"Apa! Lalu bagaimana keadaannya sekarang?" Isaura berusaha bangkit untuk bangun dari tempatnya berbaring, tetapi Evander menahan bahunya agar ia tetap tenang dan tidak bertindak gegabah.
Neo memiliki raut wajah yang lebih cemas daripada sebelumnya, "Isaura, aku memberitahukan hal ini kepadamu bukan untuk membuatmu semakin khawatir. Aku mohon tenangkan dirimu, Xantha terluka tapi anggota packku telah mengurusnya, jika Aryua tidak keberatan mungkin dia bisa membantu memulihkannya." Aryua tidak berpikir terlalu lama dan segera menganggukan kepala sebagai tanda persetujuannya. "Aku juga ingin melihatnya," dia menatap Neo lalu beralih kepada Evander yang masih menahannya. Dia memasang raut wajah memohon. Tidak mungkin baginya untuk terus berbaring di sini sedangkan kawan baiknya yang pernah membantunya terluka parah di tempat lain. Evander menepuk puncak kepalanya, "beristirahatHalo, terima kasih telah membaca. Jangan segan untuk meninggalkan jejak kalian, appreciate it a lot 🤗 salam sayang dan semoga sehat selalu untuk kalian. Zhi.
"Tuanku apakah kau ingin kita mencobanya untuk segera menyingkirkan musuhmu itu, atau kita urus klan cecunguk yang membantunya?" tanya salah satu sosok dengan jubah hitam yang menunduk kepada sosok yang duduk di atas takhta dari batu.Mengangkat wajahnya yang pucat dibalik rambut hitam yang mengalir sepanjang bahunya, sosok itu adalah Vilaevils, atau vilav yang jiwanya telah terbangun dari segel Lakhesis. Obsidian merahnya nampak berpendar ketika ia menatap ketiga sosok bawahannya yang tengah memberikan laporan kepadanya. Ia berbicara dengan suara serak, ia hampir lupa kapan terakhir ia berbicara. "Bagaimana ia yang sekarang?" Ketiga bawahannya itu segera tahu siapa yang ia tanyakan, salah satunya segera menjawab, "tidak di sangka bahwa ia terlahir sebagai gadis desa yang sangat lemah tuanku, bahkan tampaknya dia tidak mengingat siapa dirinya yag sebenarnya."
Langkah kaki yang menginjak tanah di hutan menimbulkan suara ranting patah dan gemersik dedaunan kering di sekitarnya, pepohonan yang menjulang tidak membuat suasana di sekitarnya lantas menjadi suram. Garen lahir dan besar di Pack Sethmolf yang berada di antara hutan ini, bahkan jika hutan menjadi segelap malam, ia tidak akan merasa takut barang sesaat. Ia menendang krikil ketika akhirnya sampai di tanah yang agak lapang, "aku benar-benar tidak bisa mengerti. Mengapa mereka semua tidak melihat bagaimana berbahayanya gadis itu? Aku tidak perlu melihat dua kali untuk menemukan kenyataan bahwa dia pasti menyembunyikan sesuatu, tetapi mereka semua tidak ada yang percaya kepadaku." Garen kesal. Benar-benar merasa sangat kesal sehingga ia ingin berubah menjadi serigala dan mengamuk di tengah hutan barang sesaat. Kemudian, keinginanya itu terhenti ketika ia teringat bahwa kawan-kawannya yang lain mungkin
"Archer bagaimna kau bisa mendapatkan luka seperti ini?!" Seru Isaura dengan segera memeriksa luka di bahu Centaur itu, ia masih memeriksa setiap inci tubuh dari kawannya itu dengan hati-hati sebelum bisa bernafas lega bahwa tidak ada luka parah yang lainnya. Evander tentu saja mengikuti di belakangnya dengan alasan ingin menemani jika saja ia memerlukan bantuan, tetapi pemandangan di hadapannya membuatnya segera menyesal mengikuti isaura kemari. Melihat luka di bahu centaur itu, ia memutuskan untuk menahan diri, meskipun tetap saja rahangnya mengeras. Hanya saja, haruskah ia menyentuh semua tubuh pihak lain seperti itu? Archer tersenyum menatap gadis di sampingnya itu, tidak banyak yang berubah kecuali bahwa ia terlihat lebih pucat, senyumannya segera memudar ketika ia teringat bahwa sebelumnya Neo juga menyebutkan mengenai isaura yang terluka.
