Share

Bab 27

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2025-04-16 20:30:51

“Kapan aku bisa bertemu dengannya lagi?”

Setelah perdebatan di lift waktu itu, Tania melewatkan kesempatan lagi. Ia benar-benar tidak bertemu Romi, melihat batang hidungnya saja tidak.

Tania juga tidak ingin menunggu lagi di lobi. Ia memiliki sedikit alergi pada buaya yang berjaga di sana.

“Kamu mau bertemu dengan siapa?” Lia menegur Tania yang melamun.

Mereka sedang beristirahat di dalam ruangan, dan Lia sibuk bermain dengan handphone miliknya.

“Seseorang,” jawab Tania cepat. Ia tidak mau mengucapkan lebih banyak pada Lia.

“Kamu sedang apa?” Tanya Tania, mengalihkan perhatian. Daripada ditanya, ia lebih suka bertanya.

“Lagi scroll aja,” jawab Lia singkat.

Ia menggerakkan jarinya beberapa kali sampai berhenti di satu video.

“Aku mau berbagi pengalaman aku menginap di Grand Velora.”

Suara dari video itu membuat Lia menghentikan jarinya. Tania yang juga mendengar, jadi duduk mendekat.

“Itu kan ….” Tania mengenali wanita yang ada di video.

Wanita itu adalah Gelina Hardi, ibu dar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 114

    ‘Loh?’ Tania memandang heran. Ia memasang senyum canggung. Tania melirik sekilas ke arah cucu sang nenek. Anehnya, pria itu terlihat tidak salah tingkah sama sekali. “Namaku Enzo,” ucapnya sambil mengulurkan tangan. Tania membalas uluran tangan Enzo sopan. Lalu, Tania memperkenalkan dirinya sendiri. “Aku Tania.” Tania berusaha menjawab senatural mungkin. Ia bahkan menyisipkan senyum. Setelahnya, Tania mulai mengalihkan pembicaraan. Ia berusaha sebaik mungkin agar tidak melukai nenek dan cucu di hadapannya ini. “Nenek dan Enzo akan liburan ke mana kali ini?” Tania bertanya dengan nada lembut. “Sebenarnya, aku mau mengajak Nenek ke pantai,” jawab Enzo. Tania mengangguk. “Itu bagus! Jangan lupa memakai sunscreen. Di sini sangat panas.”Enzo menatap Tania lama, dan Tania sungguh merasa tidak nyaman. Ia memilih untuk nekat menadahkan tangan.“Boleh lihat paspornya untuk check in?” Tania akhirnya bicara. Enzo yang memberikan paspor pada Tania. Pria itu memberanikan diri untuk bert

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 113

    “Kenapa aku masuk pagi terus?” Tania mengeluh mendapati gedung Grand Velora di depannya. Ia melangkah masuk dengan hati berat. Tania tidak bisa bolos. Ia bukan orang yang tak bertanggung jawab. Tania juga … ingin melihat wajah Rafael. Apa yang terjadi setelah ia pergi? Tania sungguh penasaran. Rafael tidak menghubunginya setelah itu. Tania juga tidak memiliki keberanian dan alasan yang cukup untuk memulai. “Dia pasti baik-baik saja,” lirih Tania pelan. Tania mencoba menepikan kalut dalam hatinya sejenak. Di lobi Grand Velora, ia melihat Fera dan Tasya yang sudah siap di belakang meja resepsionis. “Selamat pagi!” Tania menyapa duluan. Ia memberikan sebuah senyum lebar. Masalah hatinya, biarlah hanya Tania yang tahu. “Pagi!” Fera dan Tasya menjawab bersamaan. Tania pamit berganti seragam sebelum bersiap di depan meja resepsionis. Ia langsung melayani tamu karena lobi tiba-tiba saja ramai. “Satu malam di kamar suite ….” Kalimat Tania terhenti. Pandangannya tertuju pada sosok y

