Share

Bab 92

"Tan," panggilku sedikit keras.

"I-iya Mas," jawabnya gugup. Aku yakin dia gugup mau menjawab apa.

"Bagaimana jawaban kamu?" Intan menyatukan dua alis. Pandangan tajam ke arahku. Apa aku salah bicara?

"Maaf Mas, Intan belum bisa."

Hancur sudah harapanku. Harusnya aku tidak bilang saja. Sekarang hanya malu yang ku rasa.

"Maaf ya Mas, Intan belum bisa mencicil biaya rumah sakit ibu. Intan belum punya uang." Aku bengong mendengar jawabannya.

"Bukan yang itu, Tan. Yang tadi," ucapku berusaha mengingatkan Intan.

"Dari tadi Mas Romi bilang tentang uang berobat kan?"

Ya Allah, Ya Robb...

Susah payah menenangkan hati agar bisa bicara pada Intan. Namun dia justru tak mendengar. Percuma menahan detak jantung. Anak ini memang keterlaluan. Harusnya aku diam saja tadi.

"Lupakan saja, Tan. Untuk uang pengobatan tak usah dikembalikan. Aku ikhlas kok."

"Tapi, Mas!"

"Kamu kan sudah jagain mama aku selama tiga hari. Anggap saja kita impas"

"Tidak bisa gitu dong, Mas. Saya ikhlas kok."

"Sudah ah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status