공유

4. Bertemu kembali

작가: Ade Tiwi
last update 최신 업데이트: 2021-05-26 22:00:25

Reva meminta Aldi untuk menemaninya menemui kliennya yang bernama Johan. Sudah sepuluh menit mereka sampai dan duduk menunggu di cafe yang menjadi tempat janji temu kali ini.

 

Johan yang baru sampai di cafe terlihat celingak-celinguk mencari keberadaan Mak comblang untuk Artan. Tersenyum saat menemukan Mak comblang tersebut, Artan melambaikan tangannya pada Aldi dan Reva seraya berjalan mendekat ke meja mereka.

 

"Maaf, lama menunggu." kata Johan merasa tak enak.

 

"Ah, tidak apa-apa pak Johan. Kami juga baru sampai." sahut Aldi tersenyum.

 

Johan duduk di kursi yang menghadap ke arah Aldi, sedangkan kursi yang menghadap ke arah Reva kosong.

 

Aldi menoleh ke arah Reva, kemudian terlihat ia membisikkan sesuatu di telinga Reva. Reva awalnya menggelengkan kepalanya pada Aldi, lalu ia melihat ke arah Johan yang menatap mereka dengan tersenyum. Akhirnya Reva mengangguk dan Aldi langsung berpamitan pada keduanya.

 

"Kalian berpacaran?" tanya Johan setelah Aldi melesat pergi dari hadapan mereka.

 

Reva terbelalak kaget, sedetik kemudian ia tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. 

 

"Kami hanya teman." jawab Reva malu-malu bercampur geli karena kliennya salah mengira hubungan antara ia dan Aldi.

 

"Oh, benarkah? Maafkan aku nona." 

 

"Tidak apa-apa, pak...?"

 

"Pak Johan," kata Johan mengingatkan.

 

"Ah, iya, pak Johan." kekeh Reva merasa malu. "Jadi, pak Johan ini ingin di carikan wanita yang kriteria seperti apa." 

 

Johan tertawa renyah. "Aku?" tunjuknya pada diri sendiri.

 

Reva mengangguk. "Bukankah bapak yang ingin mencari jodoh lewat jasa Mak comblang ini?" 

 

"Astaga, bukan!" kekeh Johan merasa geli.

 

Reva mengernyit. "Lantas, siapa yang ingin mencari jodoh?" 

 

"Sahabatku?" 

 

"Sahabat bapak?" Johan mengangguk.

 

"Dimana sahabat bapak?" tanya Reva penasaran.

 

"Dia tidak bisa datang hari ini, ya maklumlah, sahabat saya itu adalah orang yang super sibuk dan pekerja keras." 

 

"Waaaww!" puji Reva takjub.

 

"Sekeras hati dan jiwanya," sambung Johan yang membuat Reva terkekeh.

 

"Hmm, aku jadi penasaran dengan orangnya." kata Reva tersenyum membayangkan sosok sahabat dari Johan itu.

 

Johan terkekeh mendengarnya, Reva penasaran dengan sosok Artan? Yakin? 

 

Lalu, bagaimana reaksinya nanti jika bertemu dan melihat langsung sosok kliennya?

 

"Besok bisa bertemu?" tanya Johan memastikan

 

"Besok?" ulang Reva seakan tengah berpikir.

 

"Iya, bisa?" 

 

"Belum tahu, tapi akan saya usahakan datang. Karena banyak kliennya juga yang harus di perhatikan." jelas Reva mencoba memberikan pengertian pada Johan.

 

Johan mengangguk dan ingin mengatakan sesuatu lagi, namun suara ponselnya yang berdering mengalihkan perhatiannya. Johan mengangkat panggilan telepon itu setelah terlebih dulu melihat nama si penelpon.

 

Terlihat Johan berbincang dengan orang yang di seberang telepon, mata Johan menatap spontan ke arah Reva yang kini tampak sibuk dengan ponselnya. Kemudian, setelah Johan menganggukkan kepalanya, sambungan telepon pun berakhir.

 

"Siapa pak?" tanya Reva setelah Johan selesai bicara.

 

"Bos saya yang merangkap sekaligus jadi sahabat saya." sahut Johan mengedipkan sebelah matanya.

 

"Maksud bapak, orang yang ingin mencari pasangan itu?" Johan mengangguk.

 

"Dia akan datang,"

 

"Apa?!" pekik Reva kaget.

 

"Ya, tadi dia menelponku dan mengatakan akan datang. Eh, kenapa nona Reva kaget begitu?" 

 

"Ah tidak, aku hanya syok." kata Reva gugup.

 

"Sekitar sepuluh menit lagi dia sampai katanya." beber Johan memberi tahu seraya melirik ke arah arlojinya. Reva menganggukkan kepalanya.

