Share

Bab 69

last update Last Updated: 2025-05-09 20:42:55

Langkah Dastan terhenti tepat di depan pintu kamar Lyra. Tangannya terangkat, siap mengetuk, namun sebelum jari-jarinya menyentuh permukaan kayu, daun pintu lebih dulu terbuka dari dalam. Lyra muncul dengan rambut tergerai dan mata sedikit bengkak, namun dengan senyum cepat yang ia tarik di wajahnya begitu melihat siapa yang berdiri di sana.

“Kenapa ke sini?” tanyanya pelan, terkejut tapi berusaha terdengar santai. Tatapannya kemudian berpindah ke Alba yang berdiri beberapa langkah di belakang Dastan. Pelayan itu hanya mengangkat bahu, tak tahu harus menjawab apa.

Dastan tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap Lyra lekat-lekat, mencoba membaca isyarat di balik raut wajah tenang itu. Tapi Lyra tampak pandai menyembunyikan kegundahan. Tak ada sorot mata redup, tak ada isak tersamar. Hanya ekspresi polos dan netral yang seperti disengaja.

“Ada apa?” tanya Lyra lagi, kali ini lebih lembut. “Kau seharusnya tidak banyak gerak. Bukankah dokter bilang kau harus istirahat penuh agar proses
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 1

    "Ahh... Sayang, lebih cepat...."Lyra baru saja memasuki kantor tunangannya untuk memberi kejutan ulang tahun, tetapi dirinya justru dikejutkan oleh suara desahan seorang wanita dari dalam ruangan.“Mmh… kamu nikmat sekali….”Kening Lyra berkerut rapat. Jantungnya berdegup kencang.Dia ingin mengelak dan menganggap dirinya salah dengar. Akan tetapi, suara itu terlalu jelas. Terlalu nyata.Dengan napas tertahan, Lyra melangkah mendekati pintu yang sedikit terbuka.Di saat yang bersamaan, suara tawa menggoda terdengar.“Menghabiskan waktu denganku di hari ulang tahunmu, apa kamu tidak takut Lyra akan marah?”“Hanya seorang wanita dari keluarga pebisnis yang sudah bangkrut, untuk apa aku takut padanya?”Mata Lyra membesar. Tidak salah lagi, itu suara Darren—tunangannya!Tangannya yang memegang kotak kue jadi gemetar, Lyra pun memberanikan diri untuk mengintip ke dalam.Seketika, dunia Lyra seakan runtuh.Di atas sofa besar dengan suasana berantakan, tubuh Darren yang setengah telanjang t

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 2

    Panas.Suhu yang tidak nyaman itu membuat kelopak mata Lyra bergerak gelisah sebelum akhirnya terbuka. Lyra melirik ke sumber cahaya.Ternyata, cahaya matahari pagi telah menyelinap masuk melalui celah tirai tebal, menyinari langit-langit yang … asing.‘Di mana ini?’ batin Lyra, menyadari bahwa dia tidak terbangun di kamarnya.Namun, sebelum bisa mendapatkan jawaban, dia menyadari sesuatu yang jauh lebih mengkhawatirkan—tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.Ke mana pakaiannya?!Jantung Lyra berdebar kencang seiring berjuta pertanyaan yang muncul di dalam benaknya.Di waktu yang sama, mata Lyra bergerak ke samping. Dan di sana, seorang pria bertelanjang dada tertidur lelap.Seketika, ingatan mengenai apa yang terjadi tadi malam mengalir ke dalam benak. Usai sang pria tampan misterius menerima tawaran Lyra untuk tidur bersama, pria itu membawanya ke sebuah kamar hotel.Kemudian, tangan besar itu meremas pinggang Lyra dan menekan tubuhnya ke ranjang. Bibir dengan rasa anggur

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 3

    Malam itu, mobil keluarga Sasmita berhenti di depan kediaman megah keluarga Adiwangsa. Pelataran telah dipenuhi deretan mobil mewah, masing-masing milik keluarga terpandang di kota Torin. Lampu-lampu kristal di fasad rumah besar itu berpendar indah, mencerminkan kemewahan yang tak tertandingi.Dari kursi penumpang, Lyra menatap gedung itu dengan dada sesak.Keluarga Adiwangsa paling berkuasa atas kota ini. Dan malam ini, dia harus melangkah masuk, berpura-pura menjadi bagian dari mereka.Pintu mobil terbuka, dan sang ibu, Talia, turun lebih dulu. Senyumnya lebar, penuh kebanggaan. “Jangan lupa membawa kadonya turun, Lyra. Jangan membuatku malu.”Datang ke rumah keluarga Adiwangsa dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja?Berpura-pura bahwa dia tidak tahu bagaimana Darren mengkhianatinya?Kebenciannya hampir tumpah, tetapi seketika Lyra teringat ultimatum ibunya.“Kau harus mengikuti semua perintah Darren, apa pun itu! Kalau kau membuatnya tidak senang, kau tahu akibatnya!”Lyra men

