Share

MDTM II 06

Author: nic-taurus
last update Last Updated: 2023-07-14 12:30:58

“Ma,” seru Georgino memanggil mamanya.

Hari sudah menjelang sore, setelah tidur sebentar Georgino terbangun dan langsung turun ke bawah menemui mamanya.

Georgino berjalan cepat menuruni anak tangga lalu mengedarkan pandanganya mencari keberadaan sang mama.

“Mama dimana?”

 Georgino mencoba pergi ke ruang santai, siapa tau mamanya sedang menonton drakor di sana, pikir Georgino. Tapi hasilnya nihil, Georgino tidak mendapati mamanya ada di sana.

Kemana, apa lagi di dapur?

Tanpa menunggu lama Georgino turun ke dapur untuk memastikan.

“Gino kamu udah bangun.”

Ketika ingin masuk ke dapur, Georgino tersentak kaget mendengar suara mamanya dari arah belakangnya, “Mama dari mana saja sih, Gino dari tadi nyariin," raut wajahnya terlihat kesal sekali, mungkin karena dibuat terkejut sama mamanya.

Lain dengan Carissa justru terlihat kebingungan, “Mama nggak kemana-mana, ini mama dari kebun belakang ambil sayur untuk di masak.”

“Lagian kenapa cariin mama?”

“Salah emang kalau Gino cariin?”

“Ya nggak salah sih,” ucap Carissa lalu mengibas-ngibaskan tangannya ke udara, “Awas mama mau lewat.”

Merasa dirinya sedang menghalangi jalan, Georgino pun segera menyingkir dan memberi akses jalan pada mamanya untuk lewat.

Setelah itu Carissa masuk ke dalam dapur, sementara Georgino yang sempat terdiam kini mengekori mamanya.

“Dia belum datang ya?” tanya Georgino.

Carissa berhenti mencuci sayur yang tadi dia bawa dari kebun belakang, lalu menatap ke samping. “Dia siapa?” tanyanya heran. Putranya terlihat aneh sekali.

“Nggak tau,” jawab Georgino malas.

Dahi Carissa mengernyit, "Lah kok nggak tau." Sedetik kemudian Carissa tersenyum menggoda, “Oh mama tau. Kamu lagi nungguin dia ya? Nggak sabaran kali pak dosen mau lihat calon istrinya.” Carissa terlihat senang sekali menggoda putranya.

“Siapa yang nungguin dia, aku cuma tanya aja? Salah memang?”

Georgino mendelik kesal, dia menyesal sudah bertanya seperti itu pada mamanya.

“Bik, Gino haus. Ada minuman soda kan di kulkas?”

Carissa langsung menyipratkan air pada wajah Georgino, “Alasanmu nak-nak. Ngalihin topik pembicaraan aja. Sabar aja, ntar Clara datang barengan sama Bastian.”

Georgino hendak membuka kulkas langsung menghentikan tangannya, kemudian menoleh ke arah mamanya, “Bastian?”

Carissa memberi anggukan kepala. “Iya, tadi mama minta tolong sama adekmu buat jemput dia di kampusnya.”

"Oh,” ujar  Georgino terlihat santai lalu matanya celingak-celinguk mencari minuman yang dia ingini, “Ini dia.”

Setelah mendapat minuman kaleng yang dia inginkan, Georgino menutup kembali kulkas itu, lalu beranjak pergi.

“Mau kemana?” tanya Carissa melihat putra menuju ambang pintu dapur.

“Ke kamar,” jawab Georgino. “Aku mau mandi dulu,” lanjutnya lalu jalan keluar dari dapur.

Setelah menghilang dari pintu, Georgino menampakkan dirinya lagi dengan menyembulkan kepalanya di ambang pintu dapur, “Jadi dia ke sini sama adek ya?” Georgino bertanya lagi untuk memastikannya.

Carissa hanya mengangguk sambil menatap penuh tanya pada putranya, “Kenapa? Kamu ingin menyambutnya, makanya kamu tiba-tiba mau mandi.”

Georgino langsung mendelik, “Ya enggaklah.”

‘Memangnya siapa dia.’

“Jadi kenapa tanya-tanya gitu?”

“Nggak ada cuma mau memastikan sesuatu.” Georgino tampak tersenyum sumringah.

