Share

7. Sebuah Rahasia

Author: NadraMahya
last update Last Updated: 2023-10-07 16:47:24

Pandangan mata Wilya yang terlihat tenang itu, seperti menusuk Noah. Untung saja pandangan mata Wilya beralih saat ada dering telpon rumah. Wilya berjalan mendekati tempat telpon rumah yang juga terhubung ke telpon yang ada didalam kamar mereka. "Halo," jawab Wilya sementara Noah mengambil napas dalam-dalam.  Ternyata telpon itu berasal dari Mamanya, saat ini Wilya sedang tersenyum lebar dan berbicara panjang lebar dengan Mamanya. Salah satu alasan Noah menikahi Wilya dan tidak mencari Gilsha adalah wanita yang sudah melahirkannya itu. Seruni tidak menyukai pekerjaan Gilsha, dan Noah juga saat itu tengah dibakar api cemburu melihat banyaknya Pria yang dekat dengan Gislah juga sering dia mendengar berita kalau Gilsha memiliki seorang kekasih.

Selama Wilya dan Mamanya berbicara panjang lebar, Noah memilih untuk pergi ke ruang kerjanya yang berada di lantai bawah rumah. Hari yang sudah malam membuat keadaan rumah itu terasa sepi. Baru Noah duduk di kursi kerja, bunyi dari benda hitam dalam saku celananya membuat Noah melihat pesan singkat yang masuk ke gawainya itu.

[Noah sedang apa? boleh aku tahu kenapa kau pergi? maaf jika kau terganggu dengan kehadiranku, aku akan menghindarimu sebisa ku.]

Noah berdecak membacanya, aneh sekali. Seharusnya dia merasa lega, tapi kenapa sekarang dia merasa kesal. Benarkah dia masih begitu mencintai Gilsha?  Sementara saat ini Wilya yang sudah selesai bertukar kabar dengan ibu mertuanya itu, tanpa sengaja melihat dompet Noah terletak begitu saja diatas tempat tidur. Wilya mengambilnya, dan dia bermaksud ingin mencari keberadaan Noah. Dompet berwarna coklat itu iseng dibuka Wilya, sehingga dia tersenyum kala melihat foto Noah, dia bermaksud ingin mengambil foto itu dan mengganti dengan foto pernikahan mereka. Bergegas Wilya mengambil foto Noah tadi dari dalam slip dompet, sebuah foto lagi ternyata ada dibelakang foto Noah tadi. Wilya tidak percaya melihatnya, itu adalah foto seorang wanita yang Wilya tahu siapa. Seorang wanita yang di perkenalkan sebagai teman Noah, foto berukuran kecil itu tidak hanya satu namun di belakangnya ada beberapa lembar lagi. Satu yang membuat Wilya terbakar api cemburu, meski itu hanya masa lalu.

Noah_ pria yang berstatus suaminya saat ini, dalam foto tersebut mencium mesra hidung Gilsha. Kenapa Noah masih menyimpan foto-foto ini? jika memang mereka dulunya adalah sepasang kekasih, bukan berarti setelah menikah Noah pantas menyimpan semua yang Wilya genggam erat saat ini.

Wilya geram, hatinya sakit. Noah menyimpan rahasia hatinya selama ini? Apakah masih banyak lagi rahasia yang tidak ingin suaminya itu katakan padanya. Dia meletakkan kembali semua foto-foto tersebut, rapi seperti semula dia menemukannya. Niat untuk memasang foto pernikahannya sudah dia batalkan, ingin mencari Noah juga rasanya sangat malas.

Dia butuh berbaring sambil meredakan perih hatinya. Pikiran Wilya menerawang jauh, semua kebahagiaan yang dia dan Noah lalui selama ini, memang begitu di idamkan oleh semua pasangan yang sudah menikah. Bahkan meski banyak orang yang bertanya, mengapa Wilya belum hamil juga? Noah selalu bisa diandalkan untuk menjadi tameng dirinya. Hanya saja, Wilya tidak merasa di cintai oleh Noah, dia merasa ada yang asing saat Noah menatapnya atau ketika mereka bersama. Air mata Wilya jatuh tanpa ia sadari, dan ia dihantarkan tidur oleh lelah yang hatinya rasakan saat ini.

