Share

BAB VI: Spring Day!

" Now it's hard to even see each other's faces. It's only winter here. Even in August, winter is here "

ー BTS ( Spring Day )

.

.

.

+;' 19 Desember 2016

Mata indah dengan senyum secerah sinar surya terpejam menikmati senja. Ia duduk di atas gerbong kereta tempat pamannya bekerja. Sedikit bebal memang. Namun hal ini dapat mengobati luka hatinya. Hoseok membuka mata perlahan-lahan. Menerima semburat jingga angkasa memenuhi netranya.

Mengabaikan angin kencang yang menggoyangkan helaian rambutnya. Ia memeluk kedua lututnya sembari menatap langit sore di atasnya. Butuh perjuangan untuk bisa sampai di atas sini. Melompati pagar pembatas, lalu menyelinap dan menghindari pengawasan pamannya. Berbahaya, sangat berbahaya. Namun ia rela melakukannya.

Hoseok mengeluarkan kertas lusuh dan sebuah pena merah muda dari sakunya. Ia mendapatkan itu dari Seokjin Hyung-nya. Hoseok geli melihat pena dengan tinta tersendat-sendat itu. Namun kini ia tau. Benda itu amat sangat berarti. Hoseok duduk bersila di atas gerbong kereta. Tak terlalu cepat, namun cukup untuk membuatnya terjungkal jika tidak berhati-hati.

Namjoon pernah mengajarkan sebuah puisi tua. Sedangkan Jungkook dengan suara sengaunya menyanyikan puisi itu. Hoseok tergelak diikuti Jimin dan Taehyung. Seperti biasa Yoongi hanya diam mengamati sebelum akhirnya mengikuti Jungkook bernyanyi. Hoseok tertawa dengan suara khasnya.

Ia menggores kertas putih dengan sedikit noda kopi dengan puisi yang Namjoon ajarkan saat itu. Menuliskan bagaimana anehnya nyanyian Jungkook dan Yoongi, mendeskripsikan tawa Jimin dan Taehyung yang terdengar seperti harmoni saat dilakukan bersama, dan pena merah muda milik Jin yang tintanya terus tensendat.

Ia dengan cekatan melipat kertas penuh tulisan menjadi pesawat mainan. Menekan lipatannya agar tak lagi terbuka. Hoseok mendongak mematai angkasa yang perlahan berubah warna. Bersama hembusan angin kencang dari atas kereta ia menerbangkan pesawat kertasnya. Bersama terbenamnya mentari, kenangan manis dan rentetan memori.

“ Semoga kalian terus tertawa bahagia. Aku rindu itu “

***

+;' 22 Agustus 2016

Kepulan asap abu membumbung keluar dari mulutnya. Helaan nafas frustasi terdengar lirih dalam sepi ruang sempit ini. Yoongi melarikan matanya melihat tumpukan baju yang menggunung di sudut kamarnya. Dengusan lelah ia suarakan sebelum memilih bangkit dari baringnya.

Ia melangkah mendekati tumpukan baju disana. Berjongkok di hadapan gunungan baju dengan bau tak bersahabat itu. Yoongi menatap tumpukan baju kotor itu dengan mata kucingnya. Mulutnya tak henti menghisap tembakau yang berada di antara kedua jarinya.

Dirasa telah habis ia kemudian berdiri dan membuang puntung rokok itu ke lantai. Tak peduli akan rasa panas yang akan ia terima, Yoongi dengan acuh menginjak puntung rokok yang tak berdosa. Ia mengumpulkan baju kotor dan memasukkannya ke dalam sebuah keranjang besar.

Dengan langkah gontai Yoongi membawa keranjang itu menuju tempat laundry umum. Dia memasukkan baju satu persatu ke dalam mesin cuci. Kedua tungkainya melangkah mendekati sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu usang.

Biasanya ia tak sendiri. Yoongi itu benci mencuci. Hoseok akan menegurnya dengan tepukan di bahu jika ia melihat gunungan baju kotor di kamarnya. Jimin pun akan dengan senang hati ikut karena ia suka duduk di atas jajaran mesin cuci dengan rambut merah jambu macam gulali.

Yoongi terkekeh. Hoseok yang duduk di sampingnya, menatap geli pada Namjoon dan Taehyung yang sedang bergurau. Jin yang melontarkan dad jokes-nya pada Jimin, dan Jungkook yang turut menyumbang tawa.

Yoongi dengan seringai kecilnya menundukkan kepala. Lelah dengan semua kenangan yang menghantam dirinya. Ia merogoh saku jaketnya dan mengambil ponsel pintar buatan Korea Selatan.

Membuka aplikasi Notes dan mengetikkan rangkaian kata yang tersusun menjadi sebuah lagu indah tanpa irama dan nada. Lagu ini akan jadi hadiah untuk pertemuan kembali mereka. Lagu ini untuknya yang merindui mereka, untuk mereka yang tengah merindui individu-individu lainnya.

“ Musim semi cepatlah datang. Agustus-ku seperti musim dingin. Aku merindukan mereka “

... to be continue

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status