Home / Rumah Tangga / Maduku adalah Kakakku Sendiri / 4. Melahirkan Keturunan Watson

Share

4. Melahirkan Keturunan Watson

Author: Fn. Nurmala17
last update Huling Na-update: 2021-11-04 09:30:00

"Apa aku menganggu waktumu?" tanyanya seraya menutup pintu dan berjalan mendekati meja.

Luke menoleh, ia langsung menutup berkas di hadapannya lalu menepinya di sudut meja.

"Ada keperluan apa kau datang ke kantorku? Apa ada masalah?" tanya Luke sedikit tidak nyaman.

Sebelum menjawab, Ilona langsung meletakkan tas kecil itu ke atas meja dan mengeluarkan sebuah kotak makan.

"Apa aku harus menemuimu disaat aku ada masalah? Ini sudah waktunya makan siang, jadi aku membawa makanan kesukaanmu," ucap Ilona.

"Kau tidak perlu repot-repot membawanya ke sini. Istriku telah menyiapkan semuanya." Luke membawa tas kecil lain ke hadapan Ilona. Membuat wanita itu menggertak geram.

"Hm, karena Kakak ipar telah repot membawanya ke sini. Jadi, aku akan tetap menerima kebaikanmu ini. Aku akan menyuruh Dery memakannya nanti. Terima kasih."

Luke sengaja memanggil Ilona dengan sebutan kakak ipar, sekedar ingin menegaskan bahwa hubungan mereka sekarang hanya sebatas ipar. Ia tidak ingin, wanita itu terus berada diambang harapan dan ketidakpastian.

Luke beranjak dari kursinya dengan membawa tas kecil dari istrinya. Tepat saat tubuhnya di samping Ilona, lelaki itu berhenti.

"Lain kali, kau tidak perlu lagi repot-repot mengantar makanan ke kantorku. Kau adalah Kakak iparku bukan delivery." Selesai menuntaskan kalimatnya, Luke langsung keluar dari ruangannya meninggalkan Ilona yang diselimuti api kemarahan.

"Arrgghhtt!" geramnya sambil membantingkan kotak makan itu hingga berhambur berantakan di lantai.

***

Malam tiba.

Asha telah bersiap dengan dress warna merah sebatas lutut dan tidak berlengan. Sebuah jepit pita tergantung indah di sebelah kiri rambutnya, meski wajahnya hanya dibalut make up yang tidak terlalu tebal, tapi hal itu membuat kecantikan Asha terlihat lebih natural.

Sekali lagi, ia melihat dirinya di pantulan cermin besar di kamarnya. Merasa tidak ada yang salah dengan dandanannya, ia langsung keluar kamar dan turun.

"Mau ke mana?" tanya Selina yang duduk di ruang tamu.

"Luke, mengajakku keluar Ma," jawab Asha dengan sopan.

Masih dengan pandangan mengarah ke majalah di pangkuannya. Selina hanya berdehem lalu perlahan menyingkirkan majalah itu ke atas meja. Ia beranjak dari sofa dan berjalan mendekati menantunya.

Saat jarak mereka hanya satu setengah meter. Selina mengedarkan pandangannya ke penampilan Asha dari bawah hingga atas. Tepat saat maniknya beradu dengan manik hazel milik Asha, ia mengangkat satu alisnya.

"Pantesan aja kalau Luke lebih memilihmu ketimbang Kakakmu. Kau memang lebih cantik dan menarik." Asha hanya tersenyum tipis. "Tapi aku tidak peduli hal itu, yang aku pedulikan hanyalah penerus perusahaan keluarga. Jadi, pikirkan dari sekarang agar segera melahirkan keturunan Watson. Jika tidak ... kau pasti lebih memahamiku." Selina berucap dengan tatapan penuh intimidasi dan penekanan.

Mendengar ancaman itu, membuat Asha tidak bisa berkutik. Ia bergeming untuk beberapa saat setelah akhirnya sebuah tangan kekar meraih pergelangan tangannya.

Ia menoleh dan mendapati Luke berada di sampingnya dengan kerutan tebal di dahi. Lelaki itu menatap kedua wanita di hadapannya secara bergantian.

"Kalian sedang membicarakan apa?" Akhirnya Luke membuka suara membuat Selina kembali mengendurkan raut wajahnya.

"Tidak ada, Mama hanya memuji penampilannya. Asha terlihat cantik malam ini, bukan begitu?" Selina menatap ke arah Asha yang masih terdiam.

"B-benar. Hanya itu yang kami bicarakan," jawabnya agak gugup.

Seketika Luke langsung menyipitkan matanya, berusaha mencari kebenaran di mata sang istri. Ada gelagat aneh yang berusaha Asha sembunyikan darinya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Maduku adalah Kakakku Sendiri   41. In Belgium II

    "Kita mau ke mana?" tanya Asha seraya menghentikan tarikan tangan sang suami. Luke menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sang istri yang masih menampakkan rasa takut. "Ke atas. Jika hanya di sini, kita tidak bisa melihat hal yang lebih menakjubkan lagi," terang Luke dengan senyum lebar. Bukannya berbinar atau antusias atas keterangan suaminya, Asha malah semakin mengerutkan dahi sembari menggigit bibir saat matanya menjelajahi eskalator yang bergerak ke atas membawa beberapa orang yang menaikinya. "Ayo." Luke kembali menarik tangan Asha. Namun kembali berhenti ketika wanita itu menolak ajakannya. Saat Luke menoleh lagi, ia langsung disambut gelengan kepala oleh istrinya. Membuat lelaki itu mengembuskan napas samar. "Bagaimana jika kita menunggu orang-orang itu untuk turun dulu. Baru kita ke atas," usul Asha. Mengetahui jika sang istri masih ditakuti oleh perasaannya akan robohnya bang

