Jonathan juga sudah ingin melangkahkan kakinya menuju keluar, tapi tiba-tiba saja langkah kakinya terhenti saat..."Nanti siang kau harus makan siang dengan Tania," ucap Dona pada anak bungsunya yang hampir saja keluar dari ruang makan.Semua orang yang ada di ruang makan langsung menatap ke arah Dona dan Jonathan secara bergantian, tapi hanya jelita yang tidak melihat.Jelita seperti tidak mau melihat dan mendengar tentang permasalahan orang dewasa, tapi Vany langsung menatap penasaran pada dua orang itu.Jonathan langsung membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah sang ibu, lalu dia berkata. "Sampai kapan pun, aku gak akan mau di jodohkan dengannya!" tegasnya pada sang ibu.Jefan menghela napas, dia sebenarnya tidak mau terlibat dalam masalah ini. Namun, saat dirinya sudah mengetahui semuanya dari sang ayah membuat dirinya harus membebaskan Riani dari permasalahan ini.Sebenarnya ini bukan permasalahan, tapi ini adalah tujuan Dona yang ingin menjodohkan Jonathan dengan Tania demi kel
Riani yang sedang membereskan beberapa alat makan yang ada di atas meja terlihat canggung dengan tatapannya Jefan, dia merasa ada yang aneh dengan tatapan itu.'Kenapa Tuan Jefan menatapku begitu?' tanya Riani di dalam hatinya.Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang mulai menghampiri Riani, Riani mulai menatap ke arah lantai dan tidak mau menatap seseorang itu karena seseorang yang sedang menghampirinya adalah."Riani, setelah ini bisa datang ke kamar saya?" tanya Jefan yang sudah berdiri di sampingnya Riani.Riani langsung menggeser tubuhnya dan menoleh ke arah seseorang tadi yang ternyata Tuan muda, Jefan."Ke ... Ke kamar? Ada apa, Tuan?" Riani bukannya menjawab pertanyaan Jefan tapi dia berbalik tanya pada sang Tuan."Ada sesuatu yang ingin saya bahas denganmu," jawab Jefan yang mulai melangkahkan kakinya dan menjauh dari Riani.Jefan mulai pergi dari ruang makan, tetapi Jefan juga mengingatkan Riani agar menemuinya di kamar karena ada sesuatu yang harus mereka bicarakan
'Sebenarnya ini pembahasan apa?' tanya Riani di dalam hatinya.Jefan masih menatap ke arah gadis yang ada di depannya, dia masih menunggu jawaban Riani."Tu ... Tuan, mohon maaf. Kenapa Tuan menanyakan masalah uang tambahan?" Akhirnya Riani memberanikan diri untuk bertanya seperti itu pada Tuannya."Kenapa kau tidur dengan Jonathan?" Jefan langsung mengeluarkan perkataan itu, perkataan yang selama ini dia tahan agar tidak menyakiti atau menyinggung hatinya Riani.Namun, sepertinya Jefan sudah hilang akal dan bingung harus mengatakan bagaimana lagi pada Riani. Jefan juga buka tipe pria yang mudah berbasa-basi, dia lebih suka berterus-terang dan tidak suka bertele-tele."Ti ... Tidur dengan Tuan Jonathan?" Riani mengulang perkataan sang Tuannya dan sang Tuan menganggukkan kepalanya.Seketika, tubuhnya Riani sangat lemas dan sepertinya dia ingin sekali memiliki jurus menghilang saat ini. Riani tidak bisa mengatakan apa pun pada Tuan Jefan, dia takut jika mengatakan yang sejujurnya dan di
Jefan sedikit tertawa dengan perkataan sang adik, lalu dia berkata. "Kau yakin mau mengenalkan Riani pada ibu?" tanyanya pada sang adik.Jonathan paham dengan tertawa sang kakak yang saat ini sedang menertawakan dirinya, dan Riani hanya bisa terdiam di antara kedua pria yang sepertinya tidak akan mengakhiri perdebatan mereka."Kalau Tuan Jonathan dan Tuan Jefan masih ingin membahas masalah ini, sebaiknya saya pamit." Riani ingin melangkah pergi dan melepaskan tangannya yang masih di genggam oleh Jonathan.Namun, tangannya Jonathan sengaja menarik tangannya Riani hingga akhirnya Riani jatuh dalam pelukannya Jonathan. Riani jatuh dalam dada bidangnya Jonathan, dan Jefan yang melihat itu sontak membulatkan matanya.Jefan benar-benar tidak menyangka jika adiknya memang memiliki hubungan dengan pembantu mereka, Riani. Tetapi, Jefan memang sudah banyak di ceritakan oleh sang ayah saat semalam. Saat di mana Jefan dan ayahnya sedang di dalam ruangan kerja sang ayah dan di sana mereka membahas
