“Siapa yang kamu maksud unik? Aku? Apakah aku termasuk manusia langka di sini?” batinku.
Ketika aku masih dibuat bingung akan perkataan Steein, Steein kemabali melanjutkan ucapannya, “Mulai sekarang, saya tidak akan menyapa dengan sebutan Lady. Akan tetapi, saya akan langsung menggunakan namamu, Malissa.”
“Baiklah.” Aku mengangguk.
“Pekerjaan Anda akan dimulai besok. Datanglah ke gedung yang di sebelah sana, dan Anda akan bekerja di gudang dokumen,” jelas Steein sambil menunjuk gedung yang ada tepat di sebelah gedung tempat kami berdiri sekarang.
“Karena Anda tidak memiliki pakaian, nanti akan ada orang yang memberikan beberapa pakaian yang akan Anda gunakan. Namun, karena pakaian itu untuk bekerja, maka itu hanyalah pakaian biasa, bukan gaun yang mewah,” kata Steein.
“Baiklah, tidak masalah,” balasku.
“Dan, itu bukanlah celana.” Setelah Steein mengucapkan ka
Ada apa? Jika tidak penting, jangan bicara, kami sibuk,” ucap salah satu pria di situ dengan ketus.Aku agak kesal mendengar balasan mereka. Padahal aku berniat membantu, namun mereka malah memperlakukanku seperti ini. Akan tetapi, aku merasa risih melihat pekerjaan yang seharusnya dikerjakan malah terbengkalai seperti itu.Setelah berupaya merendahkan hatiku, aku bisa kembali punya niat untuk membantu mereka.“Aku bisa menyelesaikan itu,” ucapku.Seketika, suasana yang rusuh itu menjadi hening. Setelah itu, banyak yang memberikan berbagai pendapat. Ada yang bilang untuk jangan mempercayaiku karena Saintess palsu. Yang lain bilang kalau aku sedang cari perhatian. Namun, ada juga yang mengatakan kalau tidak ada salahnya untuk membiarkanku mencobanya. Setelah mereka menggunakan waktu untuk berdiskusi, akhirnya mereka memberikanku izin untuk melihat dokumen itu.Aku terkejut setelah melihatnya. Ini lebih mudah dari
Sebelum masalah ini tambah rumit, aku membalikkan badanku dan berencana menjauh dari kekacauan ini. Akan tetapi, langkah kakiku terhenti karena Steein memanggilku.“Nona Lissa, Anda mau pergi ke mana?” tanya Steein dengan suaranya yang berat dan tegas.“E.. Em… ,” Aku tidak bisa memikirkan alasan apapun.“Sebaiknya Anda kemari,” ucap Steein lagi.Awalnya aku hanya berdiam di tempatku dan tersenyum. Dengan ekspresi wajahku, aku memberikan kode kepada Steein agar tidak melibatkanku. Akan tetapi, jelas saja itu tidak berhasil. Dengan pasrah, aku mengikuti perintahnya.“Apakah Anda yang membuat tanda ini?” tanya Steein.“Apa sih? Dari tadi bicara tanda ini, tanda itu. Coba kulihat hal apa yang membuat masalah menjadi sebesar ini,” batinku. Namun, seketika batinku berteriak karena melihat tanda itu.Itu adalah tanda yang aku buat sendiri. Tanda cen
Setelah mendengar jawaban Steein, aku hanya bisa tertawa datar. Itu adalah respon terbaik yang bisa aku berikan dalam situasi ini.Setelah Steein pergi, aku duduk termenung di tempat tidurku. Aku tidak pernah berpikir akan tinggal di atap yang sama dengan atasanku. Bagaimanapun, rasanya tidak nyaman. Sepanjang hari, aku akan merasa sikapku di awasi. Pemikiran untuk bisa bersikap bebas di rumah sendiri tidak akan pernah terwujud selama aku bekerja di sini.*****“Halo… Perkenalkan, nama saya Malissa. Saya akan bekerja di sini mulai dari sekarang.”Rasanya baru beberapa waktu lalu aku memperkenalkan diri, namun sekarang aku kembali mengulangi hal yang sama. Padahal aku sudah mulai terbiasa dengan lingkungan kerjaku, dan rekan-rekanku sudah mulai menerimaku. Sekarang, aku pasti akan mengalami hal yang sama seperti waktu itu. Orang-orang pasti akan merendahkanku lagi dan memberikan pekerjaan yang tidak terlalu berarti. A
Mengatasi banjir dan tanah longsor itu mudah. Hanya dengan menanam pohon di lokasi yang tepat. Namun, untuk bisa melakukan itu, aku harus mengetahui tata letak wilayah Kerajaan Heroit. Mengingat frekuensi wilayah yang terkena banjir, artinya ada semakin banyak penebangan hutan yang terjadi. Atau saluran air yang tidak mengalir dengan baik. Jadi, ada banyak hal yang masih harus diperiksa.Beberapa minggu sudah berlalu. Dan memang benar apa yang dikatakan Stella. Aku tidak pernah bertemu dengan Steein sejak waktu itu. Aku juga tidak pernah melihat ruangan kerjanya terbuka. Ia juga tidak pernah memanggil kami ke ruangannya. Yang pernah ke ruangannya hanya Olivia.Untuk dapat mendapatkan data terbaru, aku harus segera memintanya dari Steein. Hanya ada dua pilihan. Pertama, aku akan menunggu Stein di depan kamarnya, karena di situlah kami bisa bertemu. Atau, pilihan kedua, aku meminta tolong kepada Olivia untuk menyampaikan surat kepada Steein.