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 4

    Lyra berdiri kaku di antara para tamu pesta. Di saat tamu lain tersenyum sumringah menyambut kedatangan salah satu bintang dari acara malam hari ini, wajahnya justru kehilangan segala warna–pucat.Kenapa bisa seperti ini?Bagaimana bisa pria yang tadi malam menyentuh setiap inci tubuhnya, yang membisikkan kata-kata nakal di telinganya, yang mencumbu dan memilikinya dalam kegelapan……ternyata adalah Dastan Adiwangsa?!Paman Darren. Pewaris utama keluarga Adiwangsa. Pria paling berbahaya di negeri ini!?Lyra merasakan kepalanya berdenyut hebat. Seluruh tubuhnya bergetar tanpa bisa ia kendalikan. Rasanya ingin lari. Ingin menghilang.Tidak. Ini tidak nyata. Harusnya ini hanya mimpi buruk.Tapi pria itu ada di sana. Nyata.Semakin ia menatap Dastan, semakin ingatan semalam kembali menghantam kepalanya dengan keras.Tangan kekar yang membawanya ke dalam kamar hotel.Bibir penuh yang mencumbunya di bawah remang lampu.Suara rendah yang mengklaimnya tanpa ragu.—"Kalau begitu… mulai sekarang

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 5

    Darah Lyra seolah menguap. Napasnya tercekat. Dingin menjalari tengkuknya. Apakah Dastan mengenali dirinya?! Bagaimana ini? Lyra panik. Dia benar-benar harus kabur dari tempat itu sekarang. Dia tidak siap mengungkap semua kebenaran. "Ah, itu mustahil." Talia memotong dengan cepat sebelum Lyra sempat bereaksi. Tertawa kecil, wanita itu menepuk tangan Lyra yang gemetar, lalu menoleh pada Dastan dengan senyum percaya diri."Tuan Dastan. Putriku ini tipe anak rumahan. Dia tidak pernah pergi ke mana pun sejauh ini. Hidupnya hanya berkisar di rumah dan lingkungan terbatas kami. Anda baru pulang dari luar negeri, bagaimana bisa bertemu dengannya?"Lyra menelan ludah, berusaha mengontrol napasnya yang tersendat.Dastan diam beberapa detik. Tatapannya masih melekat pada Lyra, tajam dan menelisik begitu teliti, seakan mempertimbangkan sesuatu. Meski akhirnya, pria itu hanya mengangguk kecil. “Begitu rupanya….”Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, Dastan memalingkan wajahnya, kembali ke perca

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 6

    Beberapa saat sebelumnya... Di dalam sebuah mobil hitam yang melaju tenang di jalan utama Torin, Dastan Adiwangsa duduk bersandar dengan mata terpejam. Wajahnya tanpa ekspresi, namun ujung jari telunjuknya mengetuk-ngetuk sandaran tangan, menunjukkan pikirannya yang tengah bekerja. “Apa sebenarnya tujuan pesta malam ini?" tanya Dastan setengah menggeram rendah. “Aku memiliki banyak pekerjaan, tapi Ayah begitu keras kepala memaksaku hadir.” Charlie, tangan kanan Dastan yang duduk di kursi penumpang depan, melirik sekilas sang atasan melalui kaca spion seraya menjawab, “Pesta malam ini bertujuan untuk merayakan ulang tahun Tuan Darren sekaligus penyambutan kepulangan Anda ke dalam negeri, Tuan." Dastan mendengus, nada sinis terdengar jelas. "Konyol. Apa yang perlu dirayakan dari seseorang yang bertambah tua? Tidakkah mereka tahu itu berarti waktu hidup orang tersebut semakin berkurang di dunia?” Ia menyandarkan kepala ke kursi dan menatap langit-langit mobil. "Dan lagi, siapa yang be

