Malam harinya olive berjalan menuju depan gang kontrakannya. Ia berjalan agak cepat karena pramono sudah menunggunya didepan gang. Tadi sebelum pulang kerja ia diingatkan lagi oleh pramono. Sebenarnya olive risi dengan orang ini. Karena ia tau jika pramono menyukainya. Menurut banyak karyawan perempuannya sih enak ya disukai oleh managernya, namun beda dengan olive. Ia tak suka karena pramono sangat genit dan juga ia melihat seringkali perempuan sexy yang datang menghampirinya. Tak jarang juga pramono yang mengajak perempuan kerestaurantnya.
“Maaf menunggu lama.” Ucap olive ketika ia sudah memasuki mobil pramono.
“It’s oke.” Jawab pramono sambil tersenyum genit.
Olive tak banyak omong. Ia lebih memilih diamdan menatap keluar jendela yang ada disebelahnya. Hingga mereka sampai disebuah restaurant jepang yang ada disebuah kota tersebut.
Pramono pun turun dan mengitari mobil tersebut untuk membukakan pintu untuk olive. Olive pun turun dan berjalan mengikuti kemana pramono melangkah.
“Kamu pesan aja apa maumu.” Ucap pramono kepada olive ketika ia sudah duduk dibangku dan juga pelayan datang.
Olive segera memesan makanan untuk dirinya dan juga pramono. Sambil menunggu makanan datang pramono dari tadi menatap kearah olive hingga membuat olive yanng ditatap pun salah tingkah.
“Kenapa sih bapak dari tadi nelihatin terus.” Ucap olive sebal.
“Jangan panggil bapak kalu diluar jam kerja. Panggil pram aja.” Ucap pramono masih dengan menatap olive.
“Ih dasar.” Ucap olive kembali mengacuhkan pramono lagi.
Olive lebih memilih memainkan ponselnya hingga makanan tersebut datang.
“Silahkan mbak, mas.” Ucap pelayan tersebut.
Olive pun segera maka makanan yang sudah ia pesan tadi. Ia segera menghabiskan makanan tersebut. Setelah makanan tersebut habis pramono membayar makanannya dan langsung kembali menuju mobilnya. pramono melajukan mobilnya menuju rumah olive kembali. Ia hanya mau makan malam bersama olive itu aja gak ada niatan lain-lain. Setelah sampai didepan gang rumah olive segera keluar dari mobil pramono.
“Thank’s udah mau nemenin makan malam.” Ucap pramono sebelum olive keluar dari mobilnya.
“Oke.” Jawab olive cuek. Olive pun segera berjalan menuju kontrakannya dan istirahat karena besok dirinya kembali bekerja.
***
“Halo pa ada apa?.” Tanya arka kepada papanya yang sedang telfon.
“......”
“Oh iya pa, arka habis ini kesana. Arka ada satu jam matkul lagi, nanti setelah selesai arka langsung kesana.”
“.....”
“Oke baik pa.” Jawab arka sebelum sambungan telefonnya terputus.
Setelah itu arka kembali memasukka ponselnya kedalam saku celananya.
“Bokap lu ka?.” Tanya ehsan yang ada disebelahnya.
“He’em.” Jawab arka cuek.
“Ka lu gak ada niatan buat deketin cewek gitu?.” Tanya daffa sambil memainkan ponselnya.
“Enggak gue mau kumpulin duit dulu baru nanti kalau duit gue udah banyak gue kawin lima.” Ucap arka dengan senyum samar.
“Wih edan lu tong.” Jawab daffa sambil menatap kearah arka.
“Perlu ditiru upil gosong nih.” Jawab ehsan kemudian.
“Udah gue mau kekantin, kalian ikut gak.” Ucap arka sambil berdiri dari duduknya.
“Ikut lah. Gue juga lapar.” Jawab daffa sambil berdiri dari duduknya.
Ahirnya mereka bertiga pun berjalan beriringan kekantin. Banyak pasang mata perempuan yang menatap mereka dengan kagum. udah ganteng, tinggi, hidungnya pada mancung, uluhhh ibaratkan malaikan turun dari atas langit mereka bertiga tuh.
“Hai ar.” Sapa segerombolan perempuan yang berjalan berselisihan. Arka tak menjawabnya ia lebih memilih melanjutkan jalannya.
Setelah sampai kantin ia memesan bakso dan juga esjeruk sebelum ia duduk dengan adik tingkatnya yang ada dikursi paling pojok.
