Home / Fantasi / Mahkota Darah sang PHOENIX / 31. Melangkah Bersama

Share

31. Melangkah Bersama

Author: Aksarajjawi
last update Last Updated: 2025-11-29 01:04:00

"Kaisar, jangan lagi bercanda," suara Zhu Linglong kali ini tegas. Seakan gadis itu kehilangan stok sabar dari tubuhnya.

Cang Jue mengernyitkan dahinya. Matanya menyelami ekspresi Zhu Linglong dengan baik. Kelembutan di wajah gadis itu kini tak bisa lagi dipandang. Sepertinya dia memang sudah benar-benar harus serius.

Cang Jue membelakangi Zhu Linglong lagi. Dia menautkan kedua tangannya di belakang. Matanya mengedar melihat lingkungan sekitar. Tempat ini, adalah tempat yang menjadi incaran para manusia untuk berguru pada orang tua sakti, Mo Laxian.

"Aku memang benar-benar butuh waktu berdua..." Cang Jue berbicara, tanpa tersenyum atau sekedar menatap Zhu Linglong di belakangnya, "jika ada Yixiao, itu bisa mengganggu rencana tentang teknik orang tua sakti untuk menangani masalah ku. Teknik ini bukanlah teknik yang bisa sembarangan disebarkan, Zhu Linglong," jelasnya kemudian.

Dengan perasaan yang seperti ditumbuhi ilalang, ranum namun belum berbuah. Zhu Linglong berjalan cepat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   89. Bersamamu

    Perkataan Xiao Chen semua dapat didengar dengan sangat jelas oleh Cang Jue. Laki-laki itu mendadak diam tanpa kata. Matanya lurus, melihat pada sudut Selagan. Memang sebuah Kuil Suci yang tampak sangat terawat. Dibangun di tengah-tengah kebun kecil yang cukup sejuk dan indah. Cang Jue tidak terlalu paham dan tidak terlalu mengerti latar belakang Xiao Chen. Tetapi, melihat dari segala tatanan bangunan yang begitu penuh dengan konsep dan sulit ditebak. Xiao Chen bukan orang sembarangan. Entah mengapa, Cang Jue merasa... orang tersebut mungkin saja sudah mengetahui identitas aslinya. "Jika memiliki koneksi dengan orang seperti Xiao Chen, kedepannya pasti akan sangat membantu," gumam Cang Jue sambil sesekali melirik Xiao Chen yang kini sibuk membersihkan kelopak bunga dari debu. Cang Jue berpindah tatap. Melirik pada gadis di sebelah kanannya. Yang sejak tadi tangannya telah dia genggam erat. Tanpa sedikitpun untuk melepaskannya. Gadis itu tampak melihat pula ke arah Kuil Suci. Jela

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   88. Ruang Rahasia

    Suara itu terdengar samar secara nyata oleh telinga Zhu Linglong. Gadis itu tetap dalam diamnya. Dengan sedikit tersenyum. Entah mengapa ada rasa yang tak bisa dia jelaskan. Yang jelas, kali ini langkahnya sudah jelas dan pasti. Tubuhnya mengikuti Cang Jue yang kali ini sudah mengikuti laki-laki bernama Xiao Chen. 🖇️🪶 Bau aroma lilin bunga teratai tercium pekat masuk ke hidung Cang Jue dan Zhu Linglong. Kedua manusia itu baru saja memasuki sebuah ruangan. Ruangan tersebut muncul saat Xiao Chen menekan bilik rahasia di salah satu dinding Toko Xiao Chen. Ruangan itu memiliki penerangan cukup minim, dengan sedikit api dari bakaran batang lilin di sisi kanan dan kirinya. Memang ajaib, entah bagaimana dulu pengrajin membuat bangunan toko tersebut. Tetapi, nyatanya salah satu tembok khusus, merupakan bagian tersembunyi suatu ruangan yang dapat bergeser. Seolah membuka jalan. Menuju pada salah satu terowongan. Yang akhirnya membawa Cang Jue dan juga Zhu Linglong ke ruangan tersembunyi

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   87. Penegasan Ulang

    Xiao Chen memandang Cang Jue. Melihat lebih teliti penampilannya. Lalu sudut bibirnya terangkat, "baik. Kalian berdua ingin menikah sekarang juga, ya?" Cang Jue menoleh sebentar pada Zhu Linglong. Menambah langkah untuk sedikit mendekat pada gadis itu. Untuk sekali lagi, Cang Jue memutuskan agar mencoba lebih menyertai keberadaan Zhu Linglong sebagai teman dekatnya. Teman hatinya. Sekaligus, teman baginya untuk membuat keputusan dan keyakinan. Bagi Cang Jue, gadis itu bukan sekedar orang yang harus dia selamatkan saat ini. Tetapi, juga orang yang ingin dia buat nyaman saat ini. Sesaat pikiran impulsif yang memaksanya untuk memilikinya, memang cukup menghantui keserakahan hatinya. Tetapi, setelah berpikir lebih berulang kali. Seharusnya, Cang Jue tidak memanfaatkan keadaan kepolosan Zhu Linglong untuk membawanya menikah dengan tujuan menyamar. Sekaligus, mengikat gadis itu tanpa sadar akan menjadi miliknya sendiri. Setakat itu, Cang Jue merasa... seharusnya dia bisa memperlakuka

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   86. Tawaran Xiao Chen

    Pria bernama Xiao Chen tersebut lantas melihat kepada Cang Jue. Mengurungkan niatnya untuk mendekat pada Zhu Linglong. Xiao Chen tersenyum lebih lebar, kini beranjak mendekati Cang Jue. "Kalau begitu ... sekarang biarkan aku berbicara padamu Tuan Baju Biru," ujarnya kepada Cang Jue. Cang Jue menyipitkan matanya. Merasa, sedikit aneh. Pikirannya berkecamuk. Wajahnya kaku. Dahinya mengerut. "Sebenarnya apa tujuanmu menghalangi kami pergi dari sini?" tanya Cang Jue penuh selidik. "Ehm," dehem Xiao Chen, kipas di tangannya bergerak mulai mengipasi wajahnya sendiri, "kalau sudah ada pelanggan yang datang, maka berarti aku harus melayani dengan baik," kata Xiao Chen, menjawab dengan nada yang sangat ramah. "Sekiranya, apa yang dibutuhkan oleh Tuan dan Nona di sini?" tanya Xiao Chen, melanjutkan. Mendengar kalimat pertanyaan itu, Zhu Linglong dan Cang Jue saling memandang. Keduanya bertemu tatap, seolah ingin berbicara. Masih berusaha untuk memahami situasi yang terjadi di tempat ini.

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   85. Toko Xiao Chen

    Mulut Cang Jue melengkung naik. Cukup tipis. Tapi artinya sangat dalam. Laki-laki itu mengangguk sekali, "terima kasih," singkat Cang Jue, lalu melanjutkan bicara dengan lebih lembut, "kalau begitu... mari kita masuk ke kota, aku akan lakukan sesuatu untuk mempermudah kita di Kota ini." Selesai mengucap itu, dia mengelus dahi Zhu Linglong pelan. Lalu sedikit memberi jarak posisi mereka berdua yang saling sembunyi di balik tumpukan kayu tinggi.Melihat suasana yang mulai sedikit menggelap. Tanda, bahwa siang hari akan segera sirna. Cang Jue bergerak lagi. Mengeluarkan jurus dua tapak jarinya. Mulai mengalirkan inti Meridian Jiwa. Memusatkan energi sihirnya untuk bisa keluar. Sampai akhirnya, mahkota Kerajaan yang selalu dia pakai di atas kepalanya... muncul dari balik gelombang cahaya sihir birunya. Cang Jue, membawa mahkota itu ke telapak tangan kanannya. Lantas, menghancurkan mahkota itu menggukanan tenaga dalamnya. Hingga pecahan berlian tercipta cukup banyak dan indah. Menjadi

  • Mahkota Darah sang PHOENIX   84. Inner Side vs Perasaan Terpendam

    Jantung Zhu Linglong mengacau. Matanya nyaris keluar. Kalimat Cang Jue barusan terus terang menyentuh sanubari suci milik Zhu Linglong. "M-menikah? Kau tak salah bicara Cang Jue?!" Cang Jue menatap lekat pada Zhu Linglong. Mengukuhkan dirinya. "Tidak salah. Aku akan menikahi mu, dan ... dengan status ini, kita akan menyamar menjadi suami istri biasa. Bukan Kaisar Utara ataupun Putri Zhu Linglong yang diculik dan sedang dicari banyak orang," jelas Cang Jue dengan sangat tenang. Rasa-rasanya, sebagian akal Zhu Linglong hilang sepenggal. Memang benar, jika hatinya sudah mulai berbunga-bunga. Keberadaan Cang Jue sudah cukup menyentuh dirinya. Tetapi, menikah? Bukankah itu hal yang sangat besar maknanya. Setahu Zhu Linglong, pernikahan adalah ikatan suci yang tidak sembarangan. Zhu Qingyun pernah menceritakan hal ini, kakak laki-lakinya itu bilang... biasanya, pernikahan terjadi ketika jodoh sudah membiarkan cinta mengikatnya. Menikah, juga tidak pernah Zhu Linglong pikirka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status