MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN

MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN

By:  nic-taurus  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
59Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Clara dan Georgino yang sama-sama ogah untuk menikah justru terikat dalam sebuah pernikahan akibat dijodohkan oleh orang tua mereka. Seperti kata pepatan 'Cinta tumbuh karena terbiasa' Diawal pernikahan cinta diantara mereka belum tumbuh dan malah sering bertengkar layaknya kucing dan tikus, tetapi karena Clara dan Georgino sering bersama-sama lama kelamaan cinta itu akhirnya mulai tumbuh. Hubungan yang semula harmonis, mendadak terancam gara-gara datangnya orang ketiga akibat kesalahputusan yang dibuat Clara ketika Georgino datang membawa seorang gadis yang tak sengaja ditolongnya ketika pulang dari perjalanan bisnis. Apakah Clara mampu mempertahankan rumah tangganya bersama Georgino? Apakah Georgino akan justru tergoda dari jerat orang ketiga yang selalu mengambil kesempatan untuk menggodanya? Penasaran? Ayo baca dan tunggu kisah selanjutnya tentang Clara dan Georgino di novel ‘Menikahi Dosen Tampan Menyebalkan’ FB : Lovenic Author

View More
MENIKAHI DOSEN TAMPAN MENYEBALKAN Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
59 Chapters
MDTM II 01
“Clara, cepat bangun! Bukain pintunya.” Suara teriakan dari mama Clara terus terdengar diiringi dengan beberapa ketukan pada pintu kamar bertuliskan ‘Kamar Princess Clara Magenta’ Tapi sang pemilik kamar justru mengabaikan panggilan mamanya. Gadis itu sebenarnya sudah terbangun tapi kelopak matanya serasa enggan untuk terbuka. Rasanya malas sekali untuk bangun. Jadi Clara membiarkan mamanya terus berteriak di sana. Perkara kena semprot omelan mamanya, itu urusan belakangan saja. Yang jelas Clara ingin tidur kembali. Tapi sialnya, suara mamanya terus terdengar. Mama Clara tampak masih betah berada di pintu dan terus mencoba membangunkannya. Kring... Sial. Clara mengumpat dalam hatinya. Baik mamanya maupun alarm di kamarnya, memang tidak bisa membiarkannya untuk tidur sebentar saja. Bukannya bangun, Clara malah menyumpal kedua telingannya dengan menggunakan bantal. Ia gelojotan, malas untuk bangun pagi. “Clara ini untuk yang terakhir kalinya mama memanggilmu. Jangan sampai mama
Read more
MDTM II 02
Sebuah mobil SUV hitam memasuki halaman kediaman orang tua Clara. Keluarga Kanigara akhirnya tiba dan di sambut hangat oleh ibu dan ayahnya Clara sementara gadis yang ingin dijodohkan itu masih berada di dalam kamarnya. Sangat tidak sopan. “Senang bertemu denganmu tuan Kanigara.” “Oh bung jangan memanggilku seperti itu.” Reinard membalas pelukan Martin—temannya. Ia terlihat senang dengan kedatangan teman lamanya. Tak lupa Martin memperkenalkan istrinya pada mereka. “Ini Sara. Dan Sara ini Reinard dan Carissa.” Mereka pun saling menjabat tangan sembari memperkenalkan diri. Martin terlihat bangga melihat temannya. Tidak hanya di Jakarta Reinard mampu membangun kerajaan bisnisnya berkembang pesat di Bali. Kunjungan mereka ke kediamannya sangat di sambut baik oleh Martin dan istrinya. “Kau makin sukses saja,” ujar Martin. “Kau juga bung.” “Iya, tapi tidak sesukses dirimu.” “Sudah syukurin saja apa yang sudah Tuhan beri.” Para istri hanya menyimak pembicaraan suaminya mereka. Te
Read more
MDTM II 03