“Pastiin apa? Kamu ngomong yang jelas dong, pake teka-teki segala, kayak guru aja,” sarkas Carissa saat tidak memahami maksud perkataan putranya.

“Lebih tepatnya dosen, mama.”

“Bye. Gino mau mandi dulu.”

Georgino langsung melengos dan pergi dari dapur membuat Carissa merasa jengkel.

“Gino, biasakan jawab pertanyaan mama dulu, main tinggal pergi aja. Heran deh, entah sifat siapa yang ditirunya itu.”

Carissa menundukkan kepala melihat jam ditangannya yang sudah menunjukkan pukul 4.35 sore.

"Masih terkejar ini?"

Carissa pun bergegas untuk menyelesaikan masaknya bersama dua pelayan di sana. Kira-kira jam 5 sore nanti Sebastian—putranya akan pulang bersama dengan Clara jadi dia harus menyelesaikan masaknya sebelum keduanya  dan suaminya tiba di rumah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 58

    “Baiklah, besok aku akan pergi ke sana.” Clara menutup panggilan telponnya. Clara menoleh ketika pintu kamarnya terbuka. Ada Georgino yang berdiri di sana lalu berjalan pelahan memasuki kamar.Seperti tidak ada niat untuk menyambut kepulangan sang suami, dia melangkah acuh menuju kasur dan duduk ditepi ranjang kemudian memainkan ponselnya.Georgino di dekat meja untuk meletakkan tas kerjanya di sana.“Apa masih sakit?”Clara tidak menjawab, dia sibuk memainkan ponselnya. Georgino mendekat, "Hei", panggil Georgino. "Aku sedang berbicara denganmu.”"Oh. Kau memanggilku— sorry, saking sibuknya dengan ponsel.” Clara berpura-pura seakan-akan tidak mendengarnya tadi.Clara mengalihkan pandangannya dan jadi salah tingkah karena Georgino hanya diam namun terus memandangnya dengan tajam. “Kenapa kau menatapku seperti itu?” Clara tidak tahan lagi saat ditatap seperti itu oleh Georgino.Pria itu mengabaikannya, Georgino masih menatap Clara dengan intens. "Apa masih sakit?" Georgino kembali bert

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 57

    “Ra, bisa diam napa, gue jadi pusing lihat lo mondar-mandir gitu.”Karina menoleh menghadap Tasya lalu menatap Clara lagi. “Betul tuh. Apa udah nggak sakit lagi. Lo kan baru siap coblos semalam?”Keduanya sedari tadi sibuk memperhatikan Clara yang mondar-mandir seperti setrika sejak mereka memberitaukan bahwa Georgino bersama Kiara diperpustakaan.‘Sial. Udah dapat enaknya aja, berani juga dia asik-asik’an dengan si Kiara itu.’“Kalian tidak berbohong, kan? Mereka nggak ngapa-ngapain, kan?” tanyanya yang tidak tahan lagi karena penasaran di dorong rasa cemburu. Maybe.“Tadi sih nggak ada. Cuma Kiara aja nabrak kak Darian habis itu dia pergi, makanya kami bisa bertemu dengan pak Gino.” sahut Karina.“Tapi bisa aja, kan pas kita pergi dia jumpai pak Gino lagi.” timpal Tasya membuat Karina terlebih Clara menatap heran ke arah gadis itu.“Lo kok gitu sih Sya.” Karina memukul kakinya Tasya.Tasya terkekeh ditempatnya melihat Clara yang sudah meringkuk di sofa panjang di depannya. Dari waj

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 56

    Clara sudah berada di dalam kamarnya lagi tengah berbaring memeluk gulingnya dengan erat sembari memikirkan sesuatu yang membebani pikirannya.“Kenapa ya? Heran aja gitu, tumben-tumbenan aja dia mau balik ke sini. Biasa juga harus dipaksa dulu, itupun kalau boleh dihitung biasanya cuma setahun sekali, udah kayak anniversary aja.” Clara bergumam pelan.Suara ketukan pintu membuat Clara menoleh ke arah pintu. “Siapa?” Clara bertanya pada dirinya sendiri. “Mama kan baru pergi lagi? Apa bibi? Tapi ngapain?”Meski merasa malas, Clara memaksa dirinya berjalan membuka pintu kamar. Saat pintu terbuka, Clara dengan wajah melongoh terkejut melihat kehadiran kedua sahabatnya.“Hai.” sapa Karina.“Kalian sejak—Maksudku ngapain kalian kesini?”Karina tidak menjawab, dia tersenyum-senyum sendiri karena sikap Clara yang sangat menggemaskan saat ini. Clara terlihat lucu dimatanya kalau sedang dalam mode blo-on“Gila. Rumah suami lo besar juga ya. Rumah orang tua gue nggak ada apa-apanya.” decak Karin

