Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 153 : Heran dengan Keberadaan Argan

Share

Bab 153 : Heran dengan Keberadaan Argan

Author: Nadira Dewy
last update Huling Na-update: 2025-06-21 21:00:06

Setelah beberapa hari menikmati suasana liburan yang penuh ketenangan dan kehangatan keluarga, Juliet dan Wilson akhirnya kembali ke rumah mereka bersama Nathan dan Nathania.

Mobil yang mereka tumpangi perlahan memasuki halaman rumah. Dua pengasuh anak-anak serta pelayan rumah segera menyambut mereka dengan senyum yang hangat.

Wilson membuka pintu mobil dan langsung menggendong Nathania yang masih terlelap, sementara Juliet menggandeng tangan Nathan yang sudah mulai merengek ingin masuk dan bermain dengan mainannya.

Mereka berjalan menuju pintu rumah, dan begitu memasuki ruang tengah, suasana rumah kembali terasa hidup.

Juliet menarik napas panjang, lalu tersenyum. “Rumah tetap yang paling nyaman setelah seperti ini,” ucapnya lirih, menatap sekeliling ruang tamu yang bersih dan rapi.

Wilson menoleh dan membalas senyum Juliet. “Tapi kalau kau dan anak-anak tidak ada, rumah ini juga tidak akan terasa seperti rumah.”

Julie
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 160 : Tidak Kenal Puas

    “Lalu, apa kau pikir Wilson tidak cacat?” jawab Luis. Leonardo terdiam mendengar ucapan Luis. Tatapan sinis di wajahnya perlahan memudar, tergantikan oleh sorot mata yang lebih dalam, bukan kelembutan, tapi pemahaman getir atas kenyataan hidup yang tidak pernah memihak siapa pun dalam keluarga mereka. Luis menundukkan kepala sejenak, lalu melanjutkan dengan suara yang lebih rendah, nyaris seperti pengakuan, “Kita semua terluka, Leo… Bukan cuma kau yang duduk di kursi roda, bukan cuma Wilson yang dihancurkan oleh ambisi ibunya, bukan cuma aku yang kehilangan dua anak karena keserakahan masa lalu. Tapi kalau ada satu hal yang aku sadari belakangan ini… Harta yang dulu kupikir bisa membuat segalanya lebih baik, justru membuat kita saling membunuh, perlahan tapi pasti.” Leonardo mengernyit, menggenggam sandaran kursinya erat. “Jadi… ini apa? Penebusan dosa, atau cuma karena Ayah takut mati dan ingin meninggalkan sesuatu agar terlihat seolah Ayah pernah

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 159 : Menyerah Pada Akhirnya

    Byurrrrr...! Raina mengerjap panik, tubuhnya gemetar saat guyuran air dingin membasahi tubuh dan rambutnya. Nafasnya memburu, kesadarannya mulai pulih sepenuhnya seiring rasa dingin yang menusuk tulang. Dia mendapati dirinya duduk di kursi besi, tangannya terikat ke belakang dengan tali nilon yang kasar dan kuat. Ruangan itu gelap, hanya satu lampu redup menggantung di atas kepalanya, menciptakan bayangan tajam di dinding kosong. “Apa-apaan ini?! Siapa kalian?! Kenapa kalian melakukan ini padaku?!” Raina berteriak dengan suara parau. Di hadapannya, berdiri tiga orang pria bertubuh besar. Wajah mereka ditutupi masker hitam. Tidak ada yang bicara. Yang satu menyalakan korek api, lalu memainkan nyala kecil itu sambil berjalan mendekat, seperti mencoba menakuti. “Hei! Jawab aku! Jangan diam saja seperti ini! Kalian tahu siapa aku? Kalian—” “Justru karena kami tahu siapa kau, kami melakukan ini

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 158 : Menyingkirkan Pengganggu