 

Untuk menunggu waktu sepuluh menit sebelum Artan datang, Johan dan Reva terlibat saling mengobrol. Obrolan ringan yang diselingi sesekali canda dan tawaan, Reva nyaman saat mengobrol dengan Johan yang merupakan tipe pria humoris. Pria itu memiliki selera humor yang tinggi ternyata, tak terhitung sudah berapa banyak Reva tertawa siang ini.

 

Reva juga jadi tahu jika ternyata Johan adalah pria beristri yang mempunyai satu anak dan menanti sang buah hati yang sedang di kandung sang istri. Yup, istri Johan saat ini tengah mengandung anak kedua mereka.

 

"Maafkan saya pak Johan, saya kira bapak masih lajang." 

 

Johan terkekeh. "Tidak apa-apa, memang wajah saya ini terlihat awet muda dan bikin naksir para wanita. Iya, kan?" 

 

Reva tergelak mendengarnya. Pak Johan ini sosok yang pedenya akut ternyata.

 

Mata Johan tak sengaja menangkap sosok Artan yang terlihat seperti sedang mencari keberadaan seseorang. Johan tersenyum seraya melambaikan tangannya, beruntung karena Artan langsung melihat ke arah mejanya dan melangkah mendekat.

 

"Sahabatku sudah datang, dia disana!" tunjuk Johan ke arah belakang Reva.

 

Mendengar itu, tubuh Reva menjadi gugup luar biasa. Tapi, sebisa mungkin ia menahan reaksi gugupnya.

 

"Maaf, aku baru bisa datang sekarang. Tadi masih ada urusan yang sangat penting." Suara bariton itu seperti tak asing di telinga Reva.

 

Seperti suara....

 

"Tidak apa bos." sahut Johan santai. "Nah, ini dia Mak comblang yang saya bilang." tunjuk Johan memperkenalkan Reva yang masih duduk membelakangi Artan yang pas berdiri di belakang kursinya.

 

Artan menatap punggung seorang wanita yang dari bahasa tubuhnya nampak gugup. 

 

Reva tersenyum membalikkan badannya ke belakang, dan....

 

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Mak comblang with the boss   67. Ekstra part

    Keluarga Reva tak menyangka jika hari ini bakal bertemu dengan calon besannya, kedua orang tua Artan memaksa anaknya itu untuk membawa mereka bertemu dengan orang tua Reva.Artan tersenyum geli melihat sang mama yang awalnya ogah-ogahan dengan hubungan ia dan Reva. Tapi, kini mamanya itulah yang malah terlihat sangat antusias menyambut hubungan mereka. Bahkan kini mama Artan sudah ngebet dan tak sabar menunggu hari pernikahan mereka tiba."Halooo calon besan," sapaan hangat mama Artan pada orang tua Reva, sedangkan papa Artan sendiri hanya menyunggingkan senyumannya menyapa kedua orang tua Reva.Mama Artan mendekat dan memberikan kecupan di kedua pipi ibu Reva sembari memeluknya. Sungguh perlakuan manis yang dapat menghangat hati calon besannya."Putraku sudah menceritakan semuanya, mengenai perjalanan kisah cintanya dengan Reva. Jadi, kapan kita menentukan hari pernikahan mereka?" kata mama Reva tersenyum mengedipkan mata sebagai kode.

  • Mak comblang with the boss   66. Dia kekasihku (2)

    Artan dengan santai merangkul pundak Reva yang kini semakin gemetaran dan mencengkeram erat kemeja putih milik Artan yang melekat di tubuhnya. Kedua orang tua Artan mendelik menyaksikan anak dan wanita yang di akui sebagai kekasih putranya."Artan, apa yang kamu katakan? K—kekasih?" tanya mama Artan tergugu dengan ucapan anaknya tadi."Mama, papa, ayo masuklah terlebih dahulu. Aku akan menjelaskan semuanya pada kalian berdua." ucap Artan lembut."Tidak!" penolakan tegas mamanya. "Kami berdua tidak sudi masuk jika wanita jalang penghangat ranjang kamu masih disini.""Dia bukan jalang mama!" sentak Artan dengan suara yang mulai meninggi. "Dia kekasihku, namanya Revalda.""You lie! Kami tidak percaya dengan ucapanmu." mama Artan semakin murka, kembali menatap sengit ke arah Reva dari bawah sampai ke atas."Lihatlah dia, apakah pantas untuk disebut sebagai wanita baik-baik. Penampilannya sungguh memprihatinkan, dan sangat di sayangka

