Share

5. Pria sinting

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2021-05-26 22:01:04

"Kau!" kaget Reva spontan menunjuk ke arah Artan yang juga kaget saat melihatnya.

Wajah Reva mengeras menahan amarah yang ingin meledak-ledak saat melihat wajah pria yang tempo hari memanfaatkannya. Reva menoleh ke arah Johan yang ekspresinya tak bisa di tebak.

"Apa maksudnya semua ini pak Johan?" tanya Reva marah. "Coba jelaskan padaku, kenapa pria ini ada disini?!"

Suara Reva yang nyaring nyaris mengalihkan perhatian seluruh pengunjung cafe lainnya. Reva tak peduli jika kali ini ia menjadi pusat perhatian kembali seperti tempo hari.

"Nona Reva, tenang dulu." kata Johan berusaha menenangkan suasana.

"Tidak!" tolak Reva seraya mengambil tasnya yang ada di meja.

"Aku membatalkan semuanya, pak Johan bisa mencari Mak comblang lainnya untuk mencari pasangan pria ini!" kata Reva menolak kerjasama Johan sembari kembali menunjuk ke arah Artan.

"Permisi," pamit Reva dan buru-buru ingin pergi secepatnya dari situ.

Dengan gerakan cepat Artan menahan kepergian Reva dengan menarik rambut panjang wanita itu yang di kucir satu, tarikan rambut Artan yang kuat membuat suara pekikan kesaktian Reva.

"Awwwhh! Lepas!" bentak Reva merasa kesakitan.

"Tidak!" tolak Artan cepat melepaskan tangannya yang menarik rambut Reva.

Reva memegangi kepalanya yang terasa sakit, rasanya rambut Reva seakan rontok semua. Belum sempat Reva merasa tenang, Artan mencekal lengannya dan langsung melangkah sambil menyeret Reva pergi dari cafe itu.

"Hei, Artan, tunggu!" jerit Johan kalang kabut melihat temannya itu yang langsung menyeret Reva.

Johan ingin mengejar Artan tapi sayangnya ia di hadang oleh pelayan cafe yang meminta bill pesanan minuman yang tadi di pesan Aldi dan Reva. Johan mendesah kesal seraya mengambil dompetnya, mengeluarkan lembaran uang tunai berwarna merah sebanyak dua.

Reva meronta-ronta berusaha melepaskan cekalan tangan Artan yang kuat, sayangnya pria itu tak mempedulikannya dan tetap melanjutkan langkahnya.

Setelah di depan mobilnya yang ada di parkiran, Artan langsung membuka pintu mobil dan dengan cepat memasukkan tubuh Reva kasar.

"Awhh!" ringis Reva kesakitan karena Artan mendorong kasar tubuhnya agar masuk ke dalam mobil.

Artan masuk ke dalam mobil di bagian kursi kemudi, menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan sedang.

"Pria gila!" maki Reva saat mobil sudah berjalan membelah jalanan.

Artan hanya menanggapinya dengan senyuman sinis serta kekehan.

Reva yang sebal melihat tampang Artan pun memilih mengurut lengannya yang terasa sakit. Benar-benar pria yang sedang menyetir ini mengalami gangguan jiwa, Reva saja bahkan belum mengenalnya. Tapi, dengan santainya pria ini bertindak sesuka jidatnya.

Reva menatap ke arah jalanan yang entah mengarah kemana, ia tidak tahu akan dibawa kemana dirinya sama pria gila ini.

"Apa dia ingin menculikku?" batin Reva bertanya-tanya dengan gerakan bola mata yang was-was mengamati setiap gerak-gerik sekitarnya.

******

"Turun!" titah Artan setelah sampai dan membuka bagian sisi mobil yang Reva duduki.

"Tidak mau!"

Artan mendesah lelah dan sekali lagi ia mencekal lengan Reva seraya menyeretnya keluar.

"Lepas! Ini sangat sakit bodoh!" kembali Reva memaki dan meronta-ronta.

"Aku sudah memperingatimu tadi, tapi kau menolak untuk menurut bukan?" sahut Artan enteng.

"Kau memang pria gila! Sakit jiwa!"

Artan tak membalas segala rentetan umpatan Reva dan tetap lanjut menyeretnya sampai di depan pintu rumah megah bercat kuning seperti keemasan.

Reva tercengang melihat rumah mewah yang begitu sangat cantik dan besar. Bahkan sangking kagumnya, mulut Reva menganga lebar.

"Ini rumah siapa?" tanya Reva saat Artan melepaskan cekalan tangannya, dan mengambil kunci di dalam saku jas kerjanya.

Reva melupakan niatnya yang tadi berusaha lepas dari cekalan Artan, dan ia hanya diam saja saat Artan kembali mencekal lengannya seraya menyeretnya masuk ke dalam rumah mewah itu.