    Last Updated : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 7

    Lyra merasa seluruh tubuhnya menjadi dingin. Dia tak bisa berkata apapun sekarang. Rupanya, sejak tadi, Dastan hanya berpura-pura tidak mengenalinya. Mengapa dia begitu naif, berharap Dastan tidak akan mengingat wajahnya setelah malam panas mereka yang panjang?Darren yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksud Paman? Bagaimana bisa Paman tahu detailnya?"Gawat!Lyra menggigit bibir. Apa Dastan akan membocorkan kejadian semalam pada Darren? Tentang bagaimana Lyra mendatangi lalu memintanya tidur bersama?Lyra menggeleng pelan tanpa sadar. Darren tidak boleh tahu jika Lyra telah menggoda pamannya. Bukan hanya ini akan menghancurkan reputasi Lyra, tapi Talia tidak akan melepaskannya dan membuat Lyra membayar kesalahannya dengan cara yang paling menyakitkan!Lyra harus–"Aku juga ada di bar yang sama semalam. Aku melihatnya." Dastan menjawab, membuat Lyra terdiam dan menatap pria itu dengan wajah kaget.Dia … tidak membocorkannya?Melihat reaksi Lyra, sudut bibir Dastan agak terangkat.

    Last Updated : 2025-04-01
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 8

    Lyra menatap Talia dengan gugup."Lyra?" Panggilan itu membuatnya melirik ke arah lantai dansa, ke arah Darren dan Livia yang tengah berangkulan dengan mesra.Talia ikut menoleh. Seketika itu pula raut wajahnya berubah gusar."Kau membiarkan tunanganmu berdansa dengan temanmu? Lyra, kau ini bodoh atau apa?" hardik Talia dengan nada tajam. "Cepat panggil Darren ke sini!"Lyra menelan ludah. Ia melangkah pelan ke arah lantai dansa, namun hatinya terasa berat. Darren dan Livia tampak begitu menikmati momen mereka, seolah tidak menyadari keberadaannya.Setiba di sana, Lyra berdiri diam sejenak sebelum akhirnya berkata dengan suara tenang, "Darren, kita harus kembali."Darren menoleh dengan tatapan tidak senang. Tak suka kebersamaan mereka diganggu."Astaga Lyra, apa kau tidak bisa menunggu sebentar saja? Aku tidak akan membawanya lari," canda Livia sambil tertawa.Tapi Lyra tidak tersenyum. Dia menoleh ke arah ibunya yang masih menunggu. "Bukan aku yang butuh kehadirannya."Darren langsu

    Last Updated : 2025-04-01

Latest chapter

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 69

    Langkah Dastan terhenti tepat di depan pintu kamar Lyra. Tangannya terangkat, siap mengetuk, namun sebelum jari-jarinya menyentuh permukaan kayu, daun pintu lebih dulu terbuka dari dalam. Lyra muncul dengan rambut tergerai dan mata sedikit bengkak, namun dengan senyum cepat yang ia tarik di wajahnya begitu melihat siapa yang berdiri di sana.“Kenapa ke sini?” tanyanya pelan, terkejut tapi berusaha terdengar santai. Tatapannya kemudian berpindah ke Alba yang berdiri beberapa langkah di belakang Dastan. Pelayan itu hanya mengangkat bahu, tak tahu harus menjawab apa.Dastan tidak langsung menjawab. Dia hanya menatap Lyra lekat-lekat, mencoba membaca isyarat di balik raut wajah tenang itu. Tapi Lyra tampak pandai menyembunyikan kegundahan. Tak ada sorot mata redup, tak ada isak tersamar. Hanya ekspresi polos dan netral yang seperti disengaja.“Ada apa?” tanya Lyra lagi, kali ini lebih lembut. “Kau seharusnya tidak banyak gerak. Bukankah dokter bilang kau harus istirahat penuh agar proses

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 68

    Talia menatap puas. Tangan Lyra gemetar menggenggam lembaran-lembaran hasil pemeriksaan medis dari dalam amplop. Helaan napasnya tertahan ketika matanya menelusuri kalimat demi kalimat.Diagnosis terbaru. Penurunan fungsi vital. Potensi komplikasi.Laporan dokter menyebutkan bahwa obat-obatan yang biasa diberikan mulai dihentikan secara bertahap karena alasan administratif. Ada catatan kecil di bagian bawah: "Atas permintaan keluarga wali pasien."Lyra menatap Talia yang kini duduk dengan kaki bersilang di jok mobil mewah. Matanya berkaca-kaca. "Kenapa kau melakukan ini?" Suaranya serak, lebih seperti bisikan penuh guncangan.Talia mengambil kembali map itu dengan tenang, lalu memasukkannya kembali ke dalam tas kulit mahalnya. “Mau bagaimana lagi?” ucapnya santai. “Keuangan keluarga Sasmita mulai goyah. Bisnis terus melemah. Perusahaan butuh penyokong baru, atau setidaknya, penghubung yang bisa membuka akses ke kekuasaan dan modal yang lebih besar.”Lyra menoleh ragu ke arah rumah

