Home / Romansa / MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN / LUNTANG-LANTUNG DI JALAN

Share

LUNTANG-LANTUNG DI JALAN

last update Last Updated: 2025-02-27 14:49:27

“Ke mana aku harus pergi,” kata Gina lirih.

Gina terus membawa anaknya melangkah tanpa tujuan. Meskipun Gina masih memiliki keluarga di kampung, tetapi Gina tidak mau pulang ke kampung.

Selain karena Gina tidak punya uang untuk pulang, ia juga tidak ingin membuat keluarganya khawatir dan terpukul atas apa yang terjadi padanya. Bagaimanapun juga, ayahnya adalah seorang pamong desa yang selalu dipandang baik oleh orang desa. Jika orang-orang tahu bahwa Gina bercerai, jelas itu akan merusak reputasi keluarganya karena orang desa masih menganggap perceraian sebagai sebuah aib.

Ketika Gina nyaris putus asa, tiba-tiba Raya menangis.

“Raya, maafkan Mama, Nak. Kamu pasti kepanasan, ya?” ucap Gina pada anaknya.

Gina bergegas mencari tempat berteduh agar tidak terpapar matahari. Akhirnya, ia berhenti di teras toko lama yang terbengkalai. Dengan penuh kasih sayang, Gina mulai menyusui Raya, sambil terus mengibaskan tangannya pelan, memberi angin untuk Raya.

Beruntung ASI Gina sangat banyak sehingga ia tidak perlu kerepotan membeli susu formula untuk Raya.

“Kamu harus tumbuh jadi anak baik. Mama janji akan memberikan segalanya untuk kamu, Nak,” kata Gina lagi, kali ini suaranya sedikit bergetar.

Namun, tak lama kemudian, seorang perempuan tiba-tiba datang menghampiri Gina. Perempuan itu mengenakan baju asisten rumah tangga yang ditutupi dengan jaket, di tangannya, ia membawa satu kantung plastik berisi makanan.

"Gina! Astaga, ini benar-benar kamu?" seru perempuan itu, membuat Gina terkejut hingga sontak ia berpaling mencari asal suara.

“Arin?” kata Gina lirih, ia langsung mengusap wajahnya, menghapus jejak air mata yang mungkin masih tersisa di sana.

Arin adalah teman Gina di kampung yang juga pindah ke kota untuk mencari pekerjaan.

Arin memperhatikan penampilan Gina yang lusuh dan seperti tidak terurus. Gina yang dahulu banyak disukai banyak pria di kampung, tetapi sekarang justru sangat lusuh dan dekil, membuat Arin jadi penasaran, apa yang sebenarnya terjadi pada Gina.

Selama ini, Arin tidak pernah bertemu dengan Gina lagi setelah ia juga memutuskan untuk pergi ke kota meskipun kota tujuan mereka sama.

"Bayi siapa itu? Apa dia anak kamu?" tanya Arin sambil memberikan satu botol air mineral pada Gina yang langsung disambut baik oleh Gina.

Sejujurnya, sejak tadi, Gina telah menahan rasa hausnya. Ketika diberi air minum, Gina langsung membuka tutupnya yang masih bersegel dan meminumnya hingga seperempat bagian.

"Terima kasih, Rin,” kata Gina pelan. Ia mengusap sudut bibirnya masih basah. “Ini anak aku. Setelah ke kota, aku menikah, awalnya aku pikir pernikahan aku akan bahagia, tapi karena aku melahirkan anak perempuan, suamiku selingkuh, dan aku diceraikan karena protes dengan hal itu."

Dengan suara serak, antara menahan tangis dan juga menahan rasa lelah, Gina bercerita pada Arin. Hingga Arin terdiam mendengar cerita tersebut.

"Kamu tergiur dengan pria yang kaya, ya? Sampai menikah buru-buru terus enggak tahu sikap dia gimana?" tebak Arin asal, seolah paham dengan pola pikir seperti itu.

