Share

MY ENEMY

"Calon suami siapa?" Tanya Raline yang menurunkan intonasi suaranya..

"Tristan adalah calon suamimu sekarang, Sweety"ucap ayah

Raline bingung dengan apa yang ayahnya ucapkan sekarang. "Maksud ayah?" Tanya nya sedikit menahan emosi. "Bukan kah kamu menyukai Tristan?" Tanya Ayah. 

Raline tambah tidak mengerti dengan apa yang ayahnya ucapkan. "Aku menyukainya? itu sudah 7 tahun lalu?" gumam Raline dalam hati.

"Ayah salah paham" ucap Raline menolak 

"Tristan bicara!!!" Raline menaikan intonasinya menyuruh Tristan untuk menjelaskan apa yang terjadi. Tristan tampak tidak menolak apa yang dikatakan oleh Pimpinanya sehingga ia tidak membantah sama sekali.

"Tristan menyukai mu Sweety dan kamu juga menyukainya" Tegas ayah.

Perbincangan di meja makan tampak sedikit ngawur pikir Raline,walaupun ia pernah menyukai Tristan dulu tetapi dia sudah tidak menginginkan Tristan lagi ditambah dengan Sikap Tristan yang membuat Raline menaruh curiga. 

Perdebatan di meja makan terpaksa Raline sudahi,mengingat Riwayat sakit jantung sang ayah.

Raline yang awalnya hanya ingin makan malam dengan tenang membuatnya meluapkan emosi dengan kesimpulan sang ayah yang tidak masuk akal. "Tristan menyukai aku?sejak kapan.. ahh dia pasti menyukai harta ku" gumam Raline dalam hati.

"Ini juga dimakan Sweety" ucap ayah yang memberikan sepotong ayam goreng pada Raline. "Raline tidak lapar yah.

Raline ke kamar dulu mau ambil barang yang tertinggal kemarin" ucapnya yang segera menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Raline terus saja menggerutu di dalam kamarnya, tidak lama ada yang mengetuk.

"Kenapa kesini ?" ucap Raline ketus. Tristan sudah ada di depan pintu kamarnya. Raline terlihat mengatur emosinya yang sedari tadi tertahan ditambah dengan Tristan yang tiba-tiba datang ke kamarnya.

"Boleh masuk" tanya Tristan.

"Buat apa?' tanya Raline ketus.

Tristan masuk tanpa permisi,"Masuk sembarangan tidak punya sopan santun. Ingat ya saya atasan anda"ucap Raline dengan meninggikan suaranya.

"Itu kalau di kantor, kalau disini saya calon suami anda" ucap Tristan tegas.

"SINTING" celetuk Raline.

Sembari tertawa Tristan terus memperhatikan Raut wajah Raline yang cemberut. "Nanti cantiknya hilang kalau cemberut terus" ucap Tristan dengan sedikit bercanda.

"Tristan,tolong jangan masukkan kisah percintaan anda kedalam kehidupan saya, saya ingin hidup tenang. kalau anda ingin merebut kanaya dari ayah ngomong sama ayah bukan pada saya" Raline berbicara anggun dan terdengar sinis.

Raut Tristan menatap Dingin Raline..

"Saya ingin balas dendam melaui anda" Jawabnya yang terdengar dingin.

Tiba-tiba tristan tertawa lepas. "Ada apa? kenapa tiba-tiba tertawa" tanya Raline cemas.

"Aku cuma bercanda" jawab Tristan sambil tersenyum.

"Klise sekali,kamu mau berapa?" tanya Raline.

"Maksudnya?" tanya Tristan."pasti ini tentang harta kan?" tanya Raline.

Helaan nafas Tristan  terdengar berat, "Ehmm, terserah apa yang kamu pikirkan" ucapnya, sambil menarik tangan Raline.

"Mau apa?" celetuk Raline dan melepaskan genggaman Tristan di tangannya.

"Pulang" jawab Tristan.

"Aku punya Rumah sendiri dan mobil sendiri" ucapnya ketus seraya meninggalkan Tristan di kamarnya.

Raline menuruni anak tangga dan menuju ke lantai bawah, dia sudah tidak ingin berlama-lama di antara orang-orang yang membuatnya marah.

"Raline pulang dulu yah" ucap Raline melengos langsung menuju ke depan pintu.

Raline tidak menemukan keberadaan Pak Anton dan Anita yang dia suruh menunggunya di depan.

