Share

50. Bias Cinta

Sepagi ini aku mengemasi beberapa lembar pakaian dan memasukkannya ke dalam koper berwarna hitam bergambar kucing. Dada bergemuruh hebat karena ini adalah sehari sebelum pergulatan cantik berlangsung.

Ketika mendengar suara Ferdila yang memanggilku makan, aku ke luar sambil menyeret koper. Pandangannya fokus padaku dengan raut sedikit bingung.

"Kamu mau ke mana, Din?"

"Ke rumah bibi, beliau minta ditemani dua atau tiga hari ke depan."

"Yah, aku kesepian dong!" lirih Vidia sambil memanyunkan bibir. Meski berkata begitu tetap saja tidak bisa menembunyikan binar bahagia di matanya.

Sementara Ferdila, dia sama sekali tidak bertanya lebih jauh atau mungkin sekadar menawari tumpangan. Dia hanya bergeming di tempat. Aku dengan perasaan sedih meraih tangan itu, kemudian mencium takzim.

"Gak makan dulu? Ini sudah matang, loh." Suara Ferdila terdengar berat. Aku hanya bisa menggeleng lemah, kemudian kaki melangkah ke luar.

Sekilas aku melihat b

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status