Share

MENGUNDURKAN DIRI

last update Huling Na-update: 2025-02-27 15:04:04

“Kenapa Raya diberi susu formula? ASI aku itu berlimpah, Arin! Aku bisa menyusui dua bayi sekaligus! Aku harus ketemu Raya!" kata Gina dengan kesal.

Gina shock sekaligus marah karena Raya diberikan susu formula tanpa sepengetahuannya. Ia ingin mencari pengasuh yang dikatakan Arin untuk mengambil Raya.

Akan tetapi, niat Gina dihentikan oleh Arin, dan temannya itu menatap serius wajah Gina, pertanda ia tidak mau Gina sulit untuk diatur.

"Kamu harus tahan diri kamu, Gina! Ini rumah orang yang berkuasa, dia wajib dipatuhi, apa yang dilakukan oleh pengasuh tuan muda itu atas perintah Pak Bara langsung, jadi, kamu enggak usah bereaksi kayak gini, bikin kamu nanti dipecat!"

Arin mengucapkan kata-kata itu sambil mencengkram salah satu tangan Gina, agar Gina tidak nekat untuk mencari babysitter Gavin yang sedang menjaga Raya.

Akan tetapi, Gina tetap tidak terima, anaknya diberikan susu formula padahal Raya, anak yang paling berhak mendapatkan ASI darinya ketimbang anak orang lain.

"Kamu tahu nggak perasaan aku sekarang? Kamu pernah melahirkan dan punya anak, nggak? Bagaimana mungkin aku membiarkan anakku sendiri minum susu formula sementara aku memberikan asiku untuk anak lain? Apa itu adil untuk Raya, Arin? Ibu macam apa aku ini, sampai menelantarkan anak sendiri?"

"Jaga ucapan kamu, Gina. Pelankan suara kamu, di rumah ini, enggak ada orang yang bisa merubah keputusan Pak Bara, dia yang mengendalikan semuanya, kamu mau dipecat kalau dia tahu kamu nggak terima dengan apa yang sudah dia putuskan?"

Arin masih berusaha untuk membujuk Gina agar Gina tidak mempermasalahkan tentang Raya yang diberikan susu formula oleh pengasuh Gavin.

Namun, Gina tetap saja tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu oleh Bara sekalipun.

"Bawa aku ketemu sama Pak Bara! Aku mau tahu kenapa dia melakukan ini pada anakku, aku merasa ditipu, atau, bawa aku ketemu pengasuh itu, aku akan ambil anakku dan pergi dari sini!"

Wajah Arin berubah mendengar apa yang diucapkan oleh Gina padanya.

"Kamu itu gila apa? Kamu pikir bisa mudah pergi dari sini setelah kamu diterima kerja oleh Pak Bara?”

Perkataan Arin membuat Gina mengerutkan keningnya. Mengapa dari kalimat yang diucapkan oleh Arin, Gina merasa seolah ada unsur pemaksaan yang tersirat? Apakah karena Bara orang kaya hingga Arin saja seperti seorang budak yang sangat takut dengan majikan?

Namun, meskipun ada pertanyaan demikian berkelebat di benak Gina, tetap saja, bagi Gina ia harus memperjuangkan hak anaknya bagaimanapun caranya.

"Aku ingin memperjuangkan hak anakku, Rin!" ucap Gina, tanpa merespon ucapan Arin tadi untuk membujuk sekaligus menakutinya.

Sepasang mata Arin terbelalak mendengar Gina tidak peduli dengan apapun yang diucapkannya.

Ditatapnya Gina dengan mata yang masih melotot, seolah dengan tatapan itu, Arin ingin menegaskan, permintaan Gina itu benar-benar gila.

"Kamu jangan bercanda, Gina. Aku nggak mau dipecat karena kamu sulit diatur seperti ini!" katanya dengan nada suara yang ditekan walaupun ucapan itu dilontarkannya tidak terlalu lantang karena khawatir ada yang mendengar perdebatan mereka.

