Share

Part 2 Pernikahan kedua

"Dia Tomi Mir anaknya teman Papa!" jawab Papa mungkin beliau tau kebingungan yang sedang melanda putrinya Aku pun menganguk.

 

Tomi sepertinya nama itu tak asing di pikiranku "Tomi Anaknya Om Risman Pa?" tanyaku. 

 

"Iya benar Mir!" jawab Papa.

 

Ting..ting...

bunyi suara ponsel tandanya ada yang mengirim pesan di aplikasi bergambar telefon Aku pun membukanya nomor baru mengirim sebuah foto karena harus diinstal dulu.

Setelah berhasil diinstal

 

Ya allah ponsel ku pun terjatuh Papa langsung mengambil ponselku.

 

"Gila ini orang!" ucap papa dengan rahang mengeras. Itu adalah foto mas Ridho dengan tubuh setengah telanjang dan ada seorang wanita tidur di dadanya.

 

Di bawahnya ada pesan lagi yang menyusul,(siapkan mentalmu jangan hancur sekarang karena suamimu akan meninggalkanmu segera.) Itulah bunyi pesan dari nomor tidak di kenal tadi. Sudah dapat dipastikan ini pasti wanita jalang itu yang mengirimnya.

 

Tak lama kemudian orang yang Aku telefon datang Dia orang kepercayaan Papa namanya Anton.

 

"Tolong kamu cari asal usul wanita ini!" perintahku sembari memberi satu lembar foto.

 

"Baik." jawabnya kemudian Dia pergi mengunakan sepeda motornya.

 

"Sabar ya Mir saya turut prihatin dengan masalahmu, Aku akan mencoba membantu sebisaku," ucap Tomi.

 

"Pelakor macam ini mah mudah disingkirkan Mir!" lanjutnya lagi dengan tersenyum jail.

 

"Terus wanita ini sekarang di mana?" tanya Tomi.

 

"Dia di rumahku!" jawabku singkat.

 

"Aku punya ide sini deh Aku bisikin." ucap Tomi Aku pun mendekat.

 

"Baiklah boleh dicoba juga idemu itu Tom!" entah dari mana si Tomi ini punya ide gila ini.

 

"Okeh kita coba nanti malam!" jawabnya Aku pun mengacungkan jempol. Tunggu keseruan nanti malam Mas Ridho dan wanita jalang.

 

"Aku tunggu di rumah ya sekarang Aku mau pulang dulu terlalu lama meninggalkan mereka di rumah, nanti keenakan mereka haha." ucapku .

 

"Pa Ma nanti malam kerumah ya!" ucapku kemudian menyalami tangan mereka.

 

"Pasti Mir tangan Mama sudah gatal ini " jawab mama aku pun tersenyum mendengar jawaban mama.

 

"Hati-hati di jalan." ucap papa Aku pun menganguk.

 

Perjalanan pulang tidak semacet tadi waktu berangkat hanya membutuhkan 30 menit, Aku pun membelokkan mobil ke arah supermarket dekat rumah dan berbelanja kebutuhan dapur  agar Mas Ridho tidak curiga.

 

15 menit kemudian Aku sudah sampai di rumah, Rumah yang tiga tahun terakhir terasa begitu nyaman walau cuma tinggal berdua dengan Mas Ridho, namun sekarang saat buah hati yang di nanti selama tiga tahun akan hadir bukanya di sambut dengan bahagia, Malah bapaknya membawa wanita lain.

Aku pun masuk kedalam rumah sepi sekali, kemana Mas Ridho dan wanita itu.

 

"Siti tolong ambil belanjaan di mobil ya ini kuncinya!" panggilku ke Siti yang sedang didapur.

 

"Iya Bu." kemudian Siti pun berjalan keluar.

 

Ting...

Ponselku pun berbunyi tanda ada yang mengirim pesan Aku pun membukanya.

 

( Maaf Dik, Mas pergi tidak pamit ke Kamu Mas nganter Sarah mau ngambil anak Kita ) itulah bunyi pesan yang dikirim Mas Ridho.

 

Apa tadi dia bilang Anak kita maaf Mas dia bukan anakku. Kasian sekali Kamu Mira suami yang selama ini kamu bangga banggakan malah menorehkan luka yang begitu dalam.

 

Ting..Ting..

Ponselku kembali berbunyi dari layar depan terlihat Anton mengirim foto disusul dengan pesan, Aku pun langsung membuka fotonya, disana terlihat Ada Sarah dan seorang pria.

 

(Siapa pria ini?) balasku ke Anton.

 

(Dia Doni suami Sarah yang meninggalkannya setelah toga bulan menikahinya, Karena merasa di bohongi oleh Sarah. )

 

(Apa mereka sudah bercerai?)

 

(Belum Doni hanya meninggalkan begitu saja tanpa kata talak dan tidak adanya surat cerai, sekarang Doni sudah memiliki keluarga baru!)

 

Itulah bebrapa percakapanku dan Anton. Jadi bagaimana cara Mas Ridho menikahi Sarah sedangkan statusnya saja janda bukan dia masih istri orang hanya saja sudah ditinggalkan.

 

"Ibu ngga apa apa kan ?" Aku yang sedang melamun pun kaget mendengar Siti bertanya.

