Share

Bab 124

last update Huling Na-update: 2025-06-01 23:41:11

Suara itu datang dari pintu. Datar, berat, dan sangat familiar.

Lyra berbalik cepat.

“Dastan?!” Ia mundur selangkah, tangannya memegangi bagian dada gaun seolah belum sepenuhnya siap dilihat.

Dastan berdiri bersandar di ambang pintu, satu tangan di saku, sorot matanya dalam menelisik. Tak ada senyum di wajahnya, tapi tatapannya cukup membuat Lyra sulit bernapas.

“Aku kira… kau sedang keluar…” gumam Lyra cepat, gugup, lalu mencoba membenahi posisi tali gaun yang sudah benar.

“Hanya di ruang kerja,” jawab Dastan singkat, berjalan pelan mendekat beberapa langkah.

Lyra menelan ludah.

“Jadi? ‘Lumayan untuk siapa’?,” tanya Dastan. “Aku juga ingin tahu.”

Lyra mendesah. “Itu hanya… ekspresi diri. Aku sedang mencoba menyesuaikan tampilan untuk gala sosial lusa nanti."

Dastan mendekat lagi, berhenti tepat beberapa langkah dari cermin. “Kalau begitu, kau ingin pendapat?”

“Ya… sebenarnya,” jawab Lyra ragu. “Kelihatan bagus, atau tidak?”

Dastan menatapnya lebih lama sebelum menjawab, lalu berkat
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yeppy Anna
up yg banyak dong thorrrrrr hiksssss..bikin penasaran bnngett sii ni novel...
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 128

    "Apa yang mau kau lakukan? Mempermalukan kita semua?" desis Talia panik.“Maaf, Ma,” bisik Lyra nyaris tanpa suara. “Tapi aku harus bicara.”Talia membeku, hanya bisa menyaksikan Lyra melangkah ke depan. Kecil, tapi penuh ketegasan.“Nyonya Adiwangsa... atau haruskah kupanggil kau kakak ipar?" mulai Lyra mengejutkan semua orang. Tak pernah ada yang seberani itu pada menantu keluarga Adiwangsa yang satu ini.Mata Leona tampak berkilat kesal."Yang kau katakan sangat benar,” katanya lantang, membuat semua perbincangan terhenti. “Aku adalah istri dari Dastan Adiwangsa. Dan aku tak malu mengakui bahwa proyek itu diberikan kepada perusahaan keluargaku karena koneksi.”Leona menaikkan alis, hendak menyambar, tapi Lyra melanjutkan tanpa memberi ruang.“Itu keuntungan dari koneksi? Tentu. Aku tidak munafik. Aku tak perlu berbohong. Tahukah kau, koneksi dan kualitas itu sama penting?"Hening, semua orang menunggu kalimat selanjutnya. "Aku memiliki keduanya," lanjut Lyra mantap. Suaranya tak b

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 127

    Talia menggeram pelan.Apa-apaan ini? Mengapa Lyra muncul dengan gaun berbeda? Apa yang sedang dia pikirkan?Salah satu sosialita di samping Talia menyipitkan mata sambil membungkuk sedikit ke arah sahabatnya. "Eh… gaun itu… sepertinya aku pernah lihat. Tapi di mana ya?" bisiknya penasaran, mencoba keras mengingat.Talia tak menjawab. Matanya menajam, tubuhnya segera melangkah cepat mendekati Lyra yang baru saja menapakkan kaki di tengah ballroom. Dalam satu gerakan anggun tapi penuh kuasa, Talia mensejajarkan dirinya di sisi Lyra, secara halus namun tegas menggeser posisi Nancy ke belakang."Gaun pemberianku… ke mana, Lyra?" bisiknya tajam, ekspresinya tenang namun jelas menahan amarah. Matanya mengamati Lyra dari ujung kepala hingga kaki, dan mau tak mau, ia harus mengakui, Lyra memang terlihat luar biasa malam ini. Tapi bagi Talia, terlihat bagus bukan tujuan utamanya."Gaun ini… dari mana? Jangan bilang—""Hadiah dari temanku. Dia seorang desainer," jawab Lyra pelan tapi mantap.W

