Beranda / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 3 : Hadiah Dari Juliet

Share

Bab 3 : Hadiah Dari Juliet

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-17 22:56:47

Kalau saja Juliet tidak sadar posisinya, dia yakin sudah memelintir usus besar CEO tampan itu!

Hanya saja, Juliet mendadak teringat sesuatu!

“Maaf, apakah aku bisa ikut ke kantor Pak CEO saja? Aku mau menemui Argan dan meminta kunci mobil,” ucapnya.

Wilson tampak menoleh padanya sebelum menganggukkan kepala.

Tidak butuh waktu lama, mereka pun tiba dan berpisah.

Wilson langsung menuju ruangannya, meninggalkan Juliet yang menunggu di lobby perusahaan.

Menunggu Argan, wanita itu mondar-mandir di dekat pintu lobi perusahaan dengan perasaan gelisah.

Juliet bahkan tidak peduli penampilannya masih lusuh ataupun tubuhnya yang seperti tertimpa truk tronton.

Selain tidak ingin buang-buang waktu lagi untuk mengambil kembali mobilnya, Juliet juga ingin memastikan keadaan dua pengkhianat itu.

Bukan kenapa-kenapa, Juliet hanya takut berakhir dipenjara jika Argan dan Rania gancet!

Untungnya, semua sirna kala Juliet akhirnya melihat Argan datang di depan halaman perusahaan.

Pria itu tampak sangat kesulitan.

Kakinya agak terbuka dan tangannya seperti ingin menahan bagian intinya.

Tapi, Juliet tidak peduli akan hal itu. Segera saja, ia mendekati pria itu.

“Argan!” panggilnya.

Seketika itu Argan langsung memperbaiki ekspresi wajahnya, mencoba untuk berdiri dengan tegak agar Juliet tidak curiga.

“Babe, kau datang?”

Babe kepalamu pitak?

Rasanya, Juliet ingin membalas demikian. Namun, dia memutuskan untuk tidak langsung menunjukkan emosinya.

Bagaimanapun, dia harus mengambil kembali semua barang yang ada pada Argan terlebih dahulu.

“Babe, aku mau pakai mobil. Mana kuncinya?” ucap Juliet dengan lembut.

Argan nampak bingung di balik wajahnya yang menahan sakit. “Tapi, Babe... sore nanti aku mau pakai juga mobilnya.”

Melihat wajah Argan yang tidak tahu malu itu, rasanya Juliet ingin sekali ia mencongkel biji matanya.

Ah, sudahlah.

Semarah apapun Juliet saat ini, dia jelas harus menahan diri dengan baik jika ingin semua berjalan lancar.

Juliet kembali tersenyum. “Maaf, Argan. Tapi, hari ini aku ada pekerjaan di luar kota. Kau tahu kan aku belum gajian dan harus menghemat.”

Argan terlihat ragu. Tapi, dia ingin melarang lebih keras juga tidak lupa kalau mobil itu adalah miliknya Juliet. Sejak Juliet beli dengan sistem kredit, mobil itu selalu berada di tangannya.

“Hanya sesekali saja tidak masalah,” pikir Argan.

Ia pun mengambil kunci mobil dari sakunya.

Tapi, tentu saja itu belum cukup untuk Juliet.

“Suratnya?” Juliet masih menadahkan tangannya, “aku khawatir terkena tilang polisi jika ada pemeriksaan mendadak.”

Memaksakan senyumnya, Argan mengeluarkan surat mobil dari tasnya lalu memberikannya kepada Juliet.

“Baiklah, terimakasih banyak,” ucap Juliet cukup puas karena bisa mengambil kembali mobilnya yang hanya tinggal dua kali lagi cicilan.

Juliet pun melangkah pergi dari sana.

Hanya saja, Argan mendadak menghentikannya. “Babe, kau lupa sesuatu, ya?”

Lupa?

Juliet mengerutkan kening karena bingung. Dia benar-benar tidak paham. “Aku lupa tentang apa memangnya?” tanya wanita itu akhirnya.

“Kau lupa kalau aku kemarin ulang tahun? Walaupun kau sudah mengucapkan lewat pesan, apa kau tidak ingin mengucapkan secara langsung?” Argan tersenyum penuh harapan,.tak menyadari kekesalan yang dirasakan oleh Juliet.

“Dia pasti sedang menunggu hadiah dariku, kan? Ucapan selamat ulang tahun sebenarnya adalah hal yang tidak dia inginkan. Cih? Bodohnya aku...” gumam Juliet di dalam hati.

