Seperti biasa keluarga arka sebelum mereka berangkat aktivitas. Mereka menyempatkan makan pagi bersama dan setelah itu mereka bercerita sedikit sebelum berangkat. Arka baru saja turun dari kamarnya, ia langsung berjalan ke meja makan menghampiri keluarga kecilnya yang sudah menunggunya.
“Pagi semua.” Sapa arka sambil mengambil duduk disebelah mamanya namun sebelum duduk ia menyempatkan diri untuk mencium mamanya terlebih dahulu.
“Pagi nak.” Jawab vanya mamanya.
Arka mengambil makanan yang sudah tersedia disana lalu ia memakannya dengan lahap hingga tak tersisa. Setelah makan arka langsung pamit kepada orang tuanya untuk langsung berangkat kuliah karena hari ini ada jam pagi.
“Ma, pa kakak berangkat dulu ya takut kesiangan karena ada jam pagi.” Ucap arka sambil mengambil tangan mamanya untuk diciumnya dan gantian dengan papanya.
“Kamu hati-hati jangan ngebut ngebut bawa motornya.” Pesan natta papanya.
“Siap bos.” Ucap arka sambil tangannya hormat.
“Kamu bareng sama kakak apa sama papa dek?.” Tanya arka kepada cia adeknya.
“Aku bareng sama papa aja kak, lagi males naek motor, dingin masih pagi juga.” Jawab cia sambil memakan buah anggur.
“Yaudah kalau gitu kakak berangkat dulu, assalamualaikum.”
“Waalaikum salam.” Jawab mereka barenngan.
Setelah itu arka mengemudikan motornya menuju tempat kuliahnya dengan kecepatan sedang sambil menikmati sinar matahari yang baru saja mucul. Hingga ia sampai diparkiran. Arka memarkirkan motornya diparkiran khusus fakultas manajemen. Kedua sahabatnya sudah menunggunya diatas motor mereka masing-masing sambil memainkan ponselnya. banyak tatapan para wnaita yang sedang menatapnya itu hal yang sudah biasa oleh arka dan juga ketiga sahabatnya.
“Ke kelas kuy.” Ajak daffa ketika arka sudah memarkirkan motornya.
Ehsan hanya melihatnya dan langsung turun dari motornya. Ya memang ishsan dan juga arka tak banyak omong beda dengan daffa yang banyak omong. Namun mereka bertiga selalu kompak dan melengkapi satu sama lain. Mereka sudah berteman sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama.
“Kamu sudah buat judul skripsimu nanti ar?.” Tanya ehsan kepada arka ketika mereka sudah sampai didalam kelas.
“Sudah tapi belum di Acc sama pembimbing.”
“Emang siapa dosennya?.” Giliran daffa yang bertanya.
“Pak arya.”
“Wih busyet untung otak lu cerdas ar, coba kalau aku yang dapat pak arya sudah dipastikan judul aja mungkin satu tahun sendiri.” Jawab daffa sambil geleng-geleng kepalanya.
“Do’ain aja lah biar cepat kelar.”
“Amin.” Jawab daffa dan juga ehsan berbarengan.
Setelah itu tiba-tiba ada perempuan yang menghampiri ketiga cowok ganteng yang sedang memainkan ponselnya.
“Eh ada peri cantik, cari siapa kalian.” Tanya daffa genit ketika melihat segerombolan putri dan dayang danyangnya menghampirinya tapi lebih tepatnya kearah arka.
“Pagi ar, nih aku bawakan sarapan buat kamu, siapa tau kamu belum sarapan tadi.” Ucap putri sambil memberikan kotak yang dibawah olehnya dari rumah.
Arka pun mengambil kotak tersebut dan segera memberinya kepada daffa yang ada disampingnya.
“Nih buat lu aja daf, gue tadi baru aja makan.”
“Oke ar makasih, kebetulan gue tadi belum sarapan.” Ucap daffa sambil tersenyum kearah arka.
Putri yang melihatnya pun langsung melongo dengan kelakuan arka.
“Loh kok dikasihkan daffa sih ar, kan aku mau kasih kekamu.”
Arka hanya melihat putri yang sedang mengomelinya dengan datapan datar pria tersebut.
“Buat gue kan?.” Tanya arka memastikan.
“Iya buat lu, kenapa malahlu kasih kedaffa.”
“YA terserah gue dong yang penting kan gue sudah menerimanya. Toh dari pada dibuang kan kasihan makannya lebih baik dikasihkan ke orang yang belum sarapan.”
Putri dan dayang-dayangnya pun segera menjauh dari tatapan arka dengan perasaan yang dongkol. Dan arka hanya melihatnya dengan bibir atasnya diangkat sedikit.