“Kita gabung ya.” Ucap arka kepada segerombolan laki-laki yang dibawah tingkatnya.
“Iya gabung aja. Tapi maaf kita ngerokok.” Ucap salah satu orang yang ada disana.
“Sans ae bro.” Jawab daffa sambil menepuk bahu orang tersebut.
Mereka pun ahirnya makan dengan tenang. Setelah makanannya habis daffa mengambil sebatang rokok yang ada disaku celananya. Dan setelah itu memberikannya kepada ehsan. Ia tak memberi kepada arka karena ia tau arka tidak merokok, namun sesekali jika ia sedang setres arka pun merokok.
“Btw kalian ambil jurusan apa?, kok gue baru tau kalian.” Tanya daffa kepada laki-laki yang ada disebelahnya.
“Kita manajemen, baru semester 3.”
“Oh makanya kita gak pernag ketemu.”
“Emang kalian semester berapa?.”
“Gue semester 5, si itu (sambil mwngarahkan dagunya kearah ehsan) sama semester 5, nah yang itu udah semester 6.”
“Oh, emang nama kakak siapa?.”
“Kenalin gue daffa, itu ehsan dan yang itu si songong namanya arka.”
Ahirnya mereka pun berkenalan dan menjadi akrab satu sama lain. Tak hanya itu mereka pun ternyata sama mempunyai aura tersendiri dimata para wanita.
“Kita kembali dulu ya. Masih ada satu jam matakuliah.”
“Iya silahkan, kita juga sebentar lagi masuk.”
Ahirnya mereka bertiga pun segera masuk kedalam ruangan yang akan dibuat belajar. Setelah selesai mata kuliahnya arka pamit pulang duluan.
“Gue cabut dulu ya, udah ditungguin bokap.” Kata arka saat mereka sudah ada diparkiran.
“He’em.” Jawab ehsan sambil menganggukkan kepalanya.
Arka pun segera melajukan motor ninjanya menuju sekolahan keluarganya karena papanya sudah menunggunya disana. Setelah sampai disekolah arka memarkirkan motornya didekat lapangan basket. Arka berjalan sambil membawa helmnya. Banyak siswi yang melihatnya dengan tatapan ingin memangsanya. Hingga arka melewati sebuah kelas kelas yang menghubungkan keruangan papanya.
“Astagfirullah cakep amat ciptaan tuhan.” Ucap perempuan yang baru saja papasan dengan arka.
“Gue juga mau menjadi yang nomer dua bila dia udah punya pacar.”
“Ganteng banget.”
Entah begitulah celometan semua siswi yang melihat arka berjalan melewatinya. Dan arka tak menjawabnya ia lebih memilih pura-pura budek dari pada mendengarkan mulut-mulut yang tak bermutu tersebut.
Tok tok tok
Arka mengetuk pintu yang ada didepannya sebelum ia masuk kedalam ruangan tersebut.
“Assalamualaikum pa.” Ucap arka saat ia sudah memasuki ruangan tersebut.
“waalaikum salam nak.” Ucap natta yang baru saja menyelesaikan tugasnya.
“Ada apa papa panggil aku kemari?.” Tanya arka to the point.
“Papa mau minta tolong kamu, tolong kamu cek semua keuangan yang ada di sekolah ini. Karena perasaan papa ada yang ganjal.” Ucap natta dengan tegas.
“Iya pa, tapi kakak gak bisa cepat-cepat ya pa. Arka juga mau menyicil skripsi biar segera selesai. Tapi kakak usahakan juga cepat menyelesaikan tugas dari papa.” Ucap arka sambil tersenyum kearah natta
“Iya nak. Terima kasih ya udah menjadi kebanggan papa dan mama.” Ucap nata sambil tersenyum kearah arka.
“Ya wajib dong kan aku sekolah yang biayai papa sama mama. Tanpa usaha dan do’a kalian arka juga bukan apa-apa.”
“Yaudah sekarang entah kapan kamu ke bagian tata usaha aja. Kamu ketemu dengan bu ika ya. Karena keuangan yang pegang beliau.”
“Oke pa siap. Kalau gitu sekarang aja ya pa, biar cepat selesai.”
“Terserah kamu kak.” Ucap natta sambil melihat putranya yang berjalan kemuar dari ruangannya. “Alhamdulillah banget punya jagoan seperti kamu nak, kamu laki-laki yang selalu jadi kebanggan papa dan mama. Papa janji akan selalu membahagiakan kamu, cia dan juga mama diatas kebahagiaan papa, papa janji itu.” Ucap natta dalam hatinya sambil memejamkan matanya.