Selama menjalin hubungan, Juliet selalu memberikan hadiah yang cukup mahal, selalu barang yang asli.

Tapi jika yang ulang tahun adalah Juliet, Argan hanya akan memberikan barang-barang imitasi.

Juliet tidak pernah bertanya kenapa dia diberikan barang imitasi meskipun dia sangat kecewa.

Juliet pikir, yang paling penting adalah ketulusan. Argan hanya mampu memberikan itu saja.

Bodoh sekali dirinya!

Juliet sejenak menatap Argan dengan senyuman yang cerah, tapi dia mendadak mundur selangkah.

Argan merasa ada sesuatu yang tidak beres, mulai waspada.

Namun, tidak ada kesempatan untuk pria itu menghindar.

Juliet sudah berlari dan meloncat pada tubuh Argan. Lututnya dengan sengaja dibenturkan kepada bagian inti Argan.

“Akhhhhhhhhh....!!!”

Teriakan Argan yang menggelegar itu mengundang keterkejutan dan rasa penasaran dari orang yang dapat melihat serta mendengarnya.

“Babe, kau kenapa? Padahal aku cuma ingin memelukmu erat-erat sambil mengucapkan selamat ulang tahun, loh...” ucap Juliet di dekat telinga Argan, namun senyum dan tatapan jahatnya sudah tak terbendung lagi.

Melihat Argan tak berdaya, Juliet langsung berpura-pura untuk terlihat panik. “Babe, kau kenapa?”

Namun, Argan hanya meringis sementara kedua tangannya memegangi bagian intinya.

“Babe, apa yang terjadi? Sini aku periksa!” ucap Juliet meremas bagian inti Argan..

“Akhhhhhhhhhhhh!!!!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 233 ( TAMAT)

    Setelah penantian panjang yang disertai dengan doa, kekhawatiran, dan rasa cinta yang begitu besar, akhirnya hari yang dinantikan tiba juga. Pagi itu, Juliet mulai merasakan kontraksi yang semakin intens. Wilson, yang sudah siaga sejak semalam, langsung membawa Juliet ke rumah sakit ditemani oleh Karina dan Chaterine yang terlihat jauh lebih tegang daripada biasanya. Di ruang bersalin, waktu seakan melambat. Namun setelah beberapa jam yang menegangkan, tangisan pertama bayi perempuan itu terdengar memenuhi ruangan, nyaring, kuat, dan membelah kesunyian dengan begitu menggetarkan hati. Juliet menangis. Wilson, yang menggenggam tangan istrinya erat-erat selama proses persalinan, langsung mencium kening Juliet penuh haru. Dokter menyampaikan bahwa bayi mereka lahir dengan sehat dan sempurna. Juliet juga dalam kondisi baik, tidak ada komplikasi. Perasaan lega langsung menyelimuti semua orang. “Selamat ya, Tuan dan Nyonya. Putri Anda cantik sekali,” ujar perawat sambil menggendong bay

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 232 : Kejujuran untuk Thom

    Suatu sore yang mendung, Laura dan Thom duduk di sebuah kafe kecil yang sepi di sudut kota. Suasananya tenang, hanya terdengar rintik hujan yang turun perlahan di luar jendela. Thom terlihat santai, memutar gelas kopinya, sementara Laura tampak gugup, matanya sesekali menatap keluar, lalu menatap Thom lagi. “Thom…” ucap Laura pelan. Thom menoleh cepat, memperhatikan nada suara Laura yang terdengar lebih berat dari biasanya. “Kenapa, Laura?”“Ada yang mau aku ceritakan. Tentang aku, masa laluku… dan siapa aku yang sebenarnya.” Thom mengangguk tenang, memberi ruang tanpa memotong pembicaraan Laura. Laura menarik napas panjang. Lalu, ia mulai bercerita. “Aku bukan pegawai kantor biasa. Aku… anak dari keluarga yang cukup berada. Ayahku seorang pebisnis yang cukup besar, punya koneksi di mana-mana. Selama ini aku menyembunyikannya karena aku ingin mengenalmu sebagai diriku sendiri. Bukan sebagai orang yang semua

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 231 : Kasih Sayang Luar Biasa