"Enggak, kok. Dia sebenarnya pria yang baik, dia berubah hanya saat aku melahirkan anak perempuan, dia maunya anak laki-laki, aku juga enggak mengharuskan punya suami kaya, Arin, tapi karena awalnya kami saling mencintai, aku menerima lamarannya," jelas Gina perlahan.

Sejenak Gina melirik Raya yang kembali terlelap, lalu berhenti memberi ASI untuk anaknya.

"Miris banget, tapi kalau cinta nggak mungkin berubah hanya karena kamu ngasih dia anak perempuan," timpal Arin, seolah tidak terima dengan apa yang terjadi.

“Lagipula, yang bisa memberikan gen untuk dapat anak laki-laki atau perempuan ‘kan pihak laki-laki bukan perempuan," lanjutnya.

"Itu karena dia ingin aku memberikan anak laki-laki untuk jadi pewaris perusahaannya," jawab Gina dengan senyum tipis di wajahnya.

Gina sebenarnya tahu tentang apa yang dikatakan Arin, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Mau menentang keluarga Haris pun percuma, ia akan selalu dianggap remeh.

"Terus, sekarang kamu gimana? Kamu mau ke mana? Pulang?" Bertubi-tubi, Arin memberikan pertanyaan. Sembari mengawasi Raya yang tertidur dalam gendongan Gina.

"Aku nggak bisa pulang dalam keadaan kayak gini, Rin. Aku nggak mau nyusahin orang tuaku. Aku perlu pekerjaan, kira-kira kamu bisa kasih tau aku nggak, di mana tempat yang bisa kasih aku pekerjaan? Pekerjaan apa aja, asalkan halal aku bisa ambil." Gina menatap wajah Arin, seolah sangat berharap Arin bisa membantunya.

"Kamu bisa kerja apa aja?" tanya Arin akhirnya, tetapi tatapannya tampak sedikit ragu.

"Bisa! Apa aja bisa!" jawab Gina dengan penuh keyakinan.

"Gini, sejak kemarin, bos aku itu cari perempuan yang bisa jadi ibu susu untuk anaknya. Kamu bisa kerja gituan?" kata Arin dengan tatapan ragunya.

"Ibu susu?" ulang Gina seolah tidak paham dengan apa yang diucapkan oleh Arin.

"Iya, nyusuin anak bayinya! Bukan nyusuin ayahnya, enak aja! Kamu hanya perlu menyusui anak bosku, mungkin anaknya seumuran sama anakmu. Sebulan kamu akan dibayar 20 juta kalau kamu diterima," jelas Arin dengan senyum kecil.

Mendengar jumlah gaji yang diucapkan oleh Arin, keraguan Gina karena tidak pernah mendengar tentang pekerjaan ibu susu musnah seketika.

Tanpa berpikir panjang, Gina menerima tawaran itu. “Aku mau, Rin.”

Arin langsung membawa Gina ke rumah atasannya sambil menceritakan sedikit atasannya orang seperti apa pada Gina.

"Sejak kemarin itu, nggak ada satu perempuan pun yang diterima, aku juga nggak tahu kenapa. Semoga aja kamu bisa diterima ya, Gina."

Arin kembali bicara, dan Gina hanya diam, berharap bos Arin bisa melihat kesungguhan hatinya untuk bekerja, dan mau menerimanya karena ia sangat butuh pekerjaan itu untuk anaknya.

Mereka sampai di rumah besar dan mewah. Arin mengatakan bahwa rumah itu adalah rumah bosnya.

Tanpa banyak bicara, Arin membawa Gina masuk ke dalam. Ketika pintu gerbang itu dibuka oleh satpam penjaga pintu gerbang rumah tersebut, Gina langsung melihat begitu banyak para wanita yang sedang mengantri.

“Mereka semua pasti datang untuk melamar pekerjaan itu juga,” kata Arin, lalu sekilas menatap Gina.