Artan menghempaskan tubuh Reva ke sofa empuk yang ada di ruang tamu rumahnya. Reva kembali meringis merasakan sakit saat Artan menghempaskan dirinya meskipun sofa itu lembut.

"Apa?!" tanya Reva galak saat melihat tatapan mata Artan yang menatapnya lekat.

"Ternyata kau bekerja sebagai mak comblang?"

"Ya."

"Aku terkejut," ungkap Artan, ia melipat kedua tangannya di dada.

"Tapi, aku tidak akan pernah mau menjadi Mak comblang untukmu."

"Kenapa?" tanya Artan menyipitkan matanya bingung.

"Karena kau pria gila yang seenaknya melakukan apa saja sesuka udelmu."

"Hah? Udel?" ulang Artan merasa asing dengan kata itu.

Reva menyentak bangkit berdiri ingin pergi, dan lagi-lagi dengan cepat Artan menghalanginya. Kali ini Artan menghalangi menggunakan tubuhnya.

"Mau kemana kau?"

"Aku mau pulang dodol!"

"Enak saja, kita belum juga memulai perjanjian soal urusan kerjasama itu."

"Sudah aku katakan cari mak comblang lain, aku sibuk." lagi Reva menolak.

Di dorongnya dada Artan agar bergerak mundur, bukannya mundur malah tubuh Artan tak bergerak se-inci pun dengan dorongan kedua tangan Reva.

Ya Tuhan! dadanya keras sekali. batin Reva takjub.

Artan mengamati tatapan Reva yang mengarah ke dadanya, tersenyum Artan saar melihat tatapan mata Reva yang tak beralih sedikit pun pada dadanya.

Dengan iseng Artan membuka jas kerja beserta dasinya, Reva melihat semua pergerakan Artan dengan antusias.

Tangan Artan yang jahil bergerak ke arah kemeja putih dan berniat ingin membuka kancing kemeja putih itu. Tapi, suara dering ponsel Artan mengalihkan semuanya. Artan mengambil ponselnya yang ada di saku jas kerjanya yang tergeletak di lantai.

"Johan?" gumam Artan seraya menggeser layar kecil berwarna hijau.

"Artan, kau dimana!!" teriak Johan di sebrang telepon. Artan bahkan harus sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya, suara jeritan Johan menyumbat indera pendengarannya.

"Aku di rumah," sahut Artan kalem.

"Kembalikan Reva!" teriak Johan lagi.

Reva? Maksudnya Mak comblang ini? batin Artan bertanya-tanya.

Ia menatap Reva yang juga membalas tatapannya dengan sengit. Seketika ide liciknya muncul dan langsung mematikan sambungan telepon sepihak.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mak comblang with the boss   67. Ekstra part

    Keluarga Reva tak menyangka jika hari ini bakal bertemu dengan calon besannya, kedua orang tua Artan memaksa anaknya itu untuk membawa mereka bertemu dengan orang tua Reva.Artan tersenyum geli melihat sang mama yang awalnya ogah-ogahan dengan hubungan ia dan Reva. Tapi, kini mamanya itulah yang malah terlihat sangat antusias menyambut hubungan mereka. Bahkan kini mama Artan sudah ngebet dan tak sabar menunggu hari pernikahan mereka tiba."Halooo calon besan," sapaan hangat mama Artan pada orang tua Reva, sedangkan papa Artan sendiri hanya menyunggingkan senyumannya menyapa kedua orang tua Reva.Mama Artan mendekat dan memberikan kecupan di kedua pipi ibu Reva sembari memeluknya. Sungguh perlakuan manis yang dapat menghangat hati calon besannya."Putraku sudah menceritakan semuanya, mengenai perjalanan kisah cintanya dengan Reva. Jadi, kapan kita menentukan hari pernikahan mereka?" kata mama Reva tersenyum mengedipkan mata sebagai kode.

  • Mak comblang with the boss   66. Dia kekasihku (2)

    Artan dengan santai merangkul pundak Reva yang kini semakin gemetaran dan mencengkeram erat kemeja putih milik Artan yang melekat di tubuhnya. Kedua orang tua Artan mendelik menyaksikan anak dan wanita yang di akui sebagai kekasih putranya."Artan, apa yang kamu katakan? K—kekasih?" tanya mama Artan tergugu dengan ucapan anaknya tadi."Mama, papa, ayo masuklah terlebih dahulu. Aku akan menjelaskan semuanya pada kalian berdua." ucap Artan lembut."Tidak!" penolakan tegas mamanya. "Kami berdua tidak sudi masuk jika wanita jalang penghangat ranjang kamu masih disini.""Dia bukan jalang mama!" sentak Artan dengan suara yang mulai meninggi. "Dia kekasihku, namanya Revalda.""You lie! Kami tidak percaya dengan ucapanmu." mama Artan semakin murka, kembali menatap sengit ke arah Reva dari bawah sampai ke atas."Lihatlah dia, apakah pantas untuk disebut sebagai wanita baik-baik. Penampilannya sungguh memprihatinkan, dan sangat di sayangka