"Halo pak dimana?" tanya Raline di telpon.

"Bapak bilang saya dan nita pulang saja non" jawab Pak Anton.

Helaan nafas berat terdengar dari Raline. tidak lama kemudian sedan hitam berhenti di pintu masuk. Tristan turun dan mengajak Raline pulang bersama.

"Tidak perlu, aku panggil taksi online saja" celetuknya.

Tristan memaksa Raline untuk masuk ke dalam mobilnya. Lagi helaan nafas Raline terdengar, dia tidak ingin beradu urat lagi dengan lelaki yang ada disampingnya ini.

Mobil pun melaju meninggalkan Rumah besar nan megah ini..

Raline yang cukup lelah tertidur di dalam mobil yang sedang dikendarai oleh Tristan.

*

Tampak wajahnya Yang terlihat lelah sedang memejamkan mata karena kerumitan yang terjadi hari ini. Tristan hanya menatap Wajah gadis yang dulu  adalah gadis tercantik di sekolahnya ini, sesaat setelah sampai di basement apartemen mereka. Raline tampak pulas, Tristan tidak ingin mengganggu tidur Raline karena wanita ini cukup emosional tadi.

Mata nya yang terpejam perlahan terbuka dan melihat Tristan juga memejamkan mata di kursi kemudi. sesaat Raline mengingat masa lalu mereka berdua, tetapi karena dia marah hari ini, dia segera turun dari mobil dan meninggalkan Tristan sendiri.

*

Sesaat  setelah masuk ke dalam Apartemen..

"Sudah di Apartemen?" tanya nomor tidak dikenal.

"Tristan Handoko" pesan kembali masuk. Raline yang melihat pesan itu langsung melemparkan handphonenya ke atas kasur.

Raline memilih beberapa novel yang akan ia baca di ruang kerjanya,setelah ia mandi dan mengganti pakaiannya. pesan yang masuk dari Tristan tidak ia gubris sama sekali,Rasa suka Raline tertutupi dengan kebencian sekarang.

*

*

Suara bell berbunyi..

Raline segera membuka pintu,yang biasanya di jam seperti ini Pak anton sudah datang dan menemaninya sarapan. Dengan masih mengenakan celemek, Raline membuka pintu yang ternyata sudah ada Tristan di depannya. 

"Kenapa kesini?" Tanya Raline ketus

"Jemput dan sarapan" jawab Tristan sembari tersenyum. dan lagi-lagi Tristan masuk tanpa permisi.

Ponsel diatas  meja ruang tamu ia ambil."Halo pak,kenapa belum datang?" Raline menelpon pak anton.

Raline menghela nafas sekali lagi saat mengetahui bahwa ayahnya memberikan perintah agar Tristan yang menjemput dan mengantar pulang Raline mulai sekarang.

Raline Yang tadi nya sedang masak, langsung melepaskan celemeknya dan masuk ke kamar. tidak lama,dia keluar dengan pakaian yang sudah rapi. Diambilnya kunci mobil di atas Nakas Ruang tamu, untuk mengemudikan mobilnya sudah yang terparkir di basement.

Raline sudah lama tidak mengendarai mobil, karena tiga tahun lalu ia mengalami kecelakaan dan kakinya cedera sehingga harus memakai kursi roda selama 6 bulan lamanya. 

Tanpa menghiraukan Tristan, ia segera keluar dengan terburu-buru dan menuju basement.

Mobil putih nya yang dulu terparkir di garasi rumah, sudah dipindahkan ke basement apartemen atas perintahnya.

Helaan nafas Raline terdengar sebelum ia  melajukan kendaraan pribadinya ini. Raline yang sempat trauma untuk mengendarai mobil, dengan terpaksa kembali menyetir mobil putihnya ini. Tristan yang melarang Raline mengendarai mobil tidak digubrisnya sama sekali.

Dengan perlahan,Raline melajukan mobilnya di jalan raya. Walaupun Rasa trauma dalam hati nya masih ada, tetapi rasa gengsi nya lebih tinggi jika harus berangkat ke Kantor bersama dengan Tristan.

*

Raline dengan Serius memperhatikan lalu lintas yang cukup padat pagi ini, Sedangkan Tristan teruss mengikutinya dari belakang.

Saat ia tengah fokus dengan setirnya, suara Ponsel nya berbunyi dari "MY ENEMY"....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Elin land
pertama bacanya rasanya seru, makin kesini iiih mulai aneh.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status