  • Mak comblang with the boss   65. Dia kekasihku

    Setelah sampai di kota, Artan menyuruh Johan untuk mengantarkan dan mengurusi segala keperluan keluarga Reva selama tinggal disini. Johan mengangguk patuh dan mengantarkan keluarga Reva ke villa milik Artan.Sementara untuk Reva, Artan meminta izin pada kedua orang tua Reva agar mengizinkan putrinya untuk tinggal bersamanya dan berjanji tidak akan berbuat macam-macam sampai tiba hari pernikahan mereka. Orang tua Reva tersenyum mengangguk dan mengizinkan, mereka percaya pada Artan sepenuhnya."Selamat datang di apartemenku!" jerit Artan ketika sampai di apartemennya, membuka pintu dan mempersilakan Reva masuk dengan hormat.Reva tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya, cukup tercengang melihat apartemen Artan yang indah. Reva berjalan sambil matanya tetap terus memperhatikan setiap sudut apartemen Artan."Kau suka?" tanya Artan sambil mendekap memeluk tubuh Reva dari belakang.Reva merasakan nyaman dan hangat dengan lekukan Artan

  • Mak comblang with the boss   64. Kembali ke kota

    Reva dan Artan sudah memutuskan untuk kembali ke kota siang ini juga, sudah cukup berlama-lama Artan bersantai-santai seperti seorang pengangguran yang tak ada kerjaan. Banyak segala tanggung jawab Artan yang tertunda selama ia di kampung Reva, kini ia mau tak mau dengan berat hati harus kembali ke kota untuk mengurusi bisnisnya yang hampir nyaris ia tinggalkan. Dan selama itu pula Artan menyerahkan segala urusan kantornya pada Miko, sepupunya.Kemarin Miko mengubunginya dan ngomel-ngomel karena Artan yang lupa diri, berjanji mengatakan pada Miko jika ia menyerahkan segala semua urusan tanggung jawab perusahaannya pada Miko selama seminggu. Tapi, ini jauh dari kata menepati janji yang Artan ucapkan.Miko juga punya perusahaan sendiri yang harus pria itu pikirkan dan kelola. Artan berdoa semoga saja masalah ini tak sampai ke telinga kedua orang tuanya.Tadi, Reva awalnya sempat menolak untuk kembali ke kota dan menyuruh Artan pulang ke kota bersama Johan se

  • Mak comblang with the boss   63. Resmi pacaran (2)

    "Heh, kalian berdua di tanya juga kok malah saling pandang senyum-senyum. Menyebalkan!" gerutu Aldy merasa kesal, pasalnya baik Artan maupun Reva tak ada yang menjawab dengan pasti pertanyaannya.Reva terkikik, "kenapa memangnya Al? Kau terlihat sangat penasaran sekali.""Oh, ya jelas aku sangat penasaran sekali. Aku penasaran, gimana sih gaya orang pacaran yang awal pertemuannya di awali dengan pertengkaran dan kebencian?" goda Aldy yang langsung membuat wajah Reva dan Artan merah padam.Ya, siapa yang tidak tahu mengenai hubungan Reva dan Artan sebelumnya. Dan, siapa juga yang tidak tahu bagaimana interaksi yang terjalin di antara keduanya yang sering kerap kali beradu mulut.Aldy saja masih ingat dengan jelas di ingatannya, merasa geli dan lucu jika sekarang kedua orang tersebut menjadi sepasang kekasih.Apakah mereka bisa rukun? Atau malah semakin adu mulut terus?Artan melangkah mendekati Reva, merangkul pundak wanita

  • Mak comblang with the boss   62. Resmi pacaran

    Setelah kepergian Niken yang akhirnya mau di antarkan oleh Aldy dan Deva. Kedua pria itu kembali pada sore hari hampir menjelang malam dengan keadaan yang sangat lelah.Reva mengambilkan air untuk adik dan temannya tersebut, keduanya bersandar lelah di kursi ruang tamu."Capek?" tanya Reva yang di angguki lemah keduanya."Siapa suruh untuk berbuat usil mengerjai orang lain." kata Reva mengomeli kedua pria itu yang tampak sekarat karena kelelahan.Aldy menatap tajam Reva, "tapi kalau tidak kerena keusilan aku, Johan dan Deva. Maka selamanya kalian berdua tak akan pernah mau saling mengungkapkan perasaan kalian masing-masing. Iya, kan?" sindir Aldy.Reva berdeham dan membuang pandangannya ke arah lain. Merasa malu atas sindiran Aldy namun ia juga merasa berterima kasih pada ketiga pria itu yang berhasil membuat ia dan Artan saling menyatakan cinta."Ah ya, dimana pria itu?" tanya Aldy celingukan mencari seseorang."Siapa?" Reva ik

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status