“Tapi, Mas. Ibu masih lemas.”“Tanggung Bu lagipula makin lemas makin enak.”Aku sengaja memaksa ibu untuk langsung melayaniku sebelum kesadarannya kembali normal karena saat ini pikiran ibu sudah berada dibawah kendaliku yang dimana ibu sudah menikmati dirinya yang kuhujam.“Ayo, Sayang naikin batangku.”Ibu pun mulai mendudukiku dan ia mulai mengarahkan batangku ke dalam liangnya hingga akhirnya batangku secara perlahan menembus memasuki liangnya.Mata ibu melotot dan sebuah erangan keluar dari dalam mulut ibu dan wajah menunjukan sebuah keterkejutan karena saat ini di dalam dirinya sedang ada sebuah benda tumpul yang mencapai bagian terdalam dirinya karena dengan posisi wanita di atas. ini batangku terasa mencapai mulut rahim ibu dan disaat batangku tenggelam di liangnya ibu langsung menjerit.“Ouhhh, Mas dalem bangett.”“Ayo sayang gerakin, kamu bisa kan?” ujarku.Agni pun mengangguk dan ia mulai naik turun bergoyang di atas batangku.“Mas batang kamu kok dalem banget sih di lia
Aku tidak memperdulikan penyesalan Agni. Yang terpenting aku berhasil menaklukan Aku. Hal yang membuatku penasaran dariku berhasil aku dapat.Namun, terkuta setiap perbuatan akan mendapat karmaku. Ketika aku berhasil memperdayai Agni. Aku langsung mendapatkan karma itu.Ketika aku berangkat kerja, tepat di tengah jalan yang sepi, di daerah yang dipenuhi dengan sawah terasering, mendadak dua mobil jeep menghadangku dari atas tanjakanHal yang tidak terduga adalah ketika mobil itu membelok ke arahku dan menubruk mobiku dengan keras. Aku yang sudah berancang-ancang pun membuka pintu mobil dan melompat.Aku jatuh terguling-guling sampai di dasar jurang. Namun, pada saat itu aku masih sadar. Lantas, aku segera bersembunyi di balik semak-semak.“Sialan! Kenapa Aku pakai lompat segala!”Mataku membulat. Suaraku tidak asing. Mulyawan! Iya, itu pasti Aku. Terkuta Aku menyiapkan komplotan untuk bisa mencelakaiku.“Cari Aku! Jangan sampai Aku lolos! Pokokku Aku harus mati.”Aku panik. Terkuta, M
Aku terduduk di pinggir sungai. Aku kelelahan karena harus bertarung dengan seekor pyton seorang diri. Bekas taring di betisnya terasa perih karena terkena air. Sementara Aku tidak punya sesuatu untuk menutupi lukanya itu.Tanpa pikir panjang, Aku melepas jas favoritku. Jas untuk bekerja di hotel masih tertempel di badanku dan melilitkannya ke betis. Namun, karena teksur jas itu sangat lentur sehingga mudah untuk melilitkannya, yang akhirnya jas itu hanya dipenuhi oleh darahku sendiri.Ah,Aku membuang jaket itu serampangan. Tidak ada cara lain, selain terus berjalan mencari pertolongan daripada terus berdiam diri membiarkan diriku lemas karena kehilangan banyak darah.“Agni, Maafkan aku.”Tiba-tiba yang terbersit di benakku adalah Agni. Janda yang menjadi mertuaku yang seksi dan sangat menggairahkan itu menjadi korban atas kenakalanku. Kenakalan berdasarkan hawa nafsu yang membabi buta. Dan aku dibutakan untuk sesaat karenanya.Kini, aku menyesal. Mungkin ini karma atas perbuatanku.