  • Maduku adalah Kakakku Sendiri   40. In Belgium

    "Luke, ke mana kau mau membawaku? Biarkan aku tetap membuka mata dan melihat keindahan di negara ini," protes Asha yang entah sudah ke berapa kali. Ia kecewa karena sejak turun dari mobil sampai sekarang ia masih tidak bisa menikmati pemandangan di sekitarnya."Kenapa kau begitu cerewet Asha? Tidak bisakah kau membiarkan aku melancarkan kejutan?" Luke menahan tangan istrinya yang hendak membuka penutup mata.Di tengah mata tertutup itu, Asha mengerutkan kening. "Kejutan apa? Bukankah kau berjanji tidak akan merencanakan kejutan lagi?"Luke mendesah mendengar sang istri yang belum juga berhenti bicara. Dengan embusan napa kecil, ia mencoba sabar. "Kali ini beda. Kau bersamaku, jadi otomatis keselamatanmu terjamin.""Sudah jangan bicara lagi. Kau akan tau setelah kita sampai di sana," lanjut Luke yang kembali menuntun tubuh sang istri untuk kembali berjalan.

  • Maduku adalah Kakakku Sendiri   39. Menghangatkan Ranjang

    Luke membuka pintu kamar, tepat pada saat itu ia melihat Asha tengah merapikan kasur yang sepertinya tidak menyadari kedatangan dirinya.Dengan senyum yang telah terpasang, Luke menutup pintu dengan pelan tanpa memberi suara. Dengan langkah pelan juga ia menghampiri sang istri dan langsung memeluknya dari belakang.Asha yang tengah pokus dengan pekerjaannya, otomatis terkejut ketika sebuah tangan melingkar di pinggangnya. Ia baru bisa bernapas lega setelah melihat siapa pelakunya."Luke, kenapa kau begitu suka mengejutkanku? Kau bahkan masuk tanpa bersuara," sungut Asha yang kembali melanjutkan kegiatannya tanpa mempedulikan sang suami yang semakin mengeratkan pelukan."Aku tidak mengejutkanmu. Kau sendiri yang terlalu pokus dengan pekerjaanmu sampai kau tidak menyadari kepulanganku," timpal Luke dengan nada tidak terima.Mendengar pernyataan dari sa

  • Maduku adalah Kakakku Sendiri   38. Pertolongan Pertama

    "Asal kau tau, butuh usaha keras untuk tidak memelukmu saat itu, Asha. Bagaimana bisa kau mengatakan jika aku tidak merindukanmu lagi?" ujar Luke setelah melepaskan tautan bibir mereka. "Lalu kenapa kau mengacuhkanku?" Pertanyaan itu membuat Luke merubah ekspresi, otaknya mengingat saat ia berada di pesawat ketika hendak pulang dari hanymoon. Entah ide dari mana ia ingin membuat kejutan yang benar-benar tidak terduga kepada sang istri. "Untuk memberimu kejutan di hari ulang tahunmu," sahut Luke setelah beberapa saat. "Ulang tahunku?" ulang Asha sebelum menggerakkan bola matanya ke sudut, setelah beberapa saat mengingat, ia tersenyum dan kembali menatap sang suami. "Aku bahkan tidak ingat jika hari ini adalah ulang tahunku. Sikapmu yang tiba-tiba berubah membuat pikiranku teralih, Luke." Asha memajukan bibir tanda protes.  

  • Maduku adalah Kakakku Sendiri   37. Rasa Bersalah

    "Asha, kau tidak apa-apa?" Luke membantu istrinya duduk dengan hati-hati.Suara ringisan berhasil membuat kekhawatiran Luke semakin memuncak. "Ada apa? Apa yang sakit?"Bukannya menjawab, Asha malah menatap sang suami begitu dalam, bola matanya bergerak menjelajah setiap inci tubuh suaminya."Kau tidak terluka?" tanyanya seraya menyentuh wajah suaminya dengan penuh keharuan. Air matanya kembali merembes keluar, ia lega karena masih bisa melihat sang suami.Luke memegangi tangan yang terasa dingin di wajahnya lalu kemudian mengecup telapak tangan itu. Setelah itu ia langsung memeluk erat tubuh istrinya."Maafkan aku Asha. Maafkan aku, jika aku tidak merencanakan kejutan konyol itu. Mungkin sekarang kau tidak terluka seperti ini. Aku benar-benar payah karena telah membawamu ke lubang bahaya," ungkap Luke seraya membaui aroma sang istri. Ia semakin meme

  • Maduku adalah Kakakku Sendiri   36. Pencarian

    "Kenapa kita berhenti di sini? Bukankah kita harus pergi ke hotel Admaja?" ujar Asha di tengah sesenggukan akibat terlalu khawatir akan kabar yang begitu mengejutkan.Asha celingak-celinguk menatap ke sekeliling dengan kerutan tebal di dahi. Karena mobil itu kini berhenti di pinggir jalan yang di kelilingi oleh hutan belantara.Tiba-tiba ia mengalihkan pandangan ke depan, tepat ke kaca spion tengah saat ia mendengar suara tawa menggema dari sang supir."Apakah kau sangat berharap jika suamimu celaka?"Mencium bau mencurigakan, barulah Asha mulai berpikir di otaknya. "Siapa sebenarnya kau? Di mana Luke?" teriak Asha yang tidak sabaran."Tenanglah Nyonya. Siapa yang bisa mencelakai suamimu itu, hah? Seharusnya sekarang kau pikirkan keselamatanmu sendiri." Setelah menyelesaikan kalimatnya, pria bertopi hitam itu turun dari mobil dan membuka pintu belaka

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status