Home / Romansa / Magang di hati CEO tampan / Bab 130 - Strategi Kaisar

Share

Bab 130 - Strategi Kaisar

Author: Dacep
last update Last Updated: 2025-09-02 18:30:54

​Di kantornya di lantai 50 Arroihan Tower, Arka baru saja menutup sebuah panggilan konferensi yang melelahkan. Ia memijat pelipisnya, rasa lelah menjalari seluruh tubuhnya. Satu-satunya hal yang membuatnya bertahan adalah bayangan wajah Alya dan Bara yang menunggunya di rumah. Rumah yang kini terasa hangat.

​Saat ponselnya berdering dan nama ‘Alya’ muncul di layar, ia tersenyum. Mungkin ini panggilan ringan untuk menanyakan ia mau makan malam apa.

​“Sayang? Ada apa?” sapanya.

​Namun, yang ia dengar bukanlah suara hangat istrinya, melainkan suara yang dingin dan bergetar karena amarah yang ditahan.

​“Mas, kita punya masalah besar. Ibumu baru saja menyatakan perang terhadap anak kita.”

​Seluruh rasa lelah di tubuh Arka seketika lenyap, digantikan oleh hawa dingin yang menusuk. Jantungnya serasa berhenti berdetak sesaat. “Apa?” tanyanya, suaranya berubah tajam.

​“Tenang, Al,” katanya c

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 147 - Perang di Dunia Maya

    ​Pelukan Arka terasa seperti satu-satunya hal yang nyata di dunia yang tiba-tiba terasa begitu rapuh. Alya menyandarkan kepalanya di dada suaminya, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berpacu kencang. Gema teriakan Sandra dari telepon tadi seolah masih tertinggal di udara, meracuni kedamaian akhir pekan mereka.​“Dia tidak akan berhenti, kan?” bisik Alya.​Arka mengelus punggung istrinya dengan lembut. “Tidak,” jawabnya jujur, suaranya terdengar berat. “Tapi kita juga tidak akan berhenti melawannya. Aku tidak akan membiarkannya menang, Al. Tidak lagi.”​Malam itu, mereka menghabiskan waktu dengan lebih banyak diam. Bukan keheningan yang canggung, melainkan keheningan dua prajurit yang sedang mengumpulkan kekuatan setelah pertempuran pertama. Mereka tahu perang sesungguhnya baru saja dimulai.​Keesokan harinya, hari Minggu, Arka bersikeras untuk membuat hari itu senormal mungkin demi Bara. Ia mengajak mereka ke seb

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 140 - Fajar yang Baru

    ​Alya terbangun perlahan. Hal pertama yang ia sadari bukanlah cahaya matahari yang menyelinap masuk dari celah gorden, melainkan sebuah kehangatan yang kokoh di punggungnya dan sebuah lengan yang melingkar protektif di pinggangnya. Ia bisa merasakan napas Arka yang teratur di tengkuknya. ​Untuk sesaat, sebuah refleks dari masa lalu yang kelam membuatnya menegang. Namun, perasaan itu langsung hilang, digantikan oleh gelombang rasa aman yang begitu dalam dan menenangkan. Ini bukan sentuhan posesif sang Kaisar Es. Ini adalah dekapan hangat dari suaminya, dari partnernya. Ia tidak lagi merasa terancam. Ia merasa... utuh. ​Dengan sangat hati-hati, ia membalikkan tubuhnya dalam pelukan Arka. Ia menatap wajah suaminya yang tertidur. Wajah yang dulu selalu terlihat tegang dan dingin, kini tampak begitu damai dan tanpa pertahanan. Kerutan di antara alisnya telah hilang. Ia mengulurkan jarinya, dengan lembut menelusuri garis rahang Arka yang tegas. ​Perjalanannya untuk sampai ke titik ini te

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 139 - Pesaing Tak Terduga

    Keesokan harinya adalah hari Sabtu. Alya terbangun di Jakarta dengan perasaan ringan dan tanpa beban. Ancaman dari Sandra dan teka-teki Seraphina terasa jauh, tergantikan oleh ketenangan pagi akhir pekan. Ia menemukan Arka dan Bara sudah lebih dulu berada di dapur. Pemandangan di hadapannya membuatnya berhenti dan tersenyum. ​Arka, dengan celemek dinosaurus milik Bara yang terikat canggung di pinggangnya, sedang mencoba membuat panekuk, sementara Bara duduk di meja dapur, bertugas sebagai ‘pengawas kualitas’ yang sangat cerewet. ​“Ayah, itu gosong!” seru Bara sambil menunjuk ke wajan. ​“Sssst, ini bukan gosong, Sayang. Ini namanya caramelized. Lebih enak,” balas Arka tanpa menoleh, berusaha menyelamatkan panekuknya yang malang. ​Alya tertawa pelan, membuat kedua pria di hidupnya itu menoleh. “Selamat pagi, Koki-koki hebat,” sapanya. ​Melihat Alya, Arka seolah langsung lupa pada panekuknya. Ia tersenyum lebar, berjalan menghampiri Alya, dan memberinya kecupan selamat pagi yang lem