Gina merasa cemas, para pelamar itu terlihat bersih, dan terawat, sedangkan dirinya yang sekarang sangat lusuh akibat seharian seperti gembel di jalan.

“Arin, mereka semua cantik dan bersih, sedangkan aku lusuh begini. Apa mungkin aku bisa diterima?” tanya Gina penuh dengan keraguan.

“Kita coba dulu. Siapa tahu ini rezeki kamu dan anak kamu,” jawab Arin seolah ingin menangkan Gina. “Aku tinggal dulu ya, aku masih harus kerja. Semangat ya, Gina!”

Gina mengangguk pelan, lalu membiarkan Arin pergi. Kini, ia menunggu dengan penuh kecemasan.

"Kamu mau menyusui bayi seorang CEO dengan penampilan kamu yang seperti itu? Siap-siap ditolak saja kamu!" kata seorang pegawai dengan nada yang sangat merendahkan Gina.

Perkataan salah satu pegawai yang bekerja di rumah itu membuat para pelamar wanita di sekitar Gina semakin memperhatikan Gina dengan tatapan mata mencemooh.

Belum lagi Gina yang datang sambil menggendong bayi, menambah pandangan aneh para wanita tersebut hingga Gina sejujurnya merasa terganggu dengan hal itu. Namun, karena ia butuh pekerjaan tersebut, Gina berusaha untuk menepis segala perasaan tidak nyaman, dan rasa tersinggungnya akibat perkataan pegawai tadi padanya.

‘Aku pasti bisa,’ batin Gina penuh harapan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    PEKERJAAN BARU

    Tanpa sadar, hanya tersisa dirinya yang belum dipanggil sementara para wanita tadi yang menurut Gina saingan beratnya dalam mendapatkan pekerjaan tersebut justru ditolak semuanya!‘Mereka semua ditolak, bagaimana dengan aku?’Hati Gina berbisik demikian.Tak lama, seorang pegawai perempuan menuntun Gina untuk masuk ke sebuah ruangan. Di dalamnya, Gina bisa melihat ada seorang pria yang sedang duduk di sofa besar.Pria itu tampak sangat berwibawa dengan kemeja putih dan celana hitam. Namun, tatapannya sangat tajam seolah ingin mengintimidasi siapapun yang ada di hadapannya. Ia tampak mengerutkan dahi ketika melihat Gina masuk membawa bayi di gendongannya, tetapi tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.“Ini yang terakhir?” tanya pria itu akhirnya pada pegawai perempuan yang membawa Gina masuk. Suaranya terdengar berat, tetapi seolah mampu membuat siapapun yang mendengarnya merasa takluk.“Iya, Tuan. Namanya Gina Nirmala, dia membawa anaknya yang masih bayi, Tuan,” jawab pegaw

    Last Updated : 2025-02-27
  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    MENGUNDURKAN DIRI

    “Kenapa Raya diberi susu formula? ASI aku itu berlimpah, Arin! Aku bisa menyusui dua bayi sekaligus! Aku harus ketemu Raya!" kata Gina dengan kesal.Gina shock sekaligus marah karena Raya diberikan susu formula tanpa sepengetahuannya. Ia ingin mencari pengasuh yang dikatakan Arin untuk mengambil Raya. Akan tetapi, niat Gina dihentikan oleh Arin, dan temannya itu menatap serius wajah Gina, pertanda ia tidak mau Gina sulit untuk diatur."Kamu harus tahan diri kamu, Gina! Ini rumah orang yang berkuasa, dia wajib dipatuhi, apa yang dilakukan oleh pengasuh tuan muda itu atas perintah Pak Bara langsung, jadi, kamu enggak usah bereaksi kayak gini, bikin kamu nanti dipecat!"Arin mengucapkan kata-kata itu sambil mencengkram salah satu tangan Gina, agar Gina tidak nekat untuk mencari babysitter Gavin yang sedang menjaga Raya. Akan tetapi, Gina tetap tidak terima, anaknya diberikan susu formula padahal Raya, anak yang paling berhak mendapatkan ASI darinya ketimbang anak orang lain."Kamu tahu

    Last Updated : 2025-02-27
  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    DIREMEHKAN SANG NYONYA BESAR!