  • Mak comblang with the boss   65. Dia kekasihku

    Setelah sampai di kota, Artan menyuruh Johan untuk mengantarkan dan mengurusi segala keperluan keluarga Reva selama tinggal disini. Johan mengangguk patuh dan mengantarkan keluarga Reva ke villa milik Artan.Sementara untuk Reva, Artan meminta izin pada kedua orang tua Reva agar mengizinkan putrinya untuk tinggal bersamanya dan berjanji tidak akan berbuat macam-macam sampai tiba hari pernikahan mereka. Orang tua Reva tersenyum mengangguk dan mengizinkan, mereka percaya pada Artan sepenuhnya."Selamat datang di apartemenku!" jerit Artan ketika sampai di apartemennya, membuka pintu dan mempersilakan Reva masuk dengan hormat.Reva tersenyum geli melihat tingkah kekasihnya, cukup tercengang melihat apartemen Artan yang indah. Reva berjalan sambil matanya tetap terus memperhatikan setiap sudut apartemen Artan."Kau suka?" tanya Artan sambil mendekap memeluk tubuh Reva dari belakang.Reva merasakan nyaman dan hangat dengan lekukan Artan

  • Mak comblang with the boss   64. Kembali ke kota

    Reva dan Artan sudah memutuskan untuk kembali ke kota siang ini juga, sudah cukup berlama-lama Artan bersantai-santai seperti seorang pengangguran yang tak ada kerjaan. Banyak segala tanggung jawab Artan yang tertunda selama ia di kampung Reva, kini ia mau tak mau dengan berat hati harus kembali ke kota untuk mengurusi bisnisnya yang hampir nyaris ia tinggalkan. Dan selama itu pula Artan menyerahkan segala urusan kantornya pada Miko, sepupunya.Kemarin Miko mengubunginya dan ngomel-ngomel karena Artan yang lupa diri, berjanji mengatakan pada Miko jika ia menyerahkan segala semua urusan tanggung jawab perusahaannya pada Miko selama seminggu. Tapi, ini jauh dari kata menepati janji yang Artan ucapkan.Miko juga punya perusahaan sendiri yang harus pria itu pikirkan dan kelola. Artan berdoa semoga saja masalah ini tak sampai ke telinga kedua orang tuanya.Tadi, Reva awalnya sempat menolak untuk kembali ke kota dan menyuruh Artan pulang ke kota bersama Johan se

  • Mak comblang with the boss   63. Resmi pacaran (2)

    "Heh, kalian berdua di tanya juga kok malah saling pandang senyum-senyum. Menyebalkan!" gerutu Aldy merasa kesal, pasalnya baik Artan maupun Reva tak ada yang menjawab dengan pasti pertanyaannya.Reva terkikik, "kenapa memangnya Al? Kau terlihat sangat penasaran sekali.""Oh, ya jelas aku sangat penasaran sekali. Aku penasaran, gimana sih gaya orang pacaran yang awal pertemuannya di awali dengan pertengkaran dan kebencian?" goda Aldy yang langsung membuat wajah Reva dan Artan merah padam.Ya, siapa yang tidak tahu mengenai hubungan Reva dan Artan sebelumnya. Dan, siapa juga yang tidak tahu bagaimana interaksi yang terjalin di antara keduanya yang sering kerap kali beradu mulut.Aldy saja masih ingat dengan jelas di ingatannya, merasa geli dan lucu jika sekarang kedua orang tersebut menjadi sepasang kekasih.Apakah mereka bisa rukun? Atau malah semakin adu mulut terus?Artan melangkah mendekati Reva, merangkul pundak wanita

  • Mak comblang with the boss   62. Resmi pacaran

    Setelah kepergian Niken yang akhirnya mau di antarkan oleh Aldy dan Deva. Kedua pria itu kembali pada sore hari hampir menjelang malam dengan keadaan yang sangat lelah.Reva mengambilkan air untuk adik dan temannya tersebut, keduanya bersandar lelah di kursi ruang tamu."Capek?" tanya Reva yang di angguki lemah keduanya."Siapa suruh untuk berbuat usil mengerjai orang lain." kata Reva mengomeli kedua pria itu yang tampak sekarat karena kelelahan.Aldy menatap tajam Reva, "tapi kalau tidak kerena keusilan aku, Johan dan Deva. Maka selamanya kalian berdua tak akan pernah mau saling mengungkapkan perasaan kalian masing-masing. Iya, kan?" sindir Aldy.Reva berdeham dan membuang pandangannya ke arah lain. Merasa malu atas sindiran Aldy namun ia juga merasa berterima kasih pada ketiga pria itu yang berhasil membuat ia dan Artan saling menyatakan cinta."Ah ya, dimana pria itu?" tanya Aldy celingukan mencari seseorang."Siapa?" Reva ik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status