Home / Romansa / Malam Membara Bersama Pamanmu / 36. Rupawan, Tapi Iblis!

Share

36. Rupawan, Tapi Iblis!

Author: Almiftiafay
last update Huling Na-update: 2025-04-14 15:50:06
Setelah meninggalkan kafe yang ia datangi, Liora kembali ke rumah Kayden. Tadinya Leo hendak mengantarnya tetapi Liora menolaknya dan lebih memilih untuk menggunakan taksi online.

Di halaman rumah Kayden, Liora melihat pria itu ada di sana. Sedang menuruni undakan tangga di teras, tampak menawan dalam balutan kaos berkerah dan celana panjangnya yang bersih serta melihat kedatangan Liora dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

Sadar dirinya melakukan sesuatu tanpa mendapatkan izin dari Kayden, Liora memilih untuk jujur ke mana ia pergi sebelum kembali ke rumah.

“Tuan Kayden,” sebutnya dengan ragu-ragu saat pria itu mendekat. “Maaf saya tadi tidak langsung pulang karena mampir dulu ke—“

Belum sempat Liora menyelesaikan kalimatnya, Kayden berlalu pergi melewatinya begitu saja, mengabaikannya tanpa peduli akan apa yang akan dikatakan olehnya.

Punggungnya menjauh, meninggalkan Liora yang meremas jari-jarinya, menelan kembali semua kalimat yang hampir saja keluar dari bibirnya.

Almiftiafay

halooo maaf terlambat yaa. Thor akan update 2 bab, 1 bab lagi dalam 3 menit ☺️✨✨

| 11
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (3)
goodnovel comment avatar
Diahayu Aristiani
liora pasti takut di marahin kayden karna liora udah ketemu sama leo tapi dia gak omong
goodnovel comment avatar
Eva
Kayanya si Tuan arogan cemburu nih sama si Leo
goodnovel comment avatar
Christy Lino
Udh mulai cemburu yaaa si kayang
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    138. Iblis—IBLIS!

    Evan yang berdiri di dekat Kayden untuk sesaat tak bisa bergerak. Ia menatap Freya yang kehilangan kata, bukan hanya karena Kayden mencekiknya, tetapi karena ada gelombang kejut yang tak diantisipasinya dari pertanyaan itu.Evan mendengar dari pengacara Hans Mercer yang mengatakan cincin itu bisa saja dibawa sebagai ‘souvenir’ oleh psikopat gila, orang yang malam itu terakhir kali menemui Nyonya Marry—dan menyelundupkan senjata tajam ke dalam kamar rawatnya—itu ia lihat di mana keberadaannya sekarang.Di jari manis Freya.Bukankah itu telah menjelaskan bahwa Freya lah yang bertanggung jawab atas tewasnya Nyonya Marry saat itu?Evan tadinya hendak mencegah Kayden, atau menarik tangannya itu untuk pergi dari leher Freya, tetapi mengingat betapa tragisnya kematian Nyonya Marry, keberadaan Liora yang tak diketahui dan hancurnya Kayden saat badai ini menghantam ... Evan memilih untuk membiarkannya.Gadis itu gemetar di hadapkan pada kemarahan Kayden. Ia berusaha menguraikan tangan Kayden y

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    138. Sudah Di Semua Tempat, Liora-ku .....

    Setelah terus saja diterpa badai, akhirnya matahari terlihat. Kayden bisa melihat ayahnya yang pagi itu berdiri di dalam kamar yang ditinggalinya.Beliau sedang berdiri memandangi tanaman dari Liora yang ditempatkannya di dekat jendela, dengan seulas senyum yang penuh kebanggaan karena Juniper itu tumbuh semain cantik.Dan karena mendengar suara langkahnya, Tuan Owen menoleh pada Kayden yang kemudian berdiri di sampingnya.“Mau pergi?” tanya Tuan Owen pada anak lelakinya yang masih tampak murung.“Iya.”“Ke mana kamu akan mencari Liora hari ini, Kayden?”“Di rumah yang disewakan di sekitar lokasi pemakaman Mama Marry,” jawab Kayden. “Aku pikir mungkin Liora ingin selalu dekat dengan Mama Marry, jadi dia bisa saja menyewa rumah yang ada di sana, ‘kan? Terdengar konyol, tetapi tidak ada salahnya mencoba.”Tuan Owen mengangguk menyetujuinya. Beliau menghadapkan tubuhnya pada Kayden yang sepasang matanya mengarah lurus pada Juniper yang daun-daun kecilnya yang terlihat berkilauan diterpa

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    136. Kau Yang Memanggil Detak Jantung Ini