***

Pagi yang masih sama untuk Noah, Wilya telat bangun dan wanita itu menyiapkan semua keperluannya dengan terburu-buru. Noah sebenarnya tidak menyukai hal ini dari Wilya, tapi mau bagaimana lagi. Dia mengetahui hal ini setelah menikah, bagi dia yang selalu hidup teratur Wilya membuat rencananya berantakan. Seperti ingin minum teh atau kopi di pagi hari dengan nyaman, hal itu jarang sekali dia dapatkan. Ditambah lagi pagi ini Wilya tidak menjawab ketika dia bertanya dimana letak tas kerjanya, wanita itu hanya diam sambil memberikan apa yang ia cari.

"Aku pergi," kata Noah menghentikan langkah kaki Wilya yang ingin mendekat sambil membawakan teh jahe buatannya. Noah terus pergi tanpa perduli kalau Wilya terlihat berbeda pagi ini, ada sedih yang wanita itu simpan sejak semalam. Ketika deru mesin mobil Noah sudah semakin menjauh, Wilya menghembuskan napas lelah. Suara mbok Tuti yang memanggilnya memaksa Wilya untuk tersenyum. "Mbok saya tidak enak badan, ingin berbaring di kamar. Boleh bantu saya membereskan semua sarapan ini? dan tolong untuk makan malam nanti, mbok beli saja ya." Melihat wajah Wilya yang tidak bersemangat asisten rumah tangganya itu memaklumi. Dia melihat roti selai, beserta buah yang sudah ada dimeja makan dan tidak tersentuh sama sekali oleh tuan dan nyonya dirumah itu.

Sementara di sebuah ruang kerja, Noah tersenyum melihat laporan produksi yang terus meningkat. Dia mendengar langkah kaki beberapa orang diluar ruangannya, jendela kaca itu memperlihatkan Gilsha bersama managernya beriringan, mungkin menuju ke ruangan anak buahnya. Noah melihat Gilsha yang menatap ke arah ruang kerjanya tersebut, kemudian wanita itu memalingkan lagi wajahnya.Gilsha tidak tahu kalau dia melihat semua itu, karena kaca ruangan tersebut tidak bisa memperlihatkan bagian didalam ruangan Noah.

 Noah kembali mencoba untuk fokus pada pekerjaannya lagi, hingga suara Tito menghentikannya. "Masuk," kata Noah mempersilakan Tito masuk diiringi Aldi sekretarisnya.

"Ada apa?" tanya Noah menatap Tito, karyawannya yang mengurus pemotretan serta konsep iklan di perusahaan.

"Pak Noah, maaf kita harus mencari model lain menggantikan Nona Gilsha." Mendengar itu Noah langsung melebarkan matanya.

"Ada apa ini? Bukankah dia sudah sehat?"

"Saya tidak tahu alasannya Pak, tapi dia dan managernya barusan saja datang ingin membatalkan kontrak kerjasama. Dia juga meminta surat denda atas pembatalan kontrak," jawab Tito lagi dengan raut wajah cemas.

"Aldi apa Gilsha sudah sedari tadi pergi?"

"Dia dan managernya baru saja pergi Pak, tidak lama sebelum kami ke ruangan Anda." Mendengar jawaban Aldi, Noah langsung bergerak cepat untuk mengejar Gilsha. Tidak, dia tidak ingin pesan yang Gilsha kirimkan semalam benar terjadi. Dia tidak ingin wanita itu menjauh darinya lagi, astaga dia benar-benar bimbang. Bagaimana bisa perasaan serta logikanya berubah-ubah seperti ini.

"Gilsha," panggil Noah tepat saat wanita itu keluar dari pintu utama perusahaan yang Noah pimpin. Pria itu tidak lagi perduli dengan pandangan karyawan yang ada disana, entah nanti mereka semua akan berbicara apa tentang dia dan Gilsha.

"Noah, ada apa?" tanya Gilsha terlihat sangat santai, senyumnya juga masih sama.

