Home / Romansa / Malam Panas dengan Atasan Mantan / Bab 47 : Sedikit Cerita

Share

Bab 47 : Sedikit Cerita

Author: Nadira Dewy
last update Last Updated: 2025-05-02 21:00:00

Dari balik pintu kamar, Juliet berdiri mematung.

Telinganya dengan jelas menangkap nada bicara Karina dan Wilson yang semakin memanas dalam pembahasan mereka.

Karina dengan suara tegas dan agak tinggi meminta Wilson untuk tidak terus bersikap keras kepala, karena sikap itu hanya akan memperburuk keadaan yang sudah makin di luar kontrol.

Ia berulang kali menyebut bahwa ini demi kebaikan mereka berdua dan demi menyelamatkan Wilson dari kemarahan ayahnya yang tidak akan terbendung lagi.

Juliet menggenggam erat ujung bajunya. Ia tidak tahu pasti hubungan seperti apa yang Karina dan Wilson miliki, tapi jelas Karina berbicara seolah-olah ia adalah seseorang yang sangat penting dalam hidup Wilson. Penggambaran yang sangat mendalam seperti itu atas dirinya sendiri kepada orang lain, sudah cukup menjelaskan bahwa wanita itu memiliki peran penting dalam hidupnya Wilson.

Tapi... kenapa Juliet tidak pernah mendengar cerita tentang ini darinya?
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 114 : Petunjuk Menggembirakan

    Larisa baru saja mengganti pakaian kerjanya. Sore itu, setelah seharian bekerja, ia duduk di lantai ruang tamu sambil mengawasi Nathan dan Nathania yang sedang bermain dengan tumpukan balok warna-warni. Tawa kecil mereka membuat kelelahan Larisa sedikit mereda. “Ah, kalau mereka ruang seperti ini, lelah kerja seharian juga sudah langsung hilang.” Ia mengambil ponselnya, sekadar untuk membuka berita, dan saat itu pula matanya terpaku pada salah satu tajuk utama. "Pernikahan Wilson dan Karina Dibatalkan Mendadak Tamu Panik, Keluarga Hanya Terdiam.” Larisa membeku. Matanya tidak berkedip menatap layar. Ia mengetuk judul berita itu dengan jari gemetar, lalu mulai membaca dengan lebih teliti lagi. Disebutkan bahwa Wilson tiba-tiba jatuh sakit saat hendak mengucapkan janji pernikahan, bahkan sampai pingsan di depan altar. Acara yang seharusnya sakral itu berubah menjadi kepanikan yang luar biasa. Larisa menelan ludahnya. Jemarinya menggenggam erat ponsel, dan dadanya terasa

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 113 : Pengertian untuk Situasi

    “Sayang... kenapa kau begini?” Viana memandangi putrinya yang terhuyung di ambang pintu rumah, bau alkohol yang menyengat menyelimuti tubuh Karina begitu terendus. Dengan sigap, ia membantu Karina duduk di sofa, sementara tangis pilu gadis itu mulai pecah lagi. “Apa salahku, Bu… kenapa Wilson tidak pernah bisa melihat aku?” Karina menggumam dengan suara parau, matanya sembab, dan bibirnya bergetar. “Aku cantik... aku pintar... aku sudah sabar untuk tunggu dia bertahun-tahun. Tapi tetap... dia cuma mau Juliet saja!” Viana menghela napas panjang, menahan sesak di dadanya. Ia mengelus rambut Karina dengan lembut, tapi hatinya bagai diremukkan. Rasa kasihan pada Karina bercampur dengan kemarahan yang makin membakar. “Tenang, sayang. Semua akan Ibu atur. Wilson akan menyesal... dan dia akan kembali padamu. Walaupun dia tetap tidak mau bersamamu, Ibu pastikan tidak akan pernah ada wanita yang berani berada di sis

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 112 : Obsesi Terhadap Juliet

