Share

BAB 37. Satu Kesempatan

“Kamu mau ke mana?”

Tabitha mungkin tidak menyadari ia baru saja berseru panik saat Sakha bangun dari posisinya yang tadi bersimpuh. Dengan kedua tangannya, Tabitha menahan lengan Sakha agar laki-laki itu tidak beranjak menjauh.

“Aku–”

“Ja-jangan pergi,” lirih Tabitha dengan terbata saat tangisnya sudah mulai reda. “Jangan tinggalkan aku, Sakha. Di sini saja.”

Sakha yang sejak tadi hanya memandanginya dengan hati tercabik-cabik itu langsung bangkit untuk merungkup Tabitha menggunakan kedua tangannya. Memeluk Tabitha erat.

“Aku nggak ke mana-mana, Bee. Aku di sini.”

Dalam peluk erat itu, Tabitha bisa merasakan degup jantungnya yang begitu kencang beradu dengan degup jantung Sakha yang juga sama kencangnya.

Tabitha merasa menjadi wanita munafik sekarang. Ke mana perginya sosok Tabitha yang begitu muak menghadapi Sakha hingga berkali-kali mengusir lelaki itu pergi? Entahlah. Untuk sekarang, Tabitha sedang tak ingin peduli. Yang Tabitha inginkan saat ini adalah kembali merasa hangatnya tu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status