    “Kenapa kamu setega itu, Kayden?!” tanya Nyonya Rose dengan suaranya yang gemetar. “Bagaimana kamu bisa mengatakan—“ “Kalau memang dia terkena kanker, minta dia menunjukkan bukti pengobatannya selama di Berlin. Dan pastikan pada rumah sakit terkait apakah benar itu hasil diagnosanya, atau hanya sebuah rekayasa.” Kayden memotong kalimat sang Ibu tapa peduli beliau akan mengatakan apa. “Kayden—“ “Dia bisa memanipulasi kita semua dengan wajah manisnya selama ini, berbohong untuk menarik simpati adalah keahliannya,” tukasnya kemudian merangkul bahu Tuan Owen untuk pergi dari sana. Kayden tak menoleh ke belakang, tak ingin tahu juga apa yang terjadi di lantai ruang keluarga Baldwin itu. Tapi dari kepanikan dan carut-marut yang tiba di indera pendengarnya, sepertinya Julia masih belum bangun. “Bagaimana kalau dia betulan sakit, Kayden?” tanya Tuan Owen saat mereka telah tiba di teras. “Kalau memang sakit ya berobat, Pa. Tidak perlu bersandiwara,” jawab Kayden dengan tanpa bebannya. T

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    135. Berhentilah Bersandiwara

    Julia bergeming, semua kata yang terbiasa diucap dan didapatkannya sepanjang ia hidup seakan meluap begitu saja. “Mana mungkin kamu mau mengakui itu, Julia,” kata Kayden, memperdengarkan tawa lirihnya. Kemudian ia menoleh pada orang tuanya Julia dan juga ibunya sendiri yang dari wajah mereka semua masih tak bisa menerima kenyataan bahwa wanita yang mereka puja sebagai wanita paling baik itu menyimpan rahasia gelap. “Kamu mengarang semua itu karena sakit hati Liora pergi?” tanya Nyonya Rose. Yang anehnya justru Kayden sama sekali tidak kaget bahwa ibunya masih akan terus membela Julia. Beliau sudah terlalu lama dimanipulasi Julia, disuguhi wajah manis dan tuturnya yang lembut. Ucapan Kayden yang membuat keburukannya terekspos tentu akan ditepisnya dengan seribu alasan. “Mengarang? Saat ada saksi hidup yang menyaksikan itu semua?” Sudut mata Kayden mengarah pada Evan yang menunduk sembari menahan senyumnya. Sedetik kemudian barulah pemuda itu mengangkat wajahnya dan memandang Jul

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    134. Kau Tak Ada Istimewanya

    .... Kayden telah mendengar dari Evan yang melaporkan selesainya tugas ia mengusir Julia pada pagi hari berikutnya. Ia tengah duduk di dalam kamar miliknya dengan kepala yang pening, sisa mabuk semalam yang masih belum bisa teratas sekalipun ia meminum pereda mabuk. “Saya sudah mencari tahu tentang pria yang dibawa masuk oleh Julia semalam, Tuan Kayden. Tetapi sepertinya dia ketakutan dengan siapa dia berhadapan dan pergi dari tempat yang dia tinggali,” ucap Evan yang berdiri di dekat Kayden. Kedua tangannya ada di belakang tubuhnya, seolah itu adalah sikap tenang tetapi juga waspada. Ia siap dengan apapun yang diminta oleh Kayden ke depannya. “Dia teman kuliahnya Julia, dari informasi yang saya dapatkan dari beberapa teman Julia, mereka dekat sejak satu tahun terakhir. Saya akan mencarinya lagi dan memberi pelajaran padanya.” Kayden tak menjawab. Ia hanya tertunduk, diam, tanpa suara tetapi helaan napasnya membuat Evan justru bisa merasakan kehancuran yang tengah dipikulnya. “Ti

  • Malam Membara Bersama Pamanmu    133. Sakit Hati Karena Pengkhianatan

    “Tuan Kayden?!” panggil Evan yang berlari menghampiri Kayden yang berdiri di bawah hujan yang mendadak jatuh di atas langit Bordeaux malam itu. Ia menggigil saat Tuannya itu melepas jas yang ia kenakan, membantingnya ke halaman. Tanpa kata, tetapi riak kemarahannya bisa dirasakan oleh Evan yang lalu meraih lengannya. Setidaknya untuk sementara ini Kayden harus berteduh. “Brengsek,” umpat Kayden sembari melepaskan tangannya dari cengkeraman Evan. “Maaf,” ucap Evan, menundukkan kepalanya di hadapan Kayden yang tubuh dan pakaiannya hampir basah kuyup. “Bukan kamu.” Kayden mendorong napasnya dengan kasar. “Seret keluar perempuan yang tinggal di apartemenku itu secepatnya, Evan Lee!” “Tiba-tiba saja?!” Keterkejutan Evan membumbung menyentuh lampu chandelier yang bergantung di lobi. “Apa yang terjadi, Tuan? Dia—“ Evan berhenti bicara, untuk beberapa saat terhening. Mengingat kemarahan Kayden yang seperti akan membunuh orang, sepertinya Evan bisa menebak duduk perkaranya. Ia urung bert

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status