Share

57. Permintaan Maaf Darsih

Gilang menatap tidak suka pada pemilik warung. Ia kebetulan sengaja ke Stasiun Senen ini. Perkiraannya, Bu Darsih akan datang saat hari menjelang pagi. Keberadaan Gilang di salah satu warung itu karena merasa lapar.

"Nak Gilang kok di sini?" tanya Darsih yang kali ini sangat terkejut.

"Iya. Tadi Mayang telepon kalo Ibu ke Jakarta dan dia ada di Semarang sekarang. Mari, Bu, saya carikan penginapan." Gilang membantu Darsih membawakan beberapa barang-barang.

"Nak Gilang, Ibu mau tunggu kereta saja. Ibu langsung pulang. Mayang ada di Semarang, kasihan dia nanti tidak ada temannya. Salah Ibu juga karena tidak memberitahu dia dulu. Jadinya malah seperti ini," kata Darsih sambil tersenyum kecut.

Gilang mengembuskan napas panjang. Ia tahu bagaimana perasaan Darsih saat ini. Mayang sudah sangat berubah. Bukan lagi sosok lemah lembut seperti dulu semenjak kafenya meraih kesuksesan.

"Ibu bisa menunggu di tempat indekos saya saja, Bu. Kalo di sini rawan penjahat. Ibu juga bisa istirahat," kata Gi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status