Home / Romansa / MISTERI CINTA CEO TAMPAN / BAB. 7 Nyonya Dela Histeris Dan Jatuh Pingsan

Share

BAB. 7 Nyonya Dela Histeris Dan Jatuh Pingsan

last update Last Updated: 2025-05-30 22:03:14

Di tengah gerimis yang mulai membasahi bumi, Nyonya Dela masih berdiri di depan pusara putri kecilnya, Paula, yang baru saja dikebumikan. Dengan mata sembab dan pipi basah oleh air mata, tubuhnya bergetar menahan kesedihan yang mendalam. Langit kelabu seakan turut berduka atas kehilangan ini, melukiskan suasana yang suram di area pemakaman Sandiego Hills Memorial Park.

Di sekeliling pusara, bunga-bunga segar yang dibawa oleh keluarga, kerabat dan teman-teman Paula tersusun rapi, namun keindahannya tak mampu menghibur hatinya yang hancur.

Tuan Amos, suami Nyonya Dela, berdiri beberapa langkah di belakang istrinya. Dengan hati yang penuh kesedihan dan wajah yang tak kalah muram, pria tua itu berusaha untuk tetap tegar demi keluarganya.

Di sebelahnya, Samuel, putra mereka yang masih duduk di bangku kelas enam SD, juga tampak begitu terpukul. Matanya merah dan bengkak, menunjukkan jika dia telah menangis sepanjang upacara pemakaman tadi.

Dengan suara lirih dan penuh harap, Tuan Amos mencoba membujuk istrinya untuk pulang.

"Dela, Sayang, kita harus pulang sekarang. Ayo, hujan sepertinya akan semakin deras. Sudah waktunya kita untuk pulang," tutur Tuan Amos dengan lembut, tangannya meraih bahu Nyonya Dela dengan hati-hati.

Namun, Nyonya Dela tidak bergeming. Dia masih memandang batu nisan putrinya tercinta, Paula dengan tatapan kosong. Air matanya mengalir semakin deras, tanpa henti, seolah-olah tidak ada habisnya. Dia menggelengkan kepala dengan lemah, suaranya parau saat berbicara.

"Tidak, Amos ... aku tidak bisa meninggalkan Paula di sini sendirian. Aku tidak bisa," jawabnya lirih, suaranya hampir tidak terdengar di antara desahan angin dan hujan.

Samuel, yang melihat ibunya begitu terpukul, mencoba mendekat dan menenangkan. Dia memegang tangan ibunya dengan lembut, meski hatinya sendiri terasa remuk.

"Mami, ayo kita pulang. Paula tidak ingin melihat Mami seperti ini. Kita harus kuat, Mi. Atas semua cobaan ini," seru Samuel dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca.

Namun, Nyonya Dela tiba-tiba menangis histeris. Suara tangisannya pecah di udara, menambah kesan memilukan di area pemakaman itu. Dia meronta-ronta, berusaha melepaskan diri dari genggaman suami dan putranya.

"Paula! Paula! Putriku, tercinta! Kembali, Sayang! Jangan tinggalkan Mami!" teriak Nyonya Dela sambil meronta, tangannya menggapai-gapai seakan ingin meraih sesuatu yang tidak terlihat.

Tuan Amos dan Samuel kewalahan menahan tubuh Nyonya Dela yang semakin liar. Mereka mencoba menenangkannya, namun Nyonya Dela semakin kalap. Dengan mata yang penuh kepedihan, dia mencoba melepaskan diri, bahkan seolah ingin melukai dirinya sendiri.

"Tidak! Aku tidak mau pulang! Biarkan aku di sini bersama Paula! Kalian pulang saja ke sana!" teriaknya, berusaha melepaskan diri dari genggaman mereka.

Tuan Amos mencoba merangkul istrinya lebih erat, berharap bisa meredakan amukannya. Namun, usahanya sia-sia. Nyonya Dela terus meronta-ronta dengan kekuatan yang seakan-akan datang dari rasa sakit dan kehilangan yang mendalam.

"Dela, tolong, tenanglah. Kita akan kembali lagi ke sini. Paula selalu di hati kita," tutur Tuan Amos, kepada istrinya suaranya penuh kepedihan dan keputusasaan yang menyayat.