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 55

    “Semoga tim kak Darian menang. Sayang kita nggak bisa datang, mana si Clara juga ijin nggak masuk lagi.” tutur Karina.“Katanya sih sakit.” timpal Tasya. “Tapi sumpah deh aku jera kalau mau ngajak dia ke bar lagi. Tatapan pak Gino waktu itu seram. Untung si Clara bertingkah, jadi bisa ngalihin perhatian dia.”“Masa sih.” seru Karina tidak percaya.“Kau mah nggak tau. Kan kau lagi mabuk juga waktu itu.”Di kampus, Tasya dan Karina sudah berjalan keluar dari gedung fakultas mereka. Untuk hari ini mereka hanya satu jadwal matkul saja. Jadi setelah tidak memiliki kegiatan lagi.“Kita mau kemana?”“cari makan dulu, siap itu kita pergi lihat Clara.”“Memang kau tau dia tinggal dimana?”“Kan bisa ditanya nanti sama Clara lewat telpon, kalau nggak sharelock.”Langkah keduanya mendadak terhenti ketika melihat sosok pria yang sangat dia kenal.“Pak Gino.”Tasya dan Karina saling tatap-tatapan. Sepertinya pikiran mereka saling terhubung hingga tanpa dikomando terlelebih dahulu, baik Karina dan

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 54

    “Apa yang kau kau lakukan di dalam sana? Udah lumutan aku gara-gara nungguin kalian.”Georgino malas menanggapinya, dia menatap Haris dengan raut wajah datar. “Berisik.” ucapnya singkat, namun wajahnya tampak begitu kesal. “Kalau kau memang nggak mau kerja samaku lagi mending kembali ke Singapura sana.”Haris mencebikkan bibirnya. “Santai napa bos. Sensi amat.”Georgino mengulurkan tangannya mengambil paper bag yang dipegang sama Haris. Dia membukanya untuk memeriksa barang yang dibawakan oleh asistennya itu.“Pakaian dari rumah, kan?”“Iya. Aku mana tau ukuran baju istrimu, jadi mending ke rumah aja, eh syukurnya ada nyonya besar di rumah. Jadi gampang deh, yang susahnya cuma nungguin kalian di sini.”“Orangtuaku udah pulang?” Georgino mengabaikan ucapan terakhir dari Haris.“Sudah, makanya pakaian nona Clara mamamu yang ngambilin.”“Oke, terima kasih. Kalau begitu kau boleh pulang.”“Tentu saja... eh tapi kalian mau pulang sekarang, kan? Mamamu tadi nanyain. Kau sih orang nelpon ngg

  • MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN   MDTM II 53

    Keesokan harinya Clara terbangun dari tidurnya, dia memegang kepalanya yang serasa mau pecah. Sementara disebelahnya, Georgino merasa masih ngantuk, langsung menarik Clara ke dalam dekapannya. "Jangan bergerak. Lebih baik kau tidur lagi.”Mendengar suara serak Georgino membuat mata Clara melotot sempurna. Dia menoleh dan melihat Georgino dalam keadaan shirtless alias bertelanjang dadanya.Merasakan ada sensasi hangat yang terhantar karena tubuh mereka saling bersentuhan, sontak Clara menyibak selimut dan melihat tubuhnya dalam keadaan polos yang sedang didekap oleh Georgino.“Akkkhhh.”Clara menjerit kala melihat sesuatu tersembunyi di dalam selimut dan sukses membuat Clara kembali menutup selimutnya. Clara segera terduduk membuat tidur Georgino jadi terganggu.“Kenapa kau berisik sekali?!”“Apa yang sudah kau lakukan padaku?” cecar Clara dengan tatapan sinis bercampur marah.“Memangnya apa yang sudah kulakukan padamu?”Clara menggeram tak percaya. Ingin bertanya, justru pria itu ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status