Share

GINA WAS-WAS....

last update Last Updated: 2025-02-27 15:14:49

Suara Karina melengking bercampur dengan suara tangisan Gavin yang terganggu dengan teriakan ibunya sendiri bercampur pula dengan keinginannya yang ingin mendapatkan ASI dari Gina.

Situasi itu begitu kacau hingga membuat Bara datang karena mendengar keributan tersebut.

"Ada apa ini? Kenapa ribut sekali? Gina! Kenapa Gavin sampai menangis seperti itu?"

Bertubi-tubi, Bara melontarkan pertanyaan pada Gina yang kebingungan harus berbuat apa dengan tekanan yang diberikan oleh istri Bara di hadapannya.

"Mas, aku nggak setuju kamu mempekerjakan ibu susu segala di rumah ini! Perempuan seperti dia nggak pantas untuk Gavin, aku nggak setuju!!"

Karina tetap menyampaikan rasa keberatannya pada sang suami, dan itu membuat Gina semakin membisu di tempatnya meskipun ia tidak tega mendengar tangisan Gavin atas perbuatan sang ibu kandung bayi tersebut.

"Kalau kamu tidak setuju, lakukan tugas itu untuk Gavin!" sahut Bara berusaha tetap tenang walaupun wajahnya menyiratkan kemarahan karena tidak suka hal itu dipermasalahkan.

"Aku sudah bilang, aku nggak bisa menyusui Gavin! Ada susu formula terbaik yang bisa diberikan untuk dia, nggak perlu aku yang harus menyusui!" bantah Karina seolah tak mau kalah.

"Kalau gitu, pergi dari rumah ini, sekarang!" kata Bara dengan tegas, ia menatap istrinya dengan tajam, seolah telah muak dengannya karena tidak mau mengurus anak mereka.

Wajah Karina berubah pucat mendengar ultimatum yang diberikan oleh sang suami kepadanya. Ia memang tahu, Bara tidak pernah suka dengan keputusannya yang tidak mau menyusui anak mereka dengan alasan khawatir dadanya akan rusak jika harus melakukan tugasnya menjadi seorang ibu untuk Gavin.

Namun, baru kali ini ia mendengar Bara mengusirnya karena ia melancarkan aksi protesnya itu pada sang suami.

"Kamu nggak serius dengan ucapan kamu itu, kan, Sayang? Aku istrimu, aku ibu kandung Gavin!" ucap Karina sembari menatap wajah Bara berharap suaminya itu hanya terlampau emosi sampai mengusirnya seperti tadi.

"Aku serius, Karina, aku sudah muak dengan apa yang kamu lakukan selama ini untuk Gavin, aku muak dengan keegoisan kamu itu! Kalau kamu tidak mau menyusui Gavin, lebih baik kamu pergi saja dari rumah ini!” jawab Bara dengan penuh penekanan.

Melihat suaminya sepertinya memang serius dengan apa yang diucapkannya, Karina buru-buru mendekati sang suami dengan wajah yang dibuat seolah-olah ia sudah menyesal sudah marah-marah seperti tadi di kamar itu.

"Sayang, Maafkan aku, ya? Aku tadi cuma terkejut karena ada wanita asing memegang anak kita, aku janji, akan mengurus Gavin dengan baik, jangan minta aku pergi dari rumah ini, ya? Kamu masih cinta sama aku, kan?" Dengan suara yang dilembutkan, Karina berusaha untuk merayu suaminya agar tidak mengusirnya dari rumah itu.

Mendengar apa yang diucapkan oleh Karina, hati Bara yang tadi diliputi perasaan marah jadi merasa bimbang. Sejujurnya, ia sangat mencintai sang istri, tetapi Bara tidak suka Karina yang memilih menomorsatukan karir daripada anak mereka, karena itulah Bara kecewa pada istrinya.

Bara menatap mata Karina yang saat itu juga melakukan hal yang sama padanya seolah ingin menegaskan bahwa permintaan maafnya tadi benar-benar tulus dari hatinya.

"Kalau begitu, urus Gavin dengan baik. Kalau tidak, aku akan langsung menceraikanmu dan mencabut semua akses modelingmu," kata Bara akhirnya.

Karina membelalakkan matanya lebar-lebar. Ia tidak mau jika harus bercerai dengan Bara karena selama ini ia banyak mendapatkan koneksi modeling dari Bara.

Karina tidak mau karirnya hancur begitu saja!

“Iya, aku janji akan merawat anak kita dengan baik!” jawab Karina segera.

Perdebatan antara Bara dan Karina didengar jelas oleh Gina. hal itu membuat Gina merasa semakin was-was. Bara bisa begitu tegas dan kejam pada istrinya sendiri yang berusaha menentangnya.

Jika Gina terus menentang Bara dengan dalih ingin memperjuangkan hak anaknya, bukan tidak mungkin Bara akan lebih kejam padanya yang hanya orang lain, bukan?

***

Malam itu, Gina membawa Raya ke dalam kamar Gavin ketika ia ingin menyusui anak majikannya. Sejujurnya, kepala Gina masih dipenuhi kebimbangan.