Samuel, yang kini juga berjuang menahan air matanya, mencoba membujuk ibunya dengan lebih lembut.

"Mami, tolong, kita harus pergi sekarang. Kita bisa kembali lagi kapan saja ke sini, Mami. Paula akan selalu bersama kita, di dalam hati kita," ucap Samuel dengan nada memohon.

Namun, Nyonya Dela tidak bisa mendengar apa-apa lagi. Dia terus memanggil nama Paula dengan suara yang semakin parau dan lemah. Sampai akhirnya, tubuhnya mulai lemas. Kelelahan karena berontak, Nyonya Dela pun pingsan di pelukan suaminya.

Tuan Amos dan Samuel, yang juga kelelahan, dengan hati-hati menurunkan tubuh Nyonya Dela ke tanah yang lembab. Mereka berdua berjongkok, berusaha menenangkan diri dan memastikan bahwa Nyonya Dela masih bernapas.

"Asisten Akri!" panggil Tuan Amos dengan suara serak, berharap sang asisten yang menunggu di mobil bisa mendengar panggilannya.

“Siap, Bos! Saya akan segera ke sana!” tuturnya, lalu berlari dengan sangat kencang menuju ke arah Tuan Amos dan Samuel berada.

Asisten Akri, yang sejak awal menunggu di dalam mobil, segera keluar dan berlari menuju mereka. Dengan sigap, dia membantu Tuan Amos dan Samuel mengangkat tubuh Nyonya Dela yang lemas.

"Kita harus segera ke rumah sakit, Bos. Nyonya Dela perlu diperiksa dokter," tukas Asisten Akri dengan nada tegas, matanya penuh dengan kekhawatiran.

Lalu mereka bertiga dengan hati-hati memasukkan tubuh Nyonya Dela ke dalam mobil. Tuan Amos duduk di samping istrinya, memegang tangannya dengan erat, sementara Samuel duduk di depan, berusaha menenangkan diri.

Sementara Asisten Akri segera melajukan mobil menuju ke sebuah rumah sakit terdekat, melintasi jalanan yang basah oleh gerimis yang terus turun.

Di dalam mobil, suasana begitu hening. Hanya suara mesin dan hujan yang terdengar. Tuan Amos mengusap wajah Nyonya Dela yang basah oleh air mata, berharap istrinya segera sadar dan kembali tenang. Samuel menatap jalan dengan tatapan kosong, pikirannya masih dipenuhi oleh bayangan adik perempuannya yang kini telah tiada.

Setibanya di rumah sakit, mereka segera mendapatkan bantuan medis. Tim dokter dan perawat dengan sigap membawa Nyonya Dela ke ruang pemeriksaan. Tuan Amos dan Samuel menunggu dengan cemas di luar, berharap yang terbaik untuk istri dan ibu mereka.

Waktu terasa berjalan sangat lambat di ruang tunggu rumah sakit. Tuan Amos menggenggam tangan Samuel, mencoba memberikan kekuatan satu sama lain. Samuel menunduk, air mata kembali mengalir di pipinya.

"Paula pasti ingin kita tabah, Sam. Kita harus kuat untuk Mami," bisik Tuan Amos, suaranya mulai bergetar menahan emosi.

Samuel hanya mengangguk, masih terisak pelan.

“Iya, Papi. Aku juga masih merasakan sangat kehilangan atas kepergian Paula untuk selamanya. Tapi aku akan berusaha untuk tetap tegar!” ujar Samuel tegas.

Mereka berdua tahu, jalan ke depan akan penuh dengan tantangan. Kehilangan Paula adalah pukulan yang sangat berat, namun mereka harus tetap kuat demi satu sama lain dan demi Nyonya Dela.

Tak lama kemudian, seorang dokter keluar dari ruang pemeriksaan. Wajahnya serius namun penuh pengertian. Tuan Amos dan Samuel segera berdiri, berharap mendapatkan kabar baik.

"Bagaimana kondisi istri saya, Dok?" tanya Tuan Amos dengan nada penuh kecemasan.