Sore harinya arka baru pulang dari sekolah milik keluarganya.“Assalamualaikum ma.” Ucap arka yang baru saja memasuki rumahnya dan melihat mamanya baru saja keluar dari ruang kerja papanya.“Waalaikum salam. Eh anak mama baru pulang.” Jawab vanya yang baru saja ia keluar dari ruang kerja suaminya.“Iya ma. Tadi kakak mampir kesekolah dulu.” Ucap arka sambil mencium tangan vanya.“Yaudah kalau gitu sekarang kamu mandi dulu. Setelah itu kita makan.” Jawab vanya sambil menepuk bahu anaklaki-lakinya.Arka pun menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua. sebelum memasuki kamarnya arka sempat melihat adiknya yang sedang memainkan gitar punyanya.“Kakak baru pulang?.” Tanya cia kepada arka.“Iya.” Jawab arka sambil tersenyum kearah adiknya tersayang.“Oh.” Cia hanya berohria menjawabnya.Setelah itu arka memasu
Esok harinya arka bangun pukul 05.30 pagi. Ia segera membersihkan tubuhnya dan menjalankan rutinitasnya sebelum ia berangkat joging. Arka merencanakan hari ini joging keliling komplek. Karena jam kuliahnya masih nanti agak siang.“Ma arka joging dulu ya.” Ucap arka ketika ia melihat vanya sedang berada di dapur.“Iya kak.” Jawab vanya masih dengan berkutik dengan alat-alat dapurnya.Arka pun langsung berjalan menuju pintu utama. Ketika ia baru saja keluar dari rumahnya arka melihat supir pribadi papanya yang sedang menyiram tanaman.“Pagi mang.” Sapa arka.“Pagi juga den.” Jawab supir pribadi papanya sambil tersenyum kearah arka.Sebelum berlari keliling komplek arka pemanasan dulu didepan gerbang rumahnya. Barulah ia berlari memutari komplek. OOTD yang digunakan arka adalah sepatu putih, celana pendek warna hitam. Kaos lengan pendek warna putih. Dan tak lupa sebuah earphond yang berada ditelin
“Liv kamu kenapa sih tumben-tumbenan kamu gak semangat kerja. Biasanya aja setiap hari semangat kerjanya.” Ucap nazwa rekan kerja olive. “Hanya capek dikit, karna udah hampir sebulan aku gak ambil libur kerja.” Jawab olive sambil kembali bengong dikursinya dengan melihat customer yang berlalu lalang. “Kalau capek jangan dipaksa deh dari pada nanti jatuhnya sakit.” “Iya nanti aku izin sama bos.” “Yadah sekarang aja sana izinnya biar aku ynga jaga.” “Yaudah kalau gitu. Maaf ya wa merepotkan kamu.” “Iya gapapa sans aja kali liv.” Olive pun berjalan menuju ruang bosnya yang ada dibelakang restaurant dilantai dua. olive mengetuk pintu yang ada didepannya. “Masuk.” Ucap orang yang ada didalam ruangan. “Siang pak.” Sapa olive ketika ia baru saja masuk keruangan bosnya. “Siang live, ada apa?.” “Anu pak, saya mau izin besok libur kerja ya, karena saya udah sebulan gak libur kerja.” Ucap olive
Setelah pulang kuliah arka memutuskan untuk pergi menuju danau yang ada dipinggir kota tempat ia menenangkan fikirannya. Arka selalu pergi ketempat ini dikala banyak yang entah masalah atau apalah yangmenganggu fikirannya.Arka memarkirkan mobilnya didekat jalan setelah itu arka berjalan menuju tempat duduknya yang biasa ia singgahi. Namun ketika ia sedang berjalan ia melihat dari jauh seseorang yang sat ini sedang menundukkan kepalanya dengan bahu yang bergetar. Arka pun berjalan mendekatinya dengan pelan-pelan lalu ia duduk disebelahnya sambil menatap danau yang airnya damai.“Menangislah sepuasmu, tumpahkan semua air matamu jika itu akan membuat beban yang ada difikiranmu berkurang.” Ucap arka sambil menatap lurus kedepan. Olivia pun langsung mendongakkan kepalanya saat ia tiba-tiba mendengar adaorang disebelahnya.“Kamu siapa?. Kenapa kamu disini?.” Tanya olivia sambil menatap arka dengan tatapan tanyannya.&nbs