“Bukan cuma kamu aja yang akan sulit, tapi aku juga, Gin! Aku yang bawa kamu ke sini, tapi kamu malah kayak gini!” lanjut Arin yang semakin tersulut.

Gina menantang tatapan mata Arin, meskipun sebenarnya ada rasa khawatir juga di dalam hatinya karena ia tahu berurusan dengan orang kaya yang berkuasa itu tidak mungkin mudah. Juga mungkin akan berimbas pada Arin, tetapi Raya adalah segalanya bagi Gina, itu sebabnya meskipun sangat perlu dengan pekerjaan itu, Gina ingin tetap memperjuangkan hak anaknya bagaimanapun caranya.

“Kamu gak tahu rasanya karena kamu belum punya anak, Rin,” ucap Gina lirih. Ia benar-benar tidak rela jika harus membiarkan Raya diperlakukan seperti itu.

“Aku tahu, Gina, aku tahu itu berat. Tapi kamu gak bisa seenaknya sendiri di sini.

Akhirnya, karena Gina bersikeras untuk tetap ingin bertemu dengan Bara. Arin terpaksa mengabulkan permintaan Gina dengan berat hati.

Teman satu kampung Gina itu segera mengantarkan Gina ke ruang Bara, dan berharap apa yang dilakukan oleh Gina tidak berimbas pada dirinya juga jika kemudian Bara merasa Gina sulit untuk diatur.

Ketika sudah dipersilakan untuk masuk, Gina merasa sedikit gugup karena ternyata keberaniannya yang tadi berkobar-kobar saat mengatakan ingin bicara dengan Bara seolah musnah setelah sekarang ia sudah berhadapan langsung dengan ayah Gavin tersebut.

'Kamu harus bisa, Gina! Demi Raya, katakan apa yang kau ingin katakan pada pria kaya itu, agar dia juga tidak seenaknya padamu!'

Gina bicara demikian di dalam hati, untuk menyemangati dirinya sendiri yang seolah kehilangan keberanian setelah berhadapan dengan Bara.

"Ada apa?"

Suara Bara membuat Gina yang sedang berusaha mengumpulkan kekuatan terusik oleh suara berat Bara yang terdengar menyuarakan bahwa ia sedikit terganggu dengan kedatangan Gina.

Gina menautkan jemari tangannya dengan erat, untuk mengatasi perasaan gugup yang membuat ia sulit untuk bicara. Sampai akhirnya....

"Maaf, Tuan, jika mungkin apa yang saya katakan ini kedengarannya terlalu lancang, tapi saya harus menanyakan masalah ini karena saya ingin memperjuangkan hak anak saya...."

Sedikit terbata, Gina akhirnya berhasil untuk mengucapkan kalimat tersebut di hadapan Bara, meskipun sekarang jantungnya berdetak kencang khawatir reaksi Bara tidak terima dengan apa yang ia sampaikan.

"Saya keberatan anak saya diberi susu formula …" lanjut Gina.

"Aku yang memberikan perintah itu, apa kamu masih keberatan?" potong Bara dengan tegas.

"Maaf, Tuan, maaf sekali lagi maaf, saya tetap keberatan, Tuan, bukan bermaksud ingin menentang peraturan dari Tuan, tapi sebelum saya melamar pekerjaan ini, saya pastikan bisa memberikan ASI untuk dua anak sekaligus!"

Gina berusaha untuk menjelaskan se-sopan mungkin pada Bara, meskipun ia sekarang sedang melakukan aksi protesnya.

"Memangnya kau yakin bisa melakukan hal itu? Aku mau Gavin dicukupi kebutuhan susunya, jika ia berbagi dengan anak kamu, aku tidak yakin anakku bisa mendapatkan ASI yang cukup, Gina!"

Nada suara Bara terdengar mulai meninggi, pertanda pria itu mulai diselimuti perasaan tidak suka.

"Tapi, saya berani menjamin, ASI saya cukup untuk mereka berdua, Tuan. Tolong percaya pada saya, saya akan memenuhi kebutuhan ASI mereka berdua tanpa ada salah satu yang harus mengalah."

