino malas menanggapinya, dia menatap Haris dengan raut wajah datar. “Berisik.” ucapnya singkat, namun wajahnya tampak begitu kesal. “Kalau kau memang nggak mau kerja samaku lagi mending kembali ke Singapura sana.”Haris mencebikkan bibirnya. “Santai napa bos. Sensi amat.”Georgino mengulurkan tangannya mengambil paper bag yang dipegang sama Haris. Dia membukanya untuk memeriksa barang yang dibawakan oleh asistennya itu.“Pakaian dari rumah, kan?”“Iya. Aku mana tau ukuran baju istrimu, jadi mending ke rumah aja, eh syukurnya ada nyonya besar di rumah. Jadi gampang deh, yang susahnya cuma nungguin kalian di sini.”“Orangtuaku udah pulang?” Georgino mengabaikan ucapan terakhir dari Haris.“Sudah, makanya pakaian nona Clara mamamu yang ngambilin.”“Oke, terima kasih. Kalau begitu kau boleh pulang.”“Tentu saja... eh tapi kalian mau pulang sekarang, kan? Mamamu tadi nanyain. Kau sih orang nelpon ngg

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 53

    Keesokan harinya Clara terbangun dari tidurnya, dia memegang kepalanya yang serasa mau pecah. Sementara disebelahnya, Georgino merasa masih ngantuk, langsung menarik Clara ke dalam dekapannya. "Jangan bergerak. Lebih baik kau tidur lagi.”Mendengar suara serak Georgino membuat mata Clara melotot sempurna. Dia menoleh dan melihat Georgino dalam keadaan shirtless alias bertelanjang dadanya.Merasakan ada sensasi hangat yang terhantar karena tubuh mereka saling bersentuhan, sontak Clara menyibak selimut dan melihat tubuhnya dalam keadaan polos yang sedang didekap oleh Georgino.“Akkkhhh.”Clara menjerit kala melihat sesuatu tersembunyi di dalam selimut dan sukses membuat Clara kembali menutup selimutnya. Clara segera terduduk membuat tidur Georgino jadi terganggu.“Kenapa kau berisik sekali?!”“Apa yang sudah kau lakukan padaku?” cecar Clara dengan tatapan sinis bercampur marah.“Memangnya apa yang sudah kulakukan padamu?”Clara menggeram tak percaya. Ingin bertanya, justru pria itu ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status