"Jadi kau memutuskan untuk berpisah dengan kedua prajuritmu dan berakhir di Arkadia, tapi kenapa kau tidak meneruskan perjalananmu ke perbatasan?" tanya Neo, dengan kedua tangan yang bertumpu di pinggangnya. Archer mengelengkan kepalanya, meskipun wajahnya masih di penuhi dengan raut pucat tetapi kerutan di keningnya dan sinar matanya yang meredup masih mengambarkan betapa buruk suasana hatinya saat ini. Ia menghela nafas sejenak. Ia berkata, "jika aku tetap menuju perbatasan, mereka pasti telah menungguku. Bahkan aku masih tidak bisa memastikan apakah perbatasan masih baik-baik saja setelah semua ini." Evander yang masih terdiam kemudian memiliki perubahan di dalam raut wajahnya, ketika ia menyimpulkan, "jika mereka begitu mengincarmu, tidak mungkin kau hanyalah prajurit biasa." Berbalik untuk menatap Evander, Isaura merasa cukup bingung dengan kesim
Dia tentu tahu bahwa Garen membenci tubuh ini sejak dulu kala, dalam ingatannya menunjukan bahwa pertama kali tubuh ini bertemu dengan Garen melalui Neo, ia masih kecil, tidak heran karena Jasindha sendiri membiarkan mereka tumbuh bersama sejak bayi maka tidak mengherankan untuk Neo menunjukan Pack Sethmolf hanya setelah beberapa tahun. Kali pertama ia bertemu dengan Garen ada kebencian dan kekesalan yang tampak meluap tanpa tahu darimana datangnya, ini terasa seperti dendam yang dibawa dari kehidupan sebelumnya. Apa yang salah? Mengapa Garen membawa begitu besar kebencian bahkan tidak kedua tangan mereka baru saja bertemu? Dan bahkan setelah sekian lama, belasan tahun berlalu dan jauh di dalam hatinya Garen masih sangat membencinya, mengapa? Lakhesis juga ingin mengetahuinya. Sosok di dalam tubuh Garen menekuk kedua tangan di depan tubuhnya, masih tertawa kecil, "apakah kau pernah mempertimbangkan kebencian yang begitu besar akan
"Jadi kau sebenarnya Lakhesis? Salah satu dari Moiroe?" Evander bertanya sembari meluangkan waktu untuk terus mengamati gadis yang tengah duduk di hadapannya dengan gaun merah tua, dan juga seekor kelinci dewasa tengah tertidur di pangkuannya. Telapak tangannya terus membelai tubuh kelinci dengan lembut. Isaura baru saja mendapati kelinci ini berlarian di antara bunga-bunga di tamannya ketika ia baru kembali dari Pack Sethmolf, jadi ia memutuskan untuk menangkapnya. Untuk sementara Archer akan tetap berada di dalam Pack Sethmolf, berjaga-jaga jika para pengejarnya masih berusaha untuk berurusan dengannya. Jika ia mengikuti ke dalam Arkadia, mereka mungkin tidak bisa sepenuhnya melindunginya, dan melihat anggota pack yang di pimpin oleh ayah Neo itu tampaknya mereka cukup mampu untuk berurusan dengan para Dark Elf yang mungkin masih bertahan dengan pengejaran mereka. "Apa kau pernah menden
"Paman apakah ini mengenai sesuatu yang penting? Mengapa kau bahkan harus mengumpulkan kami di dalm Pack Sethmolf?" Tanya Isaura sambil mengamati raut wajah pria berumur empat puluhan yang tengah duduk berjarak dua kursi darinya itu. Sang Alpha, Ayah Neo sekaligus juga pemimpin dari Pack Sethmolf masih bertopang dagu dengan kedua tangan yang terkepal, wajahnya tampak seperti tengah merenungkan sesuatu sekaligus juga mempertimbangkan apakah ia harus mengungkapkannya atau tidak. Ia melirik Isaura sejenak, lalu beralih kepada putranya yang duduk di sampingnya. Ia menghela nafasnya. "..." Tindakan ini tentunya segera membuat Neo menatap ayahnya dalam sepersekian detik dengan punggung tegak dan lurus. Ia benar-benar tegang saat ini, karena sang ayah memanggilnya tanpa memberikan petunjuk sama sekali, apakah itu sesuatu yang darurat ataukah itu hanya pembicaraan santai, ia tidak bisa menebaknya sebelumnya, tapi kini
Reagn yang masih duduk di salah satu dahan pohon memiliki senyum remeh pada sudut bibirnya, tetapi kedua matanya memiliki kilatan tajam ketika mengamati gadis yang berdiri di halaman rumah tepat di depan pohon itu. Ia jelas nampak seperti berusaha mengisyaratkan sesuatu.Cato yang berdiri di depan isaura jelas menangkap tindakan ini, ia menyiptkan matanya dengan penuh aura permusuhan, "sebaiknya kau segera membawa kawananmu untuk keluar dari Pack ini, jangan kau pikir kami akan dengan mudah kalian tindas. Segera kau akan menyesalinya."Dark Elf itu masih tersenyum ke arah mereka, "kalian benar-benar tidak tertarik dengan rahasia yang ingin ku katakan? Jangan menjadi terlalu impulsif, atau kau akan melepaskan sebuah emas yang jatuh dari langit, lalu kau menyesalinya ketika sudah terlambat.""Jangan bertingkah seperti sosok misterius. Apa yang bisa membuat kami yakin kau tidak hanya akan membual