Dilain tempat olivia saat ini sedang berkutan didapur sebelum ia berangkat kerja. Ia selalu menyempatkan dirinya untuk maasak biarpun lauknya hanya tahu tempe bahkan kadang kalau uangnya tak cukup ia hanya makan menggunakan nasi dan kecap saja. Sungguh malang nasib olivia, namun ia masih semangat kerja karena ia mempunyai mimpi yang tinggi untuk hidupnya.
Setelah masak ia pun segera mandi dan bersiap siap berangkat kerja, namun ia menyempatkan dirinya untuk sarapan terlebih dahulu barulah ia berangkat kerja. Sesampainya ditempat kerjanya olivia langsung berganti pakaian khusus untuk pelayan restaurant tersebut. Lalu olivia langsung menyapu dan temannya ada yang mengepel dan juga ada yang mengelap meja.
Setelah semuanya sudah siap barulah restaurannya dibuka.
“Sal kamu kenapa kok mukamu keliatan pucat, kamu sakit ya?.” Tanya olivia khawatir kepada temannya.
“Gak papa kok liv,mungkin hanya kecapekan. Kan udah dari seminggu lalu restaurannya ramai banget.” Jawab salsa teman olivia.
“Kalau sakit jangan paksa kamu duduk aja, biar aku yang antarkan.”
“Gak papa liv santai aja. Makasih ya udah perhatian sama aku.” Ucap salsa sambil tersenyum kearah oliv.
“Iya sal gapapa, kan seharusnya sesama teman kita harus saling perhatian.” Ucap olivia kembali.
Setelah percakapan tersebut mereka semua kembali melanjutkan aktivitasnya. Karena memang sudah dari sebulan lalu restaurantnya sangat dipadati oleh pembeli. Oliv bolak-balik mengantarkan makanan kepada customer yang ada direstaurant tersebut. Tak terasa waktu makan siang pun tiba. Oliv dan teman-temannya bergantian untuk makan siang.
“Liv kamu makan dulu aku sudah selesai, biar aku aja yang lanjutin.” Ucap teman oliv yang ada disana.
“Iya, kalau gitu aku makan siang dulu ya.” Jawab olive sambil berlalu menuju dapur.
Setelah makan tiba-tiba ada teman olive yang menghampirinya.
“Oliv kamu dipanggil sama manager diatas.” Ucap laki-laki yang barusan menghampiri olive.
“Emang aku kenapa?.” Tanya oliv dengan kaget.
“Gak tau. Tadi bilangnya Cuma suruh panggilin kamu.”
“Yaudah kalau gitu makasih ya.” Ucap olive.
Setelah itu olive berjalan menaiki tangga menuju ruang atas tempat managernya berada. Dengan perasaan takut-takut olive melanjutkan langkahnya menuju ruangan managernya. Setelah sampai didepan pintu ruangan tersebut olive memberanikan diri untuk mengetuk pintu yang ada didepannya.
Olive menghembuskan nafasnya terlebih dahulu sebelum mengetuk pintu yang ada didepannya.
Tok tok tok
“Masuk.” Ucap seseorang yang ada didalam ruangan.
Olive pun segera membuka pintunya dan memasuki ruangan tersebut. Setelah sampai didalam orang tersebut sedang menatapnya.
“Silahkan duduk.” Ucap laki laki yang bernama pramono tersebut.
Olive pun segera duduk dikursi yang ada didepan managernya tersebut.
“Maaf pak sebelumnya, apa bapak benar memanggil saya?.” Ucap olive dengan tegang.
“Iya saya benar memanggil kamu.”
“Memang saya salah apa ya pak, kok bapak memanggil saya?.”
“Kamu tidak salah apa-apa.”
“Lalu kanapa bapak memanggil saya?.”
“Saya hanya mau tanya, apakah kamu sudah makan?.”
Olive yang mendengarnya pun langsung terbenong mendengar ucapan bosnya.
“Sudah barusan saja saya habis makan.” Ucap olive dengan dahi berkerut.
“Nanti malam kamu ada acara gak?.”
“Memang kenapa kalau saya gak ada acara pak?”
“Saya mau ajak kamu makan malam.”
“Saya gak punya baju bagus, takutnya nanti bapak malu kalau bapak makan malam sama saya.”
“Gak penting baju bagus atau enggak. Yang penting nanti malam aku jemput kamu jam tujuh.” Ucap pramono dengan tegas.
“Maaf pak saya gak bisa. Saya ada acara yang harus saya selesaikan.”
“Tapi saya gak mau ada penolakan.”
