Share

34. Pagi Yang Membingungkan

Xena membuka matanya perlahan. Fajar kembali menyapa sesaat setelah senja lelah dengan tugasnya. Malam gelap pergi, rembulan tidur, dan mentari tersenyum untuk menggantikannya. Gadis bertubuh standar itu menggeliat ringan. Mendesah kasar kala tubuhnya bebas berguling di atas ranjang pribadinya. Ia melirik jam kecil di atas meja kayu di sisi ranjang empuk milik tempatnya meleburkan segala lelah kalau larut malam datang. Sudah siang. Tentu, kalau libur di hari Sabtu dan Minggu gadis bernama lengkap Xena Ayudi Bridella itu selalu sengaja untuk bangun lebih siang. Mengapa? Akan dijelaskan oleh Xena setelah ini.

Perlahan tubuh lemah itu bangkit dari tidurnya. Jari jemarinya dengan kuku runcing bercat merah gelap itu mengucek-ngucek kasar kedua matanya yang m

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status