    Sore itu, suasana di rumah keluarga Wijaya terasa sangat hening. Karina duduk di ruang tengah dengan tatapan kosong, menatap televisi yang menyala tanpa benar-benar memperhatikan apa yang sedang ditayangkan saat itu. Kedua tangannya bersilang di dada, sementara tubuhnya bersandar malas di sofa. Ia terlihat letih, bukan karena kelelahan fisik, melainkan karena beban hati yang tidak kunjung reda meskipun sudah berkali-kali dia mencobanya. Sudah beberapa bulan berlalu sejak pembatalan pernikahannya dengan Wilson. Namun luka itu belum juga mengering. Sejak kejadian itu, Karina menghabiskan hampir seluruh waktunya di kantor dan sisanya di rumah, menolak untuk bersosialisasi atau sekadar menikmati hidup dengan sedikit lebih sibuk. Ia menutup diri, seolah dunia telah berhenti berputar setelah Wilson memilih untuk tidak menikah dengannya. Namun, harapan untuk terus

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 111 : Separuh Ingatan Kembali

    Hari itu, suasana ruang kerja Wilson dipenuhi kesibukan. Tumpukan laporan harian memenuhi mejanya, sementara layar laptop menampilkan grafik perkembangan proyek. Wilson berusaha fokus, namun pikirannya terasa berat. Sejak beberapa minggu terakhir, bayang-bayang masa lalu terus menghantui malam-malamnya. Kini, saat siang menjelang sore, suara getar ponsel pun mengejutkannya. Nama Rafael terpampang di layar. Jantung Wilson berdetak kencang. Ia tahu, Rafael tidak akan menghubunginya jika tidak membawa kabar penting. Dengan cepat, Wilson menjawab panggilan itu. Belum sempat ia bertanya, Rafael sudah berbicara dengan nada serius namun tertahan, “Lihat pesan yang baru saja aku kirim. Kau perlu melihatnya sendiri. Sekarang.” Tanpa mematikan sambungan telepon, Wilson membuka kotak masuk pesannya. Sebuah pesan masuk, berisi satu foto. Begitu gambar itu terbuka, Wilson tercengang. Matanya melebar, napasnya mulai tercekat. Itu adalah foto dirinya, dengan tuksedo hitam elegan, berdi

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 110 : Harapan Thom

    Setelah berbulan-bulan terkungkung dalam tekanan dan kepura-puraan, Wilson mulai menyadari bahwa dia tidak bisa terus bergantung pada sistem yang selama ini memenjarakannya, terutama kendali yang dimiliki kedua orang tuanya atas hidupnya. Ia tahu benar, ketika suatu hari kebenaran akhirnya terungkap, tidak akan ada lagi tempat baginya di rumah ini. Oleh karena itu, dia harus bersiap mulai dari sekarang. Malam-malam dilaluinya dalam keheningan, bukan untuk beristirahat, melainkan memetakan jalan keluar untuk masalahnya. Wilson mulai menyusun rencana dengan penuh kehati-hatian. Ia membaca buku-buku bisnis, menonton video dan seminar daring secara diam-diam, dan mulai mencatat berbagai ide yang terlintas di benaknya. Ia tahu, ide saja tidak cukup. Maka, Wilson membuka rekening pribadi yang tidak diketahui siapa pun. Uang yang seharusnya ia habiskan untuk hal-hal yang tidak penting, ia simpan dan kelola. Ia mulai mencari rekan kerja potensial y

  • Malam Panas dengan Atasan Mantan   Bab 109 : Yakin Tentang Perasaan

    Malam semakin larut. Udara dingin menyusup perlahan melalui celah jendela kamar, menyelimuti keheningan yang hanya diiringi suara detak halus dari jam dinding. Di dalam kamar sederhana itu, Larisa duduk di sisi tempat tidur sambil menatap kedua buah hatinya yang kini telah terlelap. Nathan dan Nathania tampak begitu tenang dalam tidurnya yang nampak begitu damai. Napas mereka teratur, sesekali terdengar gumaman kecil yang hanya bisa dimengerti oleh bayi seusia mereka. “Anakku....” Larisa mengusap lembut rambut Nathania, lalu menoleh ke arah Nathan. Hatinya terasa hangat sekaligus perih mendalam. Wajah kedua anak itu… begitu mirip dengan Ayahnya, Wilson. Larisa menelan ludahnya yang terasa amat pahit. Matanya mulai memanas, kabur oleh air mata yang ditahannya sejak siang tadi. Setiap kali memandangi wajah Nathan dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status