Share

Bab 165

Penulis: Dewiluna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-05 22:00:20

“Ayahku melakukan apa?” Rafael mengeratkan rahang.

Sejak tadi, Rafael sibuk dengan pekerjaan. Cuti membuat pekerjaannya bertumpuk. Ia jadi tidak menyadari apa yang mungkin dilakukan oleh Julian.

“Tidak ada,” jawab Tania pelan.

“Kami cuma bicara,” sambung Tania.

Rafael memicing tak percaya. Dari wajah Tania, ia tahu jika ada hal buruk yang sudah terjadi.

“Bukannya kita udah janji buat saling jujur dalam hal apa pun?” Rafael menuntut.

Tania jadi kehabisan kata. Ia menghela pelan. Sepertinya, Tania tidak bisa menutupinya.

“Ayah tadi menanyakan tentang tantangan yang aku berikan.” Tania menggaruk tengkuknya canggung.

“Aku sedikit terbawa emosi dan menyebutkan semua reservasi yang ada.” Tania menghela.

Harusnya Tania tidak melakukan itu. Lebih baik jika Tania menutup mulut. Tidak ada yang menjamin Julian tak melakukan apa pun.

“Tak apa. Waktunya udah mepet. Kalau sampai ada perubahan, itu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 186

    “Eum ….” Tania memasang wajah ragu sesaat. Ia tidak mau menebar janji palsu. Tania harus memastikannya terlebih dahulu. “Sulit ya? Ini salahku.” Nathan menunduk murung. “Aku terlalu sibuk sampai melupakan tanggal pernikahan orang tuaku.” Ekspresi sedih Nathan membuat Tania akhirnya berusaha. “Untuk berapa orang? Aku akan coba mengusahakannya,” ucap Tania. Tania menggigit bibir pelan. Ia mungkin harus sedikit memberikan syarat untuk permintaan Nathan kali ini. “Tapi … Pak Nathan mungkin harus menjadi member VIP Grand Velora dulu. Dengan begitu aku bisa menaikkan reservasi Pak Nathan menjadi prioritas,” sambung Tania. Nathan mengangguk dengan wajah sumringah. Pria itu langsung setuju. “Tentu saja!” Tania balas tersenyum. Ia menanyakan beberapa detail tentang reservasi Nathan sebelum akhirnya sebuah panggilan menyela pembicaraan mereka. “Ah, sep

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 185

    “Rafael enggak pulang,” lirih Tania pelan. Tania memandang jam di layar televisi yang ada di depannya. Sudah lewat tengah malam, tapi sang suami sama sekali belum memberikan kabar. “Apa aku harus menghubunginya lebih dulu?” Tania menggeleng. Ia tidak mau memulai. Di saat dirinya sudah memberi peringatan pada Rafael, Tania tak mau bersikap lemah. “Enggak apa-apa,” ucap Tania seraya mengelus perutnya lembut. “Kalau dia memang milikku, dia pasti akan kembali padaku. Bagaimana pun caranya.” Tania mencoba berbesar hati. Ia beranjak dari sofa. Tidur terlalu larut tidak akan baik untuk kesehatan dirinya dan juga calon bayinya. Untuk sekarang, bayi dalam kandungannya adalah prioritas Tania. Hal yang lain bisa menunggu. Tania masuk ke dalam kamar tidur. Ia mencoba memejamkan mata. Namun, sejam sudah berlalu, Tania tidak bisa tidur juga. Tangannya bergera

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 184

    “Lebih baik aku mati!” Rafael meludah tak sudi. Natasha tertawa. Ia meraih dagu Rafael, mencengkeramnya erat. “Jangan menguji kesabaranku, Rafael. Aku ini bukan orang yang baik hati,” sahut Natasha. Natasha mendorong Rafael keras, membuat Rafael meringis sesaat. Natasha berjalan ke arah sofa. Ia duduk di sana. Satu jari Natasha membuat satu pengawal mendekat. “Bawa dia,” bisik Natasha pelan. Dalam satu hentakan, para pengawal membawa Rafael ke hadapan Natasha. Rafael dipaksa berlutut di depan wanita itu. “Kamu tidak bisa merendahkan aku seperti ini!” Rafael mengumpat. “Ayahku enggak akan tinggal diam!” Rafael berusaha memperingatkan. Natasha hanya mengedikkan bahu. “Masa’ sih?” Ia menyahut meledek. Natasha meraih handphone miliknya. Ia menekan satu tombol, menghubungi Julian. Natasha mencoba membuktikan ucapan Rafael. “Halo, Ayah Julian.” Natasha menyapa dengan nada ramah yang dibuat-buat. Rafael tertegun sesaat. Ia tidak tahu jika hubungan Natasha sudah sedekat it

