Share

Bab 15

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-04-04 19:58:08

‘Lagi?!’ Tania memekik dalam hati.

Apa Rafael tidak bosan mengganggu Tania? Karena Tania sendiri jengah mendengar nama Rafael.

“Baik, Bu Rachel. Akan saya selesaikan secepatnya,” jawab Tania tanpa bantahan.

Ia mengambil berkas yang ditunjuk oleh Rachel. Kakinya melangkah menuju ke meja yang ada di ruangan room service.

Tania memilih tempat yang nyaman untuk menyelesaikan tugasnya. Ia mau semuanya cepat selesai jadi tak perlu membuat drama dengan berkunjung ke ruangan direktur setiap hari.

“Aku kan bukan sekretaris!” Keluhnya kemudian.

Lia yang baru kembali setelah mengantarkan pesanan jadi melirik ke arah Tania.

“Tugasmu banyak?” Tanyanya kemudian. “Mau makan siang dulu, enggak?”

“Mau aku ambilkan?” Sambung Lia.

Teman Tania itu menatapnya dengan pandangan kasihan, membuat Tania akhirnya mengangguk.

“Kalau tidak merepotkan.” Tania mengangkat kertas di tangannya. “Aku mau mengantarkan ini dulu.”

Tania beranjak dari kursi. Ia gegas melangkah menuju lift, menekan tombol menuju ru
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 117

    “Tidak akan terjadi apa pun! Jawab saja, Pak!” Tania jadi membentak. Ia sejenak lupa pada jabatan Romi yang lebih tinggi darinya. Bagi Tania, Rafael yang paling penting sekarang. “Saya akan mengantar,” jawab Romi. Setidaknya, jika Romi sudah menjadi pengadu, maka pria itu akan bertanggung jawab. Romi membujuk Tania untuk masuk ke mobil. Tania harus bersabar sampai mobil yang ia tumpangi bersama Romi berhenti di rumah sakit. Romi terus menemani Tania sampai ke depan ruang rawat. Tok. Tok. “Permisi Pak Direktur.” Romi meminta izin masuk. Terdengar jawaban dari dalam ruangan. Karena sudah diiyakan, Romi membuka pintu dan melangkah masuk. Tania berjalan di belakang Romi, tidak sabaran. Namun, langkahnya terhenti sesaat kemudian. “Kamu lagi?!” Teriakan keras dengan suara yang familiar. Saat melihat Tania, darah Julian serasa naik ke kepala. Ia langsung berdiri, napasnya memburu. Tatapannya

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 116

    “Kamu kenapa?” Fera menyapa Tania yang baru datang. Bibir Tania cemberut. Wajahnya masam karena kesal. Apalagi alasannya kalau bukan Rafael. Rafael belum juga membalas pesannya sampai sekarang. Sudah lima hari berlalu, dan pesannya terbaca tanpa dibalas!“Enggak apa-apa,” sahut Tania tak bersemangat. Ia menanyakan Tasya kemudian, untuk sekedar mengalihkan pembicaraan. Tania tak mau Fera bertanya lebih banyak. “Tasya shift siang,” jawab Fera singkat. Tidak ada pembicaraan lagi karena Nico datang tak lama kemudian. Manajer itu memberitahukan reservasi grup untuk besok. “Pastikan kalian melayani dengan baik karena mereka adalah tamu-tamu VIP,” ujar Nico. Tania dan Fera mengangguk bersamaan. Tania mengucap syukur dalam hati. Romi memintanya datang ke pengadilan hari ini. Kalau jadwalnya besok, mungkin Tania harus mengucapkan maaf pada pria itu. Tak lama setelah Tania menyebutkan nama Romi dalam hati

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 115

    “Bapak mau bicara apa?” Tania langsung bertanya saat mereka duduk di dalam kafe. Tania melirik ke arah jendela yang ada di sampingnya. Ia memang sengaja memilih tempat yang terlihat. Rasanya akan mencurigakan jika Tania memilih tempat duduk di pojok saat duduk dengan seorang lelaki. Apalagi ia tidak tahu status Romi yang sekarang. ‘Apa masih suami orang? Atau sudah duda?’Tania tidak ingin ikut campur. Jadi, ia hanya menyimpan pertanyaan itu dalam hati saja. Ia juga tak mau menjadi orang yang kurang ajar. “Saya mau mengucapkan terima kasih.” Romi memulai kalimatnya. Tania mengangguk pelan. “Sama-sama, Pak,” jawab Tania. “Saya juga membantu karena dulu pacar saya terlibat,” sambung Tania. Keadaan hening sesaat. Tania yakin Romi ingin mengatakan hal yang lain. Tidak mungkin hanya ucapan terima kasih saja. “Silakan minumannya.” Pegawai kafe meletakkan dua cangkir kopi di depan Romi dan Tania.

