Share

9# Rapuh

Summary,

Jika ada sebuah pepatah yang berujar mempertahankan lebih sulit daripada mendapatkan, mungkin hal ini benar.

Mengemban serta mempertahankan huru-hara sebuah asmara bukanlah sebuah hal yang mudah bagi kisah cinta rumah tangga.

Bagai sebuah bahtera kapal yang sedang berlabuh, berlanglang buwana untuk menerjang badai ombak dilautan sana. Jika sang Nahkoda tabah, mungkin semua akan baik-baik saja melanjutkan perjalanannya. Tetapi jika sang nahkoda sudah tergoda, maka semua bisa musnah seketika.

Angan selalu terucap jika keberhasilan seorang istri adalah bisa menuruti semua keinginan suami. Tetapi bagaimana jika ini semua terasa mustahil bagi Anin? Bagaimana kalau ia tidak bisa memberikan keturunan untuk Revan?

__________________________________________

Seperti sebuah bunga yang layu dalam tangkai nya. Melihat serangga yang biasanya selalu hinggap dalam bunga tersebut tiba-tiba seolah hilang dan malah berpindah pada tangkai bunga lain.

Bunga yang setiap hari merekah indah kini sayu layu bagai tak berarti lagi untuk sang serangga tersebut. Serangga indah yang dulu selalu memuji keselarasan bunga tersebut kini sudah tidak lagi.

Bunga yang dulu dianggap sebagai mahkota kecantikan diantara lainnya kini purna bahkan sekarang Sang Serangga malah sedang asik bergumam mesra hinggap pada tangkai muda Bunga yang menurutnya lebih menarik daripada sebelumnya.

.

~~ Srek ~~

"Hah bodoh apa kau pikir aku akan menyerah untuk mengabaikan dendam ku pada Ayah bajingan mu itu," Tubuh Jangkung kini sudah tidak sadarkan diri kala seorang Pria berperawakan tinggi baru saja mendekapnya.

"Bawa dia ke mobil," perintah sang Majikan dari para Bodyguard yang tengah mendekap Reno Sekarang.

"Jangan kira aku kalah dari mu dokter munafik," Wanita itu, Alice bersmirk jahat sembari melangkahkan kakinya untuk memulai langkah selanjutnya.

Mobil berjalan dengan sang majikan yang berada di depan untuk mengomando seluruh anak buah bayaran nya tersebut.

"Bawa dia ke hotel, kita akan memulai rencana selanjutnya," Perintah wanita berpenampilan bidadari tetapi sikapnya tidak bisa mencerminkan wajahnya.

Seseorang yang diperintah hanya menurut dan melakukan apa yang dikatakan oleh Alice karena Alice lah sang penguasa dari mereka.

🍂 Flashback On 🍂

Selang satu Minggu Alice sudah tidak bertemu dengan Reno, ini Alice sengaja melakukan nya supaya Reno tidak begitu menaruh curiga terhadap nya, ia tidak ingin disangka sebagai wanita kegenitan yang menginginkan bertemu oleh dokter tampan itu setiap saat.

Hari ini ia ingin pergi ke rumah sakit tempat korban nya bekerja, Alice juga sebelum nya sudah menghubungi Reno mengatakan bahwa ia ingin memeriksakan kandungan nya padahal semua itu hanya alasan berlatar kedok belaka yang ingin Alice ujarkan.

"Siapkan diri kalian, kita akan menyiapkan rencana yang sudah kita susun sebelumnya," Ujar Alice menyeringai seram kepada seluruh bodyguard yang ia sewa.

Ya hari ini Alice ingin melancarkan aksinya kembali untuk menghancurkan Reno, membalaskan dendam yang mengepul di dalam sanubari nya ia ingin meminta keadilan dari kematian orang tuanya.

Kebetulan rumah sakit hari ini tidak begitu ramai, ah apa mungkin Alice yang datang terlalu pagi sehingga belum ada pasien yang datang. Tapi ini akan lebih memudahkan gadis ini untuk melancarkan aksi balas dendam nya.

"Selamat pagi dokter Reno," Sapa Alice begitu sopan terhadap dokter yang ada didepannya ini.

"Selamat pagi Nyonya Alice, silahkan duduk," Reno mempersilahkan Alice dengan begitu sopan.