Meskipun tahu, Bara seperti ragu padanya, Gina tetap berusaha untuk memperjuangkan hak sang anak, di hadapan ayah Gavin tersebut meskipun masih sambil menggenggam jemarinya sendiri satu sama lain pertanda ia juga sebenarnya sangat gugup melakukan hal itu.

"Kalau aku tidak mau, kau mau apa?"

Mendengar apa yang diucapkan oleh Bara, Gina mengangkat wajahnya yang sejak tadi hanya menunduk setelah ia mengucapkan kalimat aksi protesnya pada Bara.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN (END)

    Diam. Jessica tidak langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh sang ibu. Sementara Jeny tetap mengusap rambut panjang anaknya yang sedikit kusut karena selama hamil, Jessica merasa enggan untuk merawat diri. Ia seolah kehilangan daya untuk melakukan apapun karena tidak tahu bagaimana lagi untuk menghadapi situasi yang menjeratnya sekarang ini. "Apa aku bisa, Mi?"Setelah beberapa saat terdiam, Jessica akhirnya bicara, sambil mengusap sisa air mata dengan punggung tangannya.Jeny tersenyum mendengar pertanyaan itu dilontarkan oleh sang anak. "Tentu saja bisa, sekarang kamu bisa memasak, membersihkan rumah, selain merawat diri, meskipun tugas perempuan bukan seputar itu, tapi itu bisa menjadikan kamu menjadi seorang ibu yang baik dan istri yang baik untuk suami kamu nanti.""Suami?" ucap Jessica sembari tersenyum kecut."Aku enggak punya suami, Mi. Buat apa?" lanjut Jessica dengan wajahnya yang suram. "Pikirkan Haris, mungkin sekarang kamu merasa kalah dengan Gina karena dia ma

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    AIR MATA JESSICA DAN KARINA

    Jeny masih berusaha untuk membujuk Jessica, mengucapkan kalimat itu agar supaya Jessica menjadi tenang, dengan mengatakan setuju dengan keinginan Jessica yang tidak mau melihat Haris lagi meskipun ia sendiri tidak setuju karena berharap mereka berdua kembali bersama. Akan tetapi, karena memikirkan keadaan Jessica yang masih rentan, Jeny terpaksa mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh sang anak.'Yang penting, Jessica tenang dulu, masalah yang lain bisa dipikirkan nanti, khawatir kandungannya terpengaruh.'Hati Jeny bicara demikian sambil mengusap punggung sang anak dengan perasaan prihatin. Jessica yang selama ini tidak pernah demikian sekarang terlihat sangat hancur dibandingkan Gina yang notabene dilukai oleh sang anak di masa lalu. ***Farrel menengok Karina di sel tahanan setelah sekian waktu Farrel menghilang dari keseharian Karina. Perceraian mereka tidak diteruskan lantaran Karina mendapatkan masalah akibat perbuatannya pada Bara dan Gina. Untuk kelanjutannya, Farrel masih

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    KEMBALI DITOLAK

    "Ironis bukan? Saat orang ketiga jatuh cinta pada pria yang direbutnya, si pria justru tidak pernah mencintainya dan hanya fokus memikirkan wanita yang dicintainya yang sekarang sudah bahagia dengan pria lain."Telapak tangan Haris mengepal mendengar apa yang dikatakan oleh Jessica. "Mas Haris, kamu memang enggak pernah cinta sama aku, kan? Kamu selingkuh sama aku cuma ingin membuat Gina patuh sama kamu, tapi ternyata Gina lebih memilih pergi darimu, dan kepergian dia justru membuat dia menemukan sebuah istana dengan raja yang siap meratukan dirinya.""Diam!""Kenapa? Tidak terima? Mau bagaimana lagi? Memang kenyataannya demikian, bukan?""Bisakah tidak usah membahas soal Gina dengan suaminya itu?""Ibumu yang bawel itu aja mengakui kalau Bara itu pria yang luar biasa, seorang CEO masih mau turun tangan membantu istrinya melakukan apa saja di rumah, beda kayak kamu, taunya merintah!""Kau-""Mas, sebenarnya caramu mencintai seseorang itu bagaimana? Apakah harus menjadi babu untukmu s

