Home / Romansa / MISTERI CINTA CEO TAMPAN / BAB. 35 Langkah Samuel Mendekati Mikha

Share

BAB. 35 Langkah Samuel Mendekati Mikha

last update Huling Na-update: 2025-07-23 07:19:35

Siang pun telah tiba, matahari bersinar terik di atas kota yang sibuk. Di dalam kantornya yang luas di SPAD Corp, Samuel duduk di kursinya, menatap layar ponselnya dengan ekspresi penuh harap. Dia baru saja mengirim pesan singkat kepada Mikha, mengajaknya makan siang bersama.

Samue l:"Mikha, apakah kamu ada waktu makan siang ini? Aku ingin mengajakmu makan di restoran dekat kantorku. Aku tunggu jawabanmu."

Samuel menaruh ponselnya di atas meja dan menyandarkan tubuhnya. Sudah lima menit berlalu, tapi belum ada balasan dari Mikha. Sang CEO mencoba mengabaikan rasa tidak sabar yang mulai muncul.

"Mungkin dia sibuk," pikirnya.

"Tapi biasanya, Mikha langsung membalas pesanku dengan cepat."

Lima belas menit berlalu. Tetap tidak ada balasan.

Samuel mengambil ponselnya lagi, memastikan jika sinyalnya bagus dan tidak ada pesan yang terlewat. Namun, layar tetap menampilkan hal yang sama, tidak ada notifikasi dari Mikha.

Samuel menghela napas panjang.

"Apa mungkin Feivel ada hubungannya denga
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 42 Kecurigaan Feivel

    Sudah seminggu sejak Feivel keluar dari rumah sakit. Luka di kepalanya mulai membaik, meskipun masih terasa nyeri sesekali. Namun, bukan itu yang mengganggu pikirannya. Hingga kini, kasus tabrak lari yang dialaminya masih belum menunjukkan titik terang. Polisi yang menangani kasusnya, Pak Tukiman, seolah-olah sengaja mengulur-ulur penyelidikan.Feivel merasa ada sesuatu yang tidak beres. Tidak mungkin dalam waktu seminggu, polisi belum menemukan petunjuk apa pun. Padahal, kecelakaan itu terjadi di daerah yang memiliki banyak kamera CCTV.Hari ini, Feivel memiliki pertemuan dengan Samuel di salah satu ruang rapat gedung perusahaannya. Mereka sedang membahas kolaborasi proyek besar yang akan segera keduanya jalankan. Namun, di tengah diskusi, pikiran Feivel terus melayang ke kasus tabrak larinya.Di ruang rapat,Feivel menutup berkas di hadapannya dan menghela napas panjang. Matanya menatap kosong ke meja rapat, seakan-akan pikirannya melayang jauh.Samuel, yang duduk di seberangnya, me

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 41 Samuel Mampir Ke Rumah Mikha

    Mikha mengangguk. "Iya, Bun. Dia mengalami kecelakaan serius. Makanya aku dan Samuel tadi menunggu di rumah sakit sampai agak larut."Bunda Nadia terlihat cemas. "Ya Tuhan. Bagaimana keadaannya sekarang?"Samuel meletakkan cangkir tehnya di meja dan menjawab, "Kondisinya masih belum sadar, Tante. Tapi asisten pribadinya, Hendro, yang berjaga di sana. Mikha tadi sulit sekali diajak pulang, dia masih khawatir sama Feivel."Nenek Jenar menatap Mikha dengan lembut. "Nak, Nenek tahu kamu peduli sama sahabatmu. Tapi kamu juga harus jaga kesehatanmu sendiri."Mikha tersenyum tipis. "Iya, Nek. Aku ngerti kok."Bunda Nadia meraih tangan Mikha dan menggenggamnya erat. "Bunda ngerti kamu khawatir, tapi jangan sampai kamu mengorbankan kesehatanmu sendiri. Kamu udah makan?"Samuel menyela sebelum Mikha bisa menjawab. "Sudah, Tante. Saya bawa Mikha makan dulu sebelum pulang."Bunda Nadia menghela napas lega. "Syukurlah. Terima kasih, Nak Samuel, sudah menjaga anak saya."Samuel tersenyum. "Sa

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 40 Kekhawatiran Mikha Terhadap Kondisi Feivel