    Keduanya beradu pandang, dan Gina semakin merasa, dari tatapan mata Bara yang sekarang menatapnya, pria itu benar-benar ingin menegaskan pada Gina bahwa ia tidak mau ditentang karena ia yang berkuasa atas siapapun di rumah besar tersebut.'Bagaimana ini? Ternyata Arin benar, orang ini nggak mudah untuk dihadapi, tapi aku nggak mau mengorbankan Raya, aku bekerja seperti ini untuk Raya, nggak mungkin aku justru mengabaikan kebutuhan Raya....'Dalam gejolak perasaannya yang merasa sudah diujung tanduk ketika melihat tatapan Bara padanya, Gina mengucapkan kalimat itu di dalam hati seraya terus menguatkan diri bahwa keputusannya itu tidak bisa diubah lagi, meski oleh Bara sekalipun."Aku tanya padamu, Gina, jika aku tidak mau mengabulkan permintaanmu, kamu mau apa? Aku yang membuat aturan di sini, bukan, kau!"Suara Bara yang mengucapkan kalimat itu membuat Gina semakin tercekat di tempatnya berdiri, namun, bayangan wajah Raya berkelebat di benak Gina, dan itu membuat Gina semakin berusaha

    Last Updated : 2025-02-27
  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    GINA WAS-WAS....

    Suara Karina melengking bercampur dengan suara tangisan Gavin yang terganggu dengan teriakan ibunya sendiri bercampur pula dengan keinginannya yang ingin mendapatkan ASI dari Gina.Situasi itu begitu kacau hingga membuat Bara datang karena mendengar keributan tersebut."Ada apa ini? Kenapa ribut sekali? Gina! Kenapa Gavin sampai menangis seperti itu?"Bertubi-tubi, Bara melontarkan pertanyaan pada Gina yang kebingungan harus berbuat apa dengan tekanan yang diberikan oleh istri Bara di hadapannya."Mas, aku nggak setuju kamu mempekerjakan ibu susu segala di rumah ini! Perempuan seperti dia nggak pantas untuk Gavin, aku nggak setuju!!" Karina tetap menyampaikan rasa keberatannya pada sang suami, dan itu membuat Gina semakin membisu di tempatnya meskipun ia tidak tega mendengar tangisan Gavin atas perbuatan sang ibu kandung bayi tersebut."Kalau kamu tidak setuju, lakukan tugas itu untuk Gavin!" sahut Bara berusaha tetap tenang walaupun wajahnya menyiratkan kemarahan karena tidak suka h

    Last Updated : 2025-02-27
  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    TERTEKAN DI RUANG MAKAN!

    Untuk sesaat, Bara hanya diam mematung di tempatnya dengan tangan yang masih memegang handle pintu kamar Gavin, seolah sekarang ia berubah menjadi sebuah arca tidak bisa bergerak, hanya melotot lurus ke arah dada Gina yang terlihat di matanya.Sebenarnya, Bara yang ke kamar Gavin memang berniat untuk menenangkan diri di kamar anaknya. Setelah pertengkarannya dengan sang istri yang terjadi beberapa saat yang lalu di depan Gina, Bara menjadi merasa tidak enak, karena tidak seharusnya masalah rumah tangganya diketahui oleh orang lain. Sebab itulah, pikirannya menjadi sedikit gusar. Namun, begitu tiba di kamar Gavin, ia justru melihat sesuatu yang seharusnya tidak ia lihat."Maaf, lanjutkan saja, setelah itu, ke ruang makan untuk makan!" ucap Bara setelah berhasil menguasai keterkejutannya. Ia memalingkan wajahnya sejenak, lalu kembali menutup pintu dan melangkah pergi. Walaupun terkejut, Bara mampu tetap bersikap tenang hingga Gina merasa hanya dirinya yang terkejut karena bagian tubuh