"Nyonya Dela mengalami kelelahan fisik dan emosional yang berat. Kami sudah memberikan obat penenang untuk membantunya beristirahat. Kondisinya stabil, namun dia membutuhkan waktu untuk pulih," jawab dokter dengan tenang.

Tuan Amos mengangguk, merasa sedikit lega mendengar kabar tersebut. Dia tahu, perjalanan keluarganya masih sangat panjang, namun mereka akan melalui ini bersama-sama. Dengan hati yang penuh rasa syukur meski masih dipenuhi kesedihan, Tuan Amos dan Samuel menunggu di sisi Nyonya Dela, siap memberikan dukungan dan cinta yang tak pernah putus.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 24 Malah Semakin Akrab

    Setelah Mikha sepenuhnya sadar dan dokter memastikan kondisinya stabil, Samuel segera mengurus administrasi rumah sakit. Dia tidak ingin Mikha terlalu lama di sana. Begitu semua urusan selesai, pria itu kembali ke kamar rawat dan melihat Mikha sudah duduk di tepi ranjang, bersiap untuk pergi."Kamu sudah siap, Mikha? Kita akan keluar dari rumah sakit sebentar lagi," ucap Samuel lembut.Mikha menoleh dan tersenyum tipis. "Ya, aku siap kok. Terima kasih, Samuel. Kalau bukan karena kamu, aku nggak tahu apa yang terjadi tadi."Samuel menggeleng. "Aku cuma kebetulan ada di sana. Lagi pula, aku nggak bisa diam saja melihat seseorang dalam bahaya. Tapi ku sarankan lain kali jangan melewati jalan yang sepi, itu bisa menimbulkan kejadian yang tak terduga. Seperti yang kamu alami tadi."Mikha menatapnya sejenak, lalu berdiri. "Iya, Sam. Lain kali aku akan lebih berhati-hati lagi. Kalau begitu, ayo kita keluar dari sini."“Baiklah, Mikha.”Samuel pun menuntun Mikha keluar dari rumah sakit. Be

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 23 Pertemuan Tak Terduga

    Langit siang itu begitu terik, dan jalanan Kota Jakarta dipenuhi dengan suara klakson yang bersahut-sahutan. Samuel duduk di balik kemudi mobilnya, mengetukkan jarinya ke setir dengan gelisah. Dia baru saja selesai bertemu dengan seorang klien dan kini hendak kembali ke kantornya, SPAD Corp. Setelah tadi singgah sebentar melihat keadaan ibunya di sebuah rumah sakit jiwa.Nyonya Dela, sang ibu. Masih saja belum sembuh dengan depresi karena kehilangan Paula, putri kesayangannya. Padahal peristiwa itu telah terjadi bertahun-tahun yang lalu. Akan tetapi perempuan tua itu masih mengingat jelas kejadian yang menimpa Paula, yang masih tak jelas sampai sekarang.Samuel mencoba menghela napasnya. Membiarkan perasaan kalutnya hilang begitu saja. Namun, kemacetan di depannya tampak tak berujung. Membuat dirinya malah semakin gelisah.“Hei, ada apa denganku? Kenapa aku menjadi gelisah seperti ini?” gumamnya dalam hati.Samuel mendesah panjang. "Sial, kenapa siang ini macet banget?" gumamnya lagi

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 22 Perasaan Gelisah Yang Tiba-tiba Menyapa

    Assisten Eki melangkah keluar dari ruang kerja Bos Samuel dengan perasaan berat. Dia tahu Mikha pasti berharap bisa bertemu langsung dengan Samuel hari ini, apalagi setelah usaha kerasnya menemukan gadis itu. Namun, keadaan berkata lain. Samuel harus segera ke rumah sakit untuk melihat ibunya, dan pertemuan dengan Mikha harus ditunda.Saat Asisten Eki kembali ke ruang tunggu, Mikha masih duduk di sana dengan sabar, sesekali memainkan ujung jemarinya di atas tasnya yang tergeletak di pangkuan. Dia menoleh ke arah Asisten Eki dengan tatapan penuh tanya saat pria itu muncul.“Bagaimana, Asisten Eki. Apakah saya akan bertemu dengan Tuan Samuel sekarang? Soalnya saya tidak bisa berlama-lama. Saya ada pekerjaan penting di tempat lain,” tutur Mikha kepada pria itu.Namun dengan cepat Asisten Eki berkata,"Maaf, Nona Mikha," ucap Asisten Eki dengan nada lembut. "Tuan muda Samuel tidak bisa menemui Anda saat ini. Dia memiliki urusan keluarga mendesak di rumah sakit."Mikha terdiam sejenak. Ma