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 112

    “Hahaha!” Julian tertawa mengejek. “Sepuluh kali lipat?” Julian menunjuk tangan Rafael. “Bergerak saja kamu tidak bisa!”Julian mengambil dua langkah cepat. Ia berdiri tepat di depan Rafael, lalu menyambar baju Rafael penuh emosi. “Sayang, jangan!” Sonya maju mendekat. Ia mencoba menenangkan sang suami. Sonya jelas tak ingin Rafael babak belur. Apalagi ia sudah melihat Julian yang mengangkat tangan. “Rafael masih terluka,” bisik Sonya. Sonya mencoba menarik Julian mundur, dan Rafael memanfaatkan kesempatan itu. Rafael mendorong Julian dan Sonya keluar apartemen. “Astaga! Rafael!” Sonya yang memekik marah sekarang. Sonya menatap Rafael kecewa. Putra yang ia bela malah mengusirnya.“Beraninya kau!” Julian menendang pintu kasar. Rafael tidak bisa menahannya dengan sebelah tangan. Ia meringis tanpa suara. Tania tahu jika ia tidak bisa terus diam. Ia tak ingin terus sembunyi, berlindung seperti pengecut di belakang Rafael. “Jangan!” Tania maju. Tania berdiri tepat di antara Rafa

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 111

    “Aku tidak belajar dari kesalahan.” Tania mengeluh pelan. Di sampingnya, ada Rafael yang tertidur. Semalam, mereka melakukannya … lagi.“Aku pasti sudah gila!” Tania menggeram kesal. Ia ingin beranjak dari ranjang, tapi tangan Rafael menahannya. Pria itu menggeleng dengan mata tertutup.“Kamu enggak pernah salah,” bisik Rafael. Rafael membalik tubuh Tania, hingga mereka berhadapan. Di bawah selimut yang sama, mereka berbaring saling menatap. “Kalau ada orang yang menyalahkanmu atas semua yang terjadi, jangan dengarkan.” Rafael menggenggam tangan Tania erat. “Mereka yang tidak mengerti. Mereka tidak tau. Kalau semuanya, aku yang bertanggung jawab,” ucap Rafael. Tania membiarkan Rafael memeluknya sesaat. Mereka bertukar napas dalam kehangatan yang sama, sebelum Rafael bergerak lebih dulu. “Sakit?” Tania ikut terduduk. Saat itu, selimut yang Tania gunakan untuk menutupi tubuhnya melorot. Rafael gegas menahannya dengan sebelah tangan. “Sakit,” jawab Rafael jujur. “Tapi lebih baik

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 110

    “Ingin, tapi tidak aku lakukan.” Tania menghela keras. Ia tidak bisa meninggalkan Rafael. Apalagi saat dokter meminta Rafael untuk tidak bergerak berlebihan selama seminggu ke depan. Tania jadi merasa semakin bertanggung jawab untuk menemani Rafael. Entah bagaimana ia akan membuat alasan nanti. Padahal, Tania hanya meminta izin untuk tiga hari. “Kenapa?” Rafael menghampiri Tania yang sedang duduk di sofa.Mereka sudah selesai makan malam, dan Tania sudah menempati wilayahnya. Ia akan tidur di sofa, sama seperti kemarin.“Alismu berkerut terus dari tadi. Mikir apa?” Rafael bertanya.Tangan Rafael mencubit pipi Tania. Pria itu mulai bersikap aneh. Rafael yang dikenal sebagai seorang direktur dingin, malah sedang menggoda Tania sekarang. “Kamu ngapain?” Tania menghindar dari Rafael yang mencoba bersandar manja padanya. Rafael seketika meringis. Pria itu memasang wajah kesakitan yang membuat Tania panik.“Aku panggil dokter!” seru Tania. Namun, Rafael menghalangi. Rafael menggeleng

  • Malam Penuh Gairah Bersamamu   Bab 109

    “Benarkah?” Tania menanggapi tanpa takut. “Akan aku cari sampai dapat,” sambungnya kemudian.Rafael mendengus. Tangannya menarik Tania mendekat. Wajah mereka kini tak berjarak sama sekali. “Tidak akan kamu temukan,” sahut Rafael.Tania mencoba mundur karena ujung hidung mereka saling bersentuhan. Namun, Rafael malah memaksa Tania tetap menunduk. “Karena kamu satu-satunya,” sambung Rafael.Rafael mengakhiri ucapannya dengan jari yang menyusuri rambut Tania, menariknya perlahan mendekat. Pria itu menyambut bibir Tania hangat. Tania terkejut. Kedua matanya membelalak. Ia hendak mengangkat tubuh, tapi Rafael menahannya.Pria itu meringis kemudian. “Jangan membuatku bergerak, Tania,” lirih Rafael, pelan. “Tutup saja matamu, Sayang.” Pria itu memberikan perintah yang tak bisa dibantah. Tangan Rafael menahan Tania, membuat Tania tertunduk kembali. Tania tidak bisa menghindar, takut menyakiti pria itu.“Mmh ….” Tania bergerak tak nyaman saat kecupan Rafael berubah menuntut. Ia menggelen

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status