"Terima kasih dok," balas Alice juga tidak kalah sopan.

Suasana begitu tenang menunggu saat momen yang pas untuk si cantik ini melancarkan aksinya, tepat saat Reno memeriksa Alice dengan Alice yang berbaring di sebuah ranjang rumah sakit, jari tangan Alice terangkat seakan memberi kode.

~~ Srik ~~

Seseorang dibalik pintu melihatnya, dengan begitu hati-hati ia mengendap-endap melangkah sesuai rencana yang sebelumnya sudah di buat.

Dan,

~~ Srek ~~

~~ Brak ~~ 

Reno terjatuh tidak sadarkan diri. Badannya seolah lemas dan mengantuk berat berakhir lah dengan Reno yang pingsan.

Alice tertawa jahat setelah tau korban sudah dilumpuhkan, dengan cepat ia meminta beberapa anak buah untuk masuk membawa Reno keluar sebelum ada orang yang tau tentang rencananya.

🍂 Flashback End 🍂

Satu demi satu kancing kemeja milik Reno terbuka, terpampang jelas dada bidang putih disana. Alice yang melihatnya sedikit tergoda dengan pemandangan yang sedang ada didepannya ini.

"Tidak jangan tergoda dengan dokter brengsek ini, Alice jangan," gumam Alice kepada dirinya sendiri.

Alice melanjutkan rencananya, kini tubuh Reno sudah terbuka tetapi masih meninggalkan celana dalam yang dokter tampan itu pakai, Alice tidak gila untuk membuka bungkus dalaman itu juga.

Si cantik juga sudah engap berada lama-lama disini, ia segera membuka pakaian nya juga dan berakting seolah Reno tengah memperkosa nya.

Salah satu dari anak buah Alice diminta untuk mengambil potret keduanya yang terlihat seperti berhubungan intim, posisi tanga Reno yang Alice tempatkan persis di payudaranya serta wajah tampan yang dibuat seolah tengan mencium Alice.

Alice juga berakting dengan sedikit menangis didalam kamar tersebut supaya suasana lebih bisa mendukung, ia juga sempat menyiapkan beberapa CCTV yang akan ia gunakan jika suatu saat Reno menuntut nya apabila Alice disangka mengada-ngada.

"Sebentar lagi kau akan hancur bajingan," Gumam Alice tersenyum menang.

.

.

Mahligai Rasa

Ruang Dimensi Asmara

Setelah kejadian panas semalam dimana Revan yang sedang mencumbu sang istri tetapi mengira orang lain dalam hubungan tersebut, membuat hati Anin sungguh berteriak sakit.

Apa kalian pernah membayangkan bagaimana rasanya jika kalian bercinta dengan orang yang kalian cinta tetapi menyebutkan nama lain dalam cerita panas kalian.

Anin tidak ingin Revan tau jika ia tidur di samping Revan, Si cantik ini takut jika Revan marah mengetahui hubungan panas mereka semalam. Dengan segera Anin pergi dengan langkah yang terseok dan air mata yang berurai deras sembari memungut pakaian nya dimana-mana.

Badan Anin lemas, area bawahnya seakan terkoyak hebat serta jangan lupakan hatinya yang kini sedang terluka akibat Revan.

"Hiks mas ini aku Anin, mengapa mas Revan malah mengira aku adalah orang lain, sakit mas," Tangisan itu bahkan tersedu hebat di dalam kamar yang menjadi saksi bisu kelamnya kisah asmara Anin.

Berbeda dengan Revan, sekarang pagi sudah menghampiri dunia ini. Malam yang tadinya hanya menjerumuskan pedihnya luka kini sudah berakhir dan berganti dengan suasana pagi yang begitu indah.

Mata tegas bak elang milik si tampan menyerngit mencoba untuk menyelaraskan cahaya yang entah masuk ke dalam netra tegasnya.

"Kenapa aku bisa dirumah, bukankah semalam aku di bar," Revan bermonolog bingung pasalnya ia ingat jika semalam ia tengah mabuk.

Revan juga bingung mengapa bisa ia bertelanjang dada dan hanya memakai boxer nya dan si tampan juga melihat sebuah cairan putih yang mengering di selimut nya serta jangan lupakan jika disana juga terdapat sebuah darah juga yang mengikis.