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 138 - Permainan Seraphina

    ​Pagi itu, rumah Alya terasa tegang dengan antisipasi. Ia menyiapkan dirinya, bukan sebagai prajurit, tapi sebagai seorang tuan rumah yang akan menyambut tamu yang sangat sulit ditebak. Ia menata beberapa kue kering di piring, memastikan teko teh sudah siap, dan mencoba mengatur napasnya agar terlihat tenang. ​Ia tahu Arka berada di ruang kerjanya, pintu sengaja dibiarkan sedikit terbuka—sebuah janji dukungan tanpa kata. Ia juga tahu Mbak Rini berada di dapur. Jaring pengaman yang ditenun oleh kepedulian Arka membuatnya merasa sedikit lebih tenang. ​Tepat pukul sepuluh pagi, bel berbunyi. ​Alya membuka pintu dan disambut oleh senyum Seraphina yang sempurna. Wanita itu tampak begitu santai dan memukau, membawa sebuah kotak kado yang terbungkus indah. ​“Pagi, Alya. Maaf aku merepotkan,” katanya ramah. ​“Tentu tidak. Silakan masuk, Seraphina,” balas Alya, suaranya ia usahakan terdengar hangat. ​“Ini, untuk Bara,” kata Seraphina sambil menyerahkan kotak itu. “Hanya sebuah set mainan

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 137 - Membaca Strategi Lawan

    ​Arka menatap layar ponsel di tangan Alya, keningnya berkerut dalam. Keheningan yang tadinya terasa nyaman kini berubah menjadi tegang, dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tak terucap. Alya memperhatikan suaminya, menunggu reaksinya, analisisnya.​“Ini bukan sekadar kunjungan minum kopi,” kata Arka akhirnya, suaranya rendah dan serius. Ia menatap Alya, dan di matanya, Alya melihat sang ahli strategi kembali bekerja. “Ini sebuah langkah catur. Dia sedang mengujimu. Atau mencoba merekrutmu. Orang seperti Seraphina dan ibuku tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan”​“Langkah catur? Maksudmu apa?” tanya Alya. “Dia kan hanya mengajak minum kopi.”​“Sayang, mengundangmu bertemu di rumah kita, sendirian, adalah langkah pembukaan yang sangat agresif,” jelas Arka. “Dia ingin langsung masuk ke teritorimu, melihat pertahananmu, dan mencari tahu di mana celahnya. Dia ingin mengukurmu secara langsung, tanpa ada aku di sana.”​Alya menelan ludah. “Tapi Nindya bilang dia itu ular. Bagaimana kala

  • Magang di hati CEO tampan    Bab 140 - Fajar yang baru

    ​Alya terbangun perlahan. Hal pertama yang ia sadari bukanlah cahaya matahari yang menyelinap masuk dari celah gorden, melainkan sebuah kehangatan yang kokoh di punggungnya dan sebuah lengan yang melingkar protektif di pinggangnya. Ia bisa merasakan napas Arka yang teratur di tengkuknya. ​Untuk sesaat, sebuah refleks dari masa lalu yang kelam membuatnya menegang. Namun, perasaan itu langsung hilang, digantikan oleh gelombang rasa aman yang begitu dalam dan menenangkan. Ini bukan sentuhan posesif sang Kaisar Es. Ini adalah dekapan hangat dari suaminya, dari partnernya. Ia tidak lagi merasa terancam. Ia merasa... utuh. ​Dengan sangat hati-hati, ia membalikkan tubuhnya dalam pelukan Arka. Ia menatap wajah suaminya yang tertidur. Wajah yang dulu selalu terlihat tegang dan dingin, kini tampak begitu damai dan tanpa pertahanan. Kerutan di antara alisnya telah hilang. Ia mengulurkan jarinya, dengan lembut menelusuri garis rahang Arka yang tegas. ​Perjalanannya untuk sampai ke titik ini te

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status