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 126

    Lampu-lampu kota Torin menyala gemerlap, memantulkan cahaya ke permukaan jalan basah sisa gerimis senja. Gedung-gedung tinggi berdiri megah, sementara mobil-mobil mewah berbaris di depan ballroom eksklusif.Di udara, aroma malam bercampur wangi parfum mahal dan denting tawa yang menanti pesta dimulai. Malam ini adalah malam yang ditunggu kalangan sosialita.Talia melirik jam dengan gelisah. Mobil yang membawanya meluncur cepat menuju ballroom hotel tempat gala dinner diadakan. Ia menekan tombol di layar ponselnya, menunggu beberapa detik sebelum akhirnya terdengar nada sambung.“Lyra,” suaranya terdengar tegas begitu panggilan tersambung. “Kau sudah siap, kan? Jangan sampai datang terlambat. Dan tolong, perhatikan penampilanmu. Pastikan kau tampil layak dilihat, jangan sampai mempermalukan dua keluarga besar.”Lyra menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri agar nada suaranya tak terdengar emosi. “Aku sudah siap, Ma. Sebentar lagi kami berangkat,” ujarnya seraya menatap pant

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 125

    Lyra melirik layar.Sebuah nomor tak dikenal.Dia ragu sejenak, menimbang banyak hal lalu akhirnya memilih menjawab. “Halo?”“Selamat pagi, apakah ini dengan Nyonya Adiwangsa?”Lyra refleks menegakkan tubuh. “Eh, iya. Ini Lyra... Adiwangsa,” jawabnya agak pelan dan gugup.“Maaf mengganggu Anda, Nyonya. Aku asisten di manajemen Mitchel. Terima kasih telah mempercayakan pesanan Anda kepada kami. Kami hanya ingin memastikan kembali, untuk gaun yang diminta, adakah detail tertentu yang ingin Anda tekankan sebelum produksi dimulai?”Lyra merasa tak yakin. “Maaf... apa ini soal gaun?”“Benar Nyonya. Gaun pesta yang akan digunakan besok. Kami menerima brief singkat dari pihak pemesan utama, dan diminta untuk langsung menghubungi Anda agar desain akhir sesuai keinginan.”Dada Lyra berdesir. Pemesan utama? Tentu saja Dastan, siapa lagi?“Oh… iya, tentu.” Suara Lyra terdengar lebih tenang dari isi kepalanya yang penuh tanda tanya. “Aku... ingin sesuatu yang berkelas, elegan, tidak terbuka..."L

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 124

    Suara itu datang dari pintu. Datar, berat, dan sangat familiar. Lyra berbalik cepat.“Dastan?!” Ia mundur selangkah, tangannya memegangi bagian dada gaun seolah belum sepenuhnya siap dilihat.Dastan berdiri bersandar di ambang pintu, satu tangan di saku, sorot matanya dalam menelisik. Tak ada senyum di wajahnya, tapi tatapannya cukup membuat Lyra sulit bernapas.“Aku kira… kau sedang keluar…” gumam Lyra cepat, gugup, lalu mencoba membenahi posisi tali gaun yang sudah benar.“Hanya di ruang kerja,” jawab Dastan singkat, berjalan pelan mendekat beberapa langkah.Lyra menelan ludah. “Jadi? ‘Lumayan untuk siapa’?,” tanya Dastan. “Aku juga ingin tahu.”Lyra mendesah. “Itu hanya… ekspresi diri. Aku sedang mencoba menyesuaikan tampilan untuk gala sosial lusa nanti."Dastan mendekat lagi, berhenti tepat beberapa langkah dari cermin. “Kalau begitu, kau ingin pendapat?”“Ya… sebenarnya,” jawab Lyra ragu. “Kelihatan bagus, atau tidak?”Dastan menatapnya lebih lama sebelum menjawab, lalu berkat

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 123

    Sore itu juga, mereka menuju rumah sakit untuk melakukan CT scan. Dastan menggenggam tangan Lyra sepanjang perjalanan, meski ekspresinya tampak tegang.Setelah proses pemindaian selesai dan hasil keluar, kening dokter semakin terlipat membaca lembaran hasil CT scan. Ia bergumam beberapa kali, lalu menggeleng seperti baru saja melihat hasil yang mustahil.Dastan, yang duduk di samping Lyra, sudah mulai mendesak. “Dok? Apa ada masalah?”Dokter tak bersuara. Tangannya membolak-balik dokumen sambil terus menggumam tak jelas. “Dok?” tegur Dastan lebih keras. “Tolong jangan diam saja. Apa ada yang tidak beres?”Dokter menoleh, masih menggeleng-geleng dengan ekspresi bingung.“Tidak ada. Dan... itu masalahnya,” katanya sambil menghela napas. “Hasil ini, hmm... sulit dipercaya.”Lyra menegakkan duduknya. “Maksud Dokter?”Dokter menatap mereka berdua. “Aku sudah bertahun-tahun menangani pasien. Tapi belum pernah melihat pemulihan tulang secepat ini, kecuali dalam kasus… stimulasi ekstrem.”L

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status