Share

PEKERJAAN BARU

last update Huling Na-update: 2025-02-27 14:57:06

Tanpa sadar, hanya tersisa dirinya yang belum dipanggil sementara para wanita tadi yang menurut Gina saingan beratnya dalam mendapatkan pekerjaan tersebut justru ditolak semuanya!

‘Mereka semua ditolak, bagaimana dengan aku?’

Hati Gina berbisik demikian.

Tak lama, seorang pegawai perempuan menuntun Gina untuk masuk ke sebuah ruangan. Di dalamnya, Gina bisa melihat ada seorang pria yang sedang duduk di sofa besar.

Pria itu tampak sangat berwibawa dengan kemeja putih dan celana hitam. Namun, tatapannya sangat tajam seolah ingin mengintimidasi siapapun yang ada di hadapannya. Ia tampak mengerutkan dahi ketika melihat Gina masuk membawa bayi di gendongannya, tetapi tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.

“Ini yang terakhir?” tanya pria itu akhirnya pada pegawai perempuan yang membawa Gina masuk. Suaranya terdengar berat, tetapi seolah mampu membuat siapapun yang mendengarnya merasa takluk.

“Iya, Tuan. Namanya Gina Nirmala, dia membawa anaknya yang masih bayi, Tuan,” jawab pegawai itu dengan hati-hati.

Pria itu adalah Bara Gautama, seorang CEO dari perusahaan properti besar di negara ini, Gautama Urban Property. Entah alasan apa yang membuatnya mencari seorang ibu susu, yang jelas, semua orang tahu bahwa ia akan melakukan segala cara untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya yang baru lahir satu bulan yang lalu.

Melihat tatapan penuh intimidasi dari Bara, Gina menundukkan kepalanya. Ia merasa takut dan tidak pantas ketika melihat pria itu. Bagaimanapun juga, saat ini penampilannya sangat tidak layak. Namun, ia juga masih berharap untuk bisa mendapat pekerjaan ini.

“Berapa usia anakmu?” tanya Bara dengan tegas.

Mendengar itu, Gina yang tahu bahwa pertanyaan itu untuknya, langsung menjawab dengan hati-hati. “Sa–satu bulan, Tuan.”

“Suruh dia pompa ASInya, lalu berikan ASI itu untuk Gavin,” perintah Bara pada salah satu pegawainya.

“Baik, Tuan,” jawab sang pegawai dengan patuh. “Mari, ikut saya.”

Gina kembali melangkah mengikuti sang pegawai menuju ruangan kecil yang berada di dalam ruang kerja Bara. Ia dengan pasrah mengikuti permintaan untuk memompa ASI miliknya dan menaruhnya di sebuah botol bayi. Setelah botol bayi itu penuh dengan ASI, Gina memberikannya kepada sang pegawai.

Sambil menunggu, Gina merasa cukup cemas, tetapi juga penuh harapan. Ini adalah satu-satunya pekerjaan yang mungkin bisa dengan cepat membuatnya mampu menjamin kehidupan anaknya.

Gina menatap Raya yang masih terlelap dengan tenang, lalu berbisik lembut, “Doakan Mama agar bisa dapat pekerjaan ya, Nak.”

Tak lama kemudian, Gina kembali dipanggil. Sebelum keluar dari ruangan kecil itu, sejenak Gina merapikan penampilannya, lalu menghela napas dalam, berharap akan mendapat hasil yang baik.

Di sana, pegawai yang tadi membawa ASI Gina telah kembali. Pegawai itu menunjukkan botol bayi yang sebelumnya penuh dengan ASI, kini telah kosong.

“Tuan, sepertinya Tuan Muda cocok dengan ASI itu. Tuan Muda meminumnya hingga habis,” jelas pegawai itu.

Bara tampak sedikit mengerutkan dahinya, seolah tidak percaya dengan apa yang terjadi. Ia mengalihkan pandangannya pada Gina, menatap Gina yang sedang menggendong anaknya dengan penuh kasih sayang.

