Share

Bab 18

Ini benar Mas Deni kah? Kenapa dia bisa di sini?Aku harus bagaimana? Ya Allah, tolong hamba

"Dek, Mas boleh masuk?" pintanya dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Di teras saja,Mas."

"Ya sudah, tapi mas haus dek, boleh minta minum?"

"Tunggu sebentar,mas, aku ambilkan." Kutinggalkan dia di teras. Tak butuh lama, teh hangat kesukaannya telah siap.

"Dek, Mas rindu."

Pyaarr...

Satu cangkir teh hangat terlepas dari genggaman. Berserakan menjadi serpihan kecil.Kuputar badan.

Ya Allah ... Ya Robb....

Mas Deni tepat di hadapanku, ingin berlari tapi justru Mas Deni memelukku dengan erat. Aku mencium bau alkohol dari mulutnya.Apakah dia mabuk?

"Dek, Mas cinta, cinta banget sama kamu. Jangan pernah tinggalin Mas,ya?" bisiknya di telingaku,dengan satu tangan mengunci tubuhku dan tangan kirinya melepas hijabku. Dibuangnya hijabku ke sembarang tempat. Kini aku tau apa yang dia mau sekarang.

Aku harus bagaimana Ya Allah?

"Mau kamu apa Mas? Tidak cukup kamu Menyakitiku!" ucapku lantang

"Sssttt
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status