    Last Updated : 2025-02-28
  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    DIANGGAP CARI PERHATIAN

    Mendengar Bara yang memberikan perintah seolah tidak mau dibantah, Gina semakin bingung. Sekarang ia tidak tahu harus bagaimana, melakukan perintah Bara, tapi perutnya pasti tidak akan terima, atau menolak yang pasti berujung membuat sang atasan marah.Sekarang, Gina bukan hanya merasa canggung saja, tapi juga ketakutan karena sudah membuat Bara sepertinya sangat tersulut emosi."Kenapa tidak dimakan juga? Apa kau benar-benar termasuk perempuan yang cerewet dengan berat badan sendiri?!"Bentakan yang diberikan oleh Bara membuat nyali Gina semakin menciut. Ia sekarang benar-benar tidak menyangka, acara makan yang biasanya sangat ia sukai justru sekarang berubah menjadi sebuah momok menakutkan untuknya."Sungguh, saya tidak seperti itu, Tuan. Saya … saya–""Ah sudahlah. Habiskan makanan itu kalau memang kamu tidak bermaksud seperti yang aku katakan tadi!" potong Bara dengan suaranya yang sama seperti tadi, penuh kemarahan meskipun sekarang nadanya sudah diturunkan sedikit.Gina kembali

    Last Updated : 2025-02-28
  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    KARINA SEMAKIN MARAH!

    Ucapan dingin itu dibisikkan oleh Karina dengan disertai cengkraman tangan Karina yang semakin erat mencengkram pundak Gina. Gina mengernyit menahan sakit karena perbuatan istri Bara tersebut, tapi ia tidak berani melepaskan cengkraman itu lantaran khawatir akan makin membuat Karina marah."Maaf, Nyonya, saya tidak bermaksud untuk demikian, saya juga tidak mungkin bersaing dengan Nyonya karena saya ke sini untuk bekerja bukan melakukan hal yang lain. Tolong percaya pada saya."Sembari menahan rasa sakit akibat cengkraman yang dilakukan oleh Karina pada pundaknya, Gina berusaha untuk menjelaskan agar kemarahan ibunya Gavin itu tidak semakin berkobar.Namun, Karina yang sudah kepalang marah sekaligus cemburu tidak peduli dengan penjelasan dan ekspresi kesakitan yang ada di wajah Gina, ia justru menikmati karena ia tidak suka dianggap remeh. "Suamiku itu tampan, aku pun mengakuinya, kau pasti sedang mencari cara untuk membuat dia lebih memperhatikan kamu, kan? Aku sudah banyak menemuka

    Last Updated : 2025-03-01
  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    MERAYU SUAMI

    Mendengar apa yang dikatakan oleh Karina, Bara semakin marah. Ia berharap, Karina bisa sedikit demi sedikit berubah jika ia terus mempermasalahkan hal itu pada sang istri, tapi ternyata, Karina justru semakin lupa diri bahkan berani menentangnya hingga Bara jadi hilang kesabaran. Laki-laki itu segera beranjak menuju lemari pakaian yang ada di sudut kamar. Setelah itu ia menurunkan koper yang ada di atas lemari tersebut hingga Karina terkejut setengah mati melihat apa yang dilakukan oleh sang suami. Belum lagi Karina melontarkan pertanyaan kenapa sang suami menurunkan koper itu segala, Bara sudah mendorong koper itu ke hadapannya dengan wajah yang terlihat menahan amarah. "Kalau kamu tidak bisa menerima apa yang menjadi aturanku ketika kamu menjadi istriku, lebih baik kamu pergi dari sini!" kata Bara memberikan perintah setelah koper itu ada di hadapan Karina karena dorongan keras yang dilakukannya. Wajah putih Karina memucat. Tidak hanya sebuah perintah, Bara juga sampai membe