“Bawa dia untuk membersihkan diri. Aku tidak mau anakku disusui wanita lusuh dan bau keringat,” titah Bara yang langsung diikuti dengan anggukan kepala pegawainya.

“Tu–Tuan, jadi maksudnya saya …” ucap Gina lirih, masih tidak begitu mengerti dengan apa yang baru saja ia dengar.

Namun, Bara tidak langsung menjawab. Ia menatap Gina sambil mengangkat satu alisnya. “Tidak mau bekerja?”

“Mau, saya mau kerja, Tuan!” jawab Gina dengan penuh antusias. “Terima kasih banyak, Tuan.”

Bara hanya menanggapi ucapan terima kasih Gina seadanya.

Gina yang merasa sangat senang, terus mengulas senyum di wajahnya. Hingga tanpa sadar, ia telah dituntun menuju salah satu kamar di rumah besar itu.

“Ini kamarmu, sudah ada baju dan perlengkapan lain di sana. Bersihkan dirimu, lalu makanlah makanan yang sudah disiapkan di dalam. Setelah itu, kamu harus mulai menyusui Tuan Gavin, bayi Tuan Bara,” jelas pegawai itu kepada Gina.

Ketika melihat kamar yang diberikan untuknya, Gina merasa terkejut. Kamar itu sangat luas, kalau tidak salah, bahkan setara dengan luar ruang tamu di rumah Haris dulu.

“Ini benar kamarku? Apa nggak terlalu besar?” tanya Gina dengan ragu.

Pegawai itu tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya perlahan. “Ini memang kamarmu. Aku akan pergi dulu, nanti Arin akan mengantarmu ke kamar Tuan Gavin."

Pegawai perempuan itu tampaknya memang mengetahui bahwa Gina adalah teman Arin. Setelah selesai bicara, ia langsung pergi meninggalkan Gina.

Gina mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kamar, di sudut kamar ada sebuah meja yang telah penuh dengan makanan. Gina merasa seolah ini adalah bayaran atas rasa sakitnya sebelumnya.

Tanpa berpikir lama, Gina meletakkan Raya di ranjang bayi yang sudah disediakan, lalu pergi membersihkan diri. Setelah selesai, ia langsung menyantap makanan yang disediakan dengan begitu lahap.

“Terima kasih, Tuhan,” kata Gina lirih sambil sekali lagi menyuapkan makanan ke mulutnya. Air matanya bahkan hampir menetes karena rasa syukur itu.

Tak lama kemudian, Arin masuk dan langsung mengajak Gina untuk pergi ke kamar Gavin.

“Gina, hafalkan setiap sudut ruangan di rumah ini karena aku nggak mungkin akan temenin kamu terus di sini,” kata Arin dengan santai.

Gina mengangguk pelan sambil terus memperhatikan semua sudut rumah yang terasa sangat besar baginya.

Ketika sampai di kamar Gavin, naluri keibuan Gina mencuat saat melihat betapa tampannya anak Bara yang mirip dengan ayahnya tersebut.

Jauh di dasar hati Gina, ingin sekali Gina mengetahui, mengapa anak setampan itu tidak disusui oleh ibu kandungnya sendiri?

Gina tidak berani, khawatir dianggap ikut campur masalah orang lain. Yang penting sekarang ia punya tempat tinggal dan pekerjaan.

Setelah Arin pergi, Gina langsung menyusui Gavin. Bayi itu benar-benar menyusu dengan kuat, Gina sampai dibuat kewalahan.

“Pinter banget nyusunya, minum yang banyak ya biar cepat besar,” kata Gina lirih dengan senyum di wajahnya.

Beberapa saat kemudian, Gavin tertidur setelah diberi ASI oleh Gina sampai kenyang.

Gina memastikan bahwa Gavin benar-benar tertidur pulas baru kemudian, ia perlahan turun dari tempat tidur itu, dan melangkah keluar dari kamar untuk kembali ke kamarnya dan ganti menyusui anaknya sendiri.

"Anakku mana?" tanya Gina pada Arin yang saat itu ada di kamar Gina.

