Share

Chapter 1.3

Seorang siswa laki-laki terlihat kesal dengan tindakan mey, apalagi teriakan dari beberapa siswa membuatnya semakin kecewa. Kepalan di tangannya menggambarkan betapa emosionalnya dia ketika gadis yang dicintainya lebih mencintai  pria lain.

Suasana kembali mencekam terutama dimeja ujung paling belakang.

Arza yang teringat ucapan Bu Mayang membuatnya membayangkan hal-hal kotor dengan tubuh Arin.

'Huh apa? Mengapa aku membayangkannya...Tidak...Tidak!'

Arza mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain dan ini sudah yang ketiga kalinya tapi entah kenapa tatapannya otomatis kembali ke bibir Arin.

'Tolong Arza, jangan lakukan ini. Please!!!'

Hormon testosteron yang terus memuncak dalam waktu yang lama membuat benjolan keras di celananya semakin jelas 'sial, sial, sial' gerutunya untuk kesekian kalinya.

Dengan segala cara, Arza berusaha mengendalikan nafsunya hingga berkali-kali mencubit paha kanannya dengan keras sambil memejamkan mata membayangkan hal-hal positif yang telah ia lakukan (berharap rencananya berhasil)

"Yes.. Berhasil" jawabnya.

Namun, kejadian tak terduga kembali terlintas di benaknya ketika Arin kecil sering menciumnya dan berlanjut dengan video porno yang dia tonton kemarin sore menambahkan beberapa bumbu menjijikkan ke otaknya.

"Sial...."

Arza langsung membuka matanya lebar-lebar dan nafsu yang terus memuncak tak bisa ia kendalikan lagi. Tanpa rasa takut dan bersalah, Arza langsung mendekatkan wajah tampannya ke wajah Arin.

Arza mencoba membuka mulut dan memanyunkan bibir atasnya tak lupa ia bersiap memainkan lidahnya. 

Semakin dekat wajahnya menghadap bibir merahnya. Mungkin dalam hitungan sentimeter Arza dengan mudah melumat bibir saudarinya.

Inilah kisah remaja yang ditunggu-tunggu Arza El Luis sejak lama.

Ia mulai memejamkan matanya, namun suara rendah seorang wanita yang entah dari mana membuat Arza menghentikan tindakannya hingga ia sangat terkejut.

   "Cabul.."

    "Huh..!?"

"Apa yang sedang kamu lakukan?!"ucapku.

     Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana Arza bisa kehilangan akal sehatnya!

     Oh MAMA kenapa kau ciptakan makhluk secerdas dan sebodoh ini, aku sungguh tak habis pikir bagaimana salah satu anakmu bisa melawan arus kehidupan hanya untuk memuaskan nafsu sesaat.

Ketakutan.Gelisah dan ketidakberdayaan terlihat jelas dari ekspresi wajahnya.

 

  Entah kenapa suasana saat ini terasa hening,kami yang terbiasa bercengkrama  dan tertawa lepas justru terdiam mematung dan tak saling pandang satu sama lain.

"Maafkan aku Arin!"ucap Arza.

"Ehh..? "

"Aku tahu jika ini sangat salah dan seharusnya ini tak boleh terjadi, aku.."

"Tidak, kamu tidak salah apa-apa, Arza! Aku hanya tidak mengerti kondisi di sekitarku, dan bodohnya aku tertidur selama jam pelajaran. Maaf!" menyela pembicaraan.

"Kau?" menatap tajam kearah saudarinya. 

Arza masih tak mengerti bukankah ini jelas-jelas kesalahannya ,dan mengapa Arin harus meminta maaf kepadanya. 

"Mmmm..Setidaknya aku tidak terlalu naif jika hanya menyalahkan satu pihak atas masalah ini..Benar kan Arza!"

"Aku juga harus..."

"Hentikan."Memotong pembicaraan.

"A-apa..Apa yang sebenarnya ingin kamu buktikan padaku? Kenapa kamu menyalahkan dirimu sendiri!"

"Arin! Aku bukan anak yang harus kamu lindungi. Ini bukan sebuah lelucon,

Aku..Aku tidak tahu diri telah melecehkanmu. Maafkan aku.. Aku minta maaf atas tindakanku kali ini!

      Arin hanya bisa terdiam tak percaya. Matanya mulai berbinar seolah mendapat teguran keras dari MAMA, apakah ini benar-benar Arza yang kukenal sebelumnya?

 

"Maaf,Arin!" tegasnya sekali lagi. 

  Kenapa kamu melakukan itu padaku Arza! 'Sama seperti menulis pena di selembar kertas putih, perasaan saya seperti dicambuk ketika permintaan maaf dan permintaan maaf yang saya dengar berulang kali masuk ke telinga saya.Entah kenapa aku begitu yakin dengan permohonan tulus dari bibir tipisnya.

   Perseteruan yang sempat memanas di antara mereka berdua, yaitu kakak vs adik, kini telah berakhir, kami telah memutuskan untuk berdamai satu sama lain dan Arza memintaku untuk berjabat tangan agar memutuskan rantai pertengkaran di antara saudara kembar (Arin dan Arza ) #cerita_selesai

...................................................................

Catatan : 

  MAMA  adalah sebuah perwujudan dari seorang ibu(Dewi) atas cinta dan kasih yang telah menciptakan sekaligus membesarkan anak-anaknya kedalam kehidupan ini. 

Mereka mempercayai jika MAMA adalah perwujudan dari seorang Dewi(ibu segala ibu) yang akan mendengarkan keluh kesah mereka atas masalah yang tengah dihadapi. 

...................................................................

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status