Home / Horor / MISTERI TUSUK KONDE / TERUS MENGIKUTI NAYLA

Share

TERUS MENGIKUTI NAYLA

Author: Shintya
last update Last Updated: 2021-05-03 14:39:15

"Masa tusuk konde ini berhantu sih? Aku enggak percaya. Tapi kenapa sinden merah itu mengikuti aku sampai menampakan dirinya pada Tante Dewi?" batin Nayla penuh tanya dengan memperhatikan tusuk konde yang digenggam.

Nayla mengambil gelas dan menekan tombol di dispenser. Tiba-tiba ia merasa bulu kuduknya merinding. Hidungnya mengendus-endus sesuatu yang berbau begitu wangi. 

Wangi bunga melati seperti parfum. Nayla tak begitu menyukai aroma wangi melati yang menurutnya seram. Pandangan matanya melihat-lihat ke setiap sudut dapur. Namun nihil, tak ada apapun.

"Merinding aku ... onok opo seh jane iki? (Ada apa sih sebenarnya ini?)"

Nayla berbalik dan terkejut saat Rahma dan Dewi sudah berada di belakangnya. Ia hampir saja melompat karena kaget. Gelas berisi air minum untuk Dewi pun sedikit tumpah.

"Kok disini, Tan. Mau kubawakan ke depan, Tan?"

"Enggak usah, Nay. Tante sekalian mau mandi dan sholat," jawab Dewi.

Dewi mengambil handuk yang berada di gantungan. Wanita berwajah keibuan tersebut lantas masuk ke dalam kamar mandi. Rahma mendekati Nayla yang masih terbengong sambil memegang gelas minum.

"Mbak Nay, sini!" panggil Rahma seraya menarik tangan Nayla menjauh dari sana agar tidak terdengar oleh Dewi yang sedang mandi.

"Apa toh, Ma?"

"Mbak, aku serius ini mau tanya sama sampean (kamu)."

"Tanya apa?" 

Nayla duduk di sebuah kursi piano di rumah itu. Dewi memang sangat suka bermain piano sejak remaja hingga saat ini. Oleh sebab itu ia mempunyai piano di rumahnya.

"Mbak Nay, ingat nggak? Tadi pagi sebelum berangkat, kita bertiga 'kan foto bersama di depan dekat pohon mangga?" Nayla terdiam, ia sedikit menaikan alisnya, lalu mengangguk.

"Mbak, sekarang lihat foto ini!" Rahma menunjukan foto di hpnya pada Nayla. Ia juga membesarkan foto itu agar lebih jelas. 

Saat melihat foto yang ditunjukan Rahma, Nayla menjadi terkejut.

"Dia?" desis Nayla namun masih dapat didengar oleh Rahma.

"Apa maksudnya dia itu, Mbak? Apa Mbak sudah pernah melihatnya?" tanya Rahma sambil membenarkan posisi duduknya. 

Nayla melihat ke pintu kamar mandi yang masih tertutup. Kemudian beralih menatap Rahma.

"Yuk, ikut aku ke kamarku!" ajak Nayla langsung menyeret tangan Rahma.

Kedua gadis itu masuk ke dalam kamar Nayla yang rapi. Kemudian mereka berdua duduk di ranjang dan saling berhadapan.

"Kenapa sih, Mbak. Kok mama enggak boleh tau ini?"

"Issh ... aku juga enggak tau sebenarnya. Aku penasaran ingin memastikan dan menyelidikinya dulu, Ma," jawab Nayla menghembuskan napasnya.

"Siapa sih perempuan di foto itu, Mbak? Dari gaya dan model pakaian yang dipakai, sepertinya dia sinden. Dan tadi mama bilang, sinden itu ada dibelakang Mbak Nayla. Apa benar?" 

Nayla menghirup udara sejenak. Dan mengeluarkannya dari mulut. Kemudian kepala Nayla mengangguk perlahan.

"Sinden itu yang sepertinya dilihat oleh Tante Dewi tadi, Ma. Aku juga sering melihat sinden merah ini di kaca. Aku sampai takut. Dia pucat, tatap matanya tajam. Ada luka di kepala dan luka tusuk di dada sama perutnya," terang Nayla pada Rahma.

"Hii ... aku jadi seram, Mbak. Hati-hati, sampean berarti lagi diikuti sama makhluk halus."