Meskipun sudah ada kontrak yang jelas, melihat bagaimana Bara, Gina takut jika pria itu akan tetap memaksanya untuk mengesampingkan anaknya sendiri. Namun, ia juga takut untuk melawan setelah melihat bagaimana Bara yang begitu tega pada istrinya sendiri.

Gina menatap Raya dan Gavin yang tertidur bersebelahan. Sejujurnya, Gavin adalah anak yang sangat menggemaskan dan tampan. Ia tidak tega jika harus meninggalkan bayi itu tanpa ada yang merawatnya, bahkan sampai tidak mendapatkan ASI. Namun, Raya juga butuh hal yang sama dengan Gavin.

ASI Gina memang sangat banyak, tetapi jika melihat bagaimana Gavin yang menyusu dengan begitu kuat hingga membuat Gina kewalahan, Gina mendadak ragu jika ASInya juga akan cukup untuk Raya.

“Tuhan, aku harus bagaimana sekarang?” Gina mendesah pelan.

Hidupnya kini benar-benar terasa sangat berat. Setelah diselingkuhi suaminya dan diceraikan begitu saja, kini Gina justru terjebak dalam pekerjaan yang ternyata harus membuat anaknya sendiri mengalah.

“Raya, maafkan Mama, Nak,” ucap Gina sambil menatap Raya dengan dalam.

Tujuan awalnya adalah untuk bisa menghidupi Raya, tetapi Gina tidak menyangka jika ia justru harus mengorbankan anaknya.

Ketika Gina dipenuhi kebingungan, tiba-tiba Gavin menangis dengan begitu kencang. Naluri keibuan Gina langsung tergugah. Ia mengangkat tubuh Gavin ke dalam gendongannya.

“Ya ampun, kamu kenapa, Nak?” monolog Gina, ia menepuk-nepuk pelan punggung Gavin sambil terus menimangnya. “Kamu haus lagi, Nak?”

Dengan sigap, Gina membuka kancing depan bajunya untuk memberi ASI kepada Gavin. Hal itu langsung disambut sang bayi dengan cepat, membuat tangisan itu seketika berhenti. “Padahal kamu baru saja nyusu, tapi sudah haus lagi ya?”

Klek!

Tiba-tiba, suara pintu kamar yang terbuka membuat Gina seketika berbalik badan untuk melihat siapa yang membuka pintu.

Seketika matanya melotot lebar, tubuhnya kaku dan menegang seketika. Pandangannya menemukan sosok pria bertubuh kekar berdiri di depan pintu sedang menatapnya dengan tatapan sama terkejutnya.

Pria itu adalah Bara, bosnya, ayah Gavin!

Saat ini, Gina sedang menyusui Gavin, jelas dadanya terlihat dengan begitu jelas, jadi Bara melihatnya dengan jelas!

“Tu-Tuan!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    CURHAT DENGAN MERTUA

    "Mama kenapa menangis? Aku menyinggung perasaan Mama?" tanya Gina dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.Indira tersenyum mendengar pertanyaan Gina meskipun kedua matanya masih berair."Mama terharu, Sayang. Baru pertama kali ini, Mama dipeluk penuh cinta oleh menantu Mama, selama Bara dengan Karina, jangankan dipeluk penuh cinta seperti ini, menyapa Mama saja Karina seperti enggan."Indira bercerita, dengan wajah yang terlihat sedikit suram, dan sisa air mata di sudut kelopak matanya.'Aku pikir, mama menangis karena tersinggung aku peluk, ternyata justru senang, mertua ku memang benar-benar baik....'Hati Gina menanggapi penjelasan sang ibu mertua. Bibirnya mengulas senyum."Aku juga terharu, sampai tidak bisa menahan air mata karena diperlakukan begitu baik sama Mama, terima kasih, Ma. Aku beruntung punya ibu mertua sebaik Mama."Gina jadi jujur mengatakan alasan ia mengapa menangis ketika ibu mertuanya juga jujur padanya. Ini membuat Indira mengusap pundak sang menantu dengan

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    SAMA-SAMA MENANGIS

    "Aku sebenarnya tidak keberatan untuk terus memberikan ASI untuk Gavin, Ma, meskipun rasanya sakit, tapi usia Gavin sebentar lagi akan memasuki usia cukup untuk mendapatkan ASI, jadi kurasa, bersabar sebentar lagi tidak masalah, yang penting kebutuhan ASI Gavin tercukupi."Akhirnya, dengan sangat hati-hati, Gina menanggapi apa yang diucapkan oleh ibu mertuanya padanya, namun, Indira merasa tidak puas dengan apa yang dikatakan oleh Gina."Bagaimana dengan perbedaan sikap Gavin dan Raya, Raya bisa paham dengan keadaan mu, tapi Gavin tidak, menurutmu itu karena Gavin dan Raya berbeda jenis kelamin, apakah memang benar itu alasannya?"Kembali Indira membahas soal itu, membuat Gina terdiam untuk sejenak, karena ia merasa bagian tersebut memang didesak agar ia menjawabnya meskipun tadi ia mengalihkan pembicaraan."Sebenarnya aku mau minta maaf terlebih dahulu kalau mungkin apa yang akan aku katakan ini sedikit lancang...."Meskipun ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya di hati, Gina ak