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 67

    Lyra keluar dari kamar Dastan dengan langkah hati-hati, menenangkan detak jantungnya yang masih belum sepenuhnya stabil usai kejadian absurd tadi.Udara di lorong terasa lebih segar, atau mungkin itu hanya efek dari dirinya akhirnya bisa mengambil napas panjang setelah terus berada dalam ketegangan. Ia menuju dapur utama, berniat menanyakan soal minuman untuk tamu yang tak lain adalah calon mertuanya sendiri.Begitu melangkah ke dalam, beberapa pelayan langsung menoleh dan tersenyum ramah. Alba, menyambut Lyra dengan tatapan penuh arti."Selamat pagi, Nona Lyra. Kami sudah siapkan teh jahe dan camilan ringan untuk Tuan Besar. Apakah boleh langsung kami antar?"Lyra mengangguk pelan, lalu tersenyum sopan. "Boleh. Maaf, aku terlambat menyampaikannya, barusan... suasananya agak canggung di kamar."Salah satu pelayan muda menutup mulutnya, terkikik. "Wah, canggung karena Tuan Besar datang tanpa kabar, atau... karena Nona terlalu betah di kamar Tuan Dastan?"Pelayan lain menyikut temannya

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 66

    Kaki Lyra refleks mundur, menjauh dari pintu.Handuk yang tersampir begitu saja di lengannya nyaris jatuh ke lantai. Sementara itu, teriakan kesal Dastan makin jelas menyusul sosoknya yang keluar dari kamar mandi. Langkahnya tegap dan kaku.“Lyra, kau benar-benar keterlaluan! Kau mau membuatku masuk angin? Pakaian dalamku—” Kalimat Dastan terhenti begitu menyadari pintu terbuka lebar.Lyra menoleh dengan ekspresi horor. Dastan berdiri di tengah ruangan, masih basah kuyup. Selain perban di area bahu, dia hanya mengenakan pelindung terakhir yang menutupi barang pribadinya.Dastan menggumam kaget. "Ayah?!"David Adiwangsa, berada di ambang pintu dengan alis terangkat, didampingi dua ajudan dan penasehatnya. Ekspresi mereka—terutama David—sangat sulit untuk dijelaskan.Tak ada yang bicara.Kecanggungan menggantung seperti kabut tebal. Hanya suara mesin pendingin dan detak jam yang terdengar.Lyra tersentak sadar. “Ya Tuhan, maaf!” serunya, lalu buru-buru mendorong pintu dan menutupnya de

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 65

    Apa Dastan bisa membaca pikirannya?Pipi dan telinga Lyra memanas seketika. Ia segera membuang muka ke arah lain.“Aneh apa? Aku hanya… hanya takut menyakitimu,” elaknya cepat. Suaranya sedikit gemetar tapi ia berusaha menjaga wibawa dan lekas menuju lemari, berpura-pura mencari handuk. Dastan tak bisa menahan senyum. Bibirnya terangkat samar, matanya menyipit sedikit seperti menertawakan kepanikan gadis di hadapannya.Lyra menarik napas dalam, menepuk-nepuk pipinya sendiri diam-diam, lalu berbalik. “Oke, aku bantu. Tapi tanggung sendiri akibatnya.” Ucapannya terdengar tegas, tapi tak mampu menyembunyikan kegugupannya yang tetap kentara.Tanpa menunggu respon lebih lanjut, Lyra mengeluarkan handuk kecil berwarna putih, lalu merapikan baskom dan botol sabun cair. Tangannya sibuk menyusun, mempersiapkan, apa pun yang bisa membuatnya terlihat fokus—padahal pikirannya justru makin kacau.Uap air hangat di baskom kecil mengepul tipis seperti meniru suasana hatinya yang mendidih pelan. Ses