"Bisa kita berbicara sebentar?" Gilsha yang mendengar hal itu melirik kearah Lina, sebagai Manager Lina juga tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Gilsha sampai ingin membatalkan kerja sama. Bahkan dia rela membayar denda. Noah yang tidak kunjung mendapatkan jawaban dari Gilsha akhirnya menarik tangan Gilsha untuk ikut dengannya menuju tempat parkir.

Bersambung....

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Maaf, Merebut Suamimu   25. Bimbang

    Hamil, sebuah hal baru yang Gilsha jalani. Noah dan kedua orang tuanya memang sangat bahagia, sementara Wilya merasa semakin tersisih. Kehamilan Gilsha tentu membuat Noah jaranng menemuinya, tidak ada lagi perhatian Noah seperti dulu. Wilya lebih sering menghabiskan malam seorang diri, atau terkadang bersama Riska sahabatnya."Gilsha, jangan berolahraga dulu sayang." Noah menghentikan istrinya itu yang sudah terlihat memakai pakaian olahraga setelah keluar dari dalam kamar mandi. Gilsha menghembuskan napasnya lelah, dia mengusap perutnya yang memang belum terlihat membuncit.Noah mendekat kepada Gilsha, mencium bibir istrinya itu lalu mencium perut Gilsha. Usia kandungan Gilsha sudah masuk dua belas minggu, mual dan pusing masih dia rasakan meski tidak berlebihan lagi seperti sebelumnya. Jadwalnya di dunia keartisan dan model juga sudah tidak ada lagi, semua sudah selesai di dua bulan kemarin. Sesuai janjinya kepada Indah, dia akan menjadi istri Noah seutuhnya. Melayani Noah sebagai

  • Maaf, Merebut Suamimu   24. Hamil

    Dua bulan berlalu...Cahaya matahari pagi masuk menyinari seluruh bagian rumah Gilsha. Lina datang kali ini bersama dengan seorang pegawai bank. Satu bulan yang lalu Gilsha memang sudah tidak lagi menerima tawaran di dunia hiburan, tapi bukan berarti Gilsha berhenti untuk mencari pundi-pundi dari jerih payahnya. Dia suadh berbicara dengan Lina ingin membuka usaha, sehingga pendapatannya yang sisanya tak begitu banyak itu bisa dia gunakan untuk memulai bisnis baru. Gilsha memilih untuk menekuni investasi di bidang wisata, dia juga berniat untuk membeli tanah di Bali untuk dia buka tempat makan atau yang lainnya.Hal ini sudah Gilsha bicarakan dengan Noah, pria itu setuju dan akan membantu jika Gilsha membutuhkan bantuan dana darinya. Namun, terbiasa mandiri Gilsha tidak ingin memakai uang yang Noah. Dia hanya akan memakai jatah bulanan yang Noah berikan kepadanya, itu saja sudah cukup untuk Gilsha.Ketika Lina datang, Gilsha masih sibuk di ruang olahraga. Melambaikan tangan kepada Lina

  • Maaf, Merebut Suamimu   23. Malam Kemenangan

    Wilya berang, sepanjang pesta Noah tidak memperdulikannya. Dia bagaikan boneka pajangan saja disana. Begitu juga saat makan disatu meja, Noah mengikuti istri mudanya tersebut dan membiarkan Wilya makan dimeja yang lain bersama Aldi dan istrinya. Sungguh Gilsha membalas perbuatannya, wanita itu benar-benar berani pikir Wilya.Karena pesta sudah usai, Wilya ikut bergerak keluar dari ballroom. Sempat berpelukan mengucap perpisahan kepada kedua orang tua Noah. Gilsha juga ikut melakukan hal yang sama, Indah juga bahkan sempat berbisik kepada Gilsha dan mereka berdua tertawa bersama. Begitu cepat ibu mertuanya itu melupakan apa yang sudah wanita murahan itu ucapkan kepadanya. Itulah pemikiran Wilya.Wilya dikejutkan dengan sentuhan Noah di pundaknya. "Sayang kita pulang sekarang?" tanya Wilya manis kepada suaminya itu."Ya, tapi kau diantar oleh Aldi saja ya. Aku sudah meminta bantuan Aldi tadi," kata Noah kemudian Aldi dan istrinya mendekat kearah mereka."Ada apa? kau mau pergi kemana?"