“Pagi ma, pagi pa, pagi adek cantikku yang cerewet.” Sapa arka ketika ia baru saja sampai dimeja makan.“Pagi kak.” Jawab mamanya yang berada disampingnya.Setelah itu mereka pun makan dengan tenang hingga makanan mereka habis.“Kamu tadi malam dari mana kak, tumben pulangnya malam?.” Tanya natta kepada anaknya.“Ngerjain tugas pa. Sekalian arka ngopi sebentar.” Jawab arka sambil makan buah apel.“Oh kirain papa kamu kencan.”Uhuk uhuk cia pun segera mengambil air dan meneguknya hingga habis.“Pelan-pelan atuh dek makannya.” Ucap vanya sambil mengelengkan kepalanya.“Maaf ma.” Jawab cia sambil menyengir.“Mana ada yang mau sama mahluk es ini pa.” Ucap cia kembali sambil menghadap papanya.“Apaan sih lu upil dugong ikut aja.” Jawab arka sambil menatap tajam adeknya.&nbs
Hari ini adalah hari kelulusan arka. Kedua orang tua arka pun bangga karena anaknya mendapat nilai yang sempurnya. Begitupun papanya yang siap mengenalkan anaknya kepada anak temannya waktu SMP jika anak laki-lakinya tidak segera mengenalkan seorang mantu untuknya. Dan untuk wisudahnya masih dilaksanakan dua minggu lagi.Hubungan arka dengan olive pun seiring berjalannya waktu semakin membaik. Mereka tak sungkan-sungkan jika satu sama lain mengajak untuk sekedar jalan-jalan menghilangkan rasa penatnya masing-masing.“Selamat ya kak. Cia nanti juga mau nilai yang sempurna seperti kakak.” Ucap adeknya ketika mereka sudah ada diperjalanan pulang.“Nilai itu tidak penting dek. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengamalkan ilmunya, bagaimana kita mempergunakan ilmunya. Nilai itu bisa dibuat-buat.” Ucap arka sambil fokus dengan jalanan.“Iya sih ya. Tapi cia juga nanti mau seperti kakak.”&ldquo
“Liv ada orang yang cari kamu didepan.” Ucap salsa rekan kerja olive.“Siapa sa?.” Tanya olive sambil membereskan sisa makannya.“Gak tau. Pokoknya ciri-cirinya ganteng, tinggi, putih, hidungnya mancung, tampan.” Ucap salsa sambil mengingat-ingat orang tersebut dengan tersenyum samar membayangkan wajahnya.“Siapa si sal, aku gak kenal.”“Udah cepat sana kamu temui. Sapa tau ada perlu sama kamu.”“Lha tapi aku belum sholat tau.”“Yaudah cepat kamu sholat biar aku bilangin kedia. Kamu cepetan ya.”“Iya sal makasih ya.”Setelah kepergian salsa olivia pun segera berjalan mengambil air wudhu sambil mengingat-ingat ciri-ciri orang yang disebutin salsa tadi.“Alaa tau ah gak penting.” Ucap olive sebelum sholat.Setelah sholat olive pun segera berjalan. Ia berjalan sambil merapikan baju seragamnya.“Dia
Matahari sudah menyembunyikan sinarnya dari dua jam yang lalu, yang digantikan oleh gemerlap bintang dan jugarembulan yang indah dan menawan. Arka melihat jam yang saat ini melingkar ditangannya.“Udah malam, kamu mau bermalam dibogor apa balik jakarta?.” Tanya arka kepada olive.“Balik jakarta aja. Aku besok kerja pagi.” Jawab olive sambil tersenyum kearah arka.“Yaudah ayo balik kalau gitu.”Olive pun beranjak dari duduknya. Arkapun selalu mengandeng tangan olive. Setelah sampai diparkiran arka membuka kunci mobilnya.“Kamu samuk aja duluan aku mau kebelakang bentar.” Ucap arka kepada olive. Olive pun menganggukkan kepalanya dan berjalan menuju pintu yang ada disebelah kemudi. Dan arka berjalan menuju belakang mobilnya lalu ia membuka bagasi mobilnya. ia mengambil sebuket bunga mawar merah kesukaan olive. Arka pun berjalan menuju mobilnya dan membuka pintu untuk dirinya masuk.“Nih buat