    Last Updated : 2025-03-01

Latest chapter

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    MASIH TIDAK PERCAYA DIRI

    Perasaan itu membuat Bara menatap Gina yang saat itu masih menyusui Gavin di antara raut lelahnya. 'Gina sekarang lelah, resepsi pernikahan kami ditambah insiden penculikan yang dilakukan oleh Karina pasti membuat ia jadi tertekan, rasanya tidak etis mengajaknya berhubungan di situasi seperti sekarang.'Hati Bara bicara demikian sambil terus memijit kaki sang istri. "Yank, enggak usah pijit, kamu juga pasti capek, kamu istirahat duluan juga enggak papa, setelah Gavin tidur, aku pindahkan ke kamar dia, dan nanti aku menyusul kamu."Suara Gina terdengar perlahan mengucapkan kalimat tersebut, khawatir mengganggu Gavin yang sudah mulai setengah tertidur.Namun, karena bayi itu masih menghisap puting susunya, Gina yakin Gavin belum benar-benar tidur."Pijitan ku kurang enak?" tanya Bara dengan nada suara perlahan pula. "Eh, enggak gitu. Enak, kamu pinter mijit, tapi kamu, kan capek juga?"Buru-buru Gina menyangkal, tidak mau Bara salah paham.'Apa waktu sama Bu Karina, dia juga seperti

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    DIPIJIT BARA

    Sontak, Bara memalingkan wajahnya ke arah lain agar matanya tidak melihat hal yang tidak seharusnya ia lihat karena Karina bukan istrinya lagi.Namun, Karina yang memang ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan segera tahu situasi sekarang harus ia manfaatkan.Ia yang kesakitan karena puting susunya digigit oleh Gavin kembali mengeluarkan suara rintihan seraya terhuyung hingga Bara yang tidak mau melihat dadanya segera buru-buru menopang nya agar ia tidak tersungkur di lantai dan membahayakan Gavin.Bara mengabaikan sejenak dada Karina yang terpampang di matanya. Ia mengambil alih Gavin dari gendongan Karina agar Karina bisa membenahi dadanya segera. Namun, yang dilakukan oleh Karina justru sebaliknya. Ia memegang dadanya dan memeriksa puncaknya untuk melihat bagian yang digigit oleh Gavin."Mas, lihat. Gavin membuat puting susuku terluka," keluhnya sambil menunjukkan dadanya pada Bara hingga Bara buru-buru membalikkan badannya agar tidak melihat terus menerus bagian tubuh Karina

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    BERUSAHA MENARIK SIMPATI BARA

    "Bu, saya tidak menipulasi, bagaimana mungkin saya mengerti soal itu? Yang saya tahu, kondisi perempuan itu berbeda-beda, mungkin Ibu Karina memiliki kondisi berbeda dengan saya, itu sebabnya ASI Ibu Karina tidak lancar.""Apa kamu juga berpikir akan menggaet Bara dengan cara seperti Gina? Menyusui Gavin hingga Bara suka padamu?""Tidak, Bu, saya-""Karina, apa yang kamu lakukan?"Saat Santi dan Karina berdebat tentang air susu, tiba-tiba saja, Farrel datang dan menerobos masuk ke dalam kamar itu. Santi terpaksa keluar ketika Farrel memintanya keluar. Sedangkan Gavin masih terus menangis karena marah tidak ada ASI yang ia inginkan sejak tadi."Aku enggak punya ASI, Farrel, tapi Santi punya, dia tidak pernah melahirkan sedangkan aku? Kenapa aku bisa tidak punya?" lapor Karina dengan suara yang gemetar."Kamu ingat tidak, waktu itu kamu minum obat khusus hingga ASI kamu kering, kamu bilang dada kamu sakit kalau bengkak akibat ada ASI, mungkin karena itu ASI kamu tidak keluar."Farrel m

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    TIDAK PUNYA ASI?