Jefan hanya tidak ingin adiknya mengalami sesuatu yang buruk akibat ulah dari ibu kandungnya mereka, Jefan sangat tidak menginginkan itu. "Semoga ibu gak melakukan apa pun pada Jonathan atau pun Riani," gumam Jefan yang sangat takut ibunya memiliki rencana buruk untuk adiknya dan sang pembantu.Jefan juga tidak yakin jika ibunya benar-benar tidak mencurigai hubungan Jonathan dan Riani, apa lagi sampai tidak tau hubungan mereka. Jefan tidak percaya dan Jefan yakin jika saat ini ibunya memiliki rencana lain, oleh sebab itu ibunya langsung menjodohkan Jonathan dengan anak sahabatnya."Riani harus bersembunyi sebelum ibu benar-benar memiliki rencana aneh," gumam Jefan yang kembali memikirkan sesuatu untuk Jonathan dan Riani.Jefan sebenarnya bukan ingin mencampuri urusan Jonathan yang sudah menyetubuhi Riani, dia benar-benar tidak mengurusi itu tapi dia ingin menyelamatkan adiknya dari rencana sang ibu tapi sepertinya sulit."Biarkan saja," ujar Jefan yang mulai bangun dari duduknya kare
'Aduh, aku harusnya menemui Jihan hari ini,' batin Riani sambil menepuk pelan jidatnya sendiri.Jonathan yang melihat tingkah mainan cantiknya, kini dia langsung berkata. "Kamu kenapa?" tanyanya pada gadis yang ada di sampingnya.Riani tidak menghiraukan pertanyaan Jonathan yang saat ini masih menatap ke arahnya, dia benar-benar sedang memikirkan sahabatnya karena hari ini dia ingin menemui sahabatnya."Riani!" panggil Jonathan hingga membuat asisten dan sang supir yang ada di kursi depan menatap ke arah belakang melalui kaca spion.Namun, saat Jeno dan sang supir melihat raut wajah Jonathan yang sedikit memerah seperti menahan amarah. Mereka berdua kembali pada tugasnya, sang supir kembali fokus pada mobil yang sedang di kemudikan dan sang asisten kembali menatap layar iPad yang sedari tadi sedang dia genggam.Jeno sedang memonitor beberapa grup yang ada di iPad itu, grup yang sudah pasti berisi tentang pekerjaannya Jonathan setelah ini.Sebenarnya Jonathan harus melakukan meeting ja
"Gak perlu di antar, aku sendirian aja jalan ke unit Apartemen kamu." Riani tidak mau merepotkan siapa pun hanya untuk mengantarkan dirinya."Gak perlu membantah perkataan ku, Riani!" Suaranya Jonathan meninggi dengan tatapan mata yang begitu menyeramkan.Riani langsung mengatup mulutnya dan menganggukkan kepalanya dengan sangat pelan, dia sangat takut dengan pria yang ada di sampingnya."Jangan membantahku dan sekarang keluar dari mobil lalu ke unit dengan Jeno," ucap Jonathan yang kembali memerintahkan gadisnya."Baik, Tuan Jonathan." Suaranya Riani terdengar pelan tapi Jonathan masih bisa mendengarnya.Jonathan mengangguk pelan lalu tangannya Riani mulai terulur untuk membuka pintu mobil yang ada di sebelahnya, setelah itu Riani melangkah pergi dari mobil dan mengikuti langkah kakinya Jeno.Sepertinya Jeno memang sudah di perintahkan oleh Jonathan, pikir Riani yang tidak mau banyak bertanya."Dasar, selalu aja membantahku." Jonathan bergumam sendiri di dalam mobilnya saat dia menat
"Mungkin Tuan Jefan seperti itu karena dia kecewa padaku," gumam Riani yang mulai sadar diri karena dirinya sudah melakukan kesalahan.Riani ingin melupakan kejadian tadi tapi dia masih mengingat semuanya karena kejadian itu sepertinya akan sulit di lupakan, pikirnya.Tentu kejadian itu akan sulit di lupakan karena berpengaruh dengan hubungannya dengan Jonathan, walau pun Riani sadar hubungan itu sebenarnya tidak ada apa-apanya tapi dia masih mengingat semua perkataan manis Jonathan padanya."Semoga nyonya Dona tidak mengetahui semua ini," gumam Riani yang ragu saat mengatakan nama nyonya Dona, karena dia yakin jika nyonya Dona juga tau tentang semua ini.Namun, Riani sudah malas membahas semua ini karena dia tidak pernah bisa menutupi semuanya lagi sampai kapan pun.Riani hanya harus berpikir bagaimana caranya menghadapi nyonya Dona jika dirinya benar-benar ketahuan olehnya, dia harus memiliki jawaban yang benar-benar masuk akal, pikirnya.***Pukul 1 siang di sebuah ruangan, ruang k