"Oh, sama pengasuh Tuan Muda, Gin. Aman," jawab Arin singkat sambil ingin meninggalkan Gina karena ia masih banyak pekerjaan yang harus dilakukannya.

Namun, Gina mencekal pergelangan tangannya hingga niat Arin untuk pergi tidak terealisasi.

"Aku mau ketemu Raya, Rin. Dia pasti lapar," kata Gina dengan wajah yang penuh harap.

"Nggak akan kelaparan, aman. Anak kamu itu diurus babysitter terbaik Pak Bara, sudah diberikan susu formula juga, susu formula terbaik!" jelas Arin dan Gina mengerutkan keningnya mendengar apa yang diucapkan oleh teman satu kampungnya tersebut.

"Apa?!”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN (END)

    Diam. Jessica tidak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang ibu. Sementara Jeny tetap mengusap rambut panjang anaknya yang sedikit kusut karena selama hamil, Jessica merasa enggan untuk merawat diri. Ia seolah kehilangan daya untuk melakukan apapun karena tidak tahu bagaimana lagi untuk menghadapi situasi yang menjeratnya sekarang ini. "Apa aku bisa, Mi?"Setelah beberapa saat terdiam, Jessica akhirnya bicara, sambil mengusap sisa air mata dengan punggung tangannya.Jeny tersenyum mendengar pertanyaan itu dilontarkan oleh sang anak. "Tentu saja bisa, sekarang kamu bisa memasak, membersihkan rumah, selain merawat diri, meskipun tugas perempuan bukan seputar itu, tapi itu bisa menjadikan kamu menjadi seorang ibu yang baik dan istri yang baik untuk suami kamu nanti.""Suami?" ucap Jessica sembari tersenyum kecut."Aku enggak punya suami, Mi. Buat apa?" lanjut Jessica dengan wajahnya yang suram. "Pikirkan Haris, mungkin sekarang kamu merasa kalah dengan Gina karena dia ma

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    AIR MATA JESSICA DAN KARINA

    Jeny masih berusaha untuk membujuk Jessica, mengucapkan kalimat itu agar supaya Jessica menjadi tenang, dengan mengatakan setuju dengan keinginan Jessica yang tidak mau melihat Haris lagi meskipun ia sendiri tidak setuju karena berharap mereka berdua kembali bersama. Akan tetapi, karena memikirkan keadaan Jessica yang masih rentan, Jeny terpaksa mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh sang anak.'Yang penting, Jessica tenang dulu, masalah yang lain bisa dipikirkan nanti, khawatir kandungannya terpengaruh.'Hati Jeny bicara demikian sambil mengusap punggung sang anak dengan perasaan prihatin. Jessica yang selama ini tidak pernah demikian sekarang terlihat sangat hancur dibandingkan Gina yang notabene dilukai oleh sang anak di masa lalu. ***Farrel menengok Karina di sel tahanan setelah sekian waktu Farrel menghilang dari keseharian Karina. Perceraian mereka tidak diteruskan lantaran Karina mendapatkan masalah akibat perbuatannya pada Bara dan Gina. Untuk kelanjutannya, Farrel masih

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    KEMBALI DITOLAK

    "Ironis bukan? Saat orang ketiga jatuh cinta pada pria yang direbutnya, si pria justru tidak pernah mencintainya dan hanya fokus memikirkan wanita yang dicintainya yang sekarang sudah bahagia dengan pria lain."Telapak tangan Haris mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh Jessica. "Mas Haris, kamu memang enggak pernah cinta sama aku, kan? Kamu selingkuh sama aku cuma ingin membuat Gina patuh sama kamu, tapi ternyata Gina lebih memilih pergi darimu, dan kepergian dia justru membuat dia menemukan sebuah istana dengan raja yang siap meratukan dirinya.""Diam!""Kenapa? Tidak terima? Mau bagaimana lagi? Memang kenyataannya demikian, bukan?""Bisakah tidak usah membahas soal Gina dengan suaminya itu?""Ibumu yang bawel itu aja mengakui kalau Bara itu pria yang luar biasa, seorang CEO masih mau turun tangan membantu istrinya melakukan apa saja di rumah, beda kayak kamu, taunya merintah!""Kau-""Mas, sebenarnya caramu mencintai seseorang itu bagaimana? Apakah harus menjadi babu untukmu s