    Santi langsung melangkah ke tepi tempat tidur hingga Karina mengerutkan keningnya melihat apa yang dilakukannya."Ngapain? Kamu keluar sana! Aku akan berusaha untuk menyusui Gavin!" katanya pada Santi. "Maaf, Bu. Bukankah Ibu tidak mau dada ibu jadi rusak jika Ibu menyusui?" kata Santi dengan keberanian yang ia kumpulkan sedemikian rupa. "Aku bisa melakukan perawatan di klinik kecantikan untuk mengembalikan dadaku kalau rusak.""Tapi-""Sudahlah! Jangan ganggu! Aku akan membuat Bara tahu aku juga bisa seperti Gina, biar dia menceraikan perempuan itu!""Cerai?" ulang Santi tidak paham dengan kalimat itu diucapkan oleh Karina."Ya. Bara menikah dengan Gina, selain si Gina itu pakai pelet sampai Bara suka padanya, kemampuan dia yang menyusui Gavin itu yang disukai oleh Bara, aku juga bisa melakukan hal itu, jadi untuk apa aku menahan diri lagi!"Telapak tangan Santi mengepal mendengar apa yang diucapkan oleh Karina. 'Yang benar saja, Gina menikah dengan Pak Bara? Astaga, ini benar-be

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    SYARAT DARI KARINA

    Santi terkejut bukan main lantaran kepergok ingin memberikan ASI pada Gavin. Sementara Karina murka lantaran Santi dinilainya lancang melakukan hal itu tanpa izin darinya. "Kau pikir kau siapa? Ingin memberikan ASI untuk anakku?!" bentak Karina dengan lantang sambil merampas Gavin dari gendongannya Santi."Maaf, Bu. Tapi, Tuan Muda Gavin sepertinya ingin ASI." Terbata-bata, Santi menjelaskan, tapi Karina semakin melotot mendengar apa yang dikatakannya."Bukan berarti harus ASI dari kamu juga, Santi! Makin banyak saja ASI tidak jelas masuk ke dalam tubuh anakku! Menyingkir kamu! Awas kalau kamu berani melakukan hal itu lagi! Aku pecat kamu!" Setelah bicara seperti itu pada Santi, Karina langsung membawa Gavin masuk ke kamarnya, meninggalkan Santi yang hanya menundukkan kepalanya ketakutan melihat kemarahan Karina.Sementara itu, tangisan Gavin semakin menjadi-jadi. Gavin marah berada di dalam gendongan Karina hingga ia meronta-ronta di dalam dekapan sang ibu. Membuat Karina hilang

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    GAVIN DICULIK!

    "Tuan!"Terdengar suara Bi Narsih dari luar disertai ketukan di pintu yang jedanya sangat cepat pertanda orang yang mengetuk tidak sabar untuk cepat dibukakan.Gina dan Bara saling pandang. Namun tanpa berpikir panjang, Gina melepaskan rangkulan Bara pada tubuhnya dan dengan tergesa-gesa ia memungut pakaiannya yang teronggok di lantai kamar usai dilepaskan oleh Bara tadi setelah itu memakainya dengan sangat terburu-buru.Bara juga segera merapikan penampilannya sejenak lalu ia dan Gina bergegas ke pintu untuk tahu apa yang membuat Bi Narsih mengetuk pintu kamar mereka dengan cara terburu-buru seperti itu."Ada apa?" tanya Gina dan Bara bersamaan ketika pintu sudah dibuka oleh Bara. "Tuan Muda Gavin, hilang, Tuan!"Dengan nada suara terbata-bata, Bi Narsih mengatakan hal itu hingga Gina dan Bara terkejut bukan main. "Apa maksudnya dengan hilang?" tanya Bara dengan nada suara yang meninggi. Sementara itu, Gina bergegas menuju kamar Gavin karena ia ingin membuktikan apa yang dikatakan