Suasana ruang tamu mendadak hening setelah Clara mengutarakan pendapatnya. Sementara anggota Kanigara menghela nafas. Ada kesalahpahaman di sini dan itu harus segera diluruskan. “Bukan begitu sayang. Bukan sama Sebastian, ya kali sama putra kedua tante ini. Kan dia masih sekolah.” Carissa menuntun Clara duduk ke sofa yang kosong dan muat untuk mereka berdua. “Maksudnya?” Kini giliran Clara yang mendadak lemot, seperti yang ia tuduh pada bi Asih. “Sebenarnya tante dan om melamar kamu untuk nikah sama putra pertama kami bukan sama Ian. Cuma malam ini dia tidak bisa datang karena mengurus perpindahan dari Singapura.” “Oh dia benar-benar jadi kuliah di sana?” tanya Martin yang sedari tadi hanya menyimak sama seperti istrinya. Ia juga sempat mengira kalau putrinya akan dilamar untuk putra keduanya. Jelas hal itu membuat Martin tidak setuju. Tapi dia memilih diam menunggu respon dan keputusan dari Clara dulu siapa tau putrinya benar-benar suka dan mau menerima lamaran itu. Reinard m
Read more
MDTM II 04
Di malam hari dekat gerbang kediaman Magenta terlihat dua orang berpakaian hitam dengan memakai penutup kepala layaknya seorang pencuri mencoba membuka pintu gerbang tersebut. “Gerbangnya nggak dikunci sek.” “Kita kayak pencuri anjrit.” “Lebih tepatnya penguntit pesek.” “Stop panggil gue pesek napa,” serunya tidak suka. “Kan memang faktanya begitu sayang. Sudah... kita debatnya nanti aja. Ayo masuk... keburu penjaganya datang.” Kedua orang itu melewati pos jaga. Terlihat di sana seseorang sudah tertidur pulas di dalam pos tersebut. “Pelan-pelan. Tungguin gue,” ucap orang itu memanggil temannya yang berjalan cepat di depannya. “Kurasa ini terlalu berlebihan nggak? Mending kita langsung masuk ke rumahnya secara baik-baik daripada ngendap-endap gini.” Orang yang berjalan paling depan menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. “Itu memang bagus, tapi aku suka ide ini, lebih menantang dan menegangkan tau,” “Ntar lo tanggung jawab ya kalau bokap sama nyokap gue sampai tau
Read more
MDTM II 05
Sudah dua minggu berlalu setelah acara lamaran malam. Clara dengan berat hati mau nggak mau harus menerimanya ketika sang papa justru menyetujui lamaran tersebut. Rencananya acara pertunangan akan dilakukan setelah kepulangan pria bernama Georgino Kanigara kembali ke Jakarta. Di pagi hari yang cerah, suasana di Kanigara University sudah terlihat ramai berdatangan mahasiswa yang berlalu lalang mengisi kawasan kampus tersebut. Ada yang sudah memulai aktivitas belajar mengajarnya, ada juga yang masih menunggu kehadiran sang dosen yang belum kunjung hadir ke ruang kelas belajar mereka. “Anjir, pagi-pagi gue udah dibuat olahraga sama nih kampus.” Clara tampak sedang menaiki tangga menuju lantai tiga gedung fakultas Ekonomi Bisnis. “Untung kelas gue ada di lantai tiga.” “Pakai lift napa sih. Masa di gedung sebelah udah dibuat liftnya. Dasar tuh petinggi-petinggi kampus pilih kasih banget.” Sepanjang menaiki tangga, Clara terus mengomel. Tak hanya itu, sesekali Clara juga menyempat di
Read more
MDTM II 06
“Ma,” seru Georgino memanggil mamanya.Hari sudah menjelang sore, setelah tidur sebentar Georgino terbangun dan langsung turun ke bawah menemui mamanya.Georgino berjalan cepat menuruni anak tangga lalu mengedarkan pandanganya mencari keberadaan sang mama.“Mama dimana?” Georgino mencoba pergi ke ruang santai, siapa tau mamanya sedang menonton drakor di sana, pikir Georgino. Tapi hasilnya nihil, Georgino tidak mendapati mamanya ada di sana.‘Kemana, apa lagi di dapur?’Tanpa menunggu lama Georgino turun ke dapur untuk memastikan.“Gino kamu udah bangun.”Ketika ingin masuk ke dapur, Georgino tersentak kaget mendengar suara mamanya dari arah belakangnya, “Mama dari mana saja sih, Gino dari tadi nyariin," raut wajahnya terlihat kesal sekali, mungkin karena dibuat terkejut sama mamanya.Lain dengan Carissa justru terlihat kebingungan, “Mama nggak kem
Read more
MDTM II 07