Olive tak menjawabnya langsung, ia menatap managernya dengan diam. “apaan sih ni orang maksa banget deh.” Ucap olive dalam hati.
“Tapi saya beneran tidak bisa pak pramono.” Ucap olive kembali.
“Mau ikut saya apa kamu keluar dari restaurant ini.”
“Loh kok gitu pak?.”
“Ya terserah kamu aja kamu pilih yang mana. Saya gak memaksa kamu.”
Olive hanya diam dan menghembuskan nafas.
“Oke baik terserah anda. Kamau sudah selesai saya mau izin kembali bekerja lagi.” Ucap olive dengan ketus. Setelah itu olive beranjak dari duduknya dan menuju pintu keluar dengan menutup pintunya dengan keras.
Malam harinya olive berjalan menuju depan gang kontrakannya. Ia berjalan agak cepat karena pramono sudah menunggunya didepan gang. Tadi sebelum pulang kerja ia diingatkan lagi oleh pramono. Sebenarnya olive risi dengan orang ini. Karena ia tau jika pramono menyukainya. Menurut banyak karyawan perempuannya sih enak ya disukai oleh managernya, namun beda dengan olive. Ia tak suka karena pramono sangat genit dan juga ia melihat seringkali perempuan sexy yang datang menghampirinya. Tak jarang juga pramono yang mengajak perempuan kerestaurantnya.“Maaf menunggu lama.” Ucap olive ketika ia sudah memasuki mobil pramono.“It’s oke.” Jawab pramono sambil tersenyum genit.Olive tak banyak omong. Ia lebih memilih diamdan menatap keluar jendela yang ada disebelahnya. Hingga mereka sampai disebuah restaurant jepang yang ada disebuah kota tersebut.Pramono pun turun dan mengitari mobil tersebut untuk membukakan pintu untuk olive. Olive pun
Sore harinya arka baru pulang dari sekolah milik keluarganya.“Assalamualaikum ma.” Ucap arka yang baru saja memasuki rumahnya dan melihat mamanya baru saja keluar dari ruang kerja papanya.“Waalaikum salam. Eh anak mama baru pulang.” Jawab vanya yang baru saja ia keluar dari ruang kerja suaminya.“Iya ma. Tadi kakak mampir kesekolah dulu.” Ucap arka sambil mencium tangan vanya.“Yaudah kalau gitu sekarang kamu mandi dulu. Setelah itu kita makan.” Jawab vanya sambil menepuk bahu anaklaki-lakinya.Arka pun menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. sebelum memasuki kamarnya arka sempat melihat adiknya yang sedang memainkan gitar punyanya.“Kakak baru pulang?.” Tanya cia kepada arka.“Iya.” Jawab arka sambil tersenyum kearah adiknya tersayang.“Oh.” Cia hanya berohria menjawabnya.Setelah itu arka memasu
Esok harinya arka bangun pukul 05.30 pagi. Ia segera membersihkan tubuhnya dan menjalankan rutinitasnya sebelum ia berangkat joging. Arka merencanakan hari ini joging keliling komplek. Karena jam kuliahnya masih nanti agak siang.“Ma arka joging dulu ya.” Ucap arka ketika ia melihat vanya sedang berada di dapur.“Iya kak.” Jawab vanya masih dengan berkutik dengan alat-alat dapurnya.Arka pun langsung berjalan menuju pintu utama. Ketika ia baru saja keluar dari rumahnya arka melihat supir pribadi papanya yang sedang menyiram tanaman.“Pagi mang.” Sapa arka.“Pagi juga den.” Jawab supir pribadi papanya sambil tersenyum kearah arka.Sebelum berlari keliling komplek arka pemanasan dulu didepan gerbang rumahnya. Barulah ia berlari memutari komplek. OOTD yang digunakan arka adalah sepatu putih, celana pendek warna hitam. Kaos lengan pendek warna putih. Dan tak lupa sebuah earphond yang berada ditelin
“Liv kamu kenapa sih tumben-tumbenan kamu gak semangat kerja. Biasanya aja setiap hari semangat kerjanya.” Ucap nazwa rekan kerja olive. “Hanya capek dikit, karna udah hampir sebulan aku gak ambil libur kerja.” Jawab olive sambil kembali bengong dikursinya dengan melihat customer yang berlalu lalang. “Kalau capek jangan dipaksa deh dari pada nanti jatuhnya sakit.” “Iya nanti aku izin sama bos.” “Yadah sekarang aja sana izinnya biar aku ynga jaga.” “Yaudah kalau gitu. Maaf ya wa merepotkan kamu.” “Iya gapapa sans aja kali liv.” Olive pun berjalan menuju ruang bosnya yang ada dibelakang restaurant dilantai dua. olive mengetuk pintu yang ada didepannya. “Masuk.” Ucap orang yang ada didalam ruangan. “Siang pak.” Sapa olive ketika ia baru saja masuk keruangan bosnya. “Siang live, ada apa?.” “Anu pak, saya mau izin besok libur kerja ya, karena saya udah sebulan gak libur kerja.” Ucap olive