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    BENCI DENGAN DIRI SENDIRI

    Melihat istrinya kerepotan seperti itu, Bara ingin menarik paksa Gavin, tapi dengan cepat, Gina menahannya dengan isyarat, hingga akhirnya, Bara beralih untuk menggamit Raya untuk membuat Gina tidak terlalu kerepotan.Setelah Raya beralih ke tangan Bara, Gina sedikit lapang hingga ia bisa fokus untuk menangani Gavin."Sayang, kenapa seperti itu? Gavin tidak suka digendong Papi?" tanya Gina dengan usapan di punggung. Gavin merespon dengan gaya bocahnya, ia berkali-kali menunjuk ke arah dada Gina seolah ingin menyampaikan pada Gina bahwa ia tidak setuju jika sang ayah memintanya untuk berhenti menyusu."Apa katanya? Dia protes kalau aku memintanya berhenti menyusu?" tanya Bara sambil mengurus Raya.Namun dengan isyarat, Gina meminta suaminya untuk tenang agar tidak membuat Gavin ketakutan. Terpaksa, Bara patuh, meskipun ia tidak menyangka, Gavin memang melancarkan aksi protes padanya lantaran ia meminta sang anak untuk berhenti menyusu karena memang sudah saatnya sang anak dilatih ber

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    AKSI PROTES GAVIN

    Didesak sedemikian rupa oleh Arin, membuat Gina mau tidak mau harus menjawab. Meskipun kondisi wajahnya terlihat merah menahan malu, perempuan itu akhirnya mau menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Arin."Dia menyentuh, tapi dia seperti menahan diri.""Nah! Itu jawabannya!""Apa?"Gina seolah berubah menjadi bodoh seketika saat membahas masalah sensitif seperti itu, hingga membuat Arin gemas."Gina, kamu tuh, ya! Penampilan sudah berubah modis tapi ternyata masih aja terlalu polos, ya masalahnya itu di situ, Pak Bara selama ini menahan diri untuk menyentuh dada kamu, karena kamu masih menyusui, kalau udah enggak, mungkin akan lain ceritanya."Gina terdiam mendengar penjelasan Arin, dan otaknya langsung mencerna kalimat itu dengan cepat untuk mencari tahu apakah yang dikatakan oleh Arin itu memang benar adanya.'Kayaknya, apa yang dikatakan sama Arin itu benar, belakangan ini setiap kami berhubungan intim, Bara lebih sering menyentuh bagian dadaku, tapi masih tidak terlalu agresif

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    PUJIAN UNTUK GINA

    "Ada apa? Kamu tidak percaya kalau aku tidak suka melihat Haris selalu mengejar mu?"Suara Bara terdengar membuyarkan Gina dengan hatinya. Gina mengusap wajahnya dengan perlahan, sekedar untuk menenangkan hatinya saja lantaran ia merasa lucu melihat tingkah sang suami."Kamu dan Haris itu berbeda. Meskipun aku pernah mencintai dia dan akhirnya menikah, tapi hanya dengan mu, aku merasa sangat diratukan dan dihargai."Gina akhirnya menjawab pertanyaan sang suami dengan wajah yang serius agar Bara percaya dengan apa yang baru saja dikatakannya."Apakah saat berhubungan dengan ku, kamu merasa puas?" tanya Bara seolah masih tidak yakin dengan apa yang dijelaskan oleh Gina padanya."Ya. Aku sangat puas, kalau enggak, aku enggak mungkin melakukannya berulang sama kamu."Gina menjawab pertanyaan Bara selanjutnya dengan sangat tegas."Kenapa kamu merasa puas?"Jemari tangan Gina saling memilin ketika Bara melontarkan pertanyaan itu. Sebuah pertanyaan yang mana jika ia jawab akan membuat dirin

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status