“Bisa tepos bokong gue kalau lama-lama duduk di sini,” gerutu Clara. Dia sedang menunggu seseorang di salah satu kursi beton yang tersedia tak jauh dari gerbang utama Universitas Kanigara sembari mengipas-ngipas karena kegerahan.‘Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku.’Clara justru jadi bernyanyi dalam hatinya.Seseorang yang diutus untuk menjemputnya belum menunjukkan tanda-tanda akan kedatangan dari orang tersebut.Kedua teman Clara sudah pulang duluan sekitar sepuluh menit yang lalu. Makanya Clara duduk sendirian di sana.“Kenapa lama sekali? Nggak tau apa menunggu itu capek banget,” hanya itulah yang bisa Clara lakukan, menggerutu lalu kesal sendiri. “Tau gitu, aku nebeng sama Tasya tadi.”Clara jadi melamun dengan tatapan yang memandang lurus ke arah gerbang.Lalu tak lama kemudian Clara menajamkan penglihatannya ketika melihat sebuah mobil mewah berwarna mer
Read more
MDTM II 08
‘Sebastian panjang umurnya,’ pikir Clara. Orang yang sedang  mereka bicarakan akhirnya datang juga. Sementara Sebastian di dalam mobilnya dengan tatapan heran melihat Clara sedang menunjuk ke arahnya. “Ngapain lagi nih orang?” Di sisi lain, Carissa berjalan maju mendekati mobil itu membuat Sebastian jadi menghentikan mobilnya sejengkal tepat di depan mamanya. Terlihat Carissa langsung mengitari mobilnya menuju pintu tempat Sebastian berada. Sebastian menoleh ke samping melihat mamanya. “Ian... keluar mama bilang,” ujar Carissa sambil terus mengetuk kaca jendela mobilnya. Sebastian di dalam mobil mengabaikan perkataan mamanya, dia justru memalingkan wajah dan melihat ke arah Clara sedang memeletkan lidah ke arahnya, “Gue nggak tau dia sudah ngomong apa sama mama. Awas kau Clara.” Kemudian Sebastian menoleh ke samping dan melihat wajah mamanya, “Firasat gue nggak enak lagi.” “Ian buka pintunya,” perin
Read more
MDTM II 09
“Selamat datang di rumah kami sayang,” seru Carissa ketika pintu besar rumah itu sudah terbuka, “Semoga kamu nyaman menginap di sini ya.”Clara mengangguk pelan dan tampak ragu. Clara tidak tau apakah dirinya akan merasa nyaman atau tidak di sana apalagi mengingat ada Sebastian di rumah itu.Dan jangan lupa juga dengan calon suaminya. Siapa tau keduanya memiliki sikap yang tak jauh berbeda, sama-sama menjengkelkan.Ah... memikirkan itu Clara jadi mendadak merasa jadi tidak betah. Padahal dia akan memasuki rumah besar tersebut.‘Tidak-tidak, kau sendiri yang menyetujuinya Clara.’Karena menghargai Carissa yang berstatus lebih tua darinya, Clara jadi setuju untuk menginap beberapa hari di sana sembari menunggu kepulangan orang tuanya dari Bali.Raut wajah Clara yang tadi tampak sedang berkeluh kesah seketika berubah menjadi full senyum ketika memasuki rumah besar itu yang tampak seperti istana.Kini Clara berdiri tercengang merasa takjub melihat rumah besar milik keluarga Kanigara. Des
Read more
MDTM II 09
“Selamat datang di rumah kami sayang,” seru Carissa ketika pintu besar rumah itu sudah terbuka, “Semoga kamu nyaman menginap di sini ya.” Clara mengangguk pelan dan tampak ragu. Clara tidak tau apakah dirinya akan merasa nyaman atau tidak di sana apalagi mengingat ada Sebastian di rumah itu. Dan jangan lupa juga dengan calon suaminya. Siapa tau keduanya memiliki sikap yang tak jauh berbeda, sama-sama menjengkelkan. Ah... memikirkan itu Clara jadi mendadak merasa jadi tidak betah. Padahal dia akan memasuki rumah besar tersebut. ‘Tidak-tidak, kau sendiri yang menyetujuinya Clara.’ Karena menghargai Carissa yang berstatus lebih tua darinya, Clara jadi setuju untuk menginap beberapa hari di sana sembari menunggu kepulangan orang tuanya dari Bali. Raut wajah Clara yang tadi tampak sedang berkeluh kesah seketika berubah menjadi full senyum ketika memasuki rumah besar itu yang tampak seperti istana. Kini Clara berdiri tercengang merasa takjub melihat rumah besar milik keluarga Kanigar
Read more
DMCA.com Protection Status