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    BENCI DENGAN DIRI SENDIRI

    Melihat istrinya kerepotan seperti itu, Bara ingin menarik paksa Gavin, tapi dengan cepat, Gina menahannya dengan isyarat, hingga akhirnya, Bara beralih untuk menggamit Raya untuk membuat Gina tidak terlalu kerepotan.Setelah Raya beralih ke tangan Bara, Gina sedikit lapang hingga ia bisa fokus untuk menangani Gavin."Sayang, kenapa seperti itu? Gavin tidak suka digendong Papi?" tanya Gina dengan usapan di punggung. Gavin merespon dengan gaya bocahnya, ia berkali-kali menunjuk ke arah dada Gina seolah ingin menyampaikan pada Gina bahwa ia tidak setuju jika sang ayah memintanya untuk berhenti menyusu."Apa katanya? Dia protes kalau aku memintanya berhenti menyusu?" tanya Bara sambil mengurus Raya.Namun dengan isyarat, Gina meminta suaminya untuk tenang agar tidak membuat Gavin ketakutan. Terpaksa, Bara patuh, meskipun ia tidak menyangka, Gavin memang melancarkan aksi protes padanya lantaran ia meminta sang anak untuk berhenti menyusu karena memang sudah saatnya sang anak dilatih ber

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    AKSI PROTES GAVIN

    Didesak sedemikian rupa oleh Arin, membuat Gina mau tidak mau harus menjawab. Meskipun kondisi wajahnya terlihat merah menahan malu, perempuan itu akhirnya mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Arin."Dia menyentuh, tapi dia seperti menahan diri.""Nah! Itu jawabannya!""Apa?"Gina seolah berubah menjadi bodoh seketika saat membahas masalah sensitif seperti itu, hingga membuat Arin gemas."Gina, kamu tuh, ya! Penampilan sudah berubah modis tapi ternyata masih aja terlalu polos, ya masalahnya itu di situ, Pak Bara selama ini menahan diri untuk menyentuh dada kamu, karena kamu masih menyusui, kalau udah enggak, mungkin akan lain ceritanya."Gina terdiam mendengar penjelasan Arin, dan otaknya langsung mencerna kalimat itu dengan cepat untuk mencari tahu apakah yang dikatakan oleh Arin itu memang benar adanya.'Kayaknya, apa yang dikatakan sama Arin itu benar, belakangan ini setiap kami berhubungan intim, Bara lebih sering menyentuh bagian dadaku, tapi masih tidak terlalu agresif

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    PUJIAN UNTUK GINA

    "Ada apa? Kamu tidak percaya kalau aku tidak suka melihat Haris selalu mengejar mu?"Suara Bara terdengar membuyarkan Gina dengan hatinya. Gina mengusap wajahnya dengan perlahan, sekedar untuk menenangkan hatinya saja lantaran ia merasa lucu melihat tingkah sang suami."Kamu dan Haris itu berbeda. Meskipun aku pernah mencintai dia dan akhirnya menikah, tapi hanya dengan mu, aku merasa sangat diratukan dan dihargai."Gina akhirnya menjawab pertanyaan sang suami dengan wajah yang serius agar Bara percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya."Apakah saat berhubungan dengan ku, kamu merasa puas?" tanya Bara seolah masih tidak yakin dengan apa yang dijelaskan oleh Gina padanya."Ya. Aku sangat puas, kalau enggak, aku enggak mungkin melakukannya berulang sama kamu."Gina menjawab pertanyaan Bara selanjutnya dengan sangat tegas."Kenapa kamu merasa puas?"Jemari tangan Gina saling memilin ketika Bara melontarkan pertanyaan itu. Sebuah pertanyaan yang mana jika ia jawab akan membuat dirin

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status