    Raina mulai melancarkan rencananya secara diam-diam.“Aku harap... ini akan berhasil!” Ia tahu tidak bisa menyerang Juliet secara langsung, tidak sekarang, ketika Juliet sudah memiliki begitu banyak perlindungan, termasuk dari Wilson. Maka langkah pertamanya adalah… pengamatan. Pengumpulan informasi.Selama beberapa hari, Raina menyusun jadwal kerjanya agar bisa fleksibel. Ia mulai mengikuti Wilson dari kejauhan, mengamati rutinitasnya. Pria itu memang cermat dan terorganisir. Pagi bekerja, sore kadang mengunjungi tempat tertentu, dan beberapa kali terlihat membeli mainan atau kebutuhan anak-anak.Hingga pada suatu sore yang cerah, Raina akhirnya menemukan celah. Wilson mengendarai mobilnya menuju sebuah area perumahan elite yang cukup sepi tapi dijaga ketat. Raina menyusul dengan taksi dari jarak aman. Ia mencatat setiap detail, gerbang utama, posisi kamera pengawas, dan siapa saja yang keluar masuk dari pos penjaga

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 157 : Penolakan Dari Juliet

    Juliet menatap halaman terakhir dokumen itu, lembaran yang tinggal menunggu tanda tangannya, namun bukan karena dia ragu akan nilainya, melainkan karena beban emosional yang menyertainya. Tangannya perlahan merapatkan map dokumen itu, lalu ia letakkan di atas meja. Dengan senyum tipis yang lebih menyerupai luka yang tertutup setengah, Juliet menatap sekretaris Veronica yang berdiri di hadapannya, masih menunggu instruksi. “Terima kasih sudah membawanya ke sini,” ujar Juliet pelan, sopan tapi tegas. “Tolong sampaikan pada Nyonya Veronica… aku menghargai semua niat baiknya. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Tidak untuk sekarang.” Sekretaris itu tampak ragu. “Tapi, Nona Janetta… semua dokumen sudah lengkap. Ini tinggal—” Juliet menggeleng, matanya tajam namun lembut. “Saya tahu. Tapi tolong, jangan datang lagi untuk menyerahkan ini. Aku harap ini terakhir kalinya Anda mengantarkan dokumen seperti ini pada ku.”Sekretaris itu

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 156 : Perubahan Positif

    Di akhir pekan yang cerah itu, tawa Nathan dan Nathania mengisi udara di taman samping rumah mereka. Juliet duduk di atas tikar piknik, tertawa sambil memperhatikan Wilson yang berusaha mengejar Nathania yang terus berlari sambil membawa balon. Nathan sibuk menyusun balok kayu di atas rumput, sementara angin sejuk meniup rambut Juliet yang tergerai lembut. Wilson tertawa lepas ketika akhirnya berhasil mengangkat Nathania dan memutar tubuhnya pelan, membuat gadis kecil itu tertawa terpingkal-pingkal. Juliet ikut tertawa, merasa begitu bersyukur atas hari-hari sederhana yang dipenuhi kebahagiaan ini. Namun ketenangan itu terusik saat terdengar suara klakson dari arah depan rumah. Seorang pengasuh mendekat dan berkata pelan, “Nyonya, ada tamu di gerbang… Tuan Luis dan Nyonya Chaterine.” Juliet dan Wilson langsung saling pandang. Suasana yang semula ringan berubah jadi sedikit kaku. Wilson berdiri, wajahnya menegang, tapi Ju

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 155 : Terungkap Publik

    Karina pulang ke rumah dengan langkah gontai, tubuhnya terasa lelah, tapi bukan karena fisik, melainkan karena hati dan pikirannya yang berat. Begitu pintu kamarnya tertutup, dia berdiri mematung di tengah ruangan beberapa saat sebelum akhirnya menarik napas panjang dan berjalan menuju lemari tua di sudut kamar. Tangannya gemetar saat menarik salah satu laci terbawah, mengeluarkan sebuah album foto yang sudah lama tidak disentuh. Sampulnya sudah sedikit usang, namun begitu membuka halaman pertama, semua kenangan masa kecil itu menyeruak dengan begitu kuat. Di sana ada foto dirinya kecil, tersenyum lebar dengan rambut kuncir dua, memeluk seorang gadis kecil lain yang tidak lain adalah Juliet.Wajah Juliet kecil tampak begitu ceria, matanya berbinar memandang Karina yang berada di sampingnya. Karina menatap foto itu lama. Matanya mulai memanas. Ia membalik halaman demi halaman… ada foto mereka berdua saat bermain di taman, saat meray

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status