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 183

    “Kamu mau bertemu denganku?” Rafael berdecih kasar. Baru melihat wajah Natasha sesaat, ia sudah murka. “Kamu yang merencanakan semua ini, kan?” Rafael menatap penuh kemarahan. “Udah puas kamu?!” hardik Rafael.Natasha tertawa keras. Wanita itu malah bertepuk tangan menghadapi amukan Rafael. “Kalian bertengkar? Kamu diusir?” sindir Natasha. Rafael bergeming sedikit. Ia mengatur wajahnya untuk tetap dingin. Namun, Natasha tahu apa yang terjadi. “Bagus!” Natasha bertepuk tangan riang.“Kalau begitu kamu bisa tinggal di sini. Aku akan menerima kamu dengan senang hati.” Natasha membuka kedua tangannya lebar. Rafael meludah seketika. Ia tak sudi dengan tawaran Natasha. Lebih baik mati daripada menerimanya. “Semakin kamu nakal, semakin aku menyukaimu.” Natasha tersenyum lebar.Natasha tidak keberatan dengan tatapan penuh kebencian yang diberikan oleh Rafael. Ia membalasnya dengan sebuah kedipan genit. “Jelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada istriku!” Rafael menuntut. Natasha ter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 182

    “Kak!” Tyo menerobos masuk.Ia langsung memeriksa Tania dari ujung kepala sampai ujung kaki. Tania baru bisa dihubungi setelah menghilang seharian. “Aku kan udah bilang tunggu aku pagi tadi! Kenapa Kakak jadi pulang duluan?” seru Tyo keras. Tania menggeleng pelan. Ia menghapus air mata di pipi.“Kenapa nangis? Kakak udah bicara sama Kak Rafael?” Tyo mengajak Tania duduk di sofa. Tyo tanpa canggung langsung menganggap apartemen Tania seperti rumahnya sendiri. Keadaan Tania lebih penting. Tyo tak sempat basa-basi. “Salah paham, kan?” Tyo mendesak Tania untuk bicara. Tania menghela napas. Ia memandang wajah Tyo lekat. Inginnya Tania mengiyakan, tapi rasa sakit hatinya memaksa ia untuk jujur. “Dia memang melakukan itu,” lirih Tania. “Apa?!” Tyo merasa tidak yakin dengan apa yang ia dengar. “Kak Rafael selingkuh?” Tyo bertanya, memastikan. Tania mengangguk perih. Ia menunduk dalam, dan air matanya kembali mengalir tanpa henti. Tyo, duduk di sebelah Tania dengan tangan mengepal er

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 181

    “Rafael, ayo kita berpisah.”“Tania, aku minta maaf.”Suara Tania dan Rafael menggema bersamaan. Mereka saling tatap. Rafael mendekat. Tangannya menyeka sudut mata Tania yang basah. Tania melangkah mundur. Ia menjauh dari Rafael. Tania tak ingin disentuh. “Aku enggak mau punya suami yang tidur sama wanita lain. Orang tua kamu juga pasti lebih senang kalau kita pisah,” sambung Tania. Rafael menggeleng. Ia langsung berlutut di kaki Tania. “Apa yang kamu lakukan?!” Tania mendesis keberatan. Kedua kaki Tania terus melangkah mundur. Tania mencoba menghindar. Namun, Rafael terus mendekat. “Aku bersalah. Kamu bisa menghukum aku sebanyak yang kamu mau, tapi jangan pergi dariku.” Rafael memohon. Suara Rafael tercekik. Pria itu seperti menahan dirinya sendiri untuk tidak meraung. Sudut hati Tania terasa nyeri. Tak bisa dipungkiri, ia tidak tega melihat suaminya memohon sambil berlutut di depannya sampai seperti itu. Tania menegakkan punggung. Semua ini menyakitkan, tapi Tania harus me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status