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 64

    Dastan ikut mengangkat alisnya. Seolah bertanya mengapa Lyra masih bergeming. Gadis itu lalu menghela napas dan berpangku tangan. Tak mengira akan terjebak seperti ini. “Aku akan panggil Charlie. Biar dia membantumu,” tawarnya memberi solusi. Tapi Charlie yang sedari tadi diam mendengarkan, langsung angkat tangan dan melangkah mundur. “Maaf Nona, aku harus ke kantor. Ada urusan penting. Sangat penting,” ucapnya buru-buru.Lyra menatap tak percaya. “Charlie—”“Aku titip Tuan pada Nona!” serunya cepat sebelum menghilang di balik pintu.Keheningan menggantung.Lyra mendesah panjang dan menatap Dastan dengan curiga. “Kau sengaja, ya?”Dastan menatapnya datar. “Aku lapar.”“Panggil saja pelayan lain,” elak Lyra.“Lalu untuk apa kau di sini jika tak mau membantu?"Lyra tercekat. Kalimat itu menohok. Dia bukannya tak mau membantu, hanya... merasa canggung. "Yah, sudahlah... aku akan menunggu Charlie pulang, karena pelayan lain belum tentu mau membantu juga," gerutu Dastan dengan wajah p

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 63

    "Apa ini?" tanya Lyra lirih. Padahal jelas itu sebuah kotak kue mungil berhias pita emas.“Ini… ini dari Tuan…,” jawab si ajudan sambil membungkuk sedikit. “Dia menjaga ini lebih dari nyawanya sendiri… bahkan saat kecelakaan tadi… dia tetap memeluk kotak ini, Nona…”Sejenak, lorong itu sunyi. Charlie melotot tajam, ingin membekap mulut si ajudan. Tapi semuanya sudah terlambat.Pandangan Lyra beralih dari kotak kue ke wajah si ajudan, lalu ke Charlie yang hanya bisa menunduk.“Jadi,” ucapnya lirih, “dia pulang membawa ini untukku?”Tak ada jawaban. Tapi ekspresi semua orang sudah menjawab cukup banyak.Genggaman Lyra menguat di kotak kue itu. Hatinya berdenyut aneh. Luka di tubuh Dastan kini terasa berbeda, karena ia tahu—luka itu didapat saat mencoba membawa pulang hadiah kecil untuknya.**Fajar bahkan belum muncul ketika Lyra membuka pintu kamar Dastan dengan sangat perlahan. Engselnya mengeluarkan bunyi lirih, namun tak cukup untuk membangunkan siapa pun di dalam ruangan.Udara pag

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 62

    Langkah Lyra terhenti tepat di ambang pintu.Matanya membelalak, tubuhnya gemetar melihat sosok Dastan yang duduk bersandar di ranjang dengan tubuh sebagian terbuka, dada dan lengannya dipenuhi perban, bekas luka, dan darah yang mulai mengering. Di sekelilingnya, para ajudan dan pelayan masih sibuk membereskan sisa perawatan. Beberapa alat medis kecil berserakan di atas nampan. Seorang dokter tampak sedang menyusun peralatan ke dalam tasnya.Sesaat tadi, waktu Lyra membuka pintu kamar, Alba berdiri di sana dengan wajah panik, mata merah dan berkaca-kaca.“Nona... T-Tuan mengalami kecelakaan...” suara Alba bergetar. “Dia menolak dibawa ke rumah sakit. Sekarang... sedang dirawat di kamarnya.”Lyra tak sempat berkata apa pun. Panik dan takut menyergap. Dia langsung berlari ke arah kamar Dastan, menepis siapa pun yang mencoba menghalangi jalannya.Dan kini... dia berdiri terpaku. Dada sesak. Lidah kelu.Dastan, yang awalnya sibuk menahan nyeri, memalingkan wajahnya begitu melihat Lyra mun

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 61

    Tuannya akan pulang sendiri?Mata Charlie membelalak lebar. Ini pertama kalinya dalam karir Charlie sebagai ajudan. "Tapi, Tuan, berkeliaran sendiri sangat berbahaya," bisiknya, kali ini benar-benar cemas.Dastan berbalik setengah, matanya berkilat penuh kemarahan. "Semua ini karena ulah siapa? Hah? Ide siapa membeli kue itu?"Charlie terdiam. Lidahnya kelu."Kau membuatku berjanji tanpa sengaja, dan sekarang kau juga yang membuatku mengingkarinya. Kau mau aku terlihat tak punya kata-kata di depan Lyra?"Charlie tercekat. Astaga. Jadi ini penyebab Tuannya uring-uringan sejak tadi. Bukan karena macet. Tapi karena takut terlihat buruk di mata calon istrinya. Dastan Adiwangsa—pria yang dikenal tak pernah peduli pada opini siapa pun—ternyata bisa setakut dan sesensitif itu saat urusannya menyangkut Lyra.Kalau saja tidak takut dipecat, Charlie sudah tertawa keras. Tapi tentu saja, dia menahan diri. Kini dia hanya bisa menawarkan solusi."Tuan, bagaimana kalau saya hubungi sopir cadangan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status