"Bingung aku harus gimana? Aku belum cerita sama siapa pun, selain kamu, Ma," Nayla mengusap wajahnya, terlihat ia sangat sedih.

"Semoga enggak terjadi apa-apa, Mbak," Rahma memeluk saudaranya itu.

Tiba-tiba Nayla teringat sesuatu yang sedang dia kantongi. Ia meraba sakunya dan mengeluarkan tusuk konde tersebut dari sana.

"Apa itu, Mbak?" tanya Rahma yang nampak penasaran.

"Tusuk konde, aku nemu, hehehe."

Rahma langsung merebut tusuk konde itu dari Nayla. Kemudian ia mengamati tusuk konde tersebut dengan seksama. Menurut Rahma, tusuk konde itu sangat unik. Motif batu dan bentuknya sangat kuno.

"Apik, Mbak. Nemu ndek endi? (Bagus, Mbak. Nemu dimana?)"

"Aku nemuin di bawah pohon asam dekat rumah sehari sebelum berangkat ke Malang."

"Bukannya pohon asam itu angker ya, Mbak?" tanya Rahma antusias.

"Halah, itu cuma buat nakut-nakutin aja." Nayla sambil mengibaskan tangannya. Rahma hanya membalas dengan membulatkan bibirnya berbentuk O.

"Mbak, aku mau coba!" 

Lalu, Nayla memberikan tusuk kondenya pada Rahma. 

Gadis itu beranjak menuju meja rias. Menggulung rambutnya, kemudian ia tusukan tusuk konde tepat di tengah rambut. 

Rahma pun berkaca, ia merasa dirinya sangat cantik ketika mengenakan tusuk konde tersebut. Namun saat Rahma semakin memperhatikan dirinya di dalam cermin, tiba-tiba dia menjerit kencang. 

"Aaaarrrrgh!"

"Kenapa, Ma?"

"Ada sinden merah itu di kaca, Mbak! Dia dibelakangku," jawab Rahma dengan terbata-bata.

"Mana? Enggak ada siapa-siapa kok, Ma. Untung tante enggak dengar. Udah, enggak ada apa-apa." Nayla tak percaya.

"Tapi, Mbak ...."

"Ayo kamu coba ngaca lagi. Aku temani," potong Nayla dan mengajak Rahna mendekati cermin lagi.

Dengan perasaan yang masih takut, Rahma berjalan kembali menuju cermin ditemani oleh Nayla di sampingnya. Lagi-lagi sinden merah itu terlihat di cermin tepat di belakang Nayla. Gerakan tangan Nayla sangat cepat menyambar tusuk konde yang masih berada di rambut Rahma.

"Loh, kok di lepas, Mbak?" Rahma menoleh ke samping di mana Nayla berada.

"Eh ... tadi mau jatuh, terus aku ambil, Ma ...." ujar Nayla berbohong. Ia juga menahan gejolak dadanya yang berdetak cepat karena melihat sinden merah tersebut.

"Kenapa sinden itu mengikuti aku? Apa ada hubungannya dengan tusuk konde ini? Setiap kali memakainya, sinden merah itu selalu muncul tepat di belakang," ucap Nayla dalam hatinya sendiri.

Dari luar kamar, Tante Dewi terdengar memanggil mereka berdua. Kemudian Rahma keluar meninggalkan Nayla yang masih terbengong sendirian di dalam kamar.

"Mbak, ayo makan diajak Mama, tuh," ajak Rahma dari depan pintu kamar Nayla yang terbuka.

Lamunan Nayla langsung buyar. Bergegas ia mengganti celana pendeknya dengan celana panjang. Dan menemui Tante Dewi di luar. Sebelumnya, Nayla sudah meletakan tusuk konde tersebut di meja rias. Kini, mereka bertiga berada di ruang keluarga.

"Kalian mau makan apa?" tanya Tante Dewi.

"Terserah aja, Tan, Nay ikut!"

"Hmm ... kalau Rahma mau makan soto ayam Lamongan, Ma. Di Cak Kholid."

"Ya sudah, kita makan soto aja kalau begitu."

"Okey, Tan." Nayla setuju.

Mereka bertiga pergi menggunakan mobil Honda Jazz Tante Dewi yang berwarna merah. Rahma duduk di depan samping Dewi. 