    Hari-hari setelah kabar kehamilan Juliet tersebar, suasana rumah berubah hangat dan penuh perhatian. Tidak hanya dari Wilson yang nyaris tidak pernah meninggalkan sisi istrinya di luar pekerjaannya, tapi juga dari seluruh keluarga besar mereka. Chaterine dan Luis sering datang ke rumah membawa makanan bergizi buatan sendiri. Chaterine bahkan rajin mengecek jadwal makan Juliet, memastikan calon cucu ketiganya tumbuh sehat sejak dalam kandungan. Padahal wanita itu juga sedang sibuk dengan bayinya sendiri. “Kau harus makan teratur, Janetta. Jangan terlalu kelelahan,” kata Chaterine sambil menata sup ayam hangat di meja makan. Juliet tersenyum lembut. “Terima kasih, Ibu mertua... aku benar-benar merasa dimanjakan sejak hamil.” Veronica, yang dulu sempat jauh, kini menjadi sosok ibu yang sangat perhatian. Ia rajin menyarankan ramuan herbal sehat dan sesekali menemani Juliet ke dokter saat Wilson tak bisa. “Waktu Ibu ha

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 230 : Kehidupan Baru Tiba

    Wilson menginjak pedal gas sedalam mungkin. Suara deru mobil menggema di telinganya, tapi pikirannya hanya dipenuhi satu hal, hanya Juliet. Panggilan telepon dari pelayan rumah masih terngiang di benaknya. “Tuan… Nyonya Juliet pingsan… dia belum sadar sejak tadi. Kami sudah membawanya ke rumah sakit supaya mendapatkan perawatan yang lebih intensif…” Dalam kepanikan, Wilson sempat kehilangan kendali. Mobilnya menabrak pembatas jalan hingga bagian depan penyok, dan darah mengalir dari pelipis kirinya. Tapi dia tidak berhenti. Dengan napas terengah dan tangan gemetar, dia tetap membawa mobilnya hingga sampai di parkiran rumah sakit. Tanpa pikir panjang, dia keluar dan berlari dengan darah masih mengalir di sisi wajahnya. Beberapa orang memperhatikan, beberapa suster bahkan menghampirinya, tapi Wilson hanya mengucap, “Aku baik-baik saja! Istri ku… di mana istriku sekarang?” Sesampainya di depan ruang IGD, matanya mencari-ca

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 229 : Kebahagiaan Untuk Reiner dan Karina

    Tangis haru memenuhi ruangan bersalin saat suara tangisan bayi yang nyaring terdengar untuk pertama kalinya. Karina menoleh lemah ke arah Reiner yang menggenggam tangannya erat, dan pria itu tidak bisa menahan air mata saat dokter mengangkat bayi kecil mereka, seorang bayi perempuan mungil yang sehat dan sempurna. Reiner mencium kening Karina sambil terisak, “Terima kasih… terima kasih banyak, Sayang. Semua berkat mu, kau luar biasa hebat, Sayang.” Karina pun menangis pelan, bukan karena sakit lagi, melainkan karena rasa syukur yang luar biasa. “Kita jadi orang tua, Reiner… Dia cantik sekali…” Tak lama kemudian, Veronica dan Juliet yang menunggu di luar langsung bergegas masuk setelah diizinkan. Begitu melihat bayi kecil itu dalam pelukan Karina, Veronica langsung menutup mulutnya, menahan tangis haru. Juliet tidak mampu berkata-kata, hanya air matanya yang jatuh melihat keajaiban hidup yang lahir dari k

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 228 : Jangan Salah Paham

    Saat Wilson tiba di rumah, suasana terasa hangat seperti biasa. Nathan dan Nathania berlari kecil menyambut ayah mereka, dan Juliet, seperti biasa, menyambut Wilson dengan senyum yang lembut. Tidak ada yang aneh, tidak ada yang berubah dari sikap Juliet, setidaknya secara lahiriah untuk saat itu. Namun, setelah makan malam dan anak-anak tidur, Juliet pergi ke kamar untuk membereskan koper Wilson. Dengan tangan terampil dan hati yang biasa tenang, dia mengeluarkan satu per satu pakaian suaminya. Tapi saat dia mengangkat salah satu kemeja putih Wilson, pandangannya langsung tertahan pada satu sisi. Ada noda samar berwarna merah muda di bagian kerah kemeja Wilson. Juliet mematung sejenak. Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat. Ia mendekatkan kain itu ke wajahnya, mengamatinya lebih teliti, dan jelas, itu adalah noda lipstik. Tidak mungkin Wilson menggunakan lipstik. Sejauh ini, Wilson hanya menggunakan lip balm saja. Alis Juliet mengern

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status