  • Maaf, Merebut Suamimu   22. Bagaikan Simpanan

    Dua minggu berlalu...Wilya sibuk melihat pakaian apa yang akan dia kenakan di acara ulang tahun perusahaan Noah malam ini, dia tersenyum bahagia karena Noah memintanya untuk mendampingi bukan Gilsha. Wanita yang menjadi madunya itu belakangan jarang terlihat, cerita Noah karena Gilsha sibuk dengan kegiatan artis yang wanita itu miliki. Wilya tidak perduli, yang terpenting Noah selalu kembali ke rumah dan tidur dengannya. Wilya berharap agar dia segera hamil, supaya Noah lebih mementingkannya daripada Gilsha si pelakor itu.Disaat Wilya sibuk memilih gaunnya, Gilsha sedang melakukan pemotretan untuk sampul majalah. Noah juga ada disana menunggunya, sudah dua minggu ini Gilsha jarang kembali ke rumah. Jika pulang juga larut malam, hanya pesan yang Gilsha kirimkan kepada Noah, memberitahu apa saja kegiatannya dan juga mengingatkan Noah untuk makan. Namun, setiap pesan Noah tidak wanita itu balas, bahkan pintu kamar Gilsha selalu terkunci sehingga Noah tidak dapat untuk masuk.Noah tahu

  • Maaf, Merebut Suamimu   21. Cemburu

    Dari balik pintu kamar Noah dan Wilya, dia mendengarkan semuanya. Isak tangis Wilya, dan juga permintaan maaf Noah. "Apa yang kau inginkan lagi dariku Noah? kenapa kau ingin aku bertahan menjadi istrimu sementara kau mengatakan mencintai wanita itu?""Aku menyayangi mu Wilya, aku mencintai Gilsha itu benar. Namun, setelah dua tahun ini aku bersama denganmu aku juga menyayangimu, aku tidak bisa melepaskanmu. Lagi pula aku sudah setuju untuk tidak mencatatkan pernikahan kami, apa lagi yang kau mau? bukankah itu syaratmu agar kau menyetujui pernikahanku dengannya?" Mendengar hal itu Noah ucapkan Gilsha berang, dia melangkahkan kaki untuk masuk menuju kamarnya sendiri. Di sana ia berusaha menahan tangisnya, Noah setuju tidak mencatatkan pernikahan mereka? apa maksudnya semua ini. Apakah Noah akan membuat dia seperti istri simpanan begitu?Tubuh Gilsha bergetar hebat, dia tidak terima jika harus diperlakukan seperti itu. Bagaimanapun dia adalah wanita yang Noah cintai, Wilya tidak bisa mem

  • Maaf, Merebut Suamimu   20. Kau Tetap Salah

    Teriknya panas Kota Jakarta tidak membuat Wilya gerah menunggu kedatangan Riska di warung soto betawi yang terkenal di daerah jalan menuju pantai Ancol. Wilya memang sengaja memilih tempat itu, selain dia suka masakannya tempat itu juga sangat nyaman untuk Wilya. Dulu dia dan Riska sering ke warung soto ini untuk sekedar beristirahat setelah pulang kuliah."Wil maaf, tadi aku harus ketemu sama klien dulu.""Iya aku ngerti kok," jawab Wilya tersenyum. Riska langsung menatap sendu wajah Wilya, dia tahu sahabatnya ini baru saja menangis atau mungkin sudah dari kemarin Wilya menangis."Wil, ada apa? kamu sama Noah baik-baik aja kan?" tanya Riska langsung, hal itu membuat Wila menarik napas berat. Dia mencoba tenang dan tidak lagi menumpahkan air mata ditempat umum seperti ini. Dengan berkaca-kaca Wilya menyuruh Riska untuk memesan makan serta minuman lebih dulu. Riska benar-benar cemas melihat Wilya, dia tahu ada yang sangat berat menimpa sahabatnya.Sambil makan Wilya menceritakan apa ya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status