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    DIMINTA JUJUR

    Bisikan Bara membuat wajah Gina merah. Sekujur tubuhnya juga seolah berubah menjadi batu hingga Gina seolah tidak bisa bergerak sama sekali. Sementara itu, usai membisikkan kalimat itu pada sang istri, Bara mulai mencium bagian leher istrinya hingga membuat Gina meloloskan suara. Suara Gina yang lolos makin membuat gairah Bara tidak terkendali. Ciuman Bara kembali berlabuh di bibir Gina dan Gina tidak berdaya untuk menolak meskipun khawatir mungkin saja aroma tubuhnya tidak nyaman tercium Bara lantaran ia belum mandi usai menyusui dua anaknya di kamar. Ketika Bara semakin berani menyentuh istrinya dan separuh pakaian sang istri sudah terbuka, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan di pintu kamar.Sontak, Bara menghentikan ciumannya pada permukaan tubuh Gina dan mengusap wajahnya dengan kasar karena merasa terganggu tapi tidak mungkin ia mengabaikan ketukan tersebut. Bara meraih selimut dan menutupi tubuh setengah polos istrinya lalu ia merapikan sejenak pakaiannya sendiri sebelum

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    MULAI BERINISIATIF

    "Maksudnya?" tanya Bara seraya membalas tatapan mata sang istri.Sebenarnya, Bara paham dengan apa yang dikatakan oleh Gina, tapi entah kenapa, ia ingin Gina menjelaskan secara langsung maksud dari perkataan sang istri, hingga ia melontarkan pertanyaan itu pada Gina. "Kamu enggak pernah meremehkan apa yang menimpaku dan aku rasakan, kadang laki-laki itu suka meremehkan, kalau istri sakit, dia akan bilang, di rumah aja kerjaannya kenapa sakit, tapi kamu enggak, aku merasa terhibur sudah diperlakukan begitu sama kamu."Dengan wajah yang merona, Gina menjelaskan hingga Bara tersenyum senang mendengar penjelasan Gina yang sesuai dengan dugaannya."Kamu terhibur karena itulah rasa sakit itu jadi kamu abaikan?" tebak Bara. "Lebih tepatnya aku tahan. Kalau mengabaikan kurang tepat, artinya aku enggak peduli dengan rasa sakit itu dan enggak mau melakukan langkah pengobatan, sementara bagiku, aku enggak seperti itu."Gina menguraikan, dan Bara langsung mengecup permukaan bibir Gina hingga Gi

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    TERPAKSA CUCI PIRING

    "Kau mempermainkan aku, Jessica? Apa kata ibuku kalau aku mencuci piring segala? Dia tidak akan menyukai kamu dan tidak akan percaya kalau kamu akan berubah!" "Mempermainkan apa? Aku memberikan kamu beberapa pilihan lho, kamu tinggal pilih aja mau yang mana."Jessica tidak mau disalahkan, ia mengucapkan kata itu pada Haris sambil menggoda Haris dengan cara mempermainkan dadanya sendiri dan itu membuat Haris benar-benar terangsang melihat apa yang dilakukan oleh Jessica."Baiklah, aku yang cuci piring, kamu layani aku sekarang, aku akan memberikan imbalan tas tanpa berlian!"Haris akhirnya membuat pilihan, dan Jessica menyeringai merasa puas karena ia tidak jadi mencuci piring pada akhirnya.Tanpa menunggu lama, Haris segera mendorong tubuh polos Jessica ke atas tempat tidur. Dengan dahaga ia menyentuh bagian dada Jessica dan bibirnya sibuk mencium bibir Jessica tanpa jeda. Jessica meladeninya dengan senang hati, hingga dalam sekejap keduanya sudah asyik dengan permainan panas merek

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    SEBUAH TRANSAKSI

    Indira melontarkan pertanyaan itu pada sang anak dengan wajah yang terlihat sangat serius."Aku tahu, Mi. Aku akan memperhatikan sepak terjangnya, aku juga tidak akan membiarkan Karina merusak pernikahan ku dengan Gina, terima kasih untuk nasihatnya."Bara berusaha untuk meyakinkan sang ibu, lalu setelah itu ia beranjak meninggalkan ibunya usai sekali lagi ia pamit pada ibunya tersebut. Indira hanya memandang anaknya yang masuk ke dalam mobilnya untuk segera pulang. Hatinya diselimuti perasaan khawatir, tapi ia tidak tahu bagaimana caranya untuk mengungkapkan semuanya lewat tindakan karena ia sangat tahu, Karina adalah perempuan yang bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan apa yang ia mau.***"Haris, sini kamu!" Haris terkejut saat ia pulang dari kantor ibunya langsung menyeretnya untuk mengikuti wanita itu ke dalam kamar ibunya."Apa-apaan kamu? Kenapa kamu bawa Jessica ke rumah ini?"Belum lagi Haris tahu mengapa sang ibu menyeretnya sedemikian rupa, ibunya sudah bicara demikia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status