Sementara Nayla masih membuka pagar untuk mobil itu keluar. Saat Nayla akan menutup pagar, sinden merah berdiri tepat di depan pintu rumah. Tatapan tajam mengarah padanya. Tapi Nayla merasa ada sesuatu yang berbeda dari sinden itu.

"Dia lagi? Tapi, sepertinya agak berbeda? Apa cuma perasaan aku yang merasa dia ada perbedaan?" batin Nayla. Sesekali ia melirik ke arah sinden itu dengan rasa takut.

Bersambung

*** 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • MISTERI TUSUK KONDE   GANGGUAN KUSUMAWARDHANI 1

    Waktu sudah menunjukkan pukul delapan kurang lima belas menit. Setelah membayar taxi online, Nayla dan Rasti langsung berlari masuk ke dalam gedung yang cukup mewah di mana mereka mengikuti training. Sepatu pantofel hitam dengan heels 3 cm yang mereka pakai sangat tak nyaman digunakan berlari. Tapi karna takut terlambat, mau tak mau Nayla dan Rasti berlari walau harus pandai-pandai menjaga keseimbangan badannya. "Nay, benerin dulu rambut kamu. Berantakan tuh!""Oh ya!" Nayla langsung membenarkan helai rambut yang keluar dan menggulung rambutnya dengan rapi. Tak lupa mereka berdua saling mengingatkan dan mengamati penampilan satu sama lain. Sampai di depan resepsionis. Nayla dan Angel menunjukkan kartu anggota training. Setelah mendapatkan jadwal dan di mana ruangan mereka hari itu, dengan berjalan cepat keduanya segera menuju ruangan yang berada di lantai 5.Lift pagi itu terlihat tak terlalu banyak orang. Tanpa berpikir macam-macam keduanya langsung masuk. Apalagi saat Nayla mel

  • MISTERI TUSUK KONDE   BANGKAI BURUNG YANG HIDUP LAGI

    "Terimakasih, Bu. Rejeki pagi-pagi," ujar satpam budi kegirangan. "Mau di kubur di mana, Bu?""Terserah, Pak. Asal jangan di sini.""Oh baik, Bu."Setelah Tante Dewi mengunci semua pintu rumah. Satpam Budi yang masih berada di rumah itu sedang mencari sebuah kantong keresek. Dimasukkan bangkai itu ke dalam kantong. Ketika akan keluar dari rumah, Budi kembali menoleh ke belakang. "Lagi ada saudaranya ya,Bu di rumah?" tanya tiba-tiba satpam Budi. "Hah? Enggak ada saudara, Pak," jawab Tante Dewi sambil menoleh ke belakang. Tak hanya Tante Dewi. Nayla dan Rahma pun juga ikut menoleh melihat ke arah yang di lihat satpam tersebut. "Itu ada perempuan, Bu sedang melihat ke sini.""Haaah?" Tante Dewi, Rahma dan Nayla hanya bisa mengangnga kaget. Kecuali Rasti. Gadis itu seperti melihat seseorang di dalam rumah. Menyadari matahari yang semakin tinggi, Tante Dewi menyuruh anak dan keponakannya itu untuk segera berangkat agar tidak terlambat. Begitu juga si satpam yang sudah berhasil mend

  • MISTERI TUSUK KONDE   BANGKAI BURUNG DI DEPAN RUMAH

    Dan karena rasa ngantuk, tak terasa mereka semua tertidur dengan berdempetan di kasur. Tetapi Nayla dan Rasti tertidur di karpet lantai. Sinar matahari pagi menembus sela-sela jendela. Tante Dewi terbangun sambil mengucek kedua matanya. Ia terkejut saat melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Buru-buru wanita itu membangunkan Nayla, Rasti dan Rahma. "Ayo bangun! Bangun Rahma, Nayla, Rasti. Sudah pagi. Kalian terlambat nanti!"Tampak Nayla yang terlebih dahulu mulai menggerakkan badannya."Jam berapa ini, Te?" tanya Nayla sambil mengangkat kedua tangannya ke atas. "Hah? Kesiangan ini, Te!""Makanya! Cepet kamu bantu Tante bangunin mereka!"Tiga puluh menit kemudian. Di ruang tamu, semuanya sudah tampak rapi dengan pakaian yang mereka kenakan. Karena mereka semua bangun kesiangan pagi itu semuanya berangkat tanpa sarapan."Kalian udah siap semua? Rahma kamu nanti pulang jam berapa?" tanya Tante Dewi."Jam lima Ma, bisa juga lebih. Soalnya ada kerja kelompok nanti d

  • MISTERI TUSUK KONDE   SUARA RINTIHAN POCONG DANO

    "Tumbal para laki-laki, Mbak?" celetuk Rahma. "Iya benar." Wajah Nayla tertunduk dan berubah sedih. Dia teringat akan Wisnu sang pujaan hati yang sudah meninggal. Nayla masih sangat menyesal dan masih belum bisa maafkan dirinya sendiri atas kematian sang kekasih. Seandainya Nayla tak menemukan dan mengambil tusuk konde itu, mungkin saat ini dia masih bisa bersama Wisnu dan tak dihantui seperti ini. "Ras, kayaknya aku tau siapa pocong itu." Tiba-tiba Nayla mengangkat kepalanya dan menatap Rasti di samping. Kedua bola mata mereka saling beradu pandang."Siapa?"Semua yang ada di ruangan saat itu menatap ke arah Nayla dengan tajam. "Dano!""Siapa Dano itu, Mbak?"Rasti memicingkan mata kanannya. Mencoba mengingat-ingat siapa nama yang disebut Nayla."Oh! Dia korban yang belum lama ini?" cetus Rasti. Dengan cepat kepala Nayla mengangguk beberapa kali."Maksudnya gimana, Nay?" tanya Tante Dewi yang tak mengerti apa yang dibicarakan keponakannya itu. "Jadi saat Nayla dan Angel akan k

  • MISTERI TUSUK KONDE   PENAMPAKAN SOSOK POCONG

    "Oh ya kamu kok belum tidur?" tanya Dion. "Iya Rasti tadi lihat penampakan pocong.""Pocong! Kok bisa?""Gak tau. Tapi sepertinya pocong itu adalah tumbal dari tusuk konde ini, Yon.""Gila! Tusuk konde itu harus benar-benar di musnahkan. Sebelum makin banyak korban.""Iya. Eh, lanjut besok ya, Yon. Kasihan Rasti, aku harus temenin dia dulu.""Oke."Telepon pun terputus. Dion kembali berbaring di kasur, sampai akhirnya kedua matanya pun dapat terpejam dan Dion terlelap dalam tidurnya. Sementari itu di rumah Tante Dewi.Semuanya jadi terbangun karena teriakan Rasti. Mereka duduk di ruang tamu. Selesai telepon, Nayla kembali ke ruang tamu sambil membawa segelas air untuk temannya itu. "Minum dulu, Ras." "Makasih, Nay.""Memangnya tadi apa yang membuat kamu teriak, Nduk?" tanya Tante Dewi lembut. Rasti terdiam beberapa saat, sampai Nayla menyenggol lengannya. Membuat Rasti gelagapan. "Kok diam? ditanya Tante, Ras!""Oh maaf, Tante." Rasti memalingkan pandangannya pada kamar Nayla.

  • MISTERI TUSUK KONDE   DARAH DI FOTO

    Tangannya sibuk mengeluarkan satu per satu barang yang ada di dalam laci tersebut. Sampai raut wajah Dion berubah melihat sebuah foto usang yang masih hitam putih. "Ini yang aku cari. Ini foto aku saat aku umur 5 tahun. Dan ini Mas Agung, lalu perempuan ini." Kalimatnya terhenti. Dion duduk di pinggir ranjang. Foto usang itu masih di lihatnya dengan serius. Dahinya mengerut mencoba mengingat-ingat kejadian yang telah lama terjadi. "Perempuan ini yang namanya Mawar, gadis yang dicintai Mas Agung, tapi enggak mendapat restu Mama Papa."Lalu Dion membalik foto usang itu. Tepat di pojok kanan bawah terdapat sebuah tulisan yang tintanya hampir pudar. Dion pun mencoba mengeja tulisan yang samar tersebut."Wo ... no ... giri?""Apa desa Nayla di Wonogiri ya? Kalau bener, bisa jadi sinden merah yang mengikuti Nayla adalah Mawar yang dulu pernah dicintai Mas Agung."Dengan cepat Dion langsung membereskan semua pakaian dan barang-barang miliknya. Semuanya dia kembalikan ke dalam lemari. Men

  • MISTERI TUSUK KONDE   PENAMPAKAN YANG MENYERAMKAN

    Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Rahma, Rasti, Nayla dan Tante Dewi masih berkumpul di ruang tv. Terdengar suara tawa mereka yang memecah keheningan malam. Acara komedi tersebut membuat Nayla dan Rasti merasa terhibur. Setelah acara pun selesai. Tante Dewi menyuruh mereka bertiga untuk langsung masuk ke dalam kamar dan tidur. Agar besok kembali segar saat beraktivitas. Rasti mengikuti langkah Nayla menuju kamar. Saat itu pandangan mata Rasti tak sengaja melihat ke arah jendela yang tirainya belum tertutup. "Nay, itu tirainya belum di tutup!""Oh ya, lupa kali Tante Dewi. Aku tutup dulu deh!" Nayla berjalan ke arah jendela sambil menyisir rambutnya dengan jari tangan. Sementara itu Rasti masih berdiri di depan pintu kamar Nayla. Matanya masih menatap ke arah Nayla yang kini sudah berada di depan jendela. Nayla menarik pengait tirai. Tiba-tiba Rasti terkejut bahkan hampir teriak. Namun buru-buru Rasti menutup mulutnya dan menyembunyikan rasa kagetnya. Rasti tak mau kalau jeri

  • MISTERI TUSUK KONDE   SIAPA MAWAR?

    Perempuan itu pun terjatuh ke tanah. Kedua kakinya seperti tak mampu menopang tubuhnya sendiri. Tatapan matanya masih melihat punggung laki-laki yang baru saja meninggalkan dirinya. "Kenapa kamu tega, Mas." Dion hanya terdiam. Ia merasa kasihan pada perempuan yang tak dikenalnya itu. Walaupun ia tak tahu persis apa yang terjadi, namun ia juga membenarkan apa yang dikatakan perempuan itu pada Kakaknya. Hingga Dion mendengar suara yang tak asing baginya. Ia merasa tubuhnya seperti sedang digoyang-goyang. Sampai dirinya mulai terbangun. "Nak, kamu kenapa? Kenapa bisa di sini?" Dion tersentak kaget. Hingga membuat wanita setengah baya yang memakai baju tidur itu juga ikut kaget."Mama!""Kamu kenapa, hah?""Ehh ... "Dion menoleh ke kanan dan ke kiri. Membuat Mamanya makin keheranan dengan kelakuan anak laki-lakiny itu."Cari siapa?""Anuu ... Ini di rumah, Ma?""Loh iya! Ini di rumah. Emang kamu kira di mana? Di hutan?!"Dion hanya terdiam sambil celingukan. "Dion! Kamu kenapa sih?

  • MISTERI TUSUK KONDE   PERTENGKARAN AGUNG DENGAN MAWAR

    Melihat gelagat Dion yang aneh, Mas Agung kembali bertanya. Hingga membuat Mama Dion juga ikut penasaran."Kenapa? Ada apa di depan?""Enggak, Mas.""Tapi wajah kamu kok kayak habis lihat setan?" Dion terhenyak dengan kalimat kakaknya itu. 'Iya, dia sinden tusuk konde itu. Sinden yang mengikuti Nayla. Tapi kenapa dia sekarang juga mengikuti aku? Padahal aku belum berbuat apa-apa,' batin Dion sendiri. "Dion!" panggil sang Mama yang sedang berjalan mendekati putra bungsunya. Wanita itu sedikit melongok keluar. Pintu yang mau ditutup Dion dibuka oleh Mamanya. "Enggak ada orang Dion. Siapa yang kamu lihat?""Memang gak ada, Ma. Ya sudah ayo masuk, Ma, udah malem." Dion langsung memeluk Mamanya dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.Setelah mengantar sang Mama ke dalam kamar. Dion berniat untuk ke kamarnya yang berada di lantai dua.Baru menaiki beberapa anak tangga, Dion melihat sekelebat bayangan dari arah dapur yang lampunya sudah dimatikan. Sejenak Dion menghentikan langkahnya. Di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status