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    KEMARAHAN MASIH BERLANJUT

    Jika biasanya mendengar Bara dengan sisi arogannya seperti itu membuat Gina jadi seolah kehilangan cara untuk membujuk, kali ini Gina tidak seperti itu lagi. Selama masa pendekatan, sampai resmi menikah, Gina sudah banyak mempelajari sikap dan karakter Bara lalu mencoba mencari cara untuk menghadapi. Karena ia sudah menerima perasaan ayah Gavin tersebut, jadi penting bagi Gina untuk mempelajari sikap Bara, karena menikah tidak hanya untuk satu dua hari. Jika bisa selamanya, sebab itulah penyesuaian sikap penting untuk dilakukan menurut Gina hingga saat sekarang, ketika sisi arogan Bara kembali muncul, Gina tidak lagi seperti dahulu yang mati kutu tidak bisa berbuat apapun.Ia menatap wajah Bara seperti Bara melakukan hal itu padanya. Tatapan Gina lembut seolah ingin menenangkan Bara lewat sorot matanya.Kedua tangannya memegangi dua lengan kokoh Bara yang masih melingkar di pinggang rampingnya seolah tidak mau Gina lepas dari kuasanya."Kita sudah menikah. Insya Allah semua waktu k

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    BEREBUT DENGAN ANAK!

    Haris terlihat sangat tegang melihat aksi yang dilakukan oleh Karina. Ia menatap Bara yang saat itu hanya menatap sang mantan istri yang mengancamnya sedemikian rupa."Kau tidak melihat betapa hancur perasaan ibu dari anakmu, Pak Bara? Apakah kau terlalu egois memikirkan syahwat mu sendiri hingga tidak peduli ada yang akan mati jika kau melangsungkan pernikahan itu sekarang?" tanya Haris dan tatapan mata Bara beralih ke arahnya dengan sangat dingin."Syahwat? Kau mengira pernikahan itu hanya diisi dengan adegan ranjang saja? Sepertinya hal itu hanya pantas diberikan oleh pasangan yang berselingkuh Pak Haris, dan aku tidak termasuk. Aku tidak pernah selingkuh, istilah mu tadi kurasa hanya cocok untuk mu dan Karina saja!"Setelah bicara seperti itu pada Haris, Bara berbalik dan ingin beranjak meninggalkan Karina dan juga Haris yang masih ditahan oleh para penjaganya untuk masuk ke dalam masjid.Namun, Karina berteriak ketika Bara tidak terpancing sedikitpun dengan ancaman yang diucapka

  • MENJADI IBU SUSU BAYI CEO AROGAN    ANCAMAN KARINA!

    Meskipun tahu niat Bara yang ikut dengannya untuk membicarakan tentang keinginan pria itu yang ingin melamarnya, tetap saja Gina merasa berdebar ketika mendengar Bara mengucapkan kalimat tersebut pada kedua orang tuanya. Seperti seorang gadis yang baru pertama kali dilamar, padahal ini bukan yang pertama bagi Gina."Saya tahu, mungkin bagi Bapak dan Ibu akan terkejut atau mengira saya terkesan terburu-buru, tapi saya yakin dengan apa yang saya katakan, saya mencintai putri Bapak dan Ibu dan ingin hidup selamanya dengan dia."Melihat keraguan terpancar di mata ibu dan ayah Gina ketika mendengar apa yang dikatakannya, Bara melanjutkan ucapannya, ini cukup membuat ibu Gina tersenyum mendengarnya."Kalian sudah dewasa, sama-sama pernah gagal dalam pernikahan, Ibu yakin itu bisa kalian jadikan pelajaran. Kalau kamu memang serius dengan Gina, tolong jangan sakiti Gina, asalkan Gina suka dan ikhlas, kami sebagai orang tua hanya bisa memberikan restu."Mendengar apa yang diucapkan oleh ibunya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status