SETAHUN KEMUDIAN...
TITI POV
Akhirnya setelah setahun, hati Chocho luluh juga. Dia mau menemui Mommy, di rumah sakit. Yah, penyakit Mommy semakin kronis, dia sedang kritis dan ingin bertemu Chocho di penghujung hidupnya. Meski bersedia datang, Chocho masih terlihat enggan.
“Haruskah kita kemari?” tanya sembari menggigit kuku tangannya.
Aku menghela napas panjang. Ini ketiga kalinya dia bertanya hal yang sama padaku. “Hanya sekali, temui dia sebentar Chocho. Please..”
Aku memohon padanya bukan hanya sekedar demi Mommy mertua, tapi demi Chocho. Supaya di kemudian hari tak ada peny
TITI POVPemakaman bibi baru saja kulaksanakan seminggu lalu, dan aku lega karenanya. Nah, jangan mengira aku itu ratu tega! Andai kalian tahu betapa kejam perlakuan bibi padaku, mungkin kalian bisa memaklumiku.Dia suka menyiksaku dan menyuruhku bekerja keras seakan aku adalah pembokatnya. Aku tinggal bersama Bibi semenjak Papa dan Mamaku meninggal terkena wabah campak di desa kami, ketika itu aku berusia delapan tahun.Bibi terpaksa memboyongku ke kota karena dia satu-satunya keluargaku. Yeah, aku disekolahkan, sekalian dijadikan pembantunya. Hidupku dari tahun ke tahun hanya berkisar antara sekolah sebagai siswa dan di rumah sebagai pembantu. Itulah drama sedih kehidupanku.Hingga dua tahun belakangan ini bibiku mulai sakit-sakitan, otomatis aku mendapat tugas tambahan sebagai suster perawatnya. But now.. I'm done! Bye-bye pada kehidupanku sebagai pembantu dan
FRANS POV Namaku Frans. Aku sudah lama bekerja di keluarga Edisson. Tigapuluh tahun bukan waktu yang singkat kan? Mereka adalah keluarga konglomerat terpandang secara turun temurun. Dan selain karena kekayaan, kecerdasan, dan kekuasaannya, mereka juga terkenal akan keindahan parasnya. Yang pria tampan, lalu mereka menikah dengan wanita cantik dan selalu membuahkan keturunan anak laki. Kurasa keluarga mereka dominan gen lelaki.Mereka sempurna sekali kan? Namun Tuhan mungkin punya maksud khusus. Kesempurnaan mereka tak lagi utuh sejak kelahiran anak bungsu keluarga Edisson. Xander menginjak usia sepuluh tahun saat memiliki adik bayi. Bayi lelaki yang sangat tampan dan cemerlang. Bahkan lebih tampan si kecil dibanding kakaknya atau ayahnya. Awalnya mereka menerima kehadiran s
Chapter ini dari sudut pandang si Chocho. Jadi mudah-mudahan bisa dipahami. Aku bikin sejelas mungkin walau Chocho itu tuna grahita. Enjoy it. CHOCHO POV Suka, suka. Lagu ini.. suka. Chocho suka! Lucu! Ta gendong... kemana-mana.. Mbah kriwul lucu. Ya, mbah di video itu. Suka ketawa... lucu. Choco suka! Kayak Kak Titi... lucu. Kak Titi suka ketawa. Kak Titi cantik. Ya. Cantik kalau ketawa. Paman gak cantik, cemberut, jarang ketawa, gak lucu. Tapi baik. Paman.. sayang. Sayang Chocho. Chocho iya. Tapi Paman bosenin."Ta gendong! Ta gendong!" Chocho tiruin lagu.Terus Paman masuk. Paman bosenin. Lihat video... cemberut.&n