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 114

    ‘Loh?’ Tania memandang heran. Ia memasang senyum canggung. Tania melirik sekilas ke arah cucu sang nenek. Anehnya, pria itu terlihat tidak salah tingkah sama sekali. “Namaku Enzo,” ucapnya sambil mengulurkan tangan. Tania membalas uluran tangan Enzo sopan. Lalu, Tania memperkenalkan dirinya sendiri. “Aku Tania.” Tania berusaha menjawab senatural mungkin. Ia bahkan menyisipkan senyum. Setelahnya, Tania mulai mengalihkan pembicaraan. Ia berusaha sebaik mungkin agar tidak melukai nenek dan cucu di hadapannya ini. “Nenek dan Enzo akan liburan ke mana kali ini?” Tania bertanya dengan nada lembut. “Sebenarnya, aku mau mengajak Nenek ke pantai,” jawab Enzo. Tania mengangguk. “Itu bagus! Jangan lupa memakai sunscreen. Di sini sangat panas.”Enzo menatap Tania lama, dan Tania sungguh merasa tidak nyaman. Ia memilih untuk nekat menadahkan tangan.“Boleh lihat paspornya untuk check in?” Tania akhirnya bicara. Enzo yang memberikan paspor pada Tania. Pria itu memberanikan diri untuk bert

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 113

    “Kenapa aku masuk pagi terus?” Tania mengeluh mendapati gedung Grand Velora di depannya. Ia melangkah masuk dengan hati berat. Tania tidak bisa bolos. Ia bukan orang yang tak bertanggung jawab. Tania juga … ingin melihat wajah Rafael. Apa yang terjadi setelah ia pergi? Tania sungguh penasaran. Rafael tidak menghubunginya setelah itu. Tania juga tidak memiliki keberanian dan alasan yang cukup untuk memulai. “Dia pasti baik-baik saja,” lirih Tania pelan. Tania mencoba menepikan kalut dalam hatinya sejenak. Di lobi Grand Velora, ia melihat Fera dan Tasya yang sudah siap di belakang meja resepsionis. “Selamat pagi!” Tania menyapa duluan. Ia memberikan sebuah senyum lebar. Masalah hatinya, biarlah hanya Tania yang tahu. “Pagi!” Fera dan Tasya menjawab bersamaan. Tania pamit berganti seragam sebelum bersiap di depan meja resepsionis. Ia langsung melayani tamu karena lobi tiba-tiba saja ramai. “Satu malam di kamar suite ….” Kalimat Tania terhenti. Pandangannya tertuju pada sosok y

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 112

    “Hahaha!” Julian tertawa mengejek. “Sepuluh kali lipat?” Julian menunjuk tangan Rafael. “Bergerak saja kamu tidak bisa!”Julian mengambil dua langkah cepat. Ia berdiri tepat di depan Rafael, lalu menyambar baju Rafael penuh emosi. “Sayang, jangan!” Sonya maju mendekat. Ia mencoba menenangkan sang suami. Sonya jelas tak ingin Rafael babak belur. Apalagi ia sudah melihat Julian yang mengangkat tangan. “Rafael masih terluka,” bisik Sonya. Sonya mencoba menarik Julian mundur, dan Rafael memanfaatkan kesempatan itu. Rafael mendorong Julian dan Sonya keluar apartemen. “Astaga! Rafael!” Sonya yang memekik marah sekarang. Sonya menatap Rafael kecewa. Putra yang ia bela malah mengusirnya.“Beraninya kau!” Julian menendang pintu kasar. Rafael tidak bisa menahannya dengan sebelah tangan. Ia meringis tanpa suara. Tania tahu jika ia tidak bisa terus diam. Ia tak ingin terus sembunyi, berlindung seperti pengecut di belakang Rafael. “Jangan!” Tania maju. Tania berdiri tepat di antara Rafa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status