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 21 Tak Jadi Bertemu

    Asisten Eki mengemudi dengan penuh semangat setelah mendapatkan informasi yang cukup akurat tentang keberadaan Mikha Clarissa. Kelegaan yang dirasakannya begitu besar karena akhirnya dia bisa memberikan kabar baik kepada Samuel, sang CEO yang selama ini terus menanyakan keberadaan gadis yang telah menarik perhatian hati atasannya.Setelah bertemu dengan dua wanita yang memberikan informasi tentang lokasi Mikha, Asisten Eki langsung menuju daerah Kemayoran, seperti yang telah diberitahukan. Dia menemukan sebuah rumah kecil yang tampaknya memang tempat tinggal Mikha. Namun, saat Asisten Eki mendatangi rumah kontrakan tersebut, Mikha tidak ada di sana, dan pemilik kontrakan hanya bisa memberikan informasi jika gadis itu sudah pindah beberapa minggu lalu ke rumah kontrakan yang lebih besar.Meskipun demikian, Asisten Eki tak mau menyerah. Berdasarkan petunjuk yang didapatkan olehnya, dia akhirnya mengetahui jika Mikha kini bekerja paruh waktu di sebuah toko bunga kecil tak jauh dari rum

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 20 Mulai Mendapatkan Titik Terang

    Pencarian seorang gadis bernama Mikha oleh CEO SPAD Corp.Di sebuah gedung pencakar langit yang menjulang tinggi di pusat Kota Jakarta, kantor CEO SPAD Corp, Samuel Anderson, dipenuhi ketegangan. Pria tampan dan berkharisma dengan jas hitam elegan itu sedang duduk di kursinya dengan ekspresi murka dingin. Matanya tajam menatap seorang pria muda berjas abu-abu yang berdiri di hadapannya. Dia adalah Eki, asisten pribadinya."Aku sudah bilang padamu, Eki. Pastikan gadis bernama Mikha itu lolos wawancara! Bagaimana mungkin dia malah tidak diterima?" suara Samuel terdengar dingin dan tajam.Asisten Eki menelan ludah, mencoba menjelaskan, "Saya benar-benar tidak tahu, Tuan Muda. Saya sudah menginformasikan kepada tim perekrut, tapi ternyata mereka tetap menjalankan seleksi seperti biasa."Samuel menggeram pelan, tangannya mengepal di atas meja kayu mahoni. Sejak pertemuannya dengan gadis bernama Mikha beberapa waktu yang lalu, perasaannya yang selama ini dingin dan selalu diselimuti emosi

  • MISTERI CINTA CEO TAMPAN    BAB. 19 Tak Sabar Ingin Bertemu Mikha

    Perayaan acara kantor.Sabtu pagi yang cerah di Pantai Ancol menjadi saksi bisu meriahnya acara ulang tahun minimarket milik Feivel Manuel Setiawan, seorang pengusaha muda, sukses, dan kaya raya. Feivel, pemilik mini lmarket itu, berdiri dengan penuh wibawa di panggung utama, mengamati para karyawan yang telah hadir dari berbagai cabang di Jakarta. Suara deburan ombak berpadu dengan riuh rendah obrolan karyawan yang saling bercengkerama di bawah tenda putih besar yang dihiasi balon-balon berwarna cerah.Di antara kerumunan itu, Mikha, salah satu kasir baru di cabang yang terletak di dekat area perkantoran, tampak menikmati suasana. Sang gadis cantik tersebut mengenakan kaos seragam yang dirancang khusus untuk acara ini, dipadukan dengan celana jeans sederhana. Tak ada yang menyangka, termasuk dirinya, jika hari ini akan menjadi hari yang mengubah hidupnya.Persiapan acara yang digelar sungguh sangat dinanti-nantikan.Sebelumnya, Hendro, asisten pribadi Feivel, telah bekerja keras meny

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status