“Olivia? Wahh… sasaranmu memang besar. Olivia itu adalah anak dari seorang seorang Count. Namun, karena kecantikan dan kepintarannya, ia sangat disayang oleh Marchioness. Ia juga Lady yang terkenal sebagai pribadi yang paling ramah. Semua orang menyukainya. Laki-laki atau perempuan. Ia adalah Lady nomor satu di Kerajaan Heroit ini. Akan tetapi, ada desas-desus kalau Olivia adalah tunangannya Tuan Steein. Memang benar kalau mereka berdua teman dekat sejak kecil. Namun, Tuan Steein membantah perkataan itu. Sementara Olivia tidak memberikan tanggapan apa pun soal rumor itu. Ia tidak membenarkan, tetapi juga tidak membantahnhya,” jelas Stella.“Apakah kamu juga menyukainya?” tanyaku.“Aku? Tidak terlalu. Tapi, entahlah. Aku sama sekali tidak pernah berbicara dengannya,” jawab Stella.Dari penjelasan Stella, sepertinya aku sudah mengerti secara garis besarnya. Olivia bersikap ramah kepadaku, karena ia dikenal sebagai orang d
Aku menjadi kesal karena Steein tidak menyadari betapa sulitnya untuk bisa bertemu dengannya. “Tuan selalu berada di ruangan kerja Tuan yang tertutup. Tuan juga tidak ada memanggil saya untuk alasan apa pun ke ruangan Tuan. Saya tidak pernah menemui Tuan sejak Tuan mengantar saya ke Departemen Pusat. Dan setahu saya, Olivia selalu ke ruangan kerja Tuan untuk menyampaikan hasil kerja kami. Selain itu, bukankah Tuan dan Olivia adalah teman sejak kecil? Jadi, Tuan dan Olivia pasti punya lebih banyak alasan untuk bertemu walaupun di luar waktu kerja,” jelasku.“Haaahhhh…” Steein menghela napas. Ia menyilangkan kedua tangan di dadanya dan raut wajahnya menunjukkan kekesalan. “Saya pikir Anda lah yang sibuk selama ini untuk menyelesaikan tugas dari Yang Mulia Raja. Karena Anda tidak menemui saya sama sekali, saya pikir Anda tidak membutuhkan bantuan saya. Ahh … satu lagi, saya dan Olivia tidak punya alasan apa pun untuk bertemu satu
“Maaf, Tuan, saya akui kalau saya tidak bisa menggambar,” ucapku lesu.“Anda benar. Kita tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan Anda soal ini,” balas Steein.Hal itu memang benar. Akan tetapi, melihat Steein yang mengatakannya dengan terus terang membuatku merasa lebih kesal.“Kalau begitu, besok saya akan ke perpustakaan dan membawa buku yang memberikan informasi tentang tanaman,” ucap Steein.“Apakah ada semacam buku itu di sini? Luar biasa, itu akan sangat membantu,” balasku dengan bersemangat.“Anda pikir Kerajaan ini seperti apa? Itu adalah pekerjaan yang telah dilakukan oleh Departemen Sihir di bawah Kepala Departemen sebelumnya. Akan tetapi, sejak saya yang mengambil alih, banjir dan tanah longsor mulai terjadi, jadi kami hanya terus berfokus mengatasi hal itu hingga sekarang,” jelas Steein.Dilihat dari cara bicara Steein, ia tampaknya sangat frustasi kare
“Ahh, emm.. Karena Tuan tidur lelap? Perasaan takut membuat aku menjadi tidak yakin dengan jawabanku. Tanpa kusadari, aku malah kembali bertanya kepada Steein.Wajah Steein menjadi semakin gelap setelah mendengar jawabanku. Dengan tekanan pada nada bicaranya, ia kembali bertanya, “Apakah Anda tidak tidur semalaman?”“Ahh… tidak, Tuan. Saya tidur, dan saya baru saja bangun dari tidur saya.” Ucapku. Walaupun aku berusaha mengatakannya dengan percaya diri, nada suaraku yang bergetar membuktikan ketakutan masih ada dalam diriku.“Ohh, begitu. Syukurlah.”Ekspresi wajah Steein langsung kembali cerah sambil mengatakan hal itu. Aku tidak tahu apakah dugaanku salah. Akan tetapi, mungkin saja Steein marah karena takut aku begadang seperti kemarin.“Baiklah, Tuan. Saya kembali ke kamar dulu untuk bersiap-siap. Besok, saya akan datang lagi untuk membahas tentang pohon yang akan ditanam,”