 

"Ngga apa-apa ko Sit!" jawabku.

 

Setalah bertanya begitu Siti pun berjalan ke dapur lagi, Terdengar deru mobil memasukki pekarangan rumah.

Aku pun berdiri dari kursi meja makan dan berjalan ke ruang tamu duduk disofa yang berhadapan dengan pintu.

 

Begitu pintu dibuka menampakan seorang pria sedang mengendong anak perempuan umurnya sekitar tiga tahunan dan disampingnya seorang perempuan mereka tertawa bahagia, Namun senyumnya hilang saat mereka melihatku.

 

"Kamu sudah pulang dik?" Mas Ridho pun langsung memberikan anak itu ke Sarah Dan berjalan ke arahku lalu duduk disampingku.

 

Bukannya menjawab pertanyaan mas Ridho Aku malah berdiri dan berjalan ke arah Sarah, memandangnya seperti ingin memangsanya.

 

Sarah pun menunduk tanpa berani memandang kearahku "Mbaa..ma..maaf ta..tadi..!" ucapnya dengan nada bergetar.

 

Bagian Ridho

 

Namaku Ridho kurniawan umurku sudah memasuki kepala tiga, Aku sudah menikah dengan gadis pilihanku sendiri dia Mira Andini seorang anak pengusaha yang mau di nikahi olehku yang hanya bekerja di kebun sawit dulunya.  Setelah menikah dengan Mira yang sudah mempunyai kedai makan Aku pun memutuskan untuk tidak bekerja lagi dan kami mengurus kedai sama-sama.

 

Suatu hari saat Aku sedang makan di luar Aku bertemu dengan gadis yang dulu Aku tinggalkan setelah merusak masa depannya  dia adalah Sarah. Setelah sekian lama tidak bertemu sekarang dipertemukan lagi di waktu yang tidak tepat dan lebih parahnya anak yang dia bawa katanya darah dagingku, Aku pun mengelak tidak mungkin dia anakku, memang dulu Aku yang merusak masa depan Sarah masa cuma sekali langsung jadi pikirku. Aku pun mengusap wajah dengan kasar.

 

Setelah pertemuan itu kami pun sering berkirim kabar tanpa sepengetahuan Mira tentunya. Hingga suatu hari Dia datang dan mengatakan perasaannya Dia meminta agar Aku menikahinya, setelah Aku berfikir cukup lama mungkin tidak ada salahnya Aku menikahi Sarah. Aku yakin Mira akan menerima Sarah dan akan hidup rukun bertiga.

 

"Dik mas mau ke kedai cabang yang di Kota Cirebon ya, selama seminggu kamu baik baik di rumah sama calon debay!" Pamitku kepada Mira saat itu. 

 

Ya Mira memang sedang hamil muda, inilah kesempatanku untuk menikahi Sarah. Karena Mira selalu ikut kalau Aku mau ke kedai yang di Kota Cirebon, sebenarnya Aku tidak ke kedai melainkan ke rumah Sarah yang kebetulan masih satu kota dengan kota di mana Aku dan Mira tinggal, tidak membutuhkan waktu lama Aku pun sudah sampai.

 

"Mas masuk yuk tuh lihat Anna sudah menunggu." ajak Sarah dan bergelayut manja dilenganku sambil membawaku menuju ke sofa.

 

"Eh Nak Ridho kapan sampainya?" Tanya Ibu Sarah yang baru datang dari arah dapur.

 

"Baru sampai Bu." ucapku sambil menyalami Ibu Sarah.

 

Lalu Ibu Sarah pun menyuruhku untuk istirahat karena besok pagi Aku akan menikah dengan Sarah .

 

"Saya terima nikahnya Sarah Setiayani binti bapak Tarjo dengan mas kawin tersebut di bayar tunai!" 

 

"Gimana para saksi sah?" tanya pak kyai dan para saksi pun menganguk, lega sekali rasanya sekarang Aku sudah menikah dengah Sarah tinggal bagaimana caranya bicara dengan Mira dan kedua orang Tuanya. Biar lah Aku pikirkan saja nanti sekarang waktunya bersenang - senang dengan Sarah.

 

Waktu berlalu begitu cepat sudah seminggu Aku di rumah Sarah itu artinya hari ini Aku harus pulang.

 

"Dek kamu mau ikut mas sekarang?" tanyaku kepada Sarah Dia pun menganguk cepat.

 

"Tapi Mas mohon nanti kalau sudah sampai biar Mas turun dulu!" ucapku memperingatkan Sarah Dia pun memajukan bibirnya.

 

Setelah berkendara cukup lama kami pun sampai di rumah yang lumayan besar ini, Aku pun turun dan masuk seperti biasa Aku pun langsung memeluk Mira dan mengatakan kalimat mesra Mira pun langsung menarik tanganku masuk malu katanya sama tetangga. Saat Mira ingin membuatkan ku minum Sarah malah turun dari mobil.

 

"Aduh kenapa sekarang sih turunnya, bukanya nunggu Aku kasih aba-aba dulu" batinku Mira pun tidak jadi membuatkan minum malah berbalik melihat kearah pintu. Apakah akan terjadi perang ketiga, Ah kenapa melihat tatapan Mira ke Sarah Aku jadi tidak yakin dengan perasaanku sendiri.

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status