Setelah pulang kuliah arka memutuskan untuk pergi menuju danau yang ada dipinggir kota tempat ia menenangkan fikirannya. Arka selalu pergi ketempat ini dikala banyak yang entah masalah atau apalah yangmenganggu fikirannya.Arka memarkirkan mobilnya didekat jalan setelah itu arka berjalan menuju tempat duduknya yang biasa ia singgahi. Namun ketika ia sedang berjalan ia melihat dari jauh seseorang yang sat ini sedang menundukkan kepalanya dengan bahu yang bergetar. Arka pun berjalan mendekatinya dengan pelan-pelan lalu ia duduk disebelahnya sambil menatap danau yang airnya damai.“Menangislah sepuasmu, tumpahkan semua air matamu jika itu akan membuat beban yang ada difikiranmu berkurang.” Ucap arka sambil menatap lurus kedepan. Olivia pun langsung mendongakkan kepalanya saat ia tiba-tiba mendengar adaorang disebelahnya.“Kamu siapa?. Kenapa kamu disini?.” Tanya olivia sambil menatap arka dengan tatapan tanyannya.&nbs
“Pagi ma, pagi pa, pagi adek cantikku yang cerewet.” Sapa arka ketika ia baru saja sampai dimeja makan.“Pagi kak.” Jawab mamanya yang berada disampingnya.Setelah itu mereka pun makan dengan tenang hingga makanan mereka habis.“Kamu tadi malam dari mana kak, tumben pulangnya malam?.” Tanya natta kepada anaknya.“Ngerjain tugas pa. Sekalian arka ngopi sebentar.” Jawab arka sambil makan buah apel.“Oh kirain papa kamu kencan.”Uhuk uhuk cia pun segera mengambil air dan meneguknya hingga habis.“Pelan-pelan atuh dek makannya.” Ucap vanya sambil mengelengkan kepalanya.“Maaf ma.” Jawab cia sambil menyengir.“Mana ada yang mau sama mahluk es ini pa.” Ucap cia kembali sambil menghadap papanya.“Apaan sih lu upil dugong ikut aja.” Jawab arka sambil menatap tajam adeknya.&nbs
Hari ini adalah hari kelulusan arka. Kedua orang tua arka pun bangga karena anaknya mendapat nilai yang sempurnya. Begitupun papanya yang siap mengenalkan anaknya kepada anak temannya waktu SMP jika anak laki-lakinya tidak segera mengenalkan seorang mantu untuknya. Dan untuk wisudahnya masih dilaksanakan dua minggu lagi.Hubungan arka dengan olive pun seiring berjalannya waktu semakin membaik. Mereka tak sungkan-sungkan jika satu sama lain mengajak untuk sekedar jalan-jalan menghilangkan rasa penatnya masing-masing.“Selamat ya kak. Cia nanti juga mau nilai yang sempurna seperti kakak.” Ucap adeknya ketika mereka sudah ada diperjalanan pulang.“Nilai itu tidak penting dek. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengamalkan ilmunya, bagaimana kita mempergunakan ilmunya. Nilai itu bisa dibuat-buat.” Ucap arka sambil fokus dengan jalanan.“Iya sih ya. Tapi cia juga nanti mau seperti kakak.”&ldquo
“Liv ada orang yang cari kamu didepan.” Ucap salsa rekan kerja olive.“Siapa sa?.” Tanya olive sambil membereskan sisa makannya.“Gak tau. Pokoknya ciri-cirinya ganteng, tinggi, putih, hidungnya mancung, tampan.” Ucap salsa sambil mengingat-ingat orang tersebut dengan tersenyum samar membayangkan wajahnya.“Siapa si sal, aku gak kenal.”“Udah cepat sana kamu temui. Sapa tau ada perlu sama kamu.”“Lha tapi aku belum sholat tau.”“Yaudah cepat kamu sholat biar aku bilangin kedia. Kamu cepetan ya.”“Iya sal makasih ya.”Setelah kepergian salsa olivia pun segera berjalan mengambil air wudhu sambil mengingat-ingat ciri-ciri orang yang disebutin salsa tadi.“Alaa tau ah gak penting.” Ucap olive sebelum sholat.Setelah sholat olive pun segera berjalan. Ia berjalan sambil merapikan baju seragamnya.“Dia