"Siapa kamu? Ngapain kamu tidur disini?"Aku terbangun tatkala mendengar suara cempreng laki-laki. Aku mengerjapkan-erjapkan mata sambil menggeleng dengan cepat. Cahaya yang menyilaukan, membuatku refleks menghalanginya dengan lenggan."Kok diam? Ayo jawab?"Aku berdecak kesal. Kesadarannya belum pulih betul, tetapi sudah dicecari dengan berbagai pertanyaan dari orang yang tidak Aku kenal.Terlebih, orang itu menyorotinya dengan senter tepat di wajahku. Bagaimana Aku bisa bicara dengan keadaan seperti itu."Ada apa ini?" tanya seorang pria bertubuh sedang. Dia tampak menggunakan topi safari motif tentara dengan handuk kecil yang mengalungi lehernya."Ini Mas, ada orang asing menyelinap di truk kita!" sergah temannya yang bertubuh kurus kering itu.Sejenak Pria bertopi safari terdiam. Dia memandang perawakan kekarku yang kebetulan tidak memakai baju itu."Jangan kebawa emosi, suruh dia turun dulu," titah Pria itu dengan bijak. Lelaki bertubuh kurus yang terlihat masih remaja itu menyur
"Udah, jangan lama-lama. Nanti ketahuan sama bapak-bapak di depan," Aku berusaha mendorong kepala perempuan itu."Mas, udah besar, tahan lama lagi. pengen ngerasain sampai keluar," sahut penjaga warung itu yang membenamkan mulutnya lagi."Tidak bisa ya, kondisinya tidak memungkinkan. Lagian, kamu harusnya jaga di depan 'kan?"Perempuan itu tidak segera manjawab. Aku bangkit dengan ekspresi wajah yang seperti kepedesan sambil menarik tanganku."Ke kamar mandi saja Mas,"Aku terpaksa menuruti permintaannya. Sesuai dugaannya, Wanita itu adalah maniak. Bahkan waktu tiga puluh menit saja masih kurang menurutnya.Perempuan itu buru-buru menutup kamar mandi setelah membawaku ke dalam. Tanpa komando, Aku ingin melucuti pakaiannya. Namun Aku mencegahnya."Jangan sekarang, Lain kali saja, aku janji akan muasin kamu."Perempuan itu mengulum telunjuknya sendiri dengan tatapan memelas. Aku menaikan alis sebelahnya. Aku mengetahui kalau yang ada di hadapannya ini saumpama macam betina di musim kaw
Aku melepaskan penutup kepala yang menyerupai ninja itu dan menghempaskan tubuhku di salah satu sudut pasar. Tubuhku kelelahan setelah seharian bekerja menjadi kuli. Rasanya seperti berkali-kali lipat dari kalau selesai latihan di gym.PersenAkunku terasa nyeri. Belum lagi bekas luka gores akibat bersinggungan dengan karung-karung tadi. Sepertinya Aku sudah tidak mampu untuk bekerja lagi besok.Aku merogoh selembar uang dari saku. Hasil upahnya yang tidak sebanding dengan seluruh tenaga yang terkuras. Mungkin seminggu yang lalu, Aku masih menganggap remeh selembar uang merah tersebut, Namun, setelah takdir yang menjatuhkanku, Aku tersadar ternyata banyak orang-orang yang bekerja keras untuk bisa mendapatkan uang itu. dan sekarang Aku sangat beruntung bisa mengalaminya langsung. Dan mungkin saja ini karma akibat perbuatanku kepada Agni.Tanpa berlama-lama merenung, Aku mulai bangkit. Yang menjadi tujuanku sekarang adalah mencari tempat tinggal sementara. Kemudian membeli pakaian dan m
Aku sudah kembali bekerja di pasar. Badanku terasa segar bugar. Memberikan secercah semangat bagiku untuk memulai hari. Semua ini karena ulah ibu pemilik kontrakan semalam."Mas, Goyang ibu malam ini dong," pinta wanita itu semalam. Aku yang terperangah karena kedatangannya yang tiba-tiba tidak segera menjawab. Dia menyapu pandangan dari atas sampai bawah. Memang tidak semenarik dari wanita kebanyakan yang pernah aku gagahi, tetapi tidak buruk juga. Bahkan mungkin akan menjadi sebuah tantangan kalau bisa memuaskan wanita yang umurnya sangat jauh di atasnya. Adrenalin kelaki-lakiannya terpacu."Kok diam sih Aku?" Ibu pemilik kos itu mencebik."E-eh, enggak Bu. Saya kagum saja melihat tubuh ibu. Sudah berumur tapi pandai menjaga tubuh," puji Aku yang jelas menyiratkan debaran aneh di dada ibu itu."Ah, kamu berlebihan.""Sumpah Bu. Saya tidak bohong. Tubuh ibu montok banget kayak perempuan berumur dua lima," imbuhku. Wanita itu terdiam sejenak sambil melirik genit ke arahku. sementar
Makanan yang sudah disajikan di atas meja habis tidak bersisa. Aku merebahkan diri di atas kasur sambil mengusap perutku yang membuncit karena kekenyangan. Asupan tenaga sudah terpenuhi tinggal menunggu kedatangan ibu pemilik kos yang binal itu.Tengah malam, suasana kontrakan sudah sepi, tetapi yang ditunggu tidak juga menampakan diri.Aku bangkit dari posisi merebahkan diri dan duduk dengan pikiran gelisah. Insting Liar memenuhi kepalaku saat itu membuatku gelisah.Aku berdiri di antara celah pintu yang terbuka. kepalaku melongok keluar. menunggu kedatangan dari wanita setengah baya yang menggoda itu. Tidak sabar aku ingin merobek persenggamaannya dengan keperkasaan yang aku miliki.Aku beranjak dari tempat persembunyian di balik pintu. kalau sudah 'on' tidak ada yang bisa mampu menghentikanku . Dia akan melakukan apapun supaya 'adik' di bawah sana terpuaskan.Sekarang aku berada tepat di belakang rumah Ibu Pemilik kontrakan itu. ternyata pintunya sedikit menganga pertanda lupa