    Masih di Rumah Sakit Siloam, Jakarta,Suasana rumah sakit semakin lengang seiring bertambahnya malam. Mikha masih duduk di samping ranjang Feivel, menggenggam tangannya yang dingin. Matanya sayu, akan tetapi hatinya terus berdoa agar Feivel segera sadar.Samuel berdiri bersandar di dinding kamar, melipat tangan di dada sambil sesekali menghela napas. Dia tahu Mikha masih enggan meninggalkan rumah sakit, tetapi waktu sudah terlalu larut.Tak lama kemudian, Hendro, asisten pribadi Feivel, masuk ke dalam kamar. "Nona Mikha, hari sudah malam. Sebaiknya Anda pulang dan beristirahat."Mikha menoleh ke Hendro dengan mata berkaca-kaca. "Aku nggak mau pulang dulu, Asisten Hendro. Aku mau di sini sampai Kak Feivel sadar."Asisten Hendro tersenyum tipis, mencoba menenangkan gadis itu."Saya akan berjaga di sini. Kalau ada perkembangan apa pun tentang Tuan Feivel, saya pasti akan segera mengabari Anda."Samuel ikut menimpali. "Mikha, kamu butuh istirahat. Kalau kamu sakit, Feivel pasti nggak ak

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 39 Mikha dan Samuel Ke Rumah Sakit

    Di sebuah minimarket pada sore hari,Kesibukan di minimarket mulai mereda saat sore menjelang. Mikha, seorang gadis berusia dua puluh dua tahun, menghela napas lega setelah menyelesaikan laporan stok barang. Sebagai kepala toko, dia harus memastikan semuanya berjalan lancar. Setelah menutup buku laporan, Mikha akhirnya bisa mengambil ponselnya yang sejak tadi tergeletak di meja kasir.Saat gadis itu membuka layar, matanya langsung tertuju pada satu pesan singkat dari Samuel.“Mikha, kalau ada waktu, kita bisa ketemu hari ini? Aku mau ngomong sesuatu yang penting.”Mikha tersenyum senang. Ternyata diam-diam gadis itu juga kangen kepada Samuel, CEO SPAD Corp yang selalu perhatian. Dia pun segera membalas pesan itu.“Boleh, kok. Kita bisa ketemu setelah pulang kerja. Di mana?”Tak butuh waktu lama, ponselnya bergetar lagi. Tentu saja pesan dari Samuel.“Bagaimana kalau kita jalan ke mall? Kita bisa nongkrong sambil makan es krim.”“Baiklah, Sam. Sampai ketemu di sana!Setelah menyelesaik

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 38 Kecurangan Pak Tukiman

    Penyadapan rahasia percakapan antara Tuan Wiguna dan Pak TukimanDi sebuah mobil hitam yang terparkir cukup jauh dari rumah mewah milik Tuan Wiguna, seorang pria berambut pendek dengan wajah serius duduk di kursi pengemudi. Di dalam mobil itu, berbagai perangkat elektronik tersusun rapi, rekorder suara, laptop dengan beberapa layar monitor, dan headset komunikasi. Pria itu adalah Detektif Mayer, seorang anggota kepolisian yang telah lama mencurigai adanya kerja sama gelap antara Pak Tukiman dan Tuan Wiguna.Di salah satu layar monitornya, gelombang suara bergerak naik turun, merekam setiap percakapan yang terjadi di dalam rumah Tuan Wiguna. Dengan telinga yang fokus mendengarkan melalui headset, Detektif Mayer mencatat setiap kata yang keluar dari mulut kedua orang itu.“Saya ingin Anda menghentikan penyelidikan kecelakaan Tuan Feivel.”Detektif Mayer mengernyit. "Menarik," gumamnya sambil mengetik cepat di laptopnya.Suara Pak Tukiman terdengar melalui headsetnya. “Maaf, Tuan Wiguna

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 37 Feivel Kecelakaan

    Beberapa saat yang lalu,Sore itu, Hendro sedang duduk di ruangannya, menatap layar laptop dengan serius. Sebagai asisten pribadi dari Feivel, dia bertanggung jawab atas banyak hal, mulai dari jadwal harian hingga urusan pribadi bosnya itu. Tiba-tiba, ponselnya bergetar di atas meja. Nomor yang sangat dikenalnya muncul di layar.Hendro mengernyit, merasa ragu sejenak sebelum akhirnya mengangkat telepon.“Halo?” tanyanya.“Hendro?” Suara seorang pria terdengar di ujung telepon. “Hendro, aku mengalami kecelakaan!”Jantung Hendro seolah berhenti berdetak sejenak. Dia langsung berdiri.“Apa? Anda kecelakaan, Bos?” Hendro hampir berteriak. “Bagaimana kondisi Anda sekarang? Apakah baik-baik saja?”“Segera ke sini, Hendro. Kondisiku sedikit parah,” jawab Feivel lemah.Hendro tak berpikir dua kali. Setelah mengetahui lokasi sang atasan, dia segera menghubungi rumah sakit terdekat dan meminta ambulans untuk bergegas ke lokasi kecelakaan. Asisten Hendro segera berlari keluar dari kantornya, m

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status