TITI POV Finally si Om udah balik kampung. Lega, euy. Gak ada lagi si tukang ngomel yang suka mengkritikku.Titi kamu mesti gini. Titi kamu mesti gitu. Titi gak boleh gini. Tini jangan begitu!! Duh puyeng dah menghadapi kecerewetan si Om! And now, i am free! Bye-bye seragam suster norak super menyebalkan itu! Sekarang aku bisa memakai bajuku sendiri, kebanyakan hotpen sih. Aku senang memakai hotpen. Sesuai dengan jiwaku yang suka bebas, meski kenyataannya hidupku banyak dikekang orang. Dulu dikekang Bibiku, kini dipenjara di rumah mewah ini. Tapi bersama Chocho membuatku hepi. Bocah ganteng itu sangat manis, lucu, manja, dan penyayang. Dalam waktu singkat ia berhasil membuatku sayang banget padanya, juga iba akan nasibnya.Terkad
XANDER POV Brakkkkk!!Tabrakan itu tak terhindarkan lagi. Sebuah motor menabrakku saat aku sedang menyebrang menuju mobilku. Tubuhku terpental beberapa meter. Untung aku masih sempat merubah posisi tubuhku hingga saat aku terjatuh ke aspal kepalaku tak terhantuk kerasnya jalanan. Tapi kaki kananku terasa sangat sakit, ngilu dan susah digerakkan. Darah pun mulai membasahi betis dan pahaku. Sial, akan kupastikan penabrakku mendekam di penjara selamanya!==== >(*~*)< ====Mom ikut mengantarku ke villa. Dia terlihat khawatir sekali dan kesal karena tak bisa mengubah keputusanku. "Xander Edisson, seharusnya kau mengikuti saran Dad. Berobat di luar negri dan terapi disana!  
TITI POV Aku baru saja melewati kamar Mas Aro saat melihat Adam keluar dari sana dengan mata sembab. Idih, pasti si Atam abis menangis. Mas Aro sih mulutnya pedes kayak boncabe level 20. Tengah aku mencibir sambil geleng-geleng kepala, Mas Aro melihatku galak. "Titikoma, sini kau!" perintahnya ketus. "Iya Mas, aku kesana?" tanyaku sambil menunjuk kamarnya. "Iya, buruan!" jawab Mas Aro kesal.Kayaknya Mas Aro lagi badmood deh, pasti dia berniat memarahiku. Huh! "Tutup pintunya!" perintahnya.Aku menutup pintu kamar Mas Aro, lantas mendekatinya.&n
TITI POV Aku sedang menggandeng Chocho saat berpapasan dengan perawat bisu Mas Aro yang keluar dari kamar tuannya sambil menyusut airmatanya. Siapa ya nama perawat ini? Adam? Alam? Ih, aku emang susah mengingat nama orang.Paling si Adam abis dimarahin Mas Aro. Ih, si jutek itu! Bisa gak betah tuh si Alam kena judesnya dia, emang bibir seksinya perlu di sambel! Eh, ntar makin pedes dong. Lagian, ngapain coba aku membatin bibir seksi Mas Aro?! "Kak Titi! Sekolah!" ucap Chocho membuatku tersadar.Chocho menarik tanganku, kami berjalan menjauhi kamar kakaknya. Aku tersenyum padanya. "Yuk, kita main sekolahan dulu.."Memang aku suka men
TITI POV Aku tak sanggup mengatakannya.Ucapan itu selalu kutunda dan kutunda terus. Melihat wajah polos Chocho yang selalu memandangku berbinar-binar dengan senyum manisnya, membuatku tak tega menyampaikannya.Hei Chocho, pagi yang cerah. Bentar lagi Kak Titi pergi loh. Masa aku mesti bilang begitu? Atau.. Dedek, walau Kak Titi udah pergi harus tetap minum susu sehari tiga kali ya. Ah, sepertinya kata-kata perpisahanku gesrek semua! Lah, disaat aku tengah bingung bin galau, Chocho tiba-tiba memperagakan kiss bye di depanku. Gayanya cool dan seksi abis, apalagi tatapan matanya itu.. membuat hatiku meriang. Rasanya jantungku bisa kolaps nih. Aku tahu pasti dia menirukan gaya oppa-oppa korea di klip video yang sering kutonton. Tapi tetap aku baperrrrrr dibuatnya.&n