Beranda / Romansa / Magang di hati CEO tampan / Bab 131 - Ruang Perang

Share

Bab 131 - Ruang Perang

Penulis: Dacep
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-03 18:00:45

​Alya mondar-mandir di ruang keluarga yang luas, hatinya berdebar tak karuan. Panggilan teleponnya dengan Arka beberapa menit yang lalu menyisakan campuran aneh antara lega dan rasa gentar. Lega karena Arka langsung memihaknya tanpa ragu. Gentar karena ia mendengar nada suara yang sudah lama tidak ia dengar dari suaminya—nada dingin, tajam, dan penuh kendali milik sang Kaisar Es.

​Ia takut. Tapi anehnya, kali ini ia tidak takut pada Arka. Ia takut pada kekuatan yang akan pria itu kerahkan.

​Saat ia sedang melamun, Bu Aminah menelepon. Alya menceritakan kembali kejadian di sekolah.

​“Lalu apa kata Arka?” tanya ibunya cemas.

​“Dia akan menanganinya, Bu,” jawab Alya pelan. “Tapi… aku takut. Aku takut melihatnya kembali menjadi seperti dulu, Bu. Meskipun kali ini dia melakukannya untuk kami.”

​“Percayalah padanya, Nduk,” nasihat ibunya. “Dan yang lebih penting, percayalah pada dirimu se

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 140 - Fajar yang Baru

    ​Alya terbangun perlahan. Hal pertama yang ia sadari bukanlah cahaya matahari yang menyelinap masuk dari celah gorden, melainkan sebuah kehangatan yang kokoh di punggungnya dan sebuah lengan yang melingkar protektif di pinggangnya. Ia bisa merasakan napas Arka yang teratur di tengkuknya. ​Untuk sesaat, sebuah refleks dari masa lalu yang kelam membuatnya menegang. Namun, perasaan itu langsung hilang, digantikan oleh gelombang rasa aman yang begitu dalam dan menenangkan. Ini bukan sentuhan posesif sang Kaisar Es. Ini adalah dekapan hangat dari suaminya, dari partnernya. Ia tidak lagi merasa terancam. Ia merasa... utuh. ​Dengan sangat hati-hati, ia membalikkan tubuhnya dalam pelukan Arka. Ia menatap wajah suaminya yang tertidur. Wajah yang dulu selalu terlihat tegang dan dingin, kini tampak begitu damai dan tanpa pertahanan. Kerutan di antara alisnya telah hilang. Ia mengulurkan jarinya, dengan lembut menelusuri garis rahang Arka yang tegas. ​Perjalanannya untuk sampai ke titik ini te

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 139 - Pesaing Tak Terduga

    Keesokan harinya adalah hari Sabtu. Alya terbangun di Jakarta dengan perasaan ringan dan tanpa beban. Ancaman dari Sandra dan teka-teki Seraphina terasa jauh, tergantikan oleh ketenangan pagi akhir pekan. Ia menemukan Arka dan Bara sudah lebih dulu berada di dapur. Pemandangan di hadapannya membuatnya berhenti dan tersenyum. ​Arka, dengan celemek dinosaurus milik Bara yang terikat canggung di pinggangnya, sedang mencoba membuat panekuk, sementara Bara duduk di meja dapur, bertugas sebagai ‘pengawas kualitas’ yang sangat cerewet. ​“Ayah, itu gosong!” seru Bara sambil menunjuk ke wajan. ​“Sssst, ini bukan gosong, Sayang. Ini namanya caramelized. Lebih enak,” balas Arka tanpa menoleh, berusaha menyelamatkan panekuknya yang malang. ​Alya tertawa pelan, membuat kedua pria di hidupnya itu menoleh. “Selamat pagi, Koki-koki hebat,” sapanya. ​Melihat Alya, Arka seolah langsung lupa pada panekuknya. Ia tersenyum lebar, berjalan menghampiri Alya, dan memberinya kecupan selamat pagi yang lem

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 138 - Permainan Seraphina

    ​Pagi itu, rumah Alya terasa tegang dengan antisipasi. Ia menyiapkan dirinya, bukan sebagai prajurit, tapi sebagai seorang tuan rumah yang akan menyambut tamu yang sangat sulit ditebak. Ia menata beberapa kue kering di piring, memastikan teko teh sudah siap, dan mencoba mengatur napasnya agar terlihat tenang. ​Ia tahu Arka berada di ruang kerjanya, pintu sengaja dibiarkan sedikit terbuka—sebuah janji dukungan tanpa kata. Ia juga tahu Mbak Rini berada di dapur. Jaring pengaman yang ditenun oleh kepedulian Arka membuatnya merasa sedikit lebih tenang. ​Tepat pukul sepuluh pagi, bel berbunyi. ​Alya membuka pintu dan disambut oleh senyum Seraphina yang sempurna. Wanita itu tampak begitu santai dan memukau, membawa sebuah kotak kado yang terbungkus indah. ​“Pagi, Alya. Maaf aku merepotkan,” katanya ramah. ​“Tentu tidak. Silakan masuk, Seraphina,” balas Alya, suaranya ia usahakan terdengar hangat. ​“Ini, untuk Bara,” kata Seraphina sambil menyerahkan kotak itu. “Hanya sebuah set mainan

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 137 - Membaca Strategi Lawan

    ​Arka menatap layar ponsel di tangan Alya, keningnya berkerut dalam. Keheningan yang tadinya terasa nyaman kini berubah menjadi tegang, dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tak terucap. Alya memperhatikan suaminya, menunggu reaksinya, analisisnya.​“Ini bukan sekadar kunjungan minum kopi,” kata Arka akhirnya, suaranya rendah dan serius. Ia menatap Alya, dan di matanya, Alya melihat sang ahli strategi kembali bekerja. “Ini sebuah langkah catur. Dia sedang mengujimu. Atau mencoba merekrutmu. Orang seperti Seraphina dan ibuku tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan”​“Langkah catur? Maksudmu apa?” tanya Alya. “Dia kan hanya mengajak minum kopi.”​“Sayang, mengundangmu bertemu di rumah kita, sendirian, adalah langkah pembukaan yang sangat agresif,” jelas Arka. “Dia ingin langsung masuk ke teritorimu, melihat pertahananmu, dan mencari tahu di mana celahnya. Dia ingin mengukurmu secara langsung, tanpa ada aku di sana.”​Alya menelan ludah. “Tapi Nindya bilang dia itu ular. Bagaimana kala

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 140 - Fajar yang baru

    ​Alya terbangun perlahan. Hal pertama yang ia sadari bukanlah cahaya matahari yang menyelinap masuk dari celah gorden, melainkan sebuah kehangatan yang kokoh di punggungnya dan sebuah lengan yang melingkar protektif di pinggangnya. Ia bisa merasakan napas Arka yang teratur di tengkuknya. ​Untuk sesaat, sebuah refleks dari masa lalu yang kelam membuatnya menegang. Namun, perasaan itu langsung hilang, digantikan oleh gelombang rasa aman yang begitu dalam dan menenangkan. Ini bukan sentuhan posesif sang Kaisar Es. Ini adalah dekapan hangat dari suaminya, dari partnernya. Ia tidak lagi merasa terancam. Ia merasa... utuh. ​Dengan sangat hati-hati, ia membalikkan tubuhnya dalam pelukan Arka. Ia menatap wajah suaminya yang tertidur. Wajah yang dulu selalu terlihat tegang dan dingin, kini tampak begitu damai dan tanpa pertahanan. Kerutan di antara alisnya telah hilang. Ia mengulurkan jarinya, dengan lembut menelusuri garis rahang Arka yang tegas. ​Perjalanannya untuk sampai ke titik ini te

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 141 - Rapat Komite dan Permainan Baru

    ​Hari Senin tiba, dan Alya bersiap untuk pertemuan pertamanya dengan komite amal sekolah. Perasaannya sangat berbeda dari saat ia menghadiri perjamuan teh beracun tempo hari. Dulu ia datang sendirian dengan perasaan cemas. Kini, ia datang dengan perasaan tenang, membawa serta kehangatan dari akhir pekannya bersama Arka dan Bara.​Saat Arka akan berangkat kerja, ia berhenti di depan pintu dan menatap Alya. “Semoga berhasil hari ini, Sayang. Ingat, kamu tidak perlu membuktikan apa pun pada mereka.”​Alya tersenyum dan merapikan dasi suaminya. “Aku tahu. Aku ke sana bukan untuk mereka. Aku ke sana untuk anak-anak panti asuhan.”​Arka mengecup keningnya. “Itulah kenapa aku sangat mencintaimu.”​Pertemuan komite diadakan di sebuah ruangan perpustakaan sekolah yang megah. Ada sekitar delapan ibu-ibu lain yang hadir, termasuk Liana yang duduk di kepala meja, dan kroni-kroninya, Rina dan Siska. Saat Alya masuk, semua obrolan terhenti. Suasana menjadi sedikit canggung.​“Selamat pagi, Ibu Alya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status