"Apa semalam aku membawa jalang kemari?" Revan masih bermonolog bingung.

Pagi ini Anin demam, Anin yang setiap pagi menempatkan dirinya di dapur untuk membuat sebuah mahakarya lezat untuk hidangan sang suami kini tidak Revan bahkan heran dengan gadis ini sikapnya sangat berbeda dari biasanya.

Revan tidak melihat apapun yang bisa ia makan bahkan si tampan ini juga tidak melihat bayangan sang istri yang entah kemana perginya.

"Wanita pemalas," Ujar Revan disana sembari membanting satu piring yang ada di meja makan.

Revan mengapa kau sungguh egois, bahkan gara-gara dirimu semalam Anin sedang demam sekarang seorang diri mencoba menahan semua luka yang kau berikan kepadanya. Tetapi dirimu malah seenaknya bahkan menghina istrimu sendiri.

.

🍂 Revan POV 🍂

Kalian pasti mengira jika aku adalah sosok antagonis disini, tapi sebenarnya kalian belum mengetahui bagaimana rasaku yang dituntut keluarga ku untuk terus memberikan keturunan dari keluarga Pratama.

Aku memang sangat mencintai Istriku, Anin adalah sosok gadis yang baik. Tetapi mengapa ia kurang sempurna, mengapa Anin harus memiliki gangguan di dalam kandungan nya.

Entah mengapa akhir-akhir ini rasaku terhadap istri ku semakin memudar, dulu rasa ini begitu menggebu untuk melindungi dan mendekapnya tapi sekarang sudah tidak.

Kalian pasti bertanya jika hadirnya Jessica adalah salah satu alasan nya?

Jawaban ku adalah iya, semenjak aku kembali bersama gadis yang dulu sempat singgah dihatiku rasaku kepada gadis itu hadir kembali, ingin rasanya aku mengulang waktu untuk menjadikan Jessica sebagai ratuku dan berbahagia bersamanya.

Aku begitu tertekan saat Kedua orang tuaku menuntut ku terus menerus untuk memberikan nya seorang cucu. Jika Anin saja tidak bisa bagaimana caraku untuk bisa mewujudkan keluarga ku.

Kejadian semalam terus terlintas di dalam benakku, aku sangat heran mengapa aku bisa ke kamar dalam keadaan telanjang padahal aku ingat pasti jika saat itu aku di bar.

Dan tentang sperma mengering serta darah yang terdapat di seprai kasur itu, apa benar jika aku tadi malam menyewa jalang? Tetapi pasti Anin tidak akan membiarkan nya jika Jalang itu sampai bisa masuk ke dalam rumah.

Sebenarnya apa yang terjadi malam itu?

🍂 Revan POV End 🍂

.

Pikiran Revan masih berputar mencoba mengingat tentang apa yang sebenarnya terjadi, tidak mungkin jika semalam ia bercinta dengan istrinya karena Kamar mereka saja tidak sekamar.

Goresan serta sayatan luka yang begitu mendalam seolah menyatu menjadi satu hingga berujung debu yang akan terbang.

Bisikan serta suara kenikmatan yang pernah berujar di malam pertama saat itu juga berganti dengan jeritan luka akan paksaan.

Reno mencoba melupakan kejadian itu, hal ini juga menurut Reno tidak begitu penting lagipula tidak apa tidur bersama jalang sesekali.

Mengapa bisa si jangkung ini bisa berucap nama Jessica di sela kegiatan panasnya, apa ia benar-benar rindu dengan gadis tersebut.

"Halo Jes, apa kamu sibuk hari ini?" Benar Reno sudah gila dengan Jessica bahkan sekarang adalah waktu jam kerja tapi pria ini malah sempat-sempatnya menelfon gadis Weird tersebut.

"Halo Revan, iya hari ini aku tidak begitu sibuk hanya bertemu dengan klien pagi tadi," Sahut Jessica gadis yang sekarang menjalani masa pelatihan sebelum dirinya benar-benar mengambil alih jabatan ayahnya.

"Oh begitu baiklah nanti jam makan malam aku akan menjemputmu," Apa rencana Revan sebenarnya?

"Kita akan pergi bersama aku jenuh dengan berkas klien baru ku," Sebenarnya apa Revan lupa jika dirinya sudah memiliki istri, mengapa malah mengajak wanita lain jika ia pergi jalan-jalan untuk menghibur pikirannya bukankah ia masih punya Anin yang setia itu.

Disaat tabir luka tengah terkoyak dengan hebatnya, ada juga sosok lain yang malah bersenandung bahagia seolah tidak sadar akan kesalahannya.

Prinsip manusia adalah mencari pasangan dengan berlomba-lomba melihat segi kesempurnaan nya, jika salah satu sudah memastikan bahwa pasangan yang akan dipilih sempurna pasti sejumlah purnama akan hadir didalamnya.

Tetapi bagaimana jika kesempurnaan yang semula diagungkan akan hancur di tengah perjalanan?

Jangan percaya dengan cinta, Cinta hanyalah sebuah awalan bahagia dan akhiran untuk tangisan air mata.

Di dunia ini tidak akan ada sebuah fenomena pelangi yang memancar selamanya, pelangi saja akan nampak setelah hujan turun.

Tetapi bagaimana jika pelangi dahulu yang muncul baru hujan deras yang setelahnya hadir?

~~ Author POV ~~

.

Sebentar lagi adalah jam makan malam, Anin yang sedari tadi sudah ribut di dapur untuk menyiapkan makanan karena Revan pasti akan segera pulang.

Andai saja kalian tau, Anin benar-benar gadis yang keras kepala. Bahkan sudah berapa kali Revan mengoyak hatinya, berapa kali Revan menebarkan luka untuk Anin, tetapi gadis ini seolah baik-baik saja dan masih sangat perhatian dengan suaminya itu.

"Hari ini aku memasak, ayam panggang kesukaan Mas Revan, dia pasti suka," Monolog Anin senang tatkala melihat mahakarya yang penuh dengan ukiran cinta ini sudah jadi.

Tetapi Anin sungguh tidak tau jika malam ini Revan akan melewatkan makan malam nya dirumah karena sudah janji akan keluar bersama Jessica, sosok yang dulu sempat ada di naungan hati Revan.

"Revan mau makan apa?" Kedua orang yang tadi tengah berjanji untuk berkencan kini sudah ada di sebuah resto.

"Aku ingin Ayam Panggang saja, Jessica mau apa?" Tanya Revan sangat lembut dengan gadis yang kini ada dihadapannya.

"Samain aja sama makanan kamu tadi," Jawab Jessica dengan senyum indah.

Revan segera memanggil pekerja yang ada disana untuk memesan makanan yang ia inginkan tadi.

Suasana malam ini begitu indah nampak banyak bintang yang hadir disana menghias gelapnya langit malam yang berpadu dengan terangnya bulan.

Tangan kekar Revan menggenggam tangan lembut Jessica tersenyum hangat seperti sepasang kekasih yang sedang menjalani malam kencan.

"Kamu cantik sekali hari ini," Pujian datang dari Revan sosok yang sudah melekat kekal di hati Jessica sedari dulu.

Bagaimana rasanya jika kita dipuji mesra oleh sosok yang ada di hati kita?

Jessica tersipu malu, Revan memang ahli dalam membuatnya tersipu malu sedari dulu.

"Jangan berlebihan aku memang sudah seperti ini sedari dulu," Jessica mencoba menepis atensinya ia tidak ingin terlalu larut untuk mengartikan perkataan Revan barusan.

"Aku tidak bercanda kau malam ini begitu cantik, apa lagi pipi gembil mu ini aku bahkan mengingatnya jika kau dulu pasti sangat imut saat marah denganku hahaha," Revan mengusak untaian rambut Jessica gemas.

"Revan tatanan rambut ku bisa rusak," Memang benar kata Revan, Jessica seperti anak kecil begitu marah sangat imut.

Disaat tawa bergeming indah bagi sepasang cinta yang sedang mabuk asmara, masih tersisa kepedihan bagi satu sosok disana.

Sosok yang bahkan terkikis menyedihkan oleh sebuah ketidaksempurnaan, sungguh gadis yang malang. Seandainya Anin tau jika suaminya sedang ada dengan Jessica untuk makan malam, pasti gadis ini tidak perlu memasak banyak.

Rasa Kecewa itu muncul, janji yang dulu selalu diagungkan sekarang bahkan sudah tidak berarti lagi.

Tbc,

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status