Share

BAB 2

Malam harinya olive berjalan menuju depan gang kontrakannya. Ia berjalan agak cepat karena pramono sudah menunggunya didepan gang. Tadi sebelum pulang kerja ia diingatkan lagi oleh pramono. Sebenarnya olive risi dengan orang ini. Karena ia tau jika pramono menyukainya. Menurut banyak karyawan perempuannya sih enak ya disukai oleh managernya, namun beda dengan olive. Ia tak suka karena pramono sangat genit dan juga ia melihat seringkali perempuan sexy yang datang menghampirinya. Tak jarang juga pramono yang mengajak perempuan kerestaurantnya.

“Maaf menunggu lama.” Ucap olive ketika ia sudah memasuki mobil pramono.

“It’s oke.” Jawab pramono sambil tersenyum genit.

Olive tak banyak omong. Ia lebih memilih diamdan menatap keluar jendela yang ada disebelahnya. Hingga mereka sampai disebuah restaurant jepang yang ada disebuah kota tersebut.

Pramono pun turun dan mengitari mobil tersebut untuk membukakan pintu untuk olive. Olive pun turun dan berjalan mengikuti kemana pramono melangkah.

“Kamu pesan aja apa maumu.” Ucap pramono kepada olive ketika ia sudah duduk dibangku dan juga pelayan datang.

Olive segera memesan makanan untuk dirinya dan juga pramono. Sambil menunggu makanan datang pramono dari tadi menatap kearah olive hingga membuat olive yanng ditatap pun salah tingkah.

“Kenapa sih bapak dari tadi nelihatin terus.” Ucap olive sebal.

“Jangan panggil bapak kalu diluar jam kerja. Panggil pram aja.” Ucap pramono masih dengan menatap olive.

“Ih dasar.” Ucap olive kembali mengacuhkan pramono lagi.

Olive lebih memilih memainkan ponselnya hingga makanan tersebut datang.

“Silahkan mbak, mas.” Ucap pelayan tersebut.

Olive pun segera maka makanan yang sudah ia pesan tadi. Ia segera menghabiskan makanan tersebut. Setelah makanan tersebut habis pramono membayar makanannya dan langsung kembali menuju mobilnya. pramono melajukan mobilnya menuju rumah olive kembali. Ia hanya mau makan malam bersama olive itu aja gak ada niatan lain-lain. Setelah sampai didepan gang rumah olive segera keluar dari mobil pramono.

“Thank’s udah mau nemenin makan malam.” Ucap pramono sebelum olive keluar dari mobilnya.

“Oke.” Jawab olive cuek. Olive pun segera berjalan menuju kontrakannya dan istirahat karena besok dirinya kembali bekerja.

***

“Halo pa ada apa?.” Tanya arka kepada papanya yang sedang telfon.

“......”

“Oh iya pa, arka habis ini kesana. Arka ada satu jam matkul lagi, nanti setelah selesai arka langsung kesana.”

“.....”

“Oke baik pa.” Jawab arka sebelum sambungan telefonnya terputus.

Setelah itu arka kembali memasukka ponselnya kedalam saku celananya.

“Bokap lu ka?.” Tanya ehsan yang ada disebelahnya.

“He’em.” Jawab arka cuek.

“Ka lu gak ada niatan buat deketin cewek gitu?.” Tanya daffa sambil memainkan ponselnya.

“Enggak gue mau kumpulin duit dulu baru nanti kalau duit gue udah banyak gue kawin lima.” Ucap arka dengan senyum samar.

“Wih edan lu tong.” Jawab daffa sambil menatap kearah arka.

“Perlu ditiru upil gosong nih.” Jawab ehsan kemudian.

“Udah gue mau kekantin, kalian ikut gak.” Ucap arka sambil berdiri dari duduknya.

“Ikut lah. Gue juga lapar.” Jawab daffa sambil berdiri dari duduknya.

Ahirnya mereka bertiga pun berjalan beriringan kekantin. Banyak pasang mata perempuan yang menatap mereka dengan kagum. udah ganteng, tinggi, hidungnya pada mancung, uluhhh ibaratkan malaikan turun dari atas langit mereka bertiga tuh.

“Hai ar.” Sapa segerombolan perempuan yang berjalan berselisihan. Arka tak menjawabnya ia lebih memilih melanjutkan jalannya.

Setelah sampai kantin ia memesan bakso dan juga esjeruk sebelum ia duduk dengan adik tingkatnya yang ada dikursi paling pojok.

“Kita gabung ya.” Ucap arka kepada segerombolan laki-laki yang dibawah tingkatnya.

“Iya gabung aja. Tapi maaf kita ngerokok.” Ucap salah satu orang yang ada disana.

“Sans ae bro.” Jawab daffa sambil menepuk bahu orang tersebut.

Mereka pun ahirnya makan dengan tenang. Setelah makanannya habis daffa mengambil sebatang rokok yang ada disaku celananya. Dan setelah itu memberikannya kepada ehsan. Ia tak memberi kepada arka karena ia tau arka tidak merokok, namun sesekali jika ia sedang setres arka pun merokok.

“Btw kalian ambil jurusan apa?, kok gue baru tau kalian.” Tanya daffa kepada laki-laki yang ada disebelahnya.

“Kita manajemen, baru semester 3.”

“Oh makanya kita gak pernag ketemu.”

“Emang kalian semester berapa?.”

“Gue semester 5, si itu (sambil mwngarahkan dagunya kearah ehsan) sama semester 5, nah yang itu udah semester 6.”

“Oh, emang nama kakak siapa?.”

“Kenalin gue daffa, itu ehsan dan yang itu si songong namanya arka.”

Ahirnya mereka pun berkenalan dan menjadi akrab satu sama lain. Tak hanya itu mereka pun ternyata sama mempunyai aura tersendiri dimata para wanita.

“Kita kembali dulu ya. Masih ada satu jam matakuliah.”

“Iya silahkan, kita juga sebentar lagi masuk.”

Ahirnya mereka bertiga pun segera masuk kedalam ruangan yang akan dibuat belajar. Setelah selesai mata kuliahnya arka pamit pulang duluan.

“Gue cabut dulu ya, udah ditungguin bokap.” Kata arka saat mereka sudah ada diparkiran.

“He’em.” Jawab ehsan sambil menganggukkan kepalanya.

Arka pun segera melajukan motor ninjanya menuju sekolahan keluarganya karena papanya sudah menunggunya disana. Setelah sampai disekolah arka memarkirkan motornya didekat lapangan basket. Arka berjalan sambil membawa helmnya. Banyak siswi yang melihatnya dengan tatapan ingin memangsanya. Hingga arka melewati sebuah kelas kelas yang menghubungkan keruangan papanya.

“Astagfirullah cakep amat ciptaan tuhan.” Ucap perempuan yang baru saja papasan dengan arka.

“Gue juga mau menjadi yang nomer dua bila dia udah punya pacar.”

“Ganteng banget.”

Entah begitulah celometan semua siswi yang melihat arka berjalan melewatinya. Dan arka tak menjawabnya ia lebih memilih pura-pura budek dari pada mendengarkan mulut-mulut yang tak bermutu tersebut.

Tok tok tok

Arka mengetuk pintu yang ada didepannya sebelum ia masuk kedalam ruangan tersebut.

“Assalamualaikum pa.” Ucap arka saat ia sudah memasuki ruangan tersebut.

“waalaikum salam nak.” Ucap natta yang baru saja menyelesaikan tugasnya.

“Ada apa papa panggil aku kemari?.” Tanya arka to the point.

“Papa mau minta tolong kamu, tolong kamu cek semua keuangan yang ada di sekolah ini. Karena perasaan papa ada yang ganjal.” Ucap natta dengan tegas.

“Iya pa, tapi kakak gak bisa cepat-cepat ya pa. Arka juga mau menyicil skripsi biar segera selesai. Tapi kakak usahakan juga cepat menyelesaikan tugas dari papa.” Ucap arka sambil tersenyum kearah natta

“Iya nak. Terima kasih ya udah menjadi kebanggan papa dan mama.” Ucap nata sambil tersenyum kearah arka.

“Ya wajib dong kan aku sekolah yang biayai papa sama mama. Tanpa usaha dan do’a kalian arka juga bukan apa-apa.”

“Yaudah sekarang entah kapan kamu ke bagian tata usaha aja. Kamu ketemu dengan bu ika ya. Karena keuangan yang pegang beliau.”

“Oke pa siap. Kalau gitu sekarang aja ya pa, biar cepat selesai.”

“Terserah kamu kak.” Ucap natta sambil melihat putranya yang berjalan kemuar dari ruangannya. “Alhamdulillah banget punya jagoan seperti kamu nak, kamu laki-laki yang selalu jadi kebanggan papa dan mama. Papa janji akan selalu membahagiakan kamu, cia dan juga mama diatas kebahagiaan papa, papa janji itu.” Ucap natta dalam hatinya sambil memejamkan matanya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status