Isaura dan bahkan juga Evander dan Lucien memiliki pertanyaan yang sama tentang hal ini, meskipun samar-samar Lucien maupun Evander mungkin mengetahui siapa yang disebut oleh pria bernama Adante itu.
Mereka hanya menebak, karena sejarah Dewi Moiroe dengan begitu banyak pengikut juga musuhnya hanya diturunkan dari mulut ke mulut karena hal itu telah terjadi ratusan tahun yang lalu. Mereka tidak bisa mengingat dengan baik siapa "Dia" yang disebutkan oleh pria itu.
Tentu saja itu tidak berlaku dengan Jasindha.
Dia jelas mengetahui dengan baik siapa yang dimaksud oleh Adante, dia segera memegang tangan Adante yang mencengkram erat pada pergelangan tangannya, "Adante, kau harus tenang."
Adante melepaskan tangannya namun dia tetap mengelengkan tangannya, "Bagaimana bisa kau memintaku untuk tenang, kau tahu dengan baik siapa yang aku bi
©©©'CKLEKK!'Lucien akhirnya membuka pintu secara perlahan dengan sikap yang waspada, karena mau tidak mau mereka yang tidak diharapkan bisa saja datang dan menyerang tanpa peringatan.ketika pintu belum terbuka sepenuhnya, sebuah gerakan keras tiba-tiba mendorong pintu itu agar segera terbuka."Isaura? Dimana Isaura?!" Wajah panik Neo adalah hal pertama yang tampak setelah pintu itu terdorong dan memperlihatkan siapa tamu yang mereka duga-duga sebelumnya.Seperti yang telah dilihat oleh Lucien sebelumnya, itu adalah Neo dan Cato, dua pengacau di mata seorang Evander.PLAKK!Sebuah pukulan lebih dahulu mendarat di kepala Neo sebelum dia mendapatkan jawaban yang dia inginkan, "Kau bisa merusak pintunya, bodoh!"Tidak
©©©"Jadi, dimana keberadaan paman Adante sekarang?" Cato bertanya setelah mengalihkan tatapan kekesalannya dari wajah Neo dan Lucien yang tidak bisa bersikap serius sejak tadi.Isaura mengangkat wajahnya dan menjawab, "Paman Adante sedang berada di kamar tamu, bersama dengan ibunda."Cato terdiam sejenak, dia masih mempertimbangkan tentang apakah dia harus menemui paman Adante sekarang atau menunggunya untuk pulih terlebih dahulu.Dia menatap ke arah Isaura untuk bertanya, "Apakah tidak masalah jika aku menemuinya disana? Apakah itu akan mengganggunya?""Kurasa tidak, paman Adante hanya perlu berisitirahat sambil menunggu tabib, dia pasti tidak akan keberatan untuk menemui kalian. Apalagi kalian mengingat dirinya." Jawab Isaura.Cato memahami perasaan Isaura.Di
💫 HAPPY READING 💫"Isaura! Apakah kau baik-baik saja? Apa yang terjadi padamu?!" Neo dengan gusar segera bergerak ke arah ranjang tempat Isaura berbaring dan membuka matanya beberapa saat yang lalu.Sesaat setelah Isaura tidak sadarkan diri Evander segera membawanya menuju kamar miliknya dan membaringkannya disana, mereka semua menunggu dalam cemas dan tidak tenang.Bahkan Neo berkali-kali tidak bisa berhenti untuk berjalan kesana kemari hanya karena khawatir yang dia rasakan tidak bisa dibendung.Isaura terbangun dengan wajah kebingungan, dia tidak merasa terluka sama sekali hanya saja rasa sakit yang sebelumnya menyerang kepalanya masih tertinggal dan memberikan rasa nyeri yang samar, selain itu baginya tidak ada yang perlu dikhawatirkan."Aku baik-baik saja. Hanya saja kepalaku terasa sedikit tidak nyaman. Ah! Lalu bag
Ruang tamu kediaman keluarga Maulvi.Neo dan Cato sudah tiba untuk menyapa tamu yang sudah di bawa oleh Alma, di sana duduk seorang perempuan dengan pakaian khas dari ras Elves, berwarna hijau muda yang menyatu dengan alam dan rambut kemerahan yang terselip di belakang telinga runcingnya yang khas, dengan beberapa hiasan berbentuk daun yang terangkai di atasnya, rambutnya tergerai panjang hingga mencapai lengannya yang putih pucat namun lembut.Seperti yang sudah diketahui semua orang bahwa Ras Elves memang terkenal sebagai salah satu makhluk dengan kecantikan dan pesona yang luar biasa yang dikatakan sebagai ras dengan berkah di tengah surga.Bahkan para dewa mengakuinya.Mereka berdua sudah berada di dekat gadis Elf itu ketika ia berbalik dan menampakkan wajah yang sangat cantik dan benar-benar mempesona dengan tampilannya yang sederhana serta bibir merah muda yang l
Alma segera menghampiri Aryua yang tampak sedikit kelelahan, dia tidak pernah menduga bahwa luka yang dimiliki oleh paman Adante itu ternyata bukanlah luka yang biasa saja."Bagaimana keadaanmu?" Tanya Alma segera meraih kedua tangannya.Aryua hanya menggeleng dengan lembut dan menjawab, "tak apa, hanya sedikit kehilangan tenaga."Jasindha segera merapikan selimut Adante dan berjalan mendekati mereka berdua, dia tersenyum sebelum berkata, "aku belum mengetahui namamu sama sekali?" Ucapnya sembari menepuk bahu Aryua pelan sebagai tanda bersyukur atas bantuannya."Ah, nyonya silahkan panggil aku Aryua, salah seorang Healer Elf di pinggiran Arkadia ini." Jawabnya sembari tersenyum tipis."Kau sebenarnya tidak berasal dari tempat yang dekat, bukan begitu? Karena aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." Ujar Jasindha.Dia terse
[ Tanah Para Dewa, Asgard. ]Para pelayan wanita yang berpakaian dengan kain sutra dan dihiasi dengan kristal yang berkilau di sepanjang garis pinggangnya, tampak bergerak dengan teratur kesana-kemari. Beberapa dari mereka membawa nampan dengan buah-buahan, yang lain nampak membawa berbagai minuman yang dituangkan dalam cangkir kecil yang terbuat dari emas, dan para pelayan pria tampak berdiri di setiap titik sudut dengan tongkat ramping yang berada di tangan kanan mereka.Dua orang pelayan duduk bersimpuh di kedua kaki seorang pria tua yang tidak bisa ditebak berapa umurnya, tampak hiasan berupa mahkota dari perak dengan kedua sayap yang berdiri tegak di kedua sisinya, mahkota yang di kelilingi berlian itu bernaung di atas rambutnya yang telah memutih namun mengalir lembut melalui bahunya.Fisiknya mungkin menua, namun semua makhluk yang
[ Tanah Para dewa, Asgard 700 tahun sebelumnya. ]"Apa yang kau lakukan dengan berada di tempat ini seorang diri?"Wajah seorang gadis dengan raut lembut dan keibuan yang diiringi dengan mata berwarna hijau terang segera mengalihkan pandangannya ke arah datangnya suara, rambut pirang yang mengalir sepanjang bahunya ikut berkibar dengan datangnya hembusan angin di sekelilingnya."Aesir Forseti, ternyata itu dirimu. Kemarilah aku akan menunjukan padamu sesuatu." Gadis itu segera melambai dengan penuh kegembiraan kepada sosok yang sebelumnya telah bertanya kepadanya."Apa itu? Mengapa kau selalu membuatku merasa penasaran? Apakah ini tentang buku baru yang kau dapat dari dunia makhluk fana lagi?" Kening pemuda yang disebut Forseti itu berkerut dengan rasa ingin tahu."Tidak, ayolah Aesir Forseti kali ini berbeda. Kau selalu bersemangat men
"Dan siapa kalian berani memasuki Balairung Vad tanpa izin dariku?"Forseti dan Lakhesis "...."Apa yang bisa mereka lakukan? Tentu saja tidak ada orang lain yang akan menggunakan nada yang begitu datar dan dingin untuk berbicara seperti itu kecuali pemilik dari Balairung Vad sendiri, Aesir Vidar.Ketika mereka berbalik untuk menemukannya, yang berdiri di belakang mereka bukanlah seorang Aesir dengan rambut perak, busana serba hitam dan syal hitam yang menjadi ciri khasnya. Tetapi, bayangan hitam dengan sinar keunguan yang berkumpul dan membentuk gambaran seekor serigala raksasa yang memiliki tinggi jauh di atas mereka.Forseti segera membuka telapak tangannya dan perlahan cahaya samar muncul membentuk sebuah pedang, dia memasang postur siaga.Lakhesis memandangnya dengan keheranan,"For